Anda di halaman 1dari 17

STRUKTUR DAN ORGANISASI TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN

Oleh :

ALESIA CITRA YANTI ZENDRATO


162111001
Kelas : A
Dosen pengampu : Natalia Kristiani Lase, M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Tuhan ya maha esa. Karena rahmat-Nya

kami dapat menyelesaikan makalah yang berisi hewan tingkat rendah dan hewan tingkat

tinggi. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Biologi

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang membantu mengerjakan

makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini jauh dari

sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besar nya apabila ada kekurangan atau

kesalahan penulisan pada makalah ini.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang

makalah biologi ini menjadikan keterbatasan kami pula, untuk itu kami meminta kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis

ini.

Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk

sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang hewan tingkat rendah dan hewan tingkat

tinggi.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A Latar Belakang1
B Tujuan.1
C Rumusan Masalah...1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A Hewan Tingkat Rendah..................................................................................1
B Pengertian Jaringan Hewan Tingkat tinggi....................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................13
A Kesimpulan...........................................................................................13
B Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas
kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh
banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan spesialisasi
membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek. Perkembangan embrio
hewan metazoa melalui tahap tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memiliki dua
lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diploblastik. Untuk hewan yang memiliki tiga lapisan
kulit dalam tubuhnya dinamakan triploblastik. Struktur tubuh, dan sistem sistem yang ada pada
hewan invertebrata berbeda beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek struktur dan
sistem tubuhnya.
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang.Dalam sistem
klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata.
B. Tujuan
1. Mahasiswa Mampu Mempelajari dan Mengetahui Phylum Hewan Tingkat Rendah
2. Mahasiswa Mampu Mempelajari Jaringan Hewan Tingkat Tinggi
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah struktur dan fungsi hewan tingkat rendah (invertebrata)
2. Bagaimanakah struktur dan jaringan hewan tingkat tinggi (vertebrata)

BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Hewan Tingkat Rendah (invertebrata)
Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam Invertebrata
(avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh
aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang
tersusun oleh banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan
spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek.
Perkembangan embrio hewan metazoa melalui tahap tahap tertentu. Secara embriologi,
hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diploblastik. Untuk
hewan yang memiliki tiga lapisan kulit dalam tubuhnya dinamakan triploblastik. Struktur tubuh,
dan sistem sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda beda, makin tinggi tingkatannya
semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya. 95% jenis hewan di dunia tergolong
invertebrata, invertebrata dikelompokkan menjadi delapan filum :

1. Hewan berpori (Porifera)


Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori adalah
sebuahfilum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera berasal dari kata porus =
lubang-lubang kecil, dan fera = mengandung. Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori-
pori. Dalam kehidupan, porifera belum memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada beberapa
negara maju, misalnya Amerika, porifera dimanfaatkan untuk memproduksi spons. Spons
tersebut dimanfaatkan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu mandi dan alat untuk
membersihkan kaca. Hewan berpori contohnya ialah:
Ciri-ciri umum Porifera:
- Porifera merupakan hewan metazoa yang paling sederhana.
- Tubuh terdiri atas banyak sel.
- Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan yang berpori dan di dalamnya terdapat rongga
tubuh.
- Biasanya hidup di laut, mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah
berkedalaman 5,5km.
Tubuhnya melekat pada suatu dasar dan tidak dapat berpindah tempat (sesil).
- Struktur tubuhnya memiliki dua lapisan sel (dipliblastik), yaitu lapisan luar dan lapisan dalam.
- Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk bersama aliran air melewati
pori.
- Tidak memiliki sistem saluran pencernaan makanan. Sistem pencernaannya berlangsung secara
intraseluler.

5
Ciri-ciri anatominya antara lain:
- memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
- pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebositPorifera hidup secara
heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam
bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya
di laut. Porifera terdiri atas 3.000 jenis yang dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
a. Calcarea
Hewan berbentuk silindris, bertipe sycon dan memiliki saluran-saluran radikal. Makanannya
berupa plank-ton, hewan atau tumbuhan kecil dan bahan organik. Rangka tubuh Calcarea
tersusun dari kalsium karbonat. Umumnya, Calcarea sangat kecil, hanya memiliki tinggi sekitar
3-4 inci. Dari 15.000 spesies Porifera yang ada, hanya 400 dari mereka merupakan anggota kelas
Calcarea. Perkembangbiakan berlangsung secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas
eksternal dan memisahkan diri, dapat juga dalam bentuk tunas (gemmula). Perkembangbiakan
secara seksual melalui membentukan gamet jantan dan betina yang kemudian membentuk
embrio yang keluar melalui oskulum.
b. Hexatinellida
Hewan ini dikenal sebagai bunga karang gelas, hidupnya dilaut. Bunga karang gelas mempunyai
spikula dari silikat. Contohnya, euplectella.
c.Domospongiae
Hewan ini hidup di dalam laut dan air tawar, mempunyai spikula dan silikat serta spongia atau
spongia saja. Species yang hidup dilaut misalnya spongi sp. banyak digunakan untuk
membersihkan kulit pada waktu mandi. Contoh species yang hidup di air tawar adalah spongilia
sp.

