Anda di halaman 1dari 2

TEORI DASAR

Enzim merupakan protein yang mengkatalis reaksi-reaksi biologi. Enzim


mempengaruhi laju pada saar kesetimbangan dicapai tanpa memengaruhi
kesetimbangan total.

MAKNA VMAKS
Reaksi V0 dari reaksi yang dikatalisis enzim meningkat dengan
bertambahnya konsentrasi substrat hingga dicapai Vmaks ketika
konsentrasi substrat jenuh

Enzim ikut bereaksi namun pada akhir reaksi, enzim akan kembali ke
bentuk semula. Analisis kuantitatif kinetika reaksi enzim dapat dilakukan
dengan 2 asas pendekatan, pertama, asas keseimbangan menurut
Micaelis-Menten dan kedua, asas teori keadaan tunak (steady-state
theory) oleh Brighs-Haldane.
Michaelis-Menten meyatakan bahwa reaksi enzimatis pada berbagai
konsentrasi substrat mengalami 2 fase: 1)Ketika [S] rendah, daerah aktif
enzim tidak semuanya terikat dengan substrat. 2) pada [S] tinggi, sisi aktif
telah terikat seluruhnya dengan substrat.

PEMBAHASAN
Tripsin adalah suatu enzim protease yang memiliki peran aktif pada
proses pencernaan dalam tubuh manusia, dengan berperan sebagai
katalisator dalam proses pencernaan protein. Enzim ini mampu memecah
protein menjadi ikatan peptida lebih sederhana sehingga protein dapat
diserap usus halus dan masuk kedalam aliran darah.. Enzim tripsin
diproduksi di pankreas sebagai protease tripsinogen inaktif dan
membutuhkan cholecystokinin untuk dapat menjadi enzim yang aktif
sebagai perangsang. Selain berperan sebagai katalosator, enzim tripsin
juga dimanfaatkan sebagai vaksin meningitis.

Pada praktikum ini, dilakukan penentuan aktivitas enzim tripsin terhadap


kasein dengan menggunakan 2 keadaan waktu aktivitas berbeda, t=0 dan
t=15. Pertama, disiapkan 5 tabung reaksi berisi campuran kasein dan
bufer fosfat dengan konsentrasi berbeda-beda. Bufer fosfat berfungsi
sebagai pengatur pH dalam larutan agar tingkat keasaman sesuai dengan
kondisi normal enzim tripsin untuk melakukan aktivitas. Tabung ini
kemudian di inkubasi selama 5 menit sebelum ditambahkan tripsin.
Selanjutnya, tripsin dibiarkan bekerja selama 15 menit pada suasana
inkubasi pada 35 derajat celcius dan kemudian dihentikan aktivitasnya
dengan penambahan TCA 20%. Penambahan TCA 20% memberikan
suasana asam pada larutan sehingga enzim tripsin mengalami koagulasi
dan merusak fungsi protein hingga terjadi denaturasi protein seluruhnya.
Hasil kemudian di biarkan dalam air es untuk meredam kinetika reaksi
dalam larutan dengan memperlambat laju partikel yang mampu
mengurangi tumbukan antar partikel dalam larutan, lalu disentrifuga dan
disaring untuk setelahnya dilakukan uji anson. Langkah yang sama
kemudian dilakukan dengan pemberian tripsin dipercepat pada t=0
sehingga terdapat 2 pengujian di waktu yang berbeda untuk
perbandingan hasil kinetika reaksi. Kedua hasil penambahan tripsin
kemudian ditambahkan NaOH untuk menetralkan pH larutan kembali
setelah kondisi asam akibat TCA 20%, dan reagen folin ciocalteu untuk
membantu mereduksi fosfotungsat dan fosfomolibdat pada enzim, lalu
diaduk. Terakhir, larutan didiamkan 10 menit dan di lihat absorbansinya
pada 650 nm.

Hasil dari pengujian memberikan nilai absorbansi yang cenderung


menurun pada t=0 dan meningkat pada t=15 sehingga nilai delta
absorbansi didapatkan cenderung meningkat. Data absorbansi pada
tabung reaksi 1 dan 2 menghasilkan delta absorbansi yang negatif karena
adanya kesalahan pada perlakuan terutama pada ketepatan waktu pada
tiap tahapan perlakuan, sehingga data pada tabung 3, 4 dan 5 saja yang
dapat digunakan untuk menghasilkan plot lineweaver-burk yang sesuai
dengan referensi.

Pada grafik Michaelis menten, digunakan konsentrasi substrat sebgai


sumbu X dan laju reaksi sebagai sumbu Y, sedangkan pada grafik
lineweaver digunakan 1/[s] sebagai sumbu x dan 1/v sebagai sumbu Y.
Pada grafik lineweaver-Burk, garis 1/v dan 1/[s] merupakan suatu garis
lurus dengan kemiringan km/vmaks, juga perpotongan sumbu y 1/vmaks.

Pada persamaan Michealis, nilai V0 dari reaksi yang dikatalisis enzim


meningkat dengan bertambahnya konsentrasi substrat hingga dicapai
Vmaks ketika konsentrasi substrat jenuh. Maka berarti pada vmaks,
konsentrasi substrat ada pada kondisi yang jenuh. Konstanta Michaelis-
Menten (km) pada persamaan Michaelis-Menten merupakan hubungan
dari konsentrasi substrat yang diperlukan suatu enzim untuk mencapai
setengah dari laju maksimumnya.

Anda mungkin juga menyukai