Pengemasan merupakan rangkaian akhir dari penanganan benih (seeds
handling) sebelum benih disalurkan (dijual) atau disimpan. Kegiatan ini selalu dilakukan karena benih memiliki perbedaan waktu panen, tempat panen dan penanaman. Interaksi antara benih dengan lingkungan akan mempengaruhi tingkat deteriorasi (kerusakan/kemunduran)benih. Deteriorasi benih akan menyebabkan kemampuan benih menurun dari keadaan sebelumnya. Sifat ini mutlak dan tidak dapat dihentikan. Cara yang dapat dilakukan untuk menghambat atau mengurangi deteriorasi benih adalah dengan pengaturan lingkungan sekitar benih, salah satunya adalah dengan pengemasan yang tepat. Pengemasan dimaksudkan untuk mengurangi laju deteriorasi sehingga viabilitas benih dalam penyimpanan dapat dipertahankan. penyimpanan benih, bangunan penyimpanan benih dan penerapan prinsip-prinsip penyimpanan benih. 1. Pengemasan dan Pemberian Label 1.1. Tujuan dan Tipe Pengemasan Tujuan pengemasan antara lain: mempertahankan kondisi lingkungan sekitar benih agar sesuai dengan yang dikehendaki; menghindarkan benih dari kontaminasi dan pencampuran dengan benih lain; melindungi benih dari kerusakan fisik, baik yang disebabkan oleh kerusakan mekanik maupun serangan penyakit; menjaga kehilangan benih dan mempertahankan perlakuan benih (seed treatment); memudahkan dalam penanganan selanjutnya; sebagai media informasi dan iklan bagi benih di dalam kemasan. Untuk memenuhi tujuan pengemasan maka perlu diperhatikan bahanbahan yang akan digunakan untuk kemasan. Bahan kemasan terbaik adalah yang resisten terhadap uap dan gas. Namun, bahan lain yang lebih porous juga dapat digunakan tergantung jenis benih dan penanganan yang akan dilakukan. Beberapa bahan yang biasa digunakan sebagai pengemas benih diantaranya karung goni, kain (blacu), kardus, kertas, polietilen (plastik), aluminium foil, kaca, dan bahan logam (kaleng). Penggunaan bahan kemasan benih ditentukan oleh jenis benih dan penanganan selanjutnya. Semua bahan yang digunakan untuk kemasan mempunyai kekurangan dan kelebihan. Bahan yang terbaik adalah aluminium foil, terutama untuk penyimpanan rapat. Namun, harga aluminium foil realtif mahal dan agak sulit didapat. Bahan dari logam juga cukup baik, harganya relatif murah, dan mudah didapat. Namun, kelemahannya adalah sifat logam yang bisa berkarat. Wadah logam jika benarbenar tertutup rapat dapat memberikan kekedapan yang mutlak terhadap uap air dan gas serta cukup melindungi bahan di dalamnya dari pengaruh cahaya. Wadah logam memberikan perlindungan terhadap tikus, serangga, perubahan kelembaban, banjir serta uap yang berbahaya. Wadah kaca dapat memberikan perlindungan yang sama seperti logam; tetapi wadah kaca mudah pecah sehingga kurang disukai untuk pengemasan komersil. Wadah kaca untuk penelitian dan wadah pamer pada tempat-tempat penjualan benih dimana benih dijual dalam jumlah besar. Plastik polietilen merupakan bahan yang cukup ideal, resisten, mudah didapat, dan harganya cukup murah. Dengan demikian plastik cocok untuk kemasan tertutup dan penyimpanan di luar ruangan dingin. Kantong kertas juga cukup baik untuk kemasan, tetapi mudah menyerap air sehingga hanya dapat disimpan di ruang dingin. Pada dasarnya kantong kertas dirancang untuk menyimpan sejumlah benih tertentu, jadi bukan untuk melindungi viabilitas benihnya. Pengemasan benih dengan mengggunakan kardus biasanya dalam bentuk kotak. Wadah kardus melindungi hampir semua kualitas fisik benih serta sagat sesuai untuk alat pengemas yang dilengkapi dengan pengisi dan penutup rapat otomatis. Kantong kain dengan lapisan yang porous cocok untuk penyimpanan benih basah atau penyimpanan di dalam ruang pendingin. Karung goni sangat kuat sehingga dapat disusun tinggi dan tahan terhadap penanganan yang kasar serta dapat digunakan kembali sampai beberapa kali. Karung goni terbuat dari benang rami yang dirajut. Benih dengan ukuran kecil seperti tomat, cabai, kubis bunga, wortel, bayam, dan mentimun biasanya sangat rentan terhadap kondisi lingkungan sehingga diperlukan kemasan yang sangat resisten (aluminium foil atau kaleng). Sementara benih yang lebih besar umumnya relatif toleran sehingga dapat digunakan kemasan dari polietilen atau kantung kertas. Benih berukuran besar yang tahan terhadap kondisi lingkungan dapat dikemas dengan bahan yang lebih porous seperti plastik atau kantung kain. Untuk mencegah kehilangan benih berukuran kecil diperlukan bahan berporous lebih kecil dibandingkan dengan benih yang berukuran besar. Kantung kertas dan kain secara sempurna dapat ditembus oleh kelembaban. Hal ini berarti bahwa kadar air dalam benih akan dapat berkeseimbangan dengan RH ruang simpan. Contohnya: benih kubis yang disimpan dalam sebuah kantong kain katun dengan RH penyimpanan 70% tidak mengalami kehilangan daya kecambah selama 54 bulan penyimpanan. Perlakuan benih juga berpengaruh terhadap bahan kemasan yang digunakan. Benih yang akan disimpan di ruang yang terkendali berbeda kemasannya dengan benih yang akan dikirim ke daerah jauh dan dalam jangka waktu lama. Benih yang akan dikirim ke tempat jauh akan mengalami perubahan udara luar yang bervariasi sehingga diperlukan bahan kemasan yang resisten terhadap udara luar. Sementara benih yang akan disimpan di ruang dingin dapat digunakan bahan yang lebih porous karena lingkungan luar relatif stabil dan dapat dikendalikan