Distribusi obat penyakit

Seperti dijelaskan di atas, distribusi obat untuk situs tindakan Penyimpanan atau
penghapusan terutama dipengaruhi oleh karakteristik secara fisikokimia obat dan aliran darah
regional. Perubahan pH plasma, pada kesempatan, menyebabkan perubahan dalam ionisasi
obat cukup untuk mengubah distribusi obat pKa yang kira-kira yang plasma. Ini dapat
berkontribusi untuk mengurangi efek dan infark miokard pengambilan lignocaine terkoreksi.
Penurunan aliran darah di jantung atau mengikuti infark miokard juga dapat mempengaruhi
obat distribusi
protein yang mengikat juga akan terpengaruh oleh penyakit. dalam
hypoalbuminaemia parah, seperti dapat terjadi pada pasien dengan Sindrom nefrotik, atau
dengan sirosis, pengikatan asam obat dalam plasma akan berkurang. protein yang mengikat
asam obat juga berkurang pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. seperti ini menjadi
berkurang, sejumlah senyawa endogen dipertahankan dalam plasma dan bersaing dengan
obat-obatan untuk situs-situs pengikatan pada plasma albumin. obat-obatan seperti fenitoin,
warfarin, fenilbutazon, sulphonamides dan salycylates, menunjukkan dikurangi mengikat
albumin pada pasien dengan gangguan ginjal. salah satu implikasi dari Temuan ini adalah
dalam penafsiran data konsentrasi plasma. fenitoin diukur dalam plasma sebagai konsentrasi
total (yaitu gratis + terikat) yang konsentrasi gratis yang tidak suatu obat aktif. Jika di bawah
kondisi normal kadar total plasma 15 g/ml yang diinginkan, maka konsentrasi gratis akan
sekitar 1 g/ml. Namun, pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal konsentrasi gratis 1
g/ml dapat dicapai pada konsentrasi total plasma hanya 7,5 g/ml atau kurang. Dalam
keadaan ini sangat jelas penting untuk mengurangi dosis yang diberikan.
Protein yang mengikat obat-obatan dasar tidak terganggu di gagal ginjal. Namun, di
negara peradangan, obat-obatan dasar (misalnya propranolol, chlorpromazine, quinidine atau
imipramine) akan menjadi lebih luas terikat karena konsentrasi plasma meningkat sebuah 1-
glikoprotein.