TINJAUAN UMUM
SM UPSA VPS NVE.PSO A.VROM GP V. PEO IERS PSRE AE R RSA IAN S & I B E L T
Pada bagian Operasi Produksi, terdapat lima unit General Manager yang
mengurusi bagian yang berbeda satu sama lain yaitu, Unit Pertambangan Tanjung
Enim, Pelabuhan Tarahan ,Dermaga Kertapati, Unit Pertambangan Ombilin dan
Unit Briket. Pada Unit Pertambangan Tanjung enim, aktivitas penambangan
batubara di tugaskan kepada Senior Manager. Senior Manager bertugas untuk
mengawasi bagian bagian dari suatu Pit yang terdapat di PT Bukit Asam serta
sebagai pimpinan penambangan daerah Tanjung Enim. Senior Manager
membawahi Manager, Manager bertugas menyampaikan rancangan rancangan
C O N V E Y O R
masing masing pit, baik dalam sketsa maupun perhitungan penggalian pada
dapat dilihat peta regional PT.Bukit Asam (Persero) Tbk UPTE. Lokasi
penambangan PT.Bukit Asam (Persero) Tbk terdiri dari dua bagian yaitu Tambang
Air Laya (TAL) dan Non Air Laya (NAL).
Non Air Laya secara umum terbagi menjadi dua bagian yaitu Banko Barat
dan Muara Tiga Besar.Muara Tiga Besar terbagi lagi menjadi dua bagian lokasi
pengembangan yaitu Muara Tiga Besar Utara dan Muara Tiga Besar Selatan.
Muara Tiga Besar (MTB) yang terdiri dari Muara Tiga Besar Utara (MTBU)
dan Muara Tiga Besar Selatan (MTBS) memiliki Luas IUP 3.300 Ha serta
terdapat lokasi Tambang Banko Barat dengan luas IUP 4.500 Ha. Daerah
operasional penambangan Muara Tiga Besar Utara adalah salah satu wilayah
operasional PT.Tambang Batubara Bukit Asam yaitu sekitar 7 km dari Tanjung
Enim ke arah timur.
\
Gambar 2.3 Lokasi Kerja Praktek Penambangan Muara Tiga Besar Utara (MTBU)
1. Sedimen Kuarter
Satuan ini merupakan Litologi termuda yang tidak terpengaruh oleh
orogenesa Plio-Plistosen. Golongan ini diendapkan secara tidak selaras di
atas formasi yang lebih tua yang terdiri dari batupasir, fragmen-fragmen
konglomerat berukuran kerikil hingga bongkah, hadir batuan volkanik
andesitik-basaltik berwarna gelap. Satuan ini berumur resen.
2. Formasi Kasai
Formasi Kasai diendapkan secara selaras di atas Formasi Muara Enim
dengan ketebalan 850 1200 m. Formasi ini terdiri dari batupasir tufan dan
tefra riolitik di bagian bawah. Bagian atas terdiri dari tuf pumice kaya
kuarsa, batupasir, konglomerat, tuf pasiran dengan lensa rudit mengandung
pumice dan tuf berwarna abu-abu kekuningan, banyak dijumpai sisa
tumbuhan dan lapisan tipis lignit serta kayu yang terkersikkan. Fasies
pengendapannya adalah fluvial dan alluvial fan. Formasi Kasai berumur
Pliosen akhir-Plistosen awal.
3. Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim diendapkan selaras diatas Formasi Benakat. Formasi
ini berumur Miosen Atas yang tersusun oleh batu pasir lempungan, batu
lempung pasiran dan batubara. Formasi ini merupakan hasil dari
pengendapan lingkungan laut neritik sampai rawa, dengan ketebalan
berkisar antara 150 m sampai 750 m.
4. Formasi Air Bekanat
Formasi Air Benakat diendapkan selaras diatas Formasi Gumai yang
berumur Miosen Tengah, tersusun oleh batu lempung pasiran dan batu pasir
glaukonitan. Formasi Air Benakat diendapkan pada lingkungan laut neritik
dan berangsur menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara 100 m sampai
800 m. Formasi ini diendapkan pada lingkungan neritik dan berangsur-
angsur menjadi laut dangkal dan prodelta. Diendapkan selaras di atas
formasi gumai pada Miosen Tengah hingga Miosen Akhir dengan ketebalan
kurang dari 600 meter.
5. Formasi Gumai
14
Tanah Penutup terdir dari endapan sungai tua (pasir dan kerikil), batu
lempung dan lapisan lanau yang silisified, juga terdapat iron stone nodules
serta lapisan gantung (hanging seam). Dapat dijelaskan bahwa lapisan ini
merupakan lapisan yang terdiri dari tanah liat, bentonite, dan campuran
lumpur serta batu pasir halus, pada bagian ini dapat dijumpai nodul-nodul
clay iron stone pada kedalaman 8 m dengan ketebalan 1,35 m. Lapisan ini
dicirikan dengan adanya batu lempung, batu pasir, batu lempung lanauan
(Silt Clay Stone) dan Bentonit. Pada lapisan ini ditemukan juga lapisan
batubara gantung (Hanging Coal) pada kedalaman 8 m dengan ketebalan
1,35m.
2 Lapisan Batubara A2 (Mangus Atas)
Lapisan ini dicirikan dengan adanya lapisan pengotor yang berupa lempung
berwarna keabu-abuan. Ketebalan batubara pada lapisan ini bervariasi
antara 6,8 m 10 m dengan ketebalan rata-rata 8,6 m.
3 Lapisan Interburden A1 A2
Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir tufaan berwarna putih keabu-
abuan sebagian dari hasil aktivitas vulkanik. Lapisan ini mempunyai
ketebalan rata-rata 2,9 m.
4. Lapisan Batubara A2 (Mangus Bawah)
Lapisan batubara A2 mempunyai variasi ketebalan antara 9,8 m 14,75 m
dengan ketebalan rata-rata 12,8 m, dimana daerah bagian Barat mempunyai
ketebalan relatif lebih besar dibandingkan dengan daerah bagian Timur.
5. Lapisan Interburden A2 B1
Lapisan ini dicirikan dengan batu lanau,dengan ketebalan rata-rata 16 m
dengan sisipan pasor halus. Disini ditemukan adanya lapisan batubara tipis
dikenal dengan nama Suban Marker Seam.
6. Lapisan Batubara B1 (Suban)
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 17 m. Ketebalan terbesar terdapat
dekat dengan antikilin Muara Tiga, yaitu sekitar 20 m dan ketebalan terkecil
sekitar 10 m.
7. Lapisan Interburden B1 B2
16
Lapisan ini mengandung batu lempung dan batu lanau yang tipis.
8. Lapisan Batubara B2
Lapisan batubara ini memiliki ketebalan 4.3 5.5 m.
9. Lapisan Interburden B2 C
Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir yang mendominasi dengan
ketebalan rata-rata 40 m. Material lain yang tersisip berupa batu pasir
lanauan yang berwarna abu abu.
10. Lapisan Batubara C (Petai)
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 8.9 m dengan sisipan tipis batu
lempung dan dibawahnya terdapat batu lempung dan batu lanau. Pada
lapisan C banyak dijumpai lensa-lensa batu lanau atau siltstone terkadang
bersifat silikaan dan warnanya mirip batubara.
Gambar 2.4 Penampang Litologi Daerah Tambang Muara Tiga Besar Utara
2.6 Iklim dan Curah Hujan
Tambang Muara Tiga Besar Utara memiliki iklim yang sama dengan iklim
di daerah indonesia pada umumnya yaitu iklim tropis. Wilayah Tanjung Enim
memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan suhu yang tinggi. Suhu yang ada di
daerah berkisar 24 hingga 32 dan kelembaban yang dimiliki wilayah
ini berkisar 75% dengan kecepatan angin 1-3 m/det.
Tabel 2.2 Data Curah Hujan Rata rata tahun 2016 MTBU-Barat
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Curah Hujan (mm)
Bulan
MTBU-Barat
Januari 126.8
Februari 464.0
Maret 311.6
April 297.5
Mei 40.9
Juni 91.0
Juli 23.3
Agustus 27.30
17
September -
Oktober -
November -
Desember -
Total
Rata-Rata
18
Tabel 2.3 Data Curah Hujan Harian pada Bulan Agustus Tahun 2016
di Penambangan Muara Tiga Besar - Utara
MTBU Timur MTBU Barat
TGL C. Hujan Jam Frekwensi C.Hujan Jam Frekuensi
mm Hujan (jam) (Kali) mm Hujan (jam) (Kali)
1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
11 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
13 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
14 17.00 2.00 1.00 17.00 2.00 1.00
15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
16 2.40 0.30 1.00 3.60 0.20 1.00
17 0.30 0.10 1.00 2.70 0.10 1.00
18 0.0 0.00 0.00 3.30 0.45 2.00
19 1.00 0.50 1.00 0.00 0.00 0.00
20 2.20 0.50 2.00 0.10 0.10 1.00
21 2.20 0.05 1.00 0.00 0.00 0.00
22 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
23 0.40 0.08 1.00 0.40 0.08 1.00
24 0.20 0.02 1.00 0.20 0.02 1.00
19
Tabel 2.4 Potensi Batubara di daerah konsesi PT.Bukit Asam Tanjung Enim
Sumatera Selatan
Tabel 2.5 Jumlah Cadangan Batubara Terukur Muara Tiga Besar Utara
Luas Daerah Ketebalan Cadangan
Lapisan Batubara
(Ha) (M) (Juta Ton)
1 Meta Anthracite -
Medium Volatile
2 -
Bituminus
Bituminus High Volatile Bituminus Air Laya &
3
Coal A Bukit Kendi
High Volatile Bituminus
4 -
Coal B
High Volatile Bituminus
5 -
Coal C
Sub-
Bituminus 2 Sub-Bituminus Coal B Muara Tiga Besar
a. Metaanthracite
b. Anthracite
c. Semianthracite
b. Group bituminous coal yang mempunyai nilai kalori
antara 13.000 - 14.000 btu/lb, antara lain:
1. Low Volatile bituminous coal
2. Medium Volatile bituminous coal
3. High Volatile A bituminous coal
4. High Volatile B bituminous coal
5. High Volatile C bituminous coal
c. Group sub bituminous coal nilai kalori antara 8.300 -
13.000 Btu/lb, antara lain :
1. Sub Bituminous A coal
2. Sub Bituminous B coal
3. Sub Bituminous C coal
d. Group Lignit coal nilai kalori kurang dari 8.300 Btu/lb,
antara lain:
1. Lignit
2. Brown coal
Dengan cara pengklasifikasian diatas, batubara PTBA (UPTE) secara umum
termasuk kelas sub bituminous sampai antrasit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel Market Brand (Tabel 2.7).
Kualitas batubara yang merupakan produk Pasar PTBA terdiri dari Lima
jenis produk, yaitu : BA-55, BA-59, BA-63, BA-67, dan BA-70. Penamaan jenis
produk batubara produk pasar PTBA ini berdasarkan nilai kalori rata-rata dan
pengunaannya bagi konsumen, yaitu :
a. BA-55
Adalah jenis produk batubara kalori rendah yang mempunyai nilai kalori
minimum 5500 kkal/kg (adb) yang saat sekarang belum dilakukan
penambangan dan penjualan.
b. BA-59
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai nilai kalori
minimum 5850 kkal/kg (adb) yang sebagian besar digunakan untuk
kebutuhan industry umum dan pembangkit listrik.
c. BA-63
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai nilai kalori
minimum 6250-6350 kkal/kg (adb) yang sebagian besar digunakan untuk
kebutuhan industri umum, semen dan pembangkit listrik.
d. BA-67
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai nilai kalori
minimum 6600-6700 kkal/kg (adb) yang sebagian besar digunakan untuk
kebutuhan industry umum, semen dan pembangkit listrik.
e. BA-70
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai nilai kalori
minimum 6950-7050 kkal/kg (adb) dengan kandungan sulphur maksimum
0,7% yang sebagian besar digunakan untuk kebutuhan industry umum,
semen dan pembangkit listrik.
Pada areal penambangan Muara Tiga Besar, terdapat beberapa lapisan
dengan kalori yang beragam.Kalori yang banyak terdapat di MTBU berkisar
antara 5000 Kkal/kg - 6000 Kkal/kg. Untuk lebih jelas mengenai kualitas batubara
dari analisa proksimat dapat dilihat pada tabel berikut:
CV
Market TM IM Ash VM FC TS
(Kcal Kg,
Brand (%, ar) (%,adb) (%, adb) (%,adb) (%, adb) (%,adb)
abd)
TE 55 5200 5600 23,76-29,64 11,79-18,12 4,84-10,90 36,67-40,70 36,70-40,15 0,14-1,01
Keterangan :
1 Moisture
Menyatakan jumlah air yang ada dalam batubara. Secara umum Moisture
dapat dibedakan dalam 3 jenis,yaitu :
a Inherent Moisture (IM)
Merupakan kandungan air bawaan mulai dari saat batubara itu
terbentuk
b Surface Moisture (SM)
Merupakan air yang terdapat pada permukaan batubara,dan pada cleat
cleat batubara. Bila diangin angin kandungan air tersebut dapat
menguap
c Total Moisture (TM)
Merupakan jumlah air dari Inherent Moisture + Surface Moisture.
2. Volatile Matter (VM)
Zat terbang pada batubara yang terliberasi pada temperature tinggi dengan
tidak hadirnya udara dan umumnya berskala dari fraksi organik batubara
3. Calori Value (CV)
Besar kalori batubara yang dihasilkan dari unit massa batubara ketika
batubara tersebut dibakar
4. Ash Content (AC)
Kandungan abu batubara setelah terjadi proses pembakaran
5. Air Dried Basic ADB)
Parameter batubara yang kandungan Air nya dihilangkan
6. Total Sulfur (TS)
25
Sulfur Batubara
7. Fixed Carbon (FC)
Unsur karbon yang tersisa dari pembakaran batubara setelah Volatile Matter
berliberasi FC =100 %(VM+Ash+Moisture)adb