Bekas Buka
Bekas Buka
1.Berat Badan
- Status gizi normal, bila berat badan anak antara 90 100 % dan
berat badan standar atau pada KMS posisi berat badan diatas garis
titik-titik.
- Status gizi kurang, bila berat badan anak lebih 80 90% dari berat
badan standar atau pada KMS posisi berat badan berada diatas garis
titik-titik.
- Status gizi buruk, bila berat badan anak kurang atau sama dengan
80% dari berat badan standar atau pada KMS posisi berat badan
berada diatas garis merah.
2.Tinggi badan.
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Pada bayi yang baru lahir, panjang badan rata-rata 50 cm. Pada tahu
pertama pertambahan berat badan adalah 1,25 cm/ kilogram berat badan
atau 1,5 kali panjang badan waktu lahir. Pertambahan tinggi badan akan
berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5
cm/tahun. Tinggi badan juga merupakan ukuran antropometri yang terpenting
kedua, selain tinggi badan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan
fisik yang sudah lewat (Stunting).
3. Lingkar Kepala
Secara normal pertambahan ukuran lingkar setiap tahap relatif konstan dan
tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir
ukuran lingkar kepala normal adalah 34 35 cm. Kemudian akan bertambah
besar +_ 0,5 cm / bulan pertama atau menjadi +_ 44 cm. Pada 6 bulan
pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap
berikutnya, kebudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak
lebih dari 5 cm/tahun.
Namun parameter yang cocok untuk perkembangan anak adalah test psiko
motorik. Salah satu test psiko motorik adalah DDST (Denver Devolopment
Sceening Test), yaitu salah satu test atau metode skrining yang sering
digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6
tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial,
motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak. DDST merupakan salah
satu test yang sering digunakan di klinik/rumah sakit bagian tumbuh kembang
anak.
Pedoman lain yang dapat digunakan di lapangan yaitu Kertu Kembang Anak
(KKA) yang dikembangkan oleh Satoto (1990) dan digunakan oleh Bina
Keluarga Balita Departemen Kesehatan R.I. KKA ini berfungsi ganda yaitu
sebagai alat pemantau dan sebagai alat komunikasi dalam membahas
perkembangan anak antara petugas dengan ibu dan keluarga. Pemantauan
perkembangan dengan menggunakan pedoman deteksi tumbuh kembang
balita atau KKA ini tidak hanya dapat dilakukan oleh petugas dilapangan,
namun juga oleh kader, orang tua, atau anggota keluarga yang lain.
Berdasarkan buku pedoman tumbuh kembang atau KKA yang disusun oleh
Departemen Kesehatan, test perkembangan yang dapat dilakukan adalah
Kuesener Pra Skrining Perkembangan (KPSP). KPSP merupakan suatu
daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan
sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan
anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10
nomor yang harus dijawab oleh orang tua atau pengasuh yang mengetahui
keadaan perkembangan anak.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan ya atau tidak oleh orang
tua. Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP dinilai.
perkembangan baik.
3. Perkembangan bahasa.
4. Adaptasi Sosial