Anda di halaman 1dari 12

BAB VI SISTEM LYMPHATIC DAN IMMUNOLOGI

Kelompok 4
Anggota:
- Decyana Wahyudin 1401721
- Nadya Dwi Astanti 1400790
- Mutmaina B. 1404471
- Pinka A. 1404352
6.1 SISTEM LYMPHATIC
Sistem lymphatic terdiri dari pembuluh lymph, lymph node, cairan lymph, thymus, tonsil,
dan limpa. Lymph node, thymus, tonsil, dan limpa mengandung jaringan lymphatic yang
tersusun dari serat reticuler dengan sel sel fibroblast, makrophag, dan sejumlah besar limfosit
yang terdapat diantara serat serat retikuler.
Jaringan lymphatic dibagi menjadi:
1. Tidak dilapisi kapsul; yang dibagi lagi menjadi:
a. Jaringan lymphatic diffus yaitu mempunyai limfosit yang menyebar secara diffus.
b. Jaringan lymphatic bernodul, yaitu mempunyai limfosit yang lebih terkumpul.
2. Dilapisi kapsul; yang akan membentuk lymph node, thymus, dan limpa.
1. Pembuluh Lymph (Pembuluh Getah Bening)
Pembuluh lymphatic berasal dari sekumpulan pembuluh pembuluh kapiler lymphyang
buntu. Berlainan dengan kapiler darah, kapiler lymph memiliki banyak lubang (pore), lubang
lubang ini berdiameter cukup besar dan permeabel terhadap protein. Pembuluh lymph tersebar di
seluruh tubuh kecuali sumsum tulang, otak, medulla spinalis, pulpa dan kuku. Di dalam
pembuluh lymph mengalir cairan lymph.
Kapiler kapiler lymph bersatu menjadi pembuluh pembuluh lymph. Pada jarak jarak
tertentu dari pembuluh lymph terdapat kelenjar lymph. Pembuluh pembuluh lymph bersatu
membentuk pembuluh lymph yang besar di ductus thoraxicus dan ductus lymphaticus dextra.
2. Kelenjar Lymph (Lymph node, kelenjar getah bening)
Berbentuk seperti kacang dengan suatu lekukan disebut hilus. Di bagian terluardari
kelenjar lymph terdapat capsula, bagian bagian capsula yang masuk ke dalam kelenjar disebut
trabecula. Diantara trabecula terdapat kumpulan kumpulan lymphosit. Kelenjar limphosit dan
antibodi yang keluar dari pembuluh lymph efferent, dan masuk ke dalam peredaran darah.
Llimphosit dibagi menjadi T Limphosit dan B Limphosit. Kelenjar lymph tersebar di seluruh
tubuh.
3. Cairan Lymph
Suatu cairan yang transparan, berwarna kekuningan, memiliki berat jenis1,015 1,023
dan terdapat di dalam pembuluh lymph. Cairan lymph terdiri dari air, glukosa, dan garam.
Mengandung sejumlah lymphosit dan antibodi, dan sedikit granulosit dan tidak mengandung
trombosit.
Fungsi Sistem Lymphatic
1. Walaupun kapiler darah memiliki lubang lubang yang sangat kecil, namun sejumlah
molekul protein dapat menembus kapiler, dan masuk ke cairan interstitial pada ujung
anterior. Protein protein dan air dikembalikan lagi ke dalam sirkulasi darah.
2. Sistem lymphatic pada usus mengabsorpsi lemak, dan ditransportasikan dalam darah
melalui ductus thoraxicus.
3. Memproduksi limphosit dan antibodi.
4. Organ organ Lymphatic
1. Tonsil yaitu jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan kumpulan limphosit dan
fungsinya memproduksi limphosit dan antibodi yang kemudian masuk ke dalam cairan
lymph.
Jumlah tonsil ada 3, masing masing terletak pada :
1. Dinding dalam nasopharynx (tonsila pharyngea)
2. Fosa tonsilaris di samping belakang lidah (tonsil palatina)
3. Di bawah lidah (tonsila lingualis)
2. Limpa (Spleen) yaitu jaringan lymphatic terbesar terletak diantara lambung dan
diafragma. Limpa mengandung capsula, trabecula, dan hilus.
Bagian dalam limpa mengandung:
1. Pulpa merah
2. Pulpa putih
3. Serat serat reticular
3. Thymus yaitu suatu jaringan lymphatic yang terletak sepanjang trachea di rongga dada
bagian atas. Funginya memproses limphosit muda menjadi T Limphosit. T Limphosit
yang terbentuk kemudian bermigrasi menuju jaringan jaringan lymphatic lainnya.
4. Sumsum Tulang yaitu jaringan lymphatic yang memproduksi limphosit muda yang akan
di proses pada thymus untuk menjadi T limphosit atau B limphosit.
6.2 DAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI
Kemampuan tubuh untuk melawat bibit penyakit agar terhindar dari penyakit disebut
daya tahan tubuh.
Ada 2 jenis daya tahan tubuh :
a. Daya tahan tubuh non spesifik yaitu daya tahan terhadap berbagai bibit penyakit yang
tidak selektif, artinya tubuh tidak harus mengenal dahulu jenis bibit penyakitnya dan
tidak harus memilih hanya 1 bibit penyakit tertentu saja untuk dihancurkannya.
b. Daya tahan tubuh spesifik atau Immunitas yaitu daya tahan tubuh yang khusus untuk
jenis bibit penyakit tertentu saja. Mencakup pengenalan dahulu terhadap bibit penyakit,
kemudian memproduksi antibodi atau T limphosit khusus.
A. DAYA TAHAN TUBUH NON SPESIFIK
Ada 8 jenis daya tahan tubuh non spesifik
1. Rintangan mekanis
- Kulit yang utuh tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme karena epidermis. Bila
kulit tergores atau lembab, maka infeksi oleh bakteri atau jamur akan lebih mudah
terjadi. Selaput lendir juga sulit untuk ditembus oleh mikroorganisme.
- Keringat, air mata dan lendir dapat mengencerkan atau membersihkan zat zat
asing, sedangkan minyak dari kelenjar pada kulit melindungi kulit dari kekeringan.
Rambut hidung menyaring partikel partikel kasar.
- Refleks batuk, bersin, dan muntah dapat mengeluarkan zat zat asing dari saluran
pernapasan dan saluran pencernaan bagian atas.
2. Rintangan Kimiawi
- Lysozyme: suatu enzim bakterizid, terdapat pada air ludah, air mata, dan keringat
yang akan mengurangi infeksi.
- Suasana asam di kulit akan mengurangi pertumbuhan mikroorganisme.
- Flora mikroorganisme yang normal pada kulit dan selaput lendir dapat menekan
pertumbuhan bakteri pathogen.
- Asam lambung dapat membunuh segala macam mikroorganisme dan melumpuhkan
berbagai racun.
3. Sistem Komplemen
Suatu seri protein plasma yang normal berada dalam keadaan non aktif. Sistem
komplemen yang telah aktif berupa suatu seri reaksi kimia akibat:
1. Menghasilkan opsonin
2. Menyebabkan pelepasan histamin
3. Menghasilkan chemotaxin
4. Menghasilkan kinin
5. Menimbulkan suatu reaksi pada membran sel mikroorganisme yang menyebabkan
timbulnya lubang lubang pada membran.
4. Interferon
Sekumpulan protein yang diproduksi dan diekskresikan sejumlah sel yang terkena
infeksi berbagai virus.
5. Phagositosit
Sewaktu tubuh terkena infeksi, terbentuk chemotoxin, dan terikat pada reseptor
membran plasma dari phagosit, kemudian akan mempengaruhi kadar C++ Sitosol
sehingga terjadi pergerakan amoeboid dari phagosit ke daerah infeksi dan terjadi
peristiwa diapedesis.
Phagosit terbagi menjadi:
1. Makrophag yang berasal dari monosit yang berhasil masuk ke dalam jaringan
jaringan. Terdapat makrophag berkelana dan makrophag menetap.
2. Mikrophag yaitu suatu granulosit yang masuk ke dalam jaringan melalui proses
diapedesis.
6. Demam (Fever)
Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi normal. Demam
merupakan salah satu manifestasi sistemik tubuh terhadap radang.
7 Radang (inflamasi)
Infeksi adalah masuk dan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tubuh
Karena racun-racun yang dikeluarkan oleh mikroorganisme. Radang ialah respon atau
reaksi tubuh terhadap kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan baik oleh infeksi dsb.
Gejala dari radang adalah sakit, panas, bengkak merah dan gangguan fungsi pada daerah
yang terkena radang. Berikut ini adalah tahapan reaksi radang dengan contoh kulit
tertusuk duri kotor danterinfeksi oleh bakteri :
1 Bakteri memasuki luka
2 Sejumlah komplemen akan memasuki daerah luka sewaktu pembuluh darah
terluka. Terbentuknya kinin dan prostaglandin, histamin keluar dari mastosit.
Sakit di daerah radang disebabkan Karena :
Luka langsung terhadap serabut syarat sensoris
Teanan dari oedema
Racun bakteri yang merangsang serabut syaraf sensoris
Kinin yang merangsang ujung syaraf sensoris
Prostaglandin yang menambah rasa sakit
3 Pergerakan phagosit
Dalam waktu sampai 1 jam seteah peristiwa radang, mula mula neutrophil,
kemudian diikuti oleh monosit keluar dari kapiler darah (diapedesis) menuju ruang
interestial. Gerakan ini dipengaruhi oleh chemotaxin. Sedangkan sumsum tulang
terus mmemproduksi dan melepaskan neutrophil atas pengaruh suatu zat yang
dihasilkan di daerah luka yaitu leukocytosis promoting factor.
Kesimpulan :
Reaksi radang adalah suatu upaya untuk mempertahankan homeostatis di dalam
jaringan rusak terkena infeksi atau sebab lainnya. Reaksi radang akan menghalau
mikroorganisme dan zat-zat asing, jaringan-jaringan mati, mempersiapkan dan
melaksanakan penyembuhan pada jaringan yang rusak tadi.
8 Immunological surveillance
Natural Killer Limphosit (NK cell, sel NK) adalah sejenis limfosit dalam darah
yang bukan termasuk sel-T ataupun sebl-B. sel NK mencangkup 5-10% limfosit dalam
darah. Sel NK dapat enhancurkan sel-sel asing tanpa bantuan antibody dan dapat
mengsekresikan sejenis protein yaitu perforin. Perforin ini akan menimmbulkan kematian
pada sel yang di tempelinya. Usaha monitoring dan penghancuran sel abnormal dalam
tubuh ini disebut immunological surveillance. Tetapi ada juga sel yang bisa lolos dari
immunological surveillance, peristiwa ini disebut immunological escape.

EICOSANOID
Eicosanoid terdiri dari prostaglandin (PG) , prostacyclinPGI, thromboxane (TX) dan
leukotrin(LT). semua zat ini berfunsgi sebagai local horon . eicosanoid dibentuk dengan
mengoksidasi asam lemak essential berkarbon 20 yaitu EPA (ericosa pentanoic acid).
Eicosaoid dapat dihasilkan oleh semua sel tubuh dan jaringan atas rangsangan-rangsangan
tertentu. Membrane sel memproduksi phospholipase yang akan menghidrolisa phospholipid
membrane sel kemudian akan menghasilkan salah satunya arachidonic acid. Kemudia di
sintesa melalui 2 jalur yaitu :
I jalur hipoxigenase, menghasilkan leukotrin
II jalur cyclooxygenase, meghhasilkan prostaglandin, prostacyclin dan tromboxan.
Prostaglandin adalah asam lemak tak jenuh yang terdiri dari 20 rantai atomcarbon
dengan 1 cincin siklopentan. Pada berbagai organ, fungsi prostaglandin antara lain :
1 mengurangi sekseri HCL lambung
2 menimbulkan kontraksi dan ischemia pada Rahim
3 merangsang produksi steroid dan enzim
4 broncholidatasi kadang-kadang bronchokontriksi
5 menimbulkan reaksi radang, meningkatkan efek rasa sakit dari kinin
6 menimbulkan demma, lesu dan sakit kepala.
- Tromboxan diproduksi oleh trombosit. Fungsinya sebagai agregasi (pengumpulan)
trombosit dan vesokontriksi yang berfungsi mempercepat pembentukan darah.
- Prostacyclin diproduksi oleh sel-sel pembuluh darah. Fungsinya berlawanan dengan
tromboxan.
- Leukotrin dilepaskan bila terjadi reaksi radang dan reaksi alergi .
- Obat-obat corticosteroid menghambat enzim phospholipase, sehingga jalur sintesa
leukotri, prostaglandin, thromboxane dan prostacyclin semuanya di hambat.
- Obat-obat anti inflamasi nonsteroid menghambat enzim cyclooxygenase,
pembentukan prostaglandin, thromboxan maupun prostacyclin dihambat, tetapi jalur
pembentukaan leukotrin tetap utuh. Obat jenis ini tidak menghambat seluruh gejala
radang dan alergi, tetapi dapat mengurangi rasa sakit, bengkak pada radang dan
menurunkan panas tubuh.

B. Daya Tahan Tubuh Spesifik (Immunitas)


Dibagi menjadi :
1 Immunitas Humoral : menyangkut reaksi antigen dan antibodi yang komplementer di
dalam tubuh.
2 Immunitas seluler : menyangkut reaksi sejenis sel (T-limfosit) dengan antigen di dalam
tubuh.
Kedua jenis ini disebut spesifik karena :
a Setiap antibodi dan T-Limfosit hanya bereaksi 1 jenis antigen saja. Kecuali bila ada antigen
lain yang memiliki konfigurasi determinant size yang serupa dengan antigen asli, maka
terjadi reaksi antigen-antibodi.
b B-Limfosit maupun T-Limfosit dengan antibodi yang dihasilkannya dapat mengenal dan
mengingat determinant site pada antigen, kemudian bereaksi dengan antigen tersebut.
Perbedaannya dengan daya tahan tubuh non-spesisfik adalah :
1 Daya tahan tubuh non spesifik tidak memerlukan proses pengenalan terhadap
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
2 Daya tahan tubuh non spesifik akan bekerja terhadap berbagai bibit penyakit sekaligus.
a Antigen : Suatu zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan merangsang tubuh kita
untuk menghasilkan suatu protein yaitu immunoglobulin. Antibodi secara spesifik
dapat bereaksi dengan antigen tersebut. Antigen merangsang jaringan limphatic
memproduksi sel-sel khusus untuk menghancurkan antigen tersebut. Ada 2 sifat antigen
1 Imunogenesiteit : Dapat merangsang pembentukkan anyibodi khusus.
2 Reaktviteit : Dapat bereaksi dengan antibody khusus.
Secara kimiawi antigen dapat berupa glikoprotein, nukleoprotein, lipoprotein,
polisakarida ataupun protein biasa. Hanya sebagian kecil dari permukaan molekul
antigen yang dapat melekat pda bagian permukaan tertentu dari antibodi. Bagian
permukaan ini disebut determinant size, memiliki struktur 3 dimensi yang
komplementer terhadap bagian permukaan tertentu dari antibodi disebut binding site.
b Hapten : Suatu determinant size yang oleh suatu sebab terlepas dari 1 molekul antigen.
Hapten dapat memiliki sifat immunogensiteit bila berikatan lagi dengan 1
makromolekul lain.
c Antibodi (Immunoglobulin) : Suatu protein globulin yang diproduksi oleh B-Limfosit
(Sel plasma). Antibodi terdiri dari 4 rantai polipeptida yaitu 1 pasang rantai panjang
(masing-masing terdiri dari 400 asam amino) dan 1 pasang rantai pendek ( masing-
masing terdiri dari 200 asam amino). Keempat polipeptida ini disatukan oleh ikatan
sulfida (- S S -) membentuk struktur quartener.
Molekul antibodi seperti hutuf Y terdiri dari 1 kaki dan 2 lengan. Ujung kedua
lengan setiap antibodi memiliki susunan asam amino dan struktur 3 dimensi yang
spesifik disebut vanabel, sehingga dapat berikatan dengan antigen. Terdapat bagian
onstan mempunyai susunan asam amino yang relatif konstat setiap immunoglobulin
(lg). Antibodi dibagai menjadi 5 kelas yaitu lg M,lg A,lg G,lg D, dan lg E. Setiap
kelas antibodi berbeda-beda, yang terbesar yaitu 19s untuk lgM,8S lg E, dan 7S untuk
lg G. (S + Swedberg: ukuran kecepatan sedimentasi partikel dalam waktu sentrifugal).
-. lg M (5-10% antibodi darah) berat molekul sebesar (parameter-dari 5 molekul
immunoglobin) dalam darah. Masuknya antigen pertama yaitu respon primer, sebagai
antigen utama terhadap bakteri garam negatif, sebagai aglutinator dan pembentuk
opsonin. Anti A dan anti B pada sistem penggolangan darah ABO.
- lg G (monomer 1 molekul immunoglobulin) sebagai mempelancar phagositosis,
menetralkan racun, mengaktifkan sistim complemen dan antigen utama (respon
sekunder). Lg G dapat menimbulkan penyakit Erythroblastosis faetalis.
- lg A (10-12% antibodi darah, berdiameter 2 molekul lg) berperan sebagai pelindung
membran seromukosa dari serangn bakteri dan virus.
- lg D (0,2% antibodi darah, monomer) sebagai merangsang pembentukan antibodi
oleh sel plasma dan sebagai reseptor pada membran sel.
- Lg E (0,1 % antibodi darah, monomer) fungsi belum jelas tetapi sangat penting
sebagai pertahanan tubuh terhadap parasit dan infeksi lainnya. Kadar lg E
meningkatkan penyakit alergi seperti ekstrim,asthma, dsb.
Antibodi Monoclonal
Macam-macam antibodi diproduksi oleh B-limfosit. Terdapat antibodi murni atau
antibodi monoclonal yang sulit dibedakan. Para peneliti menggunakan teknik hybridoma yang
biasa disebut imunisasi. Karena sensitivitas , kecepatan dan kekhususannya, maka
antibodi monoclonal sangat berguna yaitu:
- Mendiagnosa/mendeteksi penyakit infeksi seperti hepatitis, penyakit alergi, kanker dan
kelamin, dsb.
- Mengukur kadar obat dalam darah dan protein darah
- Mengidentifikasi limfhosit
- Pengobatan kanker
- Pengobatan penyakit infeksi dan lain-lain.
Asal usul dari T limfosit dan B limfosit
Sumsul tulang janin terdapat sel stem yang berkembang menjadi sel-sel darah, yaitu
- Seri megakariositoid menurunkan trombosit
- Seri erythroid menurunkan erythrosit
- Seri myeloid menurunkan granulosit
- Seri lymphoid menurunkan prothymosit dan sel pro B
Peranan APCs/Makrophag pada immunitas
Antigen Presenting Cells (APCs) di dalam tubuh akan memphagotositkan dengan cara
menelan (mencerna) antigen atau mikroorganisme tersebut. Antigen yang telah diproses
berikatan dengan MHC II muncul dari permukaan membran APCs sehingga bermigrasi ke
jaringan limphatic. Sambil memakrofag mensekresi interleukin-1 yang merangsang
pembelahan B limfhosit dan T-limfhosit.
Tetapi sel tubuh dapat menghasilkan antigen yang asing misalnya antigen virus dan
antigen kanker.
Keragaman Receptor Antigen
Sel manusia berjumlah + 35.000-40.000 gen. Sel T dan B limfhosit dapat menegenali
lebih dari 1 milyar determinant site. Pembentukan pro sel T dan sel B di sumsul tulang merah,
terjadi pemecahan gen menjadi segmen kecil, dan akan direkoendasikan menjadi jutaan
segmen-segmen baru. Sehingga setiap sel T dan B memiliki gen yang khas setelah
ditranskripsi dan translasi. 1 Molekul antigen receptor akan berikatan dengan 1 antigen yang
memiliki kekhasan yang sama.
Toleransi
Sel dalam tubuh mengandung antigen, dalam keadan normal tubuh tidak merespon
immunitas. Sitem imunitas tubuh tidak akan bereaksi terhadap antigen sendirinya. Tetapi
sebaliknya ketika tubuh kemasukan antigen asing secara kronis dalam jangka waktu lama
maka akan menyebabkan toleransi menghilang.
Immunitas Seluler
Limfhosit, makrhofak dan sel sejenis memiliki jenis protein membaran atau CD (Cluser
of diffrentation). Terdapat 3 jenis CD yaitu:
- CD3 semua limfhodit memilikinya
- CD4 dimiliki Helper T sel, dan sel bereaksi dengan MHC 11 antigen.
- CD8 dimiliki cyctotoxic T sel dan supressor T sel, dan sel bereaksi dengan MHC I
antigen.
Helper T sel (sel T pembantu, T4) mengekresi hormon cytokine yang terdapat:
- Merangsang pembelahan sel dari sel CD8 telah berikatan dengan antigen sama
- Merangsang phagositosis dari leukosit
- Merangsang aktifitas natural killer cell
- Merangsang proliferasi B limfhosit dan produksi antibodi melawan antigen.
Cytotoxic T sel ( sel T pembunuh) bersama dengan darah menuju ke sel target. Berikatan
dengan antien MHC 1 koplemener pada membran sel target. Kemudian menghancurkan sel
target dengan cara,:
- Mengekresikan protein perforin
- Mengekresikan lymphotoxin
- Mengekresikan Gamma interferron.
Supressor t sel (T8) bekerja belakangan setelah sakit reda, yang akan mensekresikan
supression factor menghambat kerja T dan B limfhosit lainnya. Supressi sangan penting saat
cytotoxic T sel dan Helper T sel yang selalu aktif merusak sel-sel sehat.
Immunitas Hormonal
Antigen yang muncul dari extraseluler akan melekat pada antibodi komplemeter yang
berada pada B limfhosit, dan kemudan antigen ini diendocytosis oleh limfosit bersangkutan,
diproses dalam sel diikat MHC II akhirnya muncul kepermukaan sel B limfhosit sebagai
antigen MHC 11. Fungsi sel plasma ialah mengekresikan antibodi dengan kecepatan 120.000
molekul per menit per sel selama 4-5 hari, dan sel akan mati. Fungsi sel B yaitu ketika antigen
yang sama menyerang kembali, amaka dengan cepat membentuk sel plasma dan
mengancurkan gen tersebut. Antigen terbentuk akan dilepaskan di peredaran darah dan
ketigan antigen bertemu antibodi maka akan mengaktifkan sistem immunologis tubuh untuk
menghancurkan antigen.
Perbandingan sel T dan B yaitu 70:30 dilihat dari bentuknya. Kontak pertama antara
sel B limfhosit dan sel T limfhosit dengan antigen berserta reaksi darai sel terhadap antigen
yang masuk disebut respon primer. Sedangkan ketika antigen yang sama memasuki tubuh
untuk yang kedua kalinya atau lebih disebut respon sekunder. Respn primer dan respon
sekunder tidak hanya melibatkan sel-sel B yang menhasilakan antibodi tetapi juga melibatkan,
sel T yaitu Helper T Cell, Cytotoxic T Cell, dan memori T cell.
Hubungan Immunitas Dengan Manusia
Ditinjau dari cara memperolehnya, dibagai menjadi:
- Imunitas aktif : seseorang yang membentuk immunitas sendiri terhadap penyakit
- Immunitas pasif: Immunitas berasal dari luar kemudian masuk ke dalam tubuh.
Immunitas Aktif
Dibagai menjadi:
1. Dapat secara alamiah
2. Dimasukan secara buatan
a Di dapat secara alamiah
Terjadi dan berkembang setelah lahir . imunitas ini di dapatkan bila seseorang
terserang bibit penyakit (terutama microorganisme) , kemudian menjadi sakit (ingin atau
berat ) , sedangkan itu di dalam tubuhnya di kembangkan imunitas humoral dan seluler
terhadap bibit penyakit tersebut.
Iimunitas yang di dapat secara alamiah ini merupakan imunitas yang terkuat dan
terbaiktetapi resikonya ialah kemungkinan seseorang menjadi sakit berat, mati atau cacat
dan kemungkinan penyebaran penyakit dan biayay yang di bayar yang harus
mengatasinya.
b Di masukan secara buatan
Dengan dasar ini maka para ahli berlomba membuat antigen yang aman untuk di
masukan ke dalam tubuh dapat membentuk antibodi atau immunitas tetapi tidak
mengalami sakit yang berat. Antigen-antigen tersebut dapat berupa:
1 Vaksin iyalah suatu suspensi microorganisme atau bagian microorganisme virus
reketsia, bakteri yang telah mati atau dilemahkan.
2 Texoid yaitu toksin yang telah di lemahkan.
Reaksi sistem imunitas tubuh terdapat vaksin dan texoid biasanya lemah dan lambat
karena antigen yg di masukan sedikit-sedkit dan telah dilemahkan
Imunitas pasif
Imunitas pasif juga di bagi menjadi
- Di dapat secara alamiah
- Di masukan secara buatan
Imunisasi adalah suatu keadaan yang kebal terhadap suatu penyakit . immunisasi ialah
suatu perlakuan yang mengakibatkan seseorang menjadi kebal (immun) terhadap suatu penyakit.
Immunisasi terbagi menjadi
1 Imunisasi aktif dimana tubuh sendiri membentuk immunitas atau antiboditerhadap bibit
penyakit dengan caramemasukan vaksin melalui suntikan atau mulut atau texoid ke
dalam tubuh seseorang
2 Immunitas pasif dimana tubuh menginport immunitas dengan cara menyu tikan ke
dalam tubuh immunoglobulin atau serum darah yang telah kebal pada suatu oenyakit.
Hubungan Kanker (Tumor) Dengan Imunitas
Sel-sel tubuh kita yang telah berubah menjadi sel-sel kankerberubah pula sifat-sifat ADN
nyadalam arti sel kanker dapat menghasilkan makro molekul tertentu yang dapat bertindak
sebagai antigen yang tidak memiliki sel-sel normal. Titer yