4. Pasien :
Pasien yang terancam jiwanya tetapi belum memerlukan pertolongan RJP.
Pemilahan kondisi pasien melalui penilaian klinis pasien.
5. Perawat : Perawat yang telah mendapatkan pelatihan RJP / Code Blue Team.
RUANG LINGKUP.
Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua kondisi
darurat medis kritis tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera mungkin.
Sistem respon terbagi dalam 2 tahap:
1. Respon awal (responder pertama) berasal petugas rumah sakit yang berada di
sekitarnya, dimana terdapat layanan Basic LifeSupport (BLS).
2. Respon kedua (responder kedua) merupakan tim khusus dan terlatih yang
berasal dari departemen yang ditunjuk oleh pihak rumah sakit, yaitu tim code
blue.
Sistem respon dilakukan dengan waktu respon tertentu berdasarkan standar kualitas
pelayanan yang telah ditentukan oleh rumah sakit. Untuk menunjang hal tersebut yang
dilakukan adalah :
1. Semua personil di rumah sakit harus dilatih dengan keterampilan BLS untuk
menunjang kecepatan respon untuk BLS di lokasi,
TATA LAKSANA.
Organisasi BlueTeam.
Terdiri dari :
Koordinator Team
Perawat Pelaksana
Kelompok Pendukung.
Tim Resusitas Dijabat Perawat terlatih dan Dokter Jaga IGD. Bertugas :
Dalam satu shift harus ada 2 3 orang perawat terlatih yang bertugas.
Dokter ruangan /dokter jaga. Bila ada pasien yang membutuhkan IRI, dokter
jaga ruangan menghubungi DPJP, mengusulkan pasien dipindah ke ruang
perawatan.
Perawat Pelaksana .
Melakukan penanggulangan pasien gawat di ruang perawatan :
Perawat Terlatih minimal 2 orang (1 orang perawat IGD, satu orang perawat
IRI dan atau 1 orang perawat anestesi).
Perawat pelaksana.
Melakukan RJP :
Dokter Jaga IGD dengan atau tanpa bantuan dokter jaga ruangan.
Perawat pelaksana.
Perencanaan Komunikasi.
2. Menggunakan kata sandi Kode Biru dan menyebutkan lokasi ruangan dan
nomor kamar
Setiap shift, saat mulai bertugas sehari hari perawat pelaksana diruangan berkeliling
mengunjungi pasien yang sedang dirawat.hai ini untuk mengertahui ada tidaknya
perburukan yang terjadi atau pasien dalam kondisi gawat darurat.Bilamana ditemukan
pasien dalam keadaan tidak sadar,dokter jaga ruangan / case manager bersama
perawat melakukan tindakan penanggulangan kegawatdaruratan sesuai kebutuhan
pasien.bila tindakan berhasil dilakukan penilaian untuk tindakan selanjutnya.Tetapi
bila pasien mengalami perburukan kondisi atau henti nafas dan henti jantung maka
perawat segera menghubungi xxx untuk memangil tim code blue melalui telepon
rumah sakit.
Personal Kit :
Defibrilator1.
Stetoskope 1 bh.
Tensimeter 1 bh.
Suction 1 bh.
Orofaring tube.
Circulation Support
Set infus mikro 1 bh.
Venocath 1 bh.
1 set lengkap.
Obat obatan
Amiodaron injeksi.
Dopamin injeksi.
Dobutamin injeksi.
Norepinephrine.
Pelatihan Dan Pendidikan Tim Code Blue.
DOKUMENTASI
Semua kegiatan code blue dicatat dan didokumentasikan dalam dokumen rekam
medis pasien dan digunakan sebagai bukti bilamana proses ini diperlukan.
catatan :
1. Dokter jaga ruang bertugas :
2. Jika terjadi keadaan code blue, maka yang dihubungi pertama kali adalah
tim code blue, bukan dokter jaga.
3. Ruangan code blue adalah semua ruang rawat inap kecuali IRI, IGD, NICU
dan IKO.