Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan
sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik.
Definisi lain teori akuntansi merupakan suatu susunan konsep, definisi, dan dalil
yang menyajikan secure sistematis gambaran fenomena akuntansi serta
menjelaskan hubungan antarvariabel dalam struktur akuntansi dengan maksud
untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul.
Teori akuntansi positif merupakan varian dari teori ekonomi positif. Teori ini
berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi
realitas praktik-praktik akuntansi yang ada di masyarakat, what it is (Watts dan
Zimmerman, 1986). Teori ini memiliki pijakan yang berbeda dibandingkan dengan
akuntansi normatif, yang lebih menjelaskan praktik-praktik akuntansi yang
seharusnya berlaku, it should be.
Teori ini bertujuan menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik
akuntansi. Di samping itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena
akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi
dalam dunia nyata. Validitas teori akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian
teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi (what it is).
Untuk lebih mudah dipahami contoh teori akuntansi positif adalah praktik
akuntansi yang saat ini sering kita dengar antara lain creative accounting,
earning management, big bath, dan income smoothing.
Pada dasarnya praktik akuntansi ini sudah dilakukan cukup lama, tetapi praktik
ini semakin mencuat diantaranya pada kasus ENRON, dan Worldcom yang terjadi
pada tahun 2000. Kasus ini mengakibatkan krisis kepercayaan publik terhadap
auditor. Kasus ini telah meruntuhkan KAP Arthur Andersen, tidak saja keluar dari
The big five, bahkan sampai pencabutan ijin usaha. Kasus inilah yang menjadi
titik tolak bagi para auditor dan lembaganya untuk meningkatkan kembali jaminan
terhadap hasil audit mereka.
SAK yang ada sekarang dikeluarkan oleh IAI melalui suatu organ yang kita kenal
dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Dewan ini bertugas untuk
menyusun draft standar akuntansi keuangan yang akan diberlakukan. Draft
tersebut terlebih dahulu didiskusikan dengan Dewan Konsultatif Standar
Akuntansi Keuangan (DKSAK) untuk kemudian dikeluarkan draft-nya. Bila telah
diperoleh masukan, dilakukan sosialisasi (public hearing) untuk memperoleh
masukan lebih banyak lagi dari masyarakat luas (pemakai laporan keuangan).
Selanjutnya, bila tidak ada masalah lagi, maka IAI akan mengesahkan standar
tersebut dan diberlakukan secara efektif.
Teori positif didasarkan pada adanya dalil bahwa manajer, pemegang saham, dan
aparat pengatur/polisi adalah rasional dan bahwa mereka berusaha untuk
memaksimalkan kegunaan mereka yang secara langsung berhubungan dengan
kompensasi mereka, dan oleh karena itu kesejahteraan mereka pula. Pilihan atas
suatu kebijakan akuntansi oleh beberapa kelompok tersebut bergantung pada
perbandingan relatif biaya dan manfaat dari prosedur akuntansi alternatif dengan
cara demikian untuk memaksimalkan kegunaan mereka.
Ide utama dari pendekatan positif adalah untuk mengembangkan hipotesis atau
faktor-faktor yang mempengaruhi dunia praktek akuntansi dan untuk menguji
validitas dari hipotesis ini secara empiris:
Tidak seperti hipotesis perataan laba, teori positif dalam akuntansi berasumsi
bahwa harga saham bergantung pada arus kas dan bukannya laba yang
dilaporkan. Lebih jauh lagi pada pasar yang efisien dua perusahaan dengan
distribusi arus kas yang sama akan dinilai sama tanpa memperhatikan perbedaan
penggunaan prosedur akuntansi. Masalah utama dalam teori positif adalah untuk
menentukan bagaiman prosedur akuntansi mempengaruhi arus kas, dan
kemudian fungsi kegunaan manajemen untuk memperoleh suatu wawasan atas
faktor yang mempengaruhi pilihan manajer terhadap prosedur akuntansi.
Resolusi dari masalah ini di pandu oleh asumsi-asumsi teoritis berikut ini:
Kritik utama mereka terhadap teori normative adalah teori tersebut didasarkan
pada pertimbangan nilai (value judgment). Watts dan Zimmerman berpendapat
bahwa perumusan teori harus betul-betul bebas pertimbangan nilai dan
menekankan pada kebutuhan akan penekatan baru.hal ini dapat dilihat dalam
pernyataan mereka sebagai berikut :
Tujuan dari teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksikan
praktek akuntans. Penjelasan berarti memberikan alas an-alasan terhadap
praktek yang diamamti. Misalnya, teori akntansi positif berusaha menjelaskan
mengapa perusahaan tetap menggunakan akuntansicost histories dan mengapa
perusahaan tertentu mengubah taktik akuntansi mereka. Predisi terhadap praktik
akuntansi berarti teori berusaha memprediksi fenomena yang belum diamati.
Tiga hipotesis di atas menunjukkan bahwa PAT mengakui adanya tiga hubungan
keagenan :
Artinya, yeori positif tidak bebas dari pertimbangan nilai atau implikasi
preskriptif. Hal ini disebabkan pertimbangan nilai yang bersifat implicit seringkali
melandasi atau mempengaruhi bentuk dan isi penelitian yang dilakukan. Peneliti
tidak dapat menghindari unsur bias dalam semua penelitian yang dilakukan.
Dengan demikian unsur bias, jelas menunjukkan perwujudan orientasi dari
peneliti tersebut.