Anda di halaman 1dari 9

CONTOH VALIDASI UNTUK METODE STERILISASI

(Tugas Teknologi Sediian Steri)

Disusun oleh:
Erlinda Dwi Jayanti 142210101021
Leny Rizkiana 142210101023
Dwi Ayu Yuniarsih 142210101083
Ainur Ramadhan 142210101085

TEKNOLOGI SEDIIAN STERIL BAGIAN FARMASETIKA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2017
PENDAHULUAN

Untuk membuat sediaan steril perlu dilakukan proses sterilisasi. Sterilsasi merupakan
suatu proses membunuh semua mikroorganisme. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan
semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora. Metode sterilisasi
dibedakan menjadi dua yaitu dengan menggunakan panas dan tanpa menggunakan panas.

1. Menggunakan panas
- Autoklaf: Sterilisasinyan dengan menggunakan uap air yang bertekanan tinggi.
Prinsipnya dengan koagulasi protein mikroorganisme. Biasanya memerlukan suhu
untuk sterilisasi diatas titik didih air yaitu pada suhu 115-121 o C selama 15 hingga
20 menit. Sterilisasi dengan autoklaf lebih efektif karena endospora juga ikut
terbunuh
- Oven : sterilisais dengan menggunakan temperature tinggi. Prinsip sterilisasi yang
digunakan yaitu oksidasi. Biasanya memerlukan suhu untuk sterilisasi yang lebih
tingi dibanding sterilisasi dengan autoklaf. Suhu yang bisa digunakan untuk
sterilisasi dengan oven yaitu 180-200 o C selama 1 jam.
2. Tanpa panas
a. Kimia
Dilakukan dengan penambahan atau penggunaan senyawa kimia yang dapat
membunuh mikroorganisme. Contohnya antara lain: cairan desinnfektan yang
berisi aldehid, hipoklorit, fenolik, alkohol 50-70 %, formalin 4-20 %, latutan
garam (NaCl 9 %, KCl 10 %), etilen oksida,.
b. Filtrasi
Dengan menggunakan HEPA filter yang memiliki pori-pori mebran filter yang
kecil (bakteri 0,22-0,45m, virus dan protein besar 0,01 m).
c. Radiasi
Dibedakan menjadi 2:
1. Ionizing radiation: memanfatkan sinar radiasi gamma, X-ray
2. No-ionizing radiation : memanfaatkan sinar UV
3. Pasteurisasi

Alat yang digunakan untuk sterilisasi biasanya sebelum digunakan secara operasional
perlu dilakukan validasi alat. Validasi alat ? CARII TUJUAN VALIDASINYA. DAN
TOLONG DILENGKAPI JIKA KURANG MAKASIH. SEMANGAT
1. Kalibrasi Termokopel Sebelum dan Sesudah Kualifikasi
Cara kerja:
1. Kalibrasi dilakukan dengan cara memasukkan secara bersamaan semua
termokopel dalam gelas beker yang berisi minyak silikon yang dilengkapi dengan
termometer standar atau termokopel standar. Gelas beker dipanaskan dengan
menggunakan plat pemanas dan pengaduk otomatis sampai suhu 121C.
2. Setelah 10 menit suhu yang diset 121C tercapai, catat hasil dari 5 kali pengukuran
pada waktu yang berbeda.
3. Tentukan suhu tertinggi dan terendah pada setiap pengukurannya.
4. Lakukan penghitungan perbedaan pada suhu tertinggi dan terendah dengan
menggunakan rumus sbb.
dT maks (1) = Maks dari (Tx(maks)-Ty(min)) ; termokopel x dan y
5. Tentukan perbedaan terbesar antara termokopel yang sedang diukur dengan
termokopel standar sesuai dengan rumus :
dT maks (2) = Maks dari (Tstd(t)-Tx(min)), std = standar, x = termokopel

Kriteria Penerimaan:
1. Perbedaan tertinggi (maksimum) suhu antara semua termokopel (rata-rata dTmaks (1))
tidak boleh lebih dari 1,0 C.
2. Perbedaan tertinggi (maksimum) suhu antara sebuah termokopel dan termokopel
standar (rata-rata dT maks (2)) tidak boleh lebih dari 0,5 C

Kalibrasi Termokopel Sebelum dan Sesudah Kualifikasi


d T maks
No. Percobaan Tstandar Tmaks Tmin (1) d T maks (2)
1 121 118,4 118 0,4 3
2 121 117,6 117,4 0,2 3,6
3 121 118,7 117,5 1,2 3,5
4 121 118,6 117,9 0,7 3,1
5 121 118,7 117 1,7 4
Rata-rata dT
maks (1) 0,84
Rata-rata dT
maks (2) 3,44

Kesimpulan : Berdasarkan kalibrasi termokopel sebelum dan sesudah kualifikasi didapatkan


hasil yang memenuhi persyaratan kriteria penerimaan. Perbedaan tertinggi (maksimum) suhu
antara semua termokopel (rata-rata dTmaks (1)) tidak lebih dari 1,0 C. Perbedaan tertinggi
(maksimum) suhu antara sebuah termokopel dan termokopel standar (rata-rata dT maks (2))
tidak lebih dari 0,5 C
2. Uji Kebocoran
1.Sebelum dan sesudah kualifikasi, lakukan pemeriksaan kebocoran pada otoklaf dengan
memulai program uji kebocoran yang ada di menu komputer otoklaf.
2.Pada saat terakhir uji kebocoran, lakukan pembacaan tekanan absolut terakhir vakum dari
tampilan komputer di otoklaf dan catat pada hasil cetakan untuk setiap uji.
3.Tempelkan hasil cetakan komputer dari uji kebocoran otoklaf pada laporan kualifikasi.
Kriteria Penerimaan:
Rata-rata kebocoran tidak boleh lebih dari 1.3 kPa/10 menit.
Nilai absolut vakum < 7 kPa.

Uji Kebocoran Autoklaf


Tekanan Absolut
Waktu Pengamatan Pengamatan Pengamatan
1 2 3
10 0,97 0,89 1,08
20 1,06 0,92 1,01
30 1,16 0,88 0,89
40 0,92 1,02 0,95
50 0,98 1,05 0,97
Rata-Rata Tekanan
Absolut 1,018 0,952 0,98
Nilai Absolut Vakum 6,01 kPa

Kesimpulan : Berdasarkan uji kebocoran didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan kriteria
penerimaan pada uji kebocoran yaitu rata-rata kebocoran tidak lebih dari 1.3 kPa/10 menit.
Nilai absolut vakum < 7 kPa.

3. Distribusi Panas pada Otoklaf dalam Keadaan Kosong


Cara kerja:
1. Letakkan termokopel dalam otoklaf seperti yang terlihat pada Gambar 1.
2. Letakkan termokopel 1,2 dan 3 pada bagian depan diagonal.
3. Letakkan termokopel 4,5,6 dan 7 pada bagian tengah depan dan belakang otoklaf.
4. Letakkan termokopel 8,9 dan 10 pada bagian belakang diagonal.
5. Letakkan termokopel 11 pada rak no. 2 di tengah, berdekatan dengan termokopel
dari otoklaf.
6. Letakkan termokopel 12 di bagian pembuangan. Gunakan Steritape untuk
melekatkan termokopel
7. Letakkan termokopel standar pada alat pemanas dan atur agar suhunya 121C.
8. Tanpa ada material lain di otoklaf, pilih menu sterilisasi pada siklus porous load,
suhu 121C, 15 menit untuk uji waktu siklus.
9. Catat suhu pada saat program tersebut dimulai sampai dengan siklus sterilisasi
otomatis dimulai.
10. Pada saat siklus sterilisasi dimulai, catat suhu tiap 1-2 menit dari termokopel,
lanjutkan pencatatan sampai siklus sterilisasi berakhir.
11. Buat rangkuman data dalam bentuk format tabel. Masukkan dalam tabel tersebut
suhu yang terukur oleh termokopel dari otoklaf (lihat hasil cetakan printer otoklaf).
Juga masukkan dalam tabel tersebut tekanan di dalam otoklaf yang diukur oleh
alat pengukur tekanan di otoklaf (Lihat hasil cetakan printer otoklaf). Tentukantitik
terdingin/ terendah & titik terpanas/ tertinggi . Tentukan perbedaan suhu masing-
masing pada waktu tertentu.
Kriteria Penerimaan:
Perbedaan suhu antara suhu terpanas/ tertinggi dengan suhu terendah/ terdingin tidak
boleh melebihi 5 C.
Uji Distribusi Panas Autoklaf dalam Keadaan Kosong
Pengamatan I Pengamatan II Pegamatan III
Waktu Suhu Tekanan Suhu Tekanan Suhu Tekanan
1,5 120,15 1,01 120,91 0,93 120,16 0,87
3 120,33 1,09 121,03 0,89 121,04 0,98
4,5 120,51 0,98 120,72 0,83 121,07 0,91
6 120,77 1,12 120,81 1,04 120,39 0,87
7,5 120,47 1,19 121,13 1,14 120,58 0,95
9 120,66 1,1 120,01 1,1 120,32 1,01
10,5 120,93 0,99 121,07 1,05 120,93 0,92
12 121,01 0,88 120,78 1,07 120,89 1,12
13,5 120,91 0,93 120,93 0,94 120,92 1,21
15 121,04 0,79 120,35 0,79 121,03 1,15
T Maks 121,04 121,13 121,07
T Min 120,15 120,01 120,16
Perbedaan Suhu 0,89 1,12 0,91

Kesimpulan : Berdasarkan uji distribusi panas pada otoklaf dalam keadaan kosong didapatkan
hasil yang memenuhi persyaratan kriteria penerimaan yaitu perbedaan suhu antara suhu
terpanas/ tertinggi dengan suhu terendah/ terdingin tidak melebihi 5 C.

4. Distribusi Panas pada Otoklaf dengan Muatan Pakaian Kerja Steril


Cara kerja:
1. Kemas ... set pakaian kerja steril dalam kantong untuk sterilisasi yang disegel
dengan Steritape. Masukkan ... set pakaian kerja steril pada rak no. 2, dan ... set
pakaian kerja steril pada rak no. 1 dalam otoklaf. Letakkan pakaian secara merata
pada rak yang disebut di atas.
2. Letakkan termokopel di dalam otoklaf pada posisi sesuai Gambar Butir
3. Letakkan termokopel 2,3,5,7,9,10 dan 11 di dalam atau di antara pakaian kerja
steril tersebut. Jika dibutuhkan lekatkan termokopel dengan Steritape.
4. Letakkan termokopel standar pada alat pemanas dan atur agar suhunya 121C.
5. Pilih menu sterilisasi pada siklus porous load, suhu 121C, 15 menit untuk uji
waktu siklus.
6. Catat suhu pada saat program tersebut dimulai sampai dengan siklus sterilisasi
otomatis berjalan .
7. Pada saat siklus sterilisasi dimulai, catat suhu tiap 1-2 menit dari termokopel,
lanjutkan pencatatan sampai siklus sterilisasi berakhir.
8. Buat rangkuman data dalam bentuk format tabel. Masukkan dalam tabel tersebut
suhu yang terukur oleh termokopel dari otoklaf (lihat hasil cetakan printer otoklaf).
Juga masukkan dalam tabel tersebut tekanan di dalam otoklaf yang diukur oleh
alat pengukur tekanan di otoklaf (Lihat hasil cetakan printer otoklaf).
9. Tentukan titik terdingin/ terendah dan titik terpanas/ tertinggi . Tentukan perbedaan
suhu masing masing pada waktu tertentu.
Kriteria Penerimaan:
Perbedaan suhu antara suhu terpanas/ tertinggi dengan suhu terendah/ terdingin tidak
boleh melebihi 5 C (semua suhu berkisar119-124C).
Uji Distribusi Panas Autoklaf Dengan Muatan Pakaian Kerja Steril
Pengamatan I Pengamatan II Pegamatan III
Waktu Suhu Tekanan Suhu Tekanan Suhu Tekanan
1,5 121,05 1,01 120,91 0,93 120,16 0,87
3 120,79 1,09 121,03 0,89 121,04 0,98
4,5 120,51 0,98 120,72 0,83 121,07 0,91
6 120,77 1,12 123,89 1,04 120,39 0,87
7,5 120,47 1,19 121,13 1,14 120,58 0,95
9 120,66 1,1 120,01 1,1 120,32 1,01
10,5 120,93 0,99 121,07 1,05 122,03 0,92
12 121,01 0,88 120,78 1,07 120,89 1,12
13,5 122,9 0,93 120,93 0,94 120,92 1,21
15 121,04 0,79 120,35 0,79 121,03 1,15
T Maks 122,9 123,89 122,03
T Min 120,47 120,01 120,16
Perbedaan
2,43 3,88 1,87
Suhu

Kesimpulan : Berdasarkan uji distribusi panas autoklaf dengan muatan pakaian kerja
steril didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan kriteria penerimaan yaitu
perbedaan suhu antara suhu terpanas/ tertinggi dengan suhu terendah/ terdingin tidak
melebihi 5 C (semua suhu harus berkisar 119-124C).

5. Penetrasi Panas pada Otoklaf dengan Muatan Pakaian Kerja Steril


Cara Keja:
1. Ulangi prosedur seperti distribusi panas pada Butir 6.4, tetapi letakkan 10-12 spore
strips (Bacillus stearothermophilus, > 106 / strip) berdekatan dengan 12 termokopel.
2. Setelah selesai proses sterilisasi, kumpulkan spore strips. Lakukan pembiakan
bersamaan dengan 2 spore strips yang tidak disterilkan dengan bets yang sama sebagai
kontrol positif.
3. Hitung untuk titik terpanas/ tertinggi dan titik terdingin/ terendah nilai Fo untuk selang
waktu 2 menit dengan rumus sbb.
Fo(121C) = 2 x 10A (menit)
A : ((T(t=x) + T(t=x+2))/2 - 121)/nilai Z,
T(t=x) : suhu pada waktu x menit
T(t=x+2) : suhu pada waktu x+2 menit
Nilai Z: nilai Z (= 10) Bacillus stearothermophilus pada 121 C.
4. Hitung nilai Fo kumulatif untuk suhu terendah dan tertinggi selama 15 menit, dengan
menambahkan semua nilai Fo.

Kriteria Penerimaan:
Suhu di dalam otoklaf > 121 C tidak boleh kurang dari 12 menit, untuk menjamin
bahwa nilai Fo > 12 (Fo lihat berikutnya).
Nilai kumulatif Fo > 12 untuk titik terendah/ terdingin.
Semua spore strips yang mengalami proses sterilisasi tidak menunjukkan pertumbuhan
mikroba sedangkan kontrol positif menunjukkan pertumbuhan mikroba.
Penetrasi Panas pada Otoklaf dengan Muatan Pakaian Kerja Steril
Suhu Suhu
Waktu F0 F0
Terendah Tertinggi
2 122,09 123,12 2,82507509 3,552466537
4 122,91 123,87 2,76076853 3,728464357
6 121,89 123,54 2,70414513 3,365348122
8 122,73 122,98 2,53822429 3,126295285
10 121,34 122,9 2,5440755 3,412164778
12 122,75 123,74 2,8842307 3,528011529
14 122,43 123,19 2,5764991 2,890879541
16 121,77 122,01 2,69792577 2,821824473

Kesimpulan : Berdasarkan uji penetrasi panas pada otoklaf dengan muatan pakaian kerja steril
didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan kriteria penerimaan yaitu suhu di dalam otoklaf
> 121 C tidak kurang dari 12 menit,nilai kumulatif Fo > 12 untuk titik terendah/ terdingin.
Semua spore strips yang mengalami proses sterilisasi tidak menunjukkan pertumbuhan
mikroba sedangkan kontrol positif menunjukkan pertumbuhan mikroba.

Anda mungkin juga menyukai