Anda di halaman 1dari 8

Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Hidraulika, Hidrologi, Sumberdaya Air dan Teknik Pantai dan Kelautan

1. MANAJEMEN DAN ORGANISASI SURVEI HIDROMETRI


A. KONSEP SUATU PENGUKURAN HIDROMETRI
Suatu survei yang direncanakan dengan baik akan berusaha untuk menjaga
efektifitas, efisiensi dan mutu hasil survei. Tiga karaketer ini dapat dicapai
dengan perencanaan survei yang sistematis dan realistis. Sistematis berarti
semua kegiatan terorganisir dan saling mendukung satu dengan yang lain
untuk mewujudkan suatu tujuan survei yang terumuskan dengan jelas. Oleh
karena itu penjelasan berikut ini akan dimulai dengan mengulas pengaruh
tujuan dan kedudukan survei hidrometri pada kerangka kegiatan yang
melingkupinya.

B. TUJUAN SURVEI HIDROMETRI


Pada umumnya suatu survei hidrometri terkait dengan suatu keperluan
perencanaan atau perancangan bangunan air untuk berbagai keperluan
seperti pengamanan tebing sungai atau pantai, fasilitas pelabuhan dll. serta
studi atau evaluasi keadaan hidrodinamika atau hidro-oceanografi di kawasan
pantai atau sungai. Oleh karena itu tujuan suatu survei hidrometri diturunkan
dari keperluan penyediaan data untuk keperluan-keperluan tersebut di atas.
Dalam suatu proses perencanaan bangunan air kedudukan survei hidrometri
dapat digambarkan seperti bagan berikut ini.

Kriteria Perencanaan/Perancangan

Survei Hidrometri
ditentukan Metode Hitungan/Pendekatan
oleh

Data yang telah tersedia

Gambar 1.1. Faktor penentu dalam perencanaan survei hidrometri.

Pada suatu kegiatan perencanaan bangunan air diperlukan data masukan


yang di antaranya adalah data lapangan. Perencanaan bangunan air untuk
melindungi tebing dapat diartikan suatu persiapan pengamanan dalam jangka
waktu yang panjang dapat pula merupakan suatu perencanaan pengamanan
yang harus segera dilaksanakan dalam jangka pendek.

Hidrometri dan Hidrografi 1-1


Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Hidraulika, Hidrologi, Sumberdaya Air dan Teknik Pantai dan Kelautan

Keperluan Data Lapangan

Perencanaan atau studi Perencanaan atau studi


jangka pendek jangka panjang

Gambar 1.2. Dua kelompok kemungkingan keperluan data lapangan yang


mempengaruhi perencanaan survei hidrometri.

Perencanaan pengamanan tebing sungai atau pantai jangka panjang pada


umumnya ditujukan sebagai upaya perencanaan pengamanan tebing sungai
atau pantai secara menyeluruh yang melihat kemungkinan-kemungkinan
perubahan yang disebabkan oleh intervensi manusia di masa yang akan
datang. Perencanaan pengamanan tebing sungai atau pantai jangka pendek
adalah perencanaan perlakuan tebing yang harus segera diberikan kepada
suatu tebing sungai atau daerah pantai karena terjadinya suatu perubahan
oleh adanya bencana alam atau intervensi manusia.

C. KARAKTER SURVEI
Penekanan pada perlunya membedakan dua orientasi perencanaan tersebut
dikarenakan perbedaannya mempengaruhi sifat pengumpulan data keadaan
sungai atau pantai. Dari segi akademis barangkali kebutuhan akan data dapat
sama tetapi dari segi keperluan praktis terdapat hal-hal yang mempengaruhi
pertimbangan kebutuhan data seperti urgensi, signifikansi, kemampuan
pembiayaan, kemampuan teknologi, kesiapan tenaga surveyor, dll.
Survei untuk perencanaan pengamanan jangka panjang menekankan pada
kelengkapan data hidrodinamika, akurasi dan penyimpanan data yang
sistematis. Survei untuk perencanaan pengamanan jangka pendek tidak harus
terlalu lengkap dan bergantung pada masalah yang dominan yang sedang
dihadapi. Oleh karena itu, suatu survei hidrometri yang dapat mempunyai
satu, dua atau lebih tujuan, memerlukan informasi penggunaan data yang
akan diukur. Dengan demikian konsentrasi survei akan sesuai dengan
keperluan data metode pengamanan yang dilakukan. Survei untuk
perencanaan pengamanan tebing sungai atau pantai jangka panjang
sebaiknya merupakan survei dengan tujuan banyak sehingga usaha dan biaya
yang dikeluarkan mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Observasi rutin dalam jangka waktu yang panjang seperti monitoring elevasi
muka air, tinggi dan periode gelombang datang serta kecepatan dan arah
angin adalah contoh bagian dan survei jangka panjang. Pengukuran yang

Hidrometri dan Hidrografi 1-2


Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Hidraulika, Hidrologi, Sumberdaya Air dan Teknik Pantai dan Kelautan

lebih sulit dilakukan seperti arus pantai, transpor sedimen sejajar pantai pada
umumnya dilakukan untuk program-program khusus baik untuk keperluan
monitoring keadaan pantai sebelum atau sesudah pembangunan suatu
bangunan pantai ataupun untuk keperluan penelitian ilmiah.

D. MACAM DATA YANG DIPERLUKAN


Dalam problem pengamanan tebing sungai atau pantai, prediksi perubahan
topografi daerah yang ditinjau pada masa-masa yang akan datang
memerlukan penghayatan proses morfologi yang terjadi di daerah yang
ditinjau. Proses hidrodinamika dalam skala kecil dan sedang, seperti gaya-
gaya penyebab terjadinya perubahan (driving forces) yaitu gelombang dan
arus, transpor sedimen dan perubahan topografi dasar sungai atau di wilayah
nearshore diusahakan untuk difahami, bagian mana yang dominan dan
perilakunya.
Dalam menentukan parameter atau besaran apa yang perlu diukur dan kapan
harus diukur diperlukan perumusan tujuan survei jelas.

proses hidrodinamika yang dipelajari


data yang diperlukan

Gambar 1.3. Pengaruh proses hidrodinamika pada pemilihan data yang diukur .

Dengan demikian jenis proses hidrodinamika di sungai atau pantai yang


keadaannya ingin diketahui harus ditentukan lebih dahulu sesuai problem
yang dihadapi. Mengenai kapan pengukuran harus dilaksanakan akan
disinggung pada sub-bab - sub-bab berikutnya.

E. PROSEDURE SURVEI
Tujuan survei pada umumnya adalah ingin mengetahui mekanisme dan
intensitas proses-proses pantai, sungai, rawa, dan waduk/ embung. Misalnya
bagaimana dan seberapa keadaan variasi dan kekuatan gelombang, sirkulasi
arus pantai (nearshore currents), kekuatan arus banjir, surkulasi di waduk
atau rawa dan perubahan topografi dasar perairan. Proses-proses tersebut
mempunyai ciri-ciri khusus dan rentang skala ruang dan waktu yang berbeda-
beda. Oleh karena itu luas areal yang diamati, waktu pelaksanaan dan lama
survei juga berbeda-beda.
Pemilihan peralatan survei selain ditentukan oleh karakter proses yang
diamati dan tujuan survei juga ditentukan oleh beberapa hal, yaitu biaya yang
tersedia, kemampuan dan kesadaran operator, ketersediaan suku cadang alat

Hidrometri dan Hidrografi 1-3


Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Hidraulika, Hidrologi, Sumberdaya Air dan Teknik Pantai dan Kelautan

ukur, akurasi yang diinginkan, alat transpor yang tersedia, penerimaan


masyarakat di sekitar daerah yang disurvei, dll. Semakin banyak
pertimbangan yang dilibatkan dalam perencanaan suatu survei, diharapkan
hasil survei menjadi semakin baik. Tetapi pada umumnya di lapangan selalu
ada keadaan yang tidak sesuai dengan asumsi pada perencanaan survei. Oleh
karena itu, persiapan survei harus mempertimbangkan adanya cadangan baik
dalam hal alat, tenaga, biaya maupun waktu dan lama survei.

Pekerjaan yang selalu ada dalam survei adalah penentuan lokasi pengukuran
(positioning). Positioning juga mencakup lokasi waktu. Positioning untuk
waktu sangat sederhana yaitu dengan mencocokkan semua alat ukur waktu
(jam, stopwatch) yang digunakan dalam survei. Sebaiknya pencocokan
sampai menit pada referensi waktu standar juga perlu dilakukan (misalnya
dari radio atau televisi). Positioning untuk tempat dapat merupakan suatu
paket pekerjaan sendiri. Positioning ini meliputi penentuan lokasi pada ruang
3 dimensi. Dengan demikian letak pengukuran dapat diketahui dengan pasti
pada peta-peta lokasi observasi yang sudah ada.

Hidrometri dan Hidrografi 1-4


Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Hidraulika, Hidrologi, Sumberdaya Air dan Teknik Pantai dan Kelautan

Langkah-langkah Pelaksanaan Survey

Berikut ini adalah langkah-langkah prosedur survei yang umum dilakukan.


1. Penetapan tujuan survei
2. Rencana awal dan studi data sekunder (penetapan waktu. lokasi,
proses-proses hidraulika yang penting, bahan dan data, informasi
sejarah dan hasil studi/survei sebelumnya)
3. Peninjauan lapangan pendahuluan meliputi observasi:
a. kesesuaian lapangan dan tujuan survei
b. akses alat dan tenaga
c. pemilihan tempat kerja (jetti, cliff, menara, dll.)
d. ketersediaan sumber daya (listrik. air bersih, logistik dll.)
e. ketersediaan tempat berlindung/penyimpanan
f. tingkat bahaya lokasi
g. keadaan masyarakat sekitar/penguasa/ijin/kegiatan nelayan,
dll.
4. Rencana pelaksanaan survei untuk menetukan:
a areal, tanggal, lama survei
h. metode dan alat observasi
i. jadwal dan penempatan surveyor
j. keadaan darurat dan keamanan
k. biaya survei
l. akomodasi dan logistik
5. Persiapan pelaksanaan survei (pengadaan bahan, alat dan angkutan)
6. Mobilisasi survei, penyiapan tenaga lokal, instalasi alat, pemeriksaan
kerja alat dan operator
7. Pelaksanaan survei
8. Penarikan alat dan personel
9. Pengumpulan catatan dan analisis data
10. Penyusunan Laporan

Penggunaan alat-alat yang canggih dan operator yang terampil serta


mempunyai dedikasi yang tinggi dapat memberikan hasil pengukuran dengan
akurasi tinggi. Alat-alat yang canggih tanpa didukung oleh kemampuan dan
kemauan operator dapat menghasilkan catatan yang tidak ada artinya. Ada
satu pengecualian yaitu pengukuran transpor sedimen. Pengukuran transpor
sedimen adalah pekerjaan yang masih sangat sulit. Hal ini salah satunya
disebabkan oleh proses angkutan sedimen sendiri mempunyai variasi dan
fluktuasi yang cukup besar. Metode yang umum diterapkan adalah
pengukuran dengan tracer.

Hidrometri dan Hidrografi 1-5


Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Hidraulika, Hidrologi, Sumberdaya Air dan Teknik Pantai dan Kelautan

F. JADWAL DAN PENEMPATAN PERSONEL


Pada umumnya suatu survei pengukuran di daerah pantai dilakukan pada
keadaan gelombang sedang. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan
surveyor dan alat-alat terancam bahaya (pada saat gelombang besar) dan
hasil pengukuran tidak terlalu sulit dibaca (pada saat gelombang kecil).
Pelaksanaan pengukuran tertentu, seperti pemetaan batimetri, pemasangan
alat-alat ukur di dasar pantai, dll., disukai pada saat gelombang kecil.
Demikian pula pengukuran di sungai dilakukan pada keadaan yang aman.
Oleh karena itu jika merencanakan mengukur arus pada saat banjir besar
harus dipertimbangkan masak-masak antisipasi faktor keamanan pada saat
memilih metode pengukuran.
Pada prakteknya keadaan cuaca tidak selalu terjadi seperti apa yang
diramalkan. Oleh karena itu persiapan survei harus mempertimbangkan
kemungkinan terjelek dari keadaan pelaksanaan survei. Dengan demikian
dalam perencanaan dan persiapan survei perlu dimasukkan selang waktu
cadangan sebelum dan sesudah periode pengukuran ideal, dan cadangan
peralatan serta personel survei yang cukup. Pada umumnya survei lapangan
untuk pengukuran satu bulan diperlukan dua minggu waktu cadangan.
Fase instalasi alat dan pemeriksaan kerja alat dan kerja operator hendaknya
dijadwalkan agak awal sehingga tidak terlalu dekat dengan saat dimulainya
pengukuran. Hal ini disebabkan sering terjadinya masalah pada alat yang
memerlukan perbaikan atau bahkan penggantian.
Selain itu masalah logistik dan kesehatan surveyor pada periode awal berada
di lapangan kadangkala muncul secara tak terduga.
Penentuan jumlah personel survei dilakukan setelah perencanaan detail
jadwal pengukuran, alat dan metode pengukuran selesai. Tenaga lokal
hendaknya ditempatkan pada posisi-posisi yang tidak vital. Pada keadaan
pengukuran dengan alat atau operator yang tidak begitu dapat diandalkan
kadangkala diperlukan pengukuran kontrol, misalnya pengukuran muka air
dengan AWLR perlu didampingi pengamatan langsung dengan papan duga.

G. PENCEGAHAN KECELAKAAN
Seperti telah disebutkan di muka, perencanaan survei perlu memasukkan
keperluan alat dan personel cadangan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kontinyuitas pengukuran jika terjadi kecelakaan atau gangguan-ganguan lain.
Selain itu perlu diperhatikan pencegahan-pencegahan hal-hal yang mungkin
terjadi yang membahayakan keselamatan surveyor walaupun hanya berupa
bahaya cidera ringan.

Hidrometri dan Hidrografi 1-6


Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Hidraulika, Hidrologi, Sumberdaya Air dan Teknik Pantai dan Kelautan

Ada baiknya jika setiap surveyor diperiksa kesehatannya sebelum survey


dilaksanakan. Peralatan-peralatan keamanan seperti pelampung dan PPPK
harus tersedia selama survei berlangsung.
Bahaya tidak hanya berasal dan masalah yang ditimbulkan oleh keadaan
alam tetapi juga dapat berasal dan masyarakat yang berada di sekitar daerah
survei yang kebetulan tidak berkenan dengan pelaksanaan survei. Untuk itu
diperlukan kerja sama dengan aparat pemerintah dan pemuka atau tokoh
masyarakat setempat. Kerjasama dan hubungan baik dengan masyarakat
sekitar daerah survei juga akan sangat bermanfaat jika terjadi suatu
kecelakaan.

H. PELAKSANAAN SURVEI
KOORDINASI
Personel survei dikelompokkan menjadi beberapa regu sesuai tugas yang
harus dikerjakan. Setiap regu harus mempunyai pemimpin yang bertanggung
jawab atas keadaan dan kerja regu tersebut. Pemimpin regu harus tahu pasti
apa yang harus dikerjakan oleh anggotanya dan koordinasi dengan regu-regu
lain serta mempunyai pengetahuan dasar flsika yang cukup tentang perilaku
yang diukur oleh regunya. Dengan demikian jika terjadi penyimpangan
pemimpin regu dapat memutuskan modifikasi yang dapat dilakukan.
Komando pelaksanaan survei dilakukan oleh pemimpin utama survei kepada
pemimpin-pemimpin regu. Komando dapat dituangkan dalam tabel instruksi
atau jadwal pengukuran. Jika dimungkinkan disediakan alat komunikasi untuk
keperluan koordinasi tersebut. Jika tidak, pemimpin utama survei dapat
melakukan pemeriksaan rutin ke tiap-tiap regu.

Gambar 1.4. Contoh jaring-jaring komunikasi pelaksanaan survei (NERC-Jepang)

Hidrometri dan Hidrografi 1-7


Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Hidraulika, Hidrologi, Sumberdaya Air dan Teknik Pantai dan Kelautan

PENCATATAN DAN PERUBAHAN

Pencatatan yang tidak dilakukan secara otomatis seperti dengan rol-rol kertas
pencatat atau secara magnetis dalam pita atau cakram rekam hendaknya
dipersiapkan dalam bentuk tabel atau formulir isian. Tiap formulir isian
disertai dengan petunjuk pengisian yang jelas.
Catatan tentang kondisi pengukuran, hal-hal khusus atau penyimpangan dan
prosedur yang lazim harus dibuat selama pengukuran. Hal ini akan sangat
membantu dalam interpretasi data pencatatan yang sangat mungkin
dikerjakan oleh orang lain.
Untuk mendukung pencatatan yang baik, persiapan harus menyediakan
peralatan pencatatan yang tetap dapat digunakan pada keadaan lapangan
yang terburuk (gelap, hujan, goncangan, formulir cadangan, alat tulis
cadangan, dll.). Peralatan perbaikan alat-alat pencatat otomatis hendaknya
perlu disiapkan, seperti kabel-kabel cadangan, kawat, perekat, pembalut,
gunting. pisau, dll.
Seperti telah disinggung di muka bahwa hampir pada semua survei, keadaan
lapangan tidak memungkinkan pelaksanaan survei persis seperti perencanaan
survei. Dengan demikian perubahan pelaksanaan di lapangan hampir
dipastikan selalu ada.
Akan sangat bermanfaat jika kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
dilapangan sudah dipersiapkan langkah-langkah penyelesaiannya. Tetapi jika
tidak ada persiapan, maka perubahan harus dilakukan dengan pertimbangan
akurasi pengukuran dan kebutuhan data oleh analisis selanjutnya. Oleh
karena itu paling tidak pemimpin utama dan pemimpin regu diberi informasi
tentang tujuan pengukuran dan tujuan studi. Sekali lagi, perubahan-
perubahan prosedur selalu disertai catatan pelaksanaannya.

Hidrometri dan Hidrografi 1-8

Anda mungkin juga menyukai