2. Hewan berongga (Coelenterata)


Coelentarata pun umumnya hidup di laut, kecuali beberapa jenis dari Hydrozoa yang hidup di
air tawar. Arti dari Coelentarata adalah koilos yakni rongga dan anteron berarti usus. Jadi
Coelentarata dapat diaryikan hewan yang memiliki rongga usus. Coelentarata merupakan
golongan hewan diploblastik, karena tubuhnya tersusun atas dua lapisan sel, yaitu ektodermis
(epidermis) dan gastrodermis (endodermis). Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan non
seluler disebut mesoglea, dan pada lapisan ini tersebar sel-sel saraf. Pada lapisan ektodermis
terdapat sel knidoblast. Di dalam knidoblast terdapat nematokist (paling banyak pada tentakel)
yaitu alat yang berfungsi untuk melumpuhkan dan mempertahankan diri dari musuhnya, disebut
juga alat penyengat.Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga

6
gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum
mempunyai anus. Reproduksi atau perkembangbiakan dapat dilakukan secara aseksual dan
seksual.

a. Hydrozoa
Hewan ini biasanya membentuk koloni atau soliter. Hydrozoa yang berkoloni membentuk polip
dan medusa, sedangkan yang soliter hanya membentuk polip saja
b. Scypozoa
Scypozoa pada umumnya berbentuk medusa dan banyak ditemukan di laut. Medusa medusa ini
dikenal dengan ubur ubur yang sebenarnya dengan pinggiran yang berlekuk lekuk. Biasanya
banyak terdampar di pantai pantai. Beberapa jenis memiliki nematokista beracun sehingga
menyebabkan gatal gatal. Contohnya: Aurelia

c. Anthozoa
Merupakan hewan karang laut yang daur hidupnya hanya mempunyai bentuk polip, tetapi ada
jugsa yang soliter. Anthozoa yang hidup soliter dapat ditemukan di pantai berair jernih, misalnya
anemone laut, sedangkan yang hidup berkoloni dapat ditemukan dalam rumah kapur yang
disebut karang laut dan dapat membentuk batu karang.
3. PLATHYHELMINTHES ( CACING PIPIH )
Umumnya bertubuh pipih ( platy ), lunak,dan tidak mempunyai rongga tubuh ( selom ).

Plathyhelminthes terdiri atas tiga kelas,yaitu :


a.Turbellaria ( Cacing Berbulu Getar )
Cacing ini hidup di air tawar yang jernih atau di tempat-tempat yang lembab.contoh:planaria.
Planaria memiliki dua mata dan permukaan tubuhnya bersilia.Hewan ini dapat menggandakan
pembuahan sendiri karena bersifat hermafrodit dan mempunyai kemampuan regenerasi yang
besar.
b.Trematoda ( Cacing Hisap )
Tubuhnya tertutup oleh kutikula yang tidak bercilia. Mulutnya memiliki alat penghisap yang di
lengkapi oleh kait-kait untuk melekatkan diri pada tubuh inangny.Beberapa contoh Trematoda.
c. Cestoda ( cacing pita )
Terdiri atas segmen segmen (proglotid) dan sudah dapat di bedakan antara kepala (skoleks) dan
tubuh (strobila), skoleks dilengkapi dengan alat penghisap. Cacing ini bersifat hemaprodit dan
sebuah proglotid merupakan satu individiu.
4. NEMATHELMINTES (CACING GILIG)
Dikenal sebagai cacing bulat silindris (gilig). Tubuhnya tidak beruas ruas tertutup oleh kutikula
dan memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut sampai ke anus.
a. Ascaris Iumbricoides

7
Cacing ini dewasa didalam usus halus manusia dan menyerap zat zat makanan. Telur yang
yang mengandung embrio keluar bersama tinja dan bila telur termakan oleh manusia akan
menetas dalam usus, lalu larvanya menembus dinding usus masuk ke pendarahan darah hingga
dinding paru-paru.
b. Necator / Ancylostoma
Dikenal dengan cacing tambang, apabila terinjak maka larva akan menembus kulit dan masuk ke
peredaran darah melintasi paru-paru hingga sampai di faring, ikut tertelan dan tumbuh menjadi
cacing dewasa pada usus halus.
c. Enterobius (Cacing Kremi)
Cacing betina bertelu disekitar anus, dapat menular secara autoinfeksi yaitu bila menggaruk
disekitar anus, telur akan menempel pada kuku jari yang kemudian termakan dan menetas dalam
usus halus dan tumbuh menjadi dewasa.
5. ANNELIDA (CACING GELANG)
Cacing yang memiliki bentuk tubuh beruas ruas. Setip ruas dibatasi sekat (septum), karena ruas
ruasnya mirip gelang (metameri) maka disebut cacing gelang. Annelida sudah memiliki system
saraf: pencernaan, ekskresi, reproduksi, dan system pembuluh. Cacing ini hidup di air tawar, air
laut dan di darat.beberapa jenis diantaranya hidup sebagai parasit.
Annelida terdiri atas kelas Pholychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinae.
a. Pholychaeta
Hidup di dalam pasir atau menggali batu batuan di daerah pasang surut. Tubuhnya memanjang,
setiap ruas mempunyai parapodia dan setiap parapodia memiliki setae kecuali pada segmen
terakhir. Contoh cacing ini adalah mereis sp, cacing wawo (lysidice sp), dan cacing palolo
(Eunice viridis).
b. Olygochaeta
Sebagian besar cacing ini hidup di air tawar atau di darat.Olygochaeta bersifat hemafrodit,tidak
mempunyai para podia,dan mempunyai beberapa setae.Contohnya: cacing tanah,dan tubifeex.
c.Hirudinae
Hidup sebagai parasit atau predator.Hidup di air tawar,air laut atau darat. Tubuhnya tidak
memiliki parapodia atau setae,tetapi memppunyai alat penghisap posterior atau anterior. Sistem
pencernaan terdiri atas mulut sampai anus.Mempunyai kelenjar ludah yang sekretnya
mengandung bahan anti koagulasi ( mencegah penggumpalan darah ). Pernapasan berlangsung
melalui kulit,ekskresi melalui nepridium yang terdapat pada setiap segmen.Contoh:Hirudo
medicinalis ( lintah ) hidup di air tawar dan pacet yang hidup di darat.
6. MOLLUSCA
Hewan bertubuh lunak, berbentuk simetris bilateral. Umumnya memiliki mantel yang
terbungkus oleh cangkang yang mengandung zat kapur tetapi ada pula beberapa jenis yang tidak

8
memiliki cangkang. Mollusca bersifat triploblastik dan mempunyai mantel yang berfungsi untuk
menutupi organ-organ visceral dan membuat rongga mantel. Memiliki alat gerak berupa kaki
yang berfungsi untuk menyerap dan menangkap mangsanya.
Mollusca terdiri atas tiga kelas, yaitu Gastropoda, Chephalopoda, dan palecypoda
(bivalvia).
a.Gastropoda (Hewan Berkaki Perut)
Dikenal dengan berbagai macam bentuk seperti siput, keong dan bekicot yang banyak ditemukan
di air tawar, laut dan darat, terutama di tempat-tempat lembab. Pada umumnya bergerak lambat,
untuk memudahkan menggeser kaki, mereka mengeluarkan lender. Gastropoda memiliki dua
pasang tentakel di kepala, biasanya terdapat mata. Dibawah tentakel terdapat mulut dengan dua
rahang yang terbuat dari zat tanduk. Saluran pencernaanya meliputi kerongkongan, lambung dan
usus.
b.Chephalopoda
Hewan ini hidup di laut, biasanya memiliki kantung tinta yang dapat menyemburkan cairan
berwarna coklat atau hitam melalui anus jika terancam bahaya. Beberapa Chepalopoda
merupakan sumber makanan bagi manusia, seperti cumu-cumi dan sotong.

c. Bivalvia Pelecypoda (Hewan Berkaki pipih)


Memiliki dua buah cangkok yang agak pipih dan pertemuan kedua cangkok itu terdapat di
bagian darsol. Diantara cangkok dan mantel biasanya masuk benda asing, misalnya pasir yang
merupakan initi untuk butir-butir mutiara. Terbentuknya mutiara dapat secara alami atau
disengaja diproduksi secara besar-besaran dengan menyuntikan inti mutiara pada beberapa Janis
kerang mutiara.
7. ARTHROPODA
Hewan ini tubuhnya berbentuk simetris bileral atau beruas-ruas, bersegmen, tubuhnya dibedakan
atas kepala, dada dan perut.
Hewan ini dibedakan atas empat kelas, yaitu crustacean, arachnida, myriapoda dan
insekta.
a. Crustacea
Pada umumnya hidup di air dan bernafas dengan insang, kepala dan dada tidak dapat dibedakan
karena bergabung membentuk kepala dada. Crustacean yang merupakan sumber makanan yang
berprotein tinggi adalah combarus sp (udang air tawar), panulirus sp (udang laut), pagurus sp
(rajungan) dan cancer sp (kepiting).
b. Arachonida
Tubuhnya terdiri atas dua bagian kepala-dada (sefalotoraks) dan abdomen (perut tidak jelas
dengan kaki berpasangan pada tiap ruasnya), umumnya merugikan manusia seperti menimbulkan

9
penyakit pada hewan seperti kudis, bahkan tungau dan caplak dapat merusak tanaman dan
makanan, contohnya adalah laba-laba dan kalajengking.
c.Myriapoda
Memiliki tubuh beruas dengan bagian kepala, dada dan perutyeng tidak jelas serta kaki
berpasangan pada setiap ruasnya
d. Insekta
Tubuhnya beruas-ruas sudah dapat dibedakan antara kepala, dada dan perut, kaki tiga pasang,
dan umumnya bersayap. Insekta bernafas dengan system pembuluh trakea, yaitu udara di luar
dialirkan melalui pembuluh trakea langsung ke jaringan. Sistem peredaran darah terbuka, artinya
tidak memiliki pembuluh darah balik maupun kapiler.

8.ECHINODERMATA
Hewan ini mempunyai lempeng-lempeng dari zat kapur dengan duri-duri kecil sehingga
disebut hewan berkulit duri.
a.Asteroidea (Bintang Laut)
Seluruh tubuhnya tertutup duri kecuali pada celah ambulakral, pada permukaan aboral terdapat
anus dan madreporit yaitu lubang yang memiliki saringan untuk menghubungkan air laut dengan
system pembuluh air dan lubang kelamin.
b. Echinoidea (Landak Laut)
Tidak memiliki lengan, tubuhnya ditutupi duri dan berbentuk simetris. Rangka dalam terdiri atas
lempeng-lempeng kapur membentuk seperti cangkok.
c. Ophiuroide (Bintang Ular Laut)
Mempunyai lengan yang panjang dan lentur sebanyak lima lipatan atau kelipatan lima, pada
permukaan oral terdapat mulut dan madreporit serta tidak memiliki anus.
d.Crinoidea (Lilia Laut)
Sepintas tampak seperti tumbuhan, memiliki lengan panjang berjumlah lima dan bercabang-
cabang, pada permukaan oral terdapat mulut dan anus.
e.Holothuroidea (Tripang)
Tubuhnya memanjang dan lunak, pada salah satu ujungnya terdapat mulut yang dikelilingi
tentakel bercabang dan dihubungkan dengan system pembuluh air, biasanya jenis kelaminnya
terpisah walaupun ada yang hermaprodit.

C Pengertian Jaringan Hewan Tingkat tinggi

10
Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk
membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki oleh vertebrata dan manusia ada
empat macam, yaitu jarinan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Berdasarkan jumlah lapisan embrionya, hewan dibagi menjadi:
1.Hewan diploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas lapis.
Contoh: Coelenterata, tidak mempunyai mesoderm.
2.Hewan triploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas 3 lapis.

Contoh: cacing tanah, siput, Arthropoda, dan Chordata.

a.Jaringan Epitel

Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi seluruh permukaan tubuh. Jaringan
epitel membatasi antara organ-organ tubuh dengan rongga tubuh. Jaringan yang melapisi lapisan
luar tubuh disebut epithelium. Jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh disebut
mesotelium. Jaringan epitel yang membatasi organ dalam tubuh disebut endothelium.

Ciri-ciri jaringan epitel sebagai berikut :

Melaksanakan fungsi absorpsi dan proteksi atau sebagai kelenjar.


Sel-sel epitel terikat oleh zat pengikat(semen) sehingga hamper tidak ada ruangan antarsel.
Sel-sel epitel melekat pada lamina basalis yang berfungsi mengkat jaringan dengan jaringan
dengan bagian yang ada di bawahnya.
Jaringan epitel dapat dogolongkan menjadi beberapa kelompok.

a. Berdasarkan Bentuk dan Jumlah Lapisan Sel Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel
dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu epitel pipih, epitel batang (silinder), dan epitel kubus. Berdasarkan jumlah lapisannya,

jaringan epitel dapat dibedakan menjadi :

Epitel Simpleks (satu lapis sel)


Epitel Kompleks ( beberapa lapisan sel)

1.Epitel Silindris Berlapis

Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel
silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring.
Jaringan ini berperan dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini berada pada lapisan paling
luar.

2.Epitel Pipih Berlapis

Epitel pipih berlapis tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel pipih
memiliki sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini di antaranya terdapat

11
pada rongga mulut, rongga hidung, Dan kerongkongan. Sesuai dengan jumlah lapisannya yang
banyak, jaringan ini berperan sebagai pelindung, misalnya terhadap gesekan.

3. Epitel Kubus Selapis

Jaringan ini tersusun atas selapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus selapis di
antaranya terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal.
Struktur jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi.

4. Epitel Kubus Berlapis

Jaringan ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus berlapis
terdapat pada mulut, kerongkongan, dan kelenjar keringat pada kulit. Sesuai dengan strukturnya,
jaringan ini berperan sebagai pelindung dari gesekan.

5.Epitel Silindris Selapis

Epitel silindris selapis tersusun atas sel-sel berbentuk silinder. Pada jaringan ini, biasanya
terdapat sel-sel goblet. Sel goblet berfungsi dalam menghasilkan lendir (mucus) yang berperan
dalam mempermudah penyerapan makanan (absorpsi). Biasanya, jaringan ini terdapat pada usus
halus dan saluran pencernaan lainnya.

6.Epitel Silindris Berlapis

Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel
silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan
ini berperan dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini berada pada lapisan paling luar.

7.Epitel Silindris Berlapis Semu Bersilia

Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak
sejajar sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada jaringan ini terdapat
silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya. Misalnya, kotoran atau debu
tidak akan masuk ke dalam paru-paru karena digerakkan oleh silia pada sel-sel saluran
pernapasan
Jaringan ini terdapat pada saluran pernapasan, rongga hidung, dan saluran telur (tuba Fallopi).

8.Epitel Transisi

Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi, sel-sel penyusun jaringan ini
selalu berubah bentuknya. Pada keadaan tegang, sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih dan
panjang. Adapun pada keadaan normal (relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan besar. Jaringan
ini banyak terdapat di kandung kemih, saluran ureter dan
ginjal.
9.Epitel Kelenjar

12
Epitel kelenjar tersusun atas, beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam
penyerapan (absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia. Misalnya, sel-sel epitel yang terdapat
pada rongga (lumen) dari rongga pencernaan memiliki kemampuan untuk menyekresikan
mucus. Mucus tersebut berfungsi menjaga kelembapan permukaan organ pencernaan.
Berdasarkan Struktur dan Fungsi

1. Epitel kelenjar, berfungsi dalam pembuatan, penyimpanan, dan sekresi zat-zat kimia.
aKelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk menyalurkan
hasil sekresinya.
b Kelenjar endokrin merupakn kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluatan(kelenjar buntu).
2. Epitel penutup, berfungsi melapisi permukaan tubuh dan jaringan.

2.3 Jaringan Ikat


Jaringan pengikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah
embrio). Selain menjadi jaringan pengikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak), mesenkim
juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak
sel-sel jaringan pengikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar), jika berhubungan hanya
pada ujung-ujung protoplasmanya.Jaringan pengikat mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk
melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga di
antara organ-organ, dan menghasilkan imunitas.
a Komponen Jaringan Pengikat
1. Matriks
Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar.
Serabut
Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.
Serabut Kolagen
Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih,
dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon
(penghubung otot dengan tulang) dan jaringan pengikat longgar.
Serabut Elastin
Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut kolagen,
dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun oleh
protein dan mukopolisakarida.
Serabut Retikular
Serabut retikular mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen,
tetapi ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan pengikat
dengan jaringan lainnya.
2. Bahan Dasar
Bahan dasar penyusun matriks berupa bahan homogen setengah cair yang terdiri dari
mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Matriks bersifat lentur jika asam hialuronatnya
tinggi dan akan bersifat kaku jika mukopolisakaridanya tinggi.

b.Sel-Sel Jaringan Pengikat


Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut.
Fibroblast
Fibroblast berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.

13
Makrofag
Makrofag berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis.
Sel Tiang (Sel Mast)
Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin.
Sel Lemak
Sel lemak berfungsi menyimpan lemak.
Berbagai Jenis Sel Darah Putih
Sel darah putih berfungsi melawan pathogen (berupa bakteri, virus, atau Protozoa) yang
menimbulkan penyakit.
b.Macam-Macam Jaringan Pengikat

1.Jaringan Pengikat Biasa

Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat longgar dan jaringan pengikat
padat.
a) Jaringan Pengikat Longgar
Jaringan ini mempunyai cirri-ciri utama yaitu susunan serat-seratnya yang longgar. Matriksnya
berupa cairan lendir (mucus). Pada matriks terdapat berkas serabut kolagen yang fleksibel, tetapi
tidak elastis. Jaringan pengikat longgar terdapat di sekitar pembuluh darah, saraf, dan sekitar
organ tubuh.
b) Jaringan Pengikat Padat
Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang padat. Jaringan pengikat
padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan pengikat padat teratur dan tidak teratur. Jaringan
pengikat padat teratur misalnya pada tendon. Sementara itu, jaringan pengikat padat tidak teratur
misalnya di lapisan bawah kulit.

2. Jaringan Pengikat dengan Sifat Khusus

Jaringan pengikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan
tulang keras, serta darah dan limfa.
a) Jaringan Tulang Rawan
Sel tulang rawan disebut kondrosit. Jaringan tulang rawan (kartilago) terdiri atas kartilago hialin,
kartilago fibrosa, dan kartilago elastis.
(1) Kartilago Hialin
Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna putih kebiru-biruan, dan
tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian,
dan saluran pernapasan (dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk
memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa,
dan membantu pergerakan persendian.
(2) Kartilago Fibrosa
Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar sehingga matriksnya
berwarna gelap dan keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, simfisis
pubis, dan persendian. Kartilago fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di
dalamnya
(3) Kartilago Elastis

14
Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Matriksnya berwarna keruh
kekuning-kuningan. Kartilago ini lebih elastis dari kartilago yang lain sehingga mudah pulih
posisinya. Kartilago ini terdapat di epiglotis, daun telinga, dan bronkiolus. Kartilago elastis
Neuron efferent menyampaikan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan
melakukan respon.
Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel
saraf yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. Sel saraf
mempunyai beberapa fungsi berikut.
a. Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).
b. Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).
c. Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar

BAB III
PENUTUP

15
A. Kesimpulan

Jadi yang disebut dengan avertebrata/invertebrata yaitu hewan yang tidak memiliki tulang
belakang yang biasa disebut hewan tingkat rendah. Yaitu memiliki 9 filum seperti Filum Porifera,
Filum Chordata, Filum Coelenterate, Filum Platyhelmintes, Filum Nemathelminthes, Filum
Annelida, Filum Anthropoda, Filum Mollusca, Dan Filum Echinodermata.Di depan telah dibahas
mengenai berbagai macam jaringan yang terdapat pada hewan. Tidak semua organisme
mempunyai jaringan dalam tubuhnya. Pada organisme tingkat rendah seperti Protozoa, tubuhnya
hanya terdiri satu sel. Jadi, Protozoa tidak memiliki jaringan pada tubuhnya. Semakin tinggi
tingkatan organisme, semakin kompleks struktur penyusun tubuhnya. Tubuh organisme tingkat
tinggi tersusun atas berbagai macam jaringan. Kelompok hewan Vertebrata juga tersusun dari
berbagai macam jaringan seperti yang telah dibahas di depan. Namun, struktur jaringan yang
terdapat pada tubuh setiap jenis hewan berbeda-beda walaupun fungsinya sama. Misalnya,
jaringan darah pada setiap hewan mempunyai struktur berbeda-beda sebagai hasil adaptasi
terhadap lingkungannya.

B. Saran
Demikian dengan isi makalah yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan
mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai pemakalah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sekalian.

DAFTAR PUSAKA

ADIMIHARJA, SYARIF A. & MULYANINGSIH, YAYAN. 2013. Penuntun Praktikum Biologi


Umum. Universitas Djuanda, Bogor.

16
BAKHTIAR, SUAHA. 2011. Biologi. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan
Nasional, Jakarta.

FERDINAND, FICTOR P. & ARIEBOWO, MOEKTI. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

DIASTUTI, RENNI. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai