Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah PT Bukit Asam (Persero) Tbk


PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang di dirikan pada tanggal 2 Maret 1981 dengan dasar Peraturan Pemerintah No
42 tahun 1980 yang berkantor pusat di Tanjung Enim,Sumatera Selatan. Diawali
Penyelidikan Eksplorasi yang dilakukan oleh bangsa Belanda Pada tahun 1915
sampai dengan 1918 yang di pimpin Ir. Man Haat yang hasilnya menunjukkan
ditemukannya kandungan batubara yang besar di kawasan Bukit Asam. Pada
tahun 1919 tambang batubara di Bukit Asam mulai berpoduksi, wilayah operasi
penambangan pertama dilakukan di areal Tambang Air Laya dengan sistem
penambangan tambang bawah tanah. Batubara yang dihasilkan dihubungkan
melalui pelabuhan Kertapati Palembang melalui kereta api sejauh 165 km dan
jalan darat sejauh 200 km.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para
karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang
menjadi Pertambangan Nasional.Pada 1950 Pemerintah RI kemudian
mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN
TABA). Pada 1981, PN TABA berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan
nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Dalam rangka
meningkatkan pengembangan industri batubaradi Indonesia,pada 1990
Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan
Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada
1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket
batubara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode PTBA sejak saat itulah menjadi
PTBukit Asam (Persero)Tbk.
Ditinjau dari lembaga yang mengurusnya sampai saat ini PT Bukit Asam
(Persero)Tbk, secara berturut-turut dikelola oleh Lembaga - lembaga yang
mengurus Tambang Batubara Bukit Asam diantaranya:
1. Tahun 1919 1942 oleh Pemerintah Hindia Belanda.
2. Tahun 1942 1945 oleh Pemerintah Militer Jepang.
5
6

3. Tahun 1945 1947 oleh Pemerintah Republik Indonesia.


4. Tahun 1947 1949 oleh Pemerintah Belanda (Agresi II).
5. Tahun 1949 sekarang oleh Pemerintah Republik Indonesia antara lain:
a. Tahun 1959 sampai dengan tahun 1960 oleh Biro Perusahaan Tambang
Negara (BUPTAN) berdasarkan PP No 86 th 1958.
b. Tahun 1961 sampai dengan tahun 1967 oleh Badan Pimpinan Umum
(BPU) perusahaan-perusahaan tambang batubara. BPU juga membawahi
tiga perusahaan negara yaitu :
1. PN. Batubara Ombilin di Sumatera Barat.
2. PN. Tambang Arang Bukit Asam di Tanjung Enim Sumsel.
3. PN. Tambang Batubara Mahakam di Kalimantan Timur.
c. Tahun 1968 s.d 1980 oleh PN. Tambang Batubara berdasarkan PP No 23
tahun 1968.
d. Tahun 1981 s.d sekarang oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam
berdasarkan PP No 42 tahun 1980.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk bertujuan untuk memenuhi permintaan
industri baik dalam maupun luar negeri terutama untuk memasok kebutuhan
batubara bagi PLTU Suralaya, Jawa Barat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan
tersebut, maka dikembangkan beberapa site di wilayah IUP PTBA Tanjung Enim,
yaitu:
1. Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU), merupakan tambang
yang dioperasikan dengan metode penambangan menggunakan Bucket
Wheel Excavator (BWE).Site ini telah memasuki wilayah Kabupaten lahat
yang IUP nya pun izin dari Bupati Lahat.
2. Tambang Muara Tiga Besar Selatan (MTBS), merupakan bagian
dari Tambang Muara Tiga Besar yang berada di sebelah Selatan.Site ini juga
telah memasuki wilayah Kabupaten lahat yang IUP nya pun Izin dari Bupati
Lahat.
3. Tambang Air Laya (TAL), merupakan site terbesar di wilayah IUP
PTBA yang dioperasikan dengan teknologi penambangan terbuka secara
excavator-truck.
4. Tambang Banko Barat, terdiri dari Pit 1 dan Pit 3 yang
dioperasikan dengan
metode kombinasi excavator-truck.
7

2.1 Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi
Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.
b. Misi
Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi
dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi
stakeholder dan lingkungan.
c. Nilai
Dalam suatu perusahaan besar dibutuhkan nilai nilai sebagai acuan untuk
menjadi perusahaan yang maju Hal itu dilakukan dengan nilai nilai antara lain :
1. Visioner
Mampu melihat jauh kedepan dan membuat proyeksi jangka panjang dalam
pengembangan bisnis.
2. Integritas
Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen dan
bertanggung jawab.
3. Inovatif
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru
untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.
4. Professional
Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi, dengan kreativitas,
penuh keberanian, komitmen penuh , dalam kerjasama untuk keahlian yang
terus menerus meningkat.
5. Sadar Biaya dan Lingkungan
Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan
menjalankan usaha atau asas manfaat yang maksimal dan kepedulian
lingkungan.

2.1 Struktur Organisasi PT Bukit Asam (Persero)Tbk


Dalam menjalankan bisnisnya PT Bukit Asam (Persero) Tbk memilki dewan
direksi yang terdiri dari Direktur Utama, Direktur Pengembangan Usaha, Direktur
Operasi/Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Niaga dan Direktur Sumber Daya
8

Manusia Umum,disini setiap bagian-bagian utama langsung berada dibawah


seorang pemimpin serta pemberian wewenang dan tanggung jawab bergerak
vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hirarki yang
ada.
Dalam pembagiannya PTBA dipimpin oleh satu direktur utama selain dari
beberapa direktur yang membantu ada bagian yang lain juga yang ikut langsung
bertanggung jawab terhadap direktur utama yaitu sekretaris perusahaan,satuan
pengawasan intern dan sistem management perusahaan. Pada setiap direktur ada
juga beberapa pembagian departemen. Pada direktur keuangan ada departemen
akutansi dan anggaran,departemen pembendaharaan dan pendanaan, departemen
teknologi dan informasi.

SM UPSA VPS NVE.PSO A.VROM GP V. PEO IERS PSRE AE R RSA IAN S & I B E L T
Pada bagian Operasi Produksi, terdapat lima unit General Manager yang
mengurusi bagian yang berbeda satu sama lain yaitu, Unit Pertambangan Tanjung
Enim, Pelabuhan Tarahan ,Dermaga Kertapati, Unit Pertambangan Ombilin dan
Unit Briket. Pada Unit Pertambangan Tanjung enim, aktivitas penambangan
batubara di tugaskan kepada Senior Manager. Senior Manager bertugas untuk
mengawasi bagian bagian dari suatu Pit yang terdapat di PT Bukit Asam serta
sebagai pimpinan penambangan daerah Tanjung Enim. Senior Manager
membawahi Manager, Manager bertugas menyampaikan rancangan rancangan

C O N V E Y O R
masing masing pit, baik dalam sketsa maupun perhitungan penggalian pada

AMPG E OE ANS BRNPSA WRIADCM BE BA DB A D E R DACB


masing masing pit yang dilakukan penambangan . Dibawah manager
dikendalikan oleh Asisten Manager, Asisten Manager, merupakan Kepala di
masing masing metode penambangan dalam suatu pit. Di Pit Muara Tiga Besar-
Utara terdapat dua metode penambangan yaitu dengan metode penambangan
Continous Mining dan Conventional Mining yang dikepalai dua Asisten Manager.
Asisten Manager kemudian memberikan perintah pada pengawas di lapangan
yaitu kepada Supervisor.
9

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Satuan Kerja BWE System


PT Bukit Asam (Persero) Tbk

2.4 Lokasi dan Geografis


Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT.Bukit Asam (Persero) Tbk di Tanjung
Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera
Selatan dengan jarak 186 km Barat Daya dari pusat kota Palembang. Wilayah
IUP PT. Bukit Asam terletak pada posisi 342 30 LS 4o 47 30 LS dan 103o
45 00 BT 10350 10 BT atau garis bujur 9.583.200 9.593.200 dan lintang
360.600 367.000 dalam sistem koordinat internasional. Untuk selengkapnya
10

dapat dilihat peta regional PT.Bukit Asam (Persero) Tbk UPTE. Lokasi
penambangan PT.Bukit Asam (Persero) Tbk terdiri dari dua bagian yaitu Tambang
Air Laya (TAL) dan Non Air Laya (NAL).
Non Air Laya secara umum terbagi menjadi dua bagian yaitu Banko Barat
dan Muara Tiga Besar.Muara Tiga Besar terbagi lagi menjadi dua bagian lokasi
pengembangan yaitu Muara Tiga Besar Utara dan Muara Tiga Besar Selatan.
Muara Tiga Besar (MTB) yang terdiri dari Muara Tiga Besar Utara (MTBU)
dan Muara Tiga Besar Selatan (MTBS) memiliki Luas IUP 3.300 Ha serta
terdapat lokasi Tambang Banko Barat dengan luas IUP 4.500 Ha. Daerah
operasional penambangan Muara Tiga Besar Utara adalah salah satu wilayah
operasional PT.Tambang Batubara Bukit Asam yaitu sekitar 7 km dari Tanjung
Enim ke arah timur.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP)


PT. BA UPTE.

No Lingkup Area Penambangan Luas (Ha)

1. Air Laya 7.700

Non Air Laya 7.800

2. a. Muara Tiga Besar 3.300


b. Banko Barat 4.500
11

Gambar 2.2 Peta Regional PT.Bukit Asam (Persero),Tbk. Tanjung Enim


12

\
Gambar 2.3 Lokasi Kerja Praktek Penambangan Muara Tiga Besar Utara (MTBU)

2.5 Geologi dan Stratigrafi


2.5.1 Geologi
Lapisan batubara di daerah IUP PT.Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit
Pertambangan Tanjung Enim menempati tepi barat bagian dari Cekungan
Sumatera Selatan (Coster, 1974 dan Harsa, 1975). Lapisan batubara pada daerah
ini tersingkap dalam sepuluh lapisan batubara yang terdiri dari lapisan tua
sampai muda, yakni Lapisan Petai, Lapisan Suban, Lapisan Mangus dan tujuh
lapisan gantung (hanging seam).
Ditinjau dari keadaan geologi pembentukan batubara, maka lapisan batubara
pada awalnya berupa lapisan yang datar (flat) atau sedikit miring. Kemiringan
yang besar mengindikasikan telah terjadinya fenomena geologi yang signifikan
(lipatan/patahan) di sekitar lokasi tersebut, sehingga batubara memiliki
kemiringan yang besar, maka material batuan di sekitar batubara tersebut
(overburden/interburden) juga mengalami proses geologi yang sama.
13

1. Sedimen Kuarter
Satuan ini merupakan Litologi termuda yang tidak terpengaruh oleh
orogenesa Plio-Plistosen. Golongan ini diendapkan secara tidak selaras di
atas formasi yang lebih tua yang terdiri dari batupasir, fragmen-fragmen
konglomerat berukuran kerikil hingga bongkah, hadir batuan volkanik
andesitik-basaltik berwarna gelap. Satuan ini berumur resen.
2. Formasi Kasai
Formasi Kasai diendapkan secara selaras di atas Formasi Muara Enim
dengan ketebalan 850 1200 m. Formasi ini terdiri dari batupasir tufan dan
tefra riolitik di bagian bawah. Bagian atas terdiri dari tuf pumice kaya
kuarsa, batupasir, konglomerat, tuf pasiran dengan lensa rudit mengandung
pumice dan tuf berwarna abu-abu kekuningan, banyak dijumpai sisa
tumbuhan dan lapisan tipis lignit serta kayu yang terkersikkan. Fasies
pengendapannya adalah fluvial dan alluvial fan. Formasi Kasai berumur
Pliosen akhir-Plistosen awal.
3. Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim diendapkan selaras diatas Formasi Benakat. Formasi
ini berumur Miosen Atas yang tersusun oleh batu pasir lempungan, batu
lempung pasiran dan batubara. Formasi ini merupakan hasil dari
pengendapan lingkungan laut neritik sampai rawa, dengan ketebalan
berkisar antara 150 m sampai 750 m.
4. Formasi Air Bekanat
Formasi Air Benakat diendapkan selaras diatas Formasi Gumai yang
berumur Miosen Tengah, tersusun oleh batu lempung pasiran dan batu pasir
glaukonitan. Formasi Air Benakat diendapkan pada lingkungan laut neritik
dan berangsur menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara 100 m sampai
800 m. Formasi ini diendapkan pada lingkungan neritik dan berangsur-
angsur menjadi laut dangkal dan prodelta. Diendapkan selaras di atas
formasi gumai pada Miosen Tengah hingga Miosen Akhir dengan ketebalan
kurang dari 600 meter.
5. Formasi Gumai
14

Formasi Gumai diendapkan secara selaras di atas Formasi Baturaja dimana


formasi ini menandai terjadinya transgresi maksimum di Cekungan
Sumatera Selatan. Bagian bawah formasi ini terdiri dari serpih gampingan
dengan sisipan batugamping, napal dan batulanau. Sedangkan di bagian
atasnya berupa perselingan antara batupasir dan serpih. Ketebalan formasi
ini secara umum bervariasi antara 150 m - 2200 m dan diendapkan pada
lingkungan laut dalam. Formasi Gumai berumur Miosen awal-Miosen
tengah.
6. Formasi Baturaja
Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Formasi Talang Akar dengan
ketebalan antara 200 sampai 250 m. Litologi terdiri dari batugamping,
batugamping terumbu, batugamping pasiran, batugamping serpihan, serpih
gampingan dan napal kaya foraminifera, moluska, dan koral. Formasi ini
diendapkan pada lingkungan litoral-neritik dan berumur Miosen awal.
7. Formasi Talang Akar
Formasi Talang Akar pada Sub Cekungan Jambi terdiri dari batulanau,
batupasir, dan sisipan batubara yang diendapkan pada lingkungan laut
dangkal hingga transisi. Menurut Pulunggono, 1976, Formasi Talang Akar
berumur Oligosen akhir hingga Miosen awal dan diendapkan secara selaras
di atas Formasi Lahat. Bagian bawah formasi ini terdiri dari batupasir kasar,
serpih dan sisipan batubara. Sedangkan di bagian atasnya berupa
perselingan antara batupasir dan serpih. Ketebalan Formasi Talang Akar
berkisar antara 400 m 850 m.
2.5.2 Stratigrafi & Litologi
Secara umum Perlapisan di daerah Muara Tiga Besar Utara (MTBU) dapat
diihat pada kolom Stratigrafi, dimana merupakan rangkaian Formasi Muara Enim
dari tiga lapisan batubara yang tiap-tiap lapisan terdapat lapisan sisipan yaitu
lapisan batuan sedimen berupa batu lempung lanauan sampai pasiran. Adapun
urutan stratigrafi sebagai berikut:

1 Lapisan Tanah Penutup (Overburden)


15

Tanah Penutup terdir dari endapan sungai tua (pasir dan kerikil), batu
lempung dan lapisan lanau yang silisified, juga terdapat iron stone nodules
serta lapisan gantung (hanging seam). Dapat dijelaskan bahwa lapisan ini
merupakan lapisan yang terdiri dari tanah liat, bentonite, dan campuran
lumpur serta batu pasir halus, pada bagian ini dapat dijumpai nodul-nodul
clay iron stone pada kedalaman 8 m dengan ketebalan 1,35 m. Lapisan ini
dicirikan dengan adanya batu lempung, batu pasir, batu lempung lanauan
(Silt Clay Stone) dan Bentonit. Pada lapisan ini ditemukan juga lapisan
batubara gantung (Hanging Coal) pada kedalaman 8 m dengan ketebalan
1,35m.
2 Lapisan Batubara A2 (Mangus Atas)
Lapisan ini dicirikan dengan adanya lapisan pengotor yang berupa lempung
berwarna keabu-abuan. Ketebalan batubara pada lapisan ini bervariasi
antara 6,8 m 10 m dengan ketebalan rata-rata 8,6 m.
3 Lapisan Interburden A1 A2
Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir tufaan berwarna putih keabu-
abuan sebagian dari hasil aktivitas vulkanik. Lapisan ini mempunyai
ketebalan rata-rata 2,9 m.
4. Lapisan Batubara A2 (Mangus Bawah)
Lapisan batubara A2 mempunyai variasi ketebalan antara 9,8 m 14,75 m
dengan ketebalan rata-rata 12,8 m, dimana daerah bagian Barat mempunyai
ketebalan relatif lebih besar dibandingkan dengan daerah bagian Timur.
5. Lapisan Interburden A2 B1
Lapisan ini dicirikan dengan batu lanau,dengan ketebalan rata-rata 16 m
dengan sisipan pasor halus. Disini ditemukan adanya lapisan batubara tipis
dikenal dengan nama Suban Marker Seam.
6. Lapisan Batubara B1 (Suban)
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 17 m. Ketebalan terbesar terdapat
dekat dengan antikilin Muara Tiga, yaitu sekitar 20 m dan ketebalan terkecil
sekitar 10 m.

7. Lapisan Interburden B1 B2
16

Lapisan ini mengandung batu lempung dan batu lanau yang tipis.
8. Lapisan Batubara B2
Lapisan batubara ini memiliki ketebalan 4.3 5.5 m.
9. Lapisan Interburden B2 C
Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir yang mendominasi dengan
ketebalan rata-rata 40 m. Material lain yang tersisip berupa batu pasir
lanauan yang berwarna abu abu.
10. Lapisan Batubara C (Petai)
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 8.9 m dengan sisipan tipis batu
lempung dan dibawahnya terdapat batu lempung dan batu lanau. Pada
lapisan C banyak dijumpai lensa-lensa batu lanau atau siltstone terkadang
bersifat silikaan dan warnanya mirip batubara.

Gambar 2.4 Penampang Litologi Daerah Tambang Muara Tiga Besar Utara
2.6 Iklim dan Curah Hujan
Tambang Muara Tiga Besar Utara memiliki iklim yang sama dengan iklim
di daerah indonesia pada umumnya yaitu iklim tropis. Wilayah Tanjung Enim
memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan suhu yang tinggi. Suhu yang ada di
daerah berkisar 24 hingga 32 dan kelembaban yang dimiliki wilayah
ini berkisar 75% dengan kecepatan angin 1-3 m/det.

Tabel 2.2 Data Curah Hujan Rata rata tahun 2016 MTBU-Barat
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Curah Hujan (mm)
Bulan
MTBU-Barat
Januari 126.8
Februari 464.0
Maret 311.6
April 297.5
Mei 40.9
Juni 91.0
Juli 23.3
Agustus 27.30
17

September -
Oktober -
November -
Desember -
Total
Rata-Rata
18

Dengan metode penambangan terbuka seluruh aktivitas pekerjaan


berhubungan langsung dengan udara bebas, sehingga iklim yang ada berdampak
langsung pada operasional.

Tabel 2.3 Data Curah Hujan Harian pada Bulan Agustus Tahun 2016
di Penambangan Muara Tiga Besar - Utara
MTBU Timur MTBU Barat
TGL C. Hujan Jam Frekwensi C.Hujan Jam Frekuensi
mm Hujan (jam) (Kali) mm Hujan (jam) (Kali)
1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
11 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
13 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
14 17.00 2.00 1.00 17.00 2.00 1.00
15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
16 2.40 0.30 1.00 3.60 0.20 1.00
17 0.30 0.10 1.00 2.70 0.10 1.00
18 0.0 0.00 0.00 3.30 0.45 2.00
19 1.00 0.50 1.00 0.00 0.00 0.00
20 2.20 0.50 2.00 0.10 0.10 1.00
21 2.20 0.05 1.00 0.00 0.00 0.00
22 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
23 0.40 0.08 1.00 0.40 0.08 1.00
24 0.20 0.02 1.00 0.20 0.02 1.00
19

25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00


26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
27 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
28 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
29 0.70 0.10 1.00 0.00 0.00 0.00
30 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
31 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Jumla
26.40 3.65 10.00 27.30 2.95 8.00
h

2.7 Cadangan dan Kualitas Batubara


2.7.1 Cadangan Batubara
Jumlah cadangan batubara yang terdapat pada lokasi PTBA-UPTE berbeda-
beda pada setiap wilayah dengan total cadangan terukur sebesar 3126,94 juta ton.
Adapun jumlah cadangan terukur (measured reserves) Tambang Muara Tiga Besar
Utara secara keseluruhan adalah 577.610.000 ton batubara.

Tabel 2.4 Potensi Batubara di daerah konsesi PT.Bukit Asam Tanjung Enim
Sumatera Selatan

Cadangan (juta ton)


Nama Daerah Jumlah
Terukur Terindikasi Tereka
(Juta
(Measured) (Indicated) (Inferred)
ton)
Air Laya 138 - - 138
Arahan Utara - 180 50 230
Arahan Selatan - 226 73 299
Air Selero - 73 - 73
Banko Barat 560 - - 560
Banko Tengah - 308 570 878
Banko Selatan - 580 - 580
Banjar Sari - 95 800 895
Bukit Bunian - 18 - 18
Bukit Kendi 14 53 154 221
Kungkilan - 36 - 36
20

Muara Tiga Besar


371 - - 371
Utara
Muara Tiga Besar
- 86 100 186
Selatan
Sukamerindu - 32 - 32
Suban Jeriji Timur - 325 - 325
Suban Jeriji Utara - 502 95 597
Total 1.083 2.514 1.842 5.439

Tabel 2.5 Jumlah Cadangan Batubara Terukur Muara Tiga Besar Utara
Luas Daerah Ketebalan Cadangan
Lapisan Batubara
(Ha) (M) (Juta Ton)

A1 667,12 7,3 63,31


Luas Daerah Ketebalan Cadangan
Lapisan Batubara
(Ha) (M) (Juta Ton)
A2 816,01 9,8 103,96
B1 922,05 12,7 152,23
B2 1.009,03 4,6 60,34

C 1.322,88 11,5 197,77

2.7.2 Kualitas Batubara


Pengklasifikasian batubara bertujuan untuk mengetahui memberikan nama
serta membuat batasan-batasan kelas menurut Fix carbon yang dimiliki batubara
tersebut.Klasifikasi batubara yang umum digunakan adalah klasifikasi menurut
ASTM (American Standard for Testing Materials).Klasifikasi ini didasarkan atas
analisa proksimat batubara, yaitu berdasarkan derajat perubahan selama proses
pembatubaraan mulai dari lignit sampai antrasit. Untuk itu diperlukan data karbon
tertambat(fixed carbon), zat terbang (volatile matter) dan nilai kalor.

Tabel 2.6 Penggolongan Kualitas Batubara PTBA UPTE Berdasarkan ASTM


21

Kelas Group Roup Keterangan

1 Meta Anthracite -

Antrasit 2 Anthracite Suban

3 Semi-Anthracite Air Laya

1 Low Volatile Bituminus -

Medium Volatile
2 -
Bituminus
Bituminus High Volatile Bituminus Air Laya &
3
Coal A Bukit Kendi
High Volatile Bituminus
4 -
Coal B
High Volatile Bituminus
5 -
Coal C

Kelas Group Roup Keterangan

1 Sub-Bituminus Coal A Air Laya

Sub-
Bituminus 2 Sub-Bituminus Coal B Muara Tiga Besar

3 Sub-Bituminus Coal C Banko Barat

Cara pengklasifikasian batubara dapat dijabarkan sebagai berikut :


1. Untuk batubara dengan kandungan (VM) kurang dari
31%,klasifikasi didasarkan padafixed carbon (FC), yaitu :
a. Meta anthracite coal FC> 98%
b. Anthracite coal 98% >FC>92%
c. Semi anthracite coal 92%>FC>86%
d. Low volatile bituminous coal 86%>FC>78%
e. Medium volatile bituminous coal 78% >FC>69%
2. Untuk batubara dengan kandungan volatile matter
lebih dari 31%, klasifikasi didasarkan atas nilai kalorinya (btu/lb), yaitu:
a. Group anthracitic coal yang mempunyai nilai kalori
lebih dari 14.000 Btu/lb, antara lain:
22

a. Metaanthracite
b. Anthracite
c. Semianthracite
b. Group bituminous coal yang mempunyai nilai kalori
antara 13.000 - 14.000 btu/lb, antara lain:
1. Low Volatile bituminous coal
2. Medium Volatile bituminous coal
3. High Volatile A bituminous coal
4. High Volatile B bituminous coal
5. High Volatile C bituminous coal
c. Group sub bituminous coal nilai kalori antara 8.300 -
13.000 Btu/lb, antara lain :
1. Sub Bituminous A coal
2. Sub Bituminous B coal
3. Sub Bituminous C coal
d. Group Lignit coal nilai kalori kurang dari 8.300 Btu/lb,
antara lain:
1. Lignit
2. Brown coal
Dengan cara pengklasifikasian diatas, batubara PTBA (UPTE) secara umum
termasuk kelas sub bituminous sampai antrasit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel Market Brand (Tabel 2.7).

Tabel 2.7 Klasifikasi Batubara Berdasarkan Market Brand


CV
Ash FC
Market (Kcal TM IM VM TS
(%, (%,
Brand Kg, (%, ar) (%,adb) (%,adb) (%,adb)
adb) adb)
abd)
BA 55 5500 30 14,7 7,3 39 39 0,6
BA 59 5900 28 13,1 6 40,4 40,5 0,6
BA 63 6300 21 11,3 5 41,2 42,5 0,6
BA 67 6700 18 7,8 5 41,5 45,7 0,6
BA 70 7000 14 6,1 5 41,9 47 0,7
23

Kualitas batubara yang merupakan produk Pasar PTBA terdiri dari Lima
jenis produk, yaitu : BA-55, BA-59, BA-63, BA-67, dan BA-70. Penamaan jenis
produk batubara produk pasar PTBA ini berdasarkan nilai kalori rata-rata dan
pengunaannya bagi konsumen, yaitu :
a. BA-55
Adalah jenis produk batubara kalori rendah yang mempunyai nilai kalori
minimum 5500 kkal/kg (adb) yang saat sekarang belum dilakukan
penambangan dan penjualan.
b. BA-59
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai nilai kalori
minimum 5850 kkal/kg (adb) yang sebagian besar digunakan untuk
kebutuhan industry umum dan pembangkit listrik.
c. BA-63
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai nilai kalori
minimum 6250-6350 kkal/kg (adb) yang sebagian besar digunakan untuk
kebutuhan industri umum, semen dan pembangkit listrik.
d. BA-67
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai nilai kalori
minimum 6600-6700 kkal/kg (adb) yang sebagian besar digunakan untuk
kebutuhan industry umum, semen dan pembangkit listrik.
e. BA-70
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai nilai kalori
minimum 6950-7050 kkal/kg (adb) dengan kandungan sulphur maksimum
0,7% yang sebagian besar digunakan untuk kebutuhan industry umum,
semen dan pembangkit listrik.
Pada areal penambangan Muara Tiga Besar, terdapat beberapa lapisan
dengan kalori yang beragam.Kalori yang banyak terdapat di MTBU berkisar
antara 5000 Kkal/kg - 6000 Kkal/kg. Untuk lebih jelas mengenai kualitas batubara
dari analisa proksimat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.8 Kualitas Batubara Muara Tiga Besar


24

CV
Market TM IM Ash VM FC TS
(Kcal Kg,
Brand (%, ar) (%,adb) (%, adb) (%,adb) (%, adb) (%,adb)
abd)
TE 55 5200 5600 23,76-29,64 11,79-18,12 4,84-10,90 36,67-40,70 36,70-40,15 0,14-1,01

TE 59 5601 6000 23,54-29,51 11,10-15,91 3,41-7,56 38,34-42,06 39,06-42,30 0,08-0,94

TE 63 6001 6400 19,47-28,52 9,80-13,54 2,58-6,27 39,61-42,76 41,29-44,08 0,53-1,87

TE 67 6401 6800 13,57-20,32 6,56-10,74 2,30-6,93 39,86-42,99 43,48-46,95 0,21-0,93

TE 70 6801 7200 9,44-15,89 4,46-8,09 2,25-5,86 40,17-43,00 46,40-49,70 0,17-1,18

Keterangan :
1 Moisture
Menyatakan jumlah air yang ada dalam batubara. Secara umum Moisture
dapat dibedakan dalam 3 jenis,yaitu :
a Inherent Moisture (IM)
Merupakan kandungan air bawaan mulai dari saat batubara itu
terbentuk
b Surface Moisture (SM)
Merupakan air yang terdapat pada permukaan batubara,dan pada cleat
cleat batubara. Bila diangin angin kandungan air tersebut dapat
menguap
c Total Moisture (TM)
Merupakan jumlah air dari Inherent Moisture + Surface Moisture.
2. Volatile Matter (VM)
Zat terbang pada batubara yang terliberasi pada temperature tinggi dengan
tidak hadirnya udara dan umumnya berskala dari fraksi organik batubara
3. Calori Value (CV)
Besar kalori batubara yang dihasilkan dari unit massa batubara ketika
batubara tersebut dibakar
4. Ash Content (AC)
Kandungan abu batubara setelah terjadi proses pembakaran
5. Air Dried Basic ADB)
Parameter batubara yang kandungan Air nya dihilangkan
6. Total Sulfur (TS)
25

Sulfur Batubara
7. Fixed Carbon (FC)
Unsur karbon yang tersisa dari pembakaran batubara setelah Volatile Matter
berliberasi FC =100 %(VM+Ash+Moisture)adb

Anda mungkin juga menyukai