Disusun oleh:
Erlinda Dwi Jayanti 142210101021
Leny Rizkiana 142210101023
Dwi Ayu Yuniarsih 142210101083
Ainur Ramadhan 142210101085
Untuk membuat sediaan steril perlu dilakukan proses sterilisasi. Sterilsasi merupakan
suatu proses membunuh semua mikroorganisme. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan
semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora. Metode sterilisasi
dibedakan menjadi dua yaitu dengan menggunakan panas dan tanpa menggunakan panas.
1. Menggunakan panas
- Autoklaf: Sterilisasinyan dengan menggunakan uap air yang bertekanan tinggi.
Prinsipnya dengan koagulasi protein mikroorganisme. Biasanya memerlukan suhu
untuk sterilisasi diatas titik didih air yaitu pada suhu 115-121 o C selama 15 hingga
20 menit. Sterilisasi dengan autoklaf lebih efektif karena endospora juga ikut
terbunuh
- Oven : sterilisais dengan menggunakan temperature tinggi. Prinsip sterilisasi yang
digunakan yaitu oksidasi. Biasanya memerlukan suhu untuk sterilisasi yang lebih
tingi dibanding sterilisasi dengan autoklaf. Suhu yang bisa digunakan untuk
sterilisasi dengan oven yaitu 180-200 o C selama 1 jam.
2. Tanpa panas
a. Kimia
Dilakukan dengan penambahan atau penggunaan senyawa kimia yang dapat
membunuh mikroorganisme. Contohnya antara lain: cairan desinnfektan yang
berisi aldehid, hipoklorit, fenolik, alkohol 50-70 %, formalin 4-20 %, latutan
garam (NaCl 9 %, KCl 10 %), etilen oksida,.
b. Filtrasi
Dengan menggunakan HEPA filter yang memiliki pori-pori mebran filter yang
kecil (bakteri 0,22-0,45m, virus dan protein besar 0,01 m).
c. Radiasi
Dibedakan menjadi 2:
1. Ionizing radiation: memanfatkan sinar radiasi gamma, X-ray
2. No-ionizing radiation : memanfaatkan sinar UV
3. Pasteurisasi
Alat yang digunakan untuk sterilisasi biasanya sebelum digunakan secara operasional
perlu dilakukan validasi alat. Validasi alat ? CARII TUJUAN VALIDASINYA. DAN
TOLONG DILENGKAPI JIKA KURANG MAKASIH. SEMANGAT
1. Kalibrasi Termokopel Sebelum dan Sesudah Kualifikasi
Cara kerja:
1. Kalibrasi dilakukan dengan cara memasukkan secara bersamaan semua
termokopel dalam gelas beker yang berisi minyak silikon yang dilengkapi dengan
termometer standar atau termokopel standar. Gelas beker dipanaskan dengan
menggunakan plat pemanas dan pengaduk otomatis sampai suhu 121C.
2. Setelah 10 menit suhu yang diset 121C tercapai, catat hasil dari 5 kali pengukuran
pada waktu yang berbeda.
3. Tentukan suhu tertinggi dan terendah pada setiap pengukurannya.
4. Lakukan penghitungan perbedaan pada suhu tertinggi dan terendah dengan
menggunakan rumus sbb.
dT maks (1) = Maks dari (Tx(maks)-Ty(min)) ; termokopel x dan y
5. Tentukan perbedaan terbesar antara termokopel yang sedang diukur dengan
termokopel standar sesuai dengan rumus :
dT maks (2) = Maks dari (Tstd(t)-Tx(min)), std = standar, x = termokopel
Kriteria Penerimaan:
1. Perbedaan tertinggi (maksimum) suhu antara semua termokopel (rata-rata dTmaks (1))
tidak boleh lebih dari 1,0 C.
2. Perbedaan tertinggi (maksimum) suhu antara sebuah termokopel dan termokopel
standar (rata-rata dT maks (2)) tidak boleh lebih dari 0,5 C
Kesimpulan : Berdasarkan uji kebocoran didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan kriteria
penerimaan pada uji kebocoran yaitu rata-rata kebocoran tidak lebih dari 1.3 kPa/10 menit.
Nilai absolut vakum < 7 kPa.
Kesimpulan : Berdasarkan uji distribusi panas pada otoklaf dalam keadaan kosong didapatkan
hasil yang memenuhi persyaratan kriteria penerimaan yaitu perbedaan suhu antara suhu
terpanas/ tertinggi dengan suhu terendah/ terdingin tidak melebihi 5 C.
Kesimpulan : Berdasarkan uji distribusi panas autoklaf dengan muatan pakaian kerja
steril didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan kriteria penerimaan yaitu
perbedaan suhu antara suhu terpanas/ tertinggi dengan suhu terendah/ terdingin tidak
melebihi 5 C (semua suhu harus berkisar 119-124C).
Kriteria Penerimaan:
Suhu di dalam otoklaf > 121 C tidak boleh kurang dari 12 menit, untuk menjamin
bahwa nilai Fo > 12 (Fo lihat berikutnya).
Nilai kumulatif Fo > 12 untuk titik terendah/ terdingin.
Semua spore strips yang mengalami proses sterilisasi tidak menunjukkan pertumbuhan
mikroba sedangkan kontrol positif menunjukkan pertumbuhan mikroba.
Penetrasi Panas pada Otoklaf dengan Muatan Pakaian Kerja Steril
Suhu Suhu
Waktu F0 F0
Terendah Tertinggi
2 122,09 123,12 2,82507509 3,552466537
4 122,91 123,87 2,76076853 3,728464357
6 121,89 123,54 2,70414513 3,365348122
8 122,73 122,98 2,53822429 3,126295285
10 121,34 122,9 2,5440755 3,412164778
12 122,75 123,74 2,8842307 3,528011529
14 122,43 123,19 2,5764991 2,890879541
16 121,77 122,01 2,69792577 2,821824473
Kesimpulan : Berdasarkan uji penetrasi panas pada otoklaf dengan muatan pakaian kerja steril
didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan kriteria penerimaan yaitu suhu di dalam otoklaf
> 121 C tidak kurang dari 12 menit,nilai kumulatif Fo > 12 untuk titik terendah/ terdingin.
Semua spore strips yang mengalami proses sterilisasi tidak menunjukkan pertumbuhan
mikroba sedangkan kontrol positif menunjukkan pertumbuhan mikroba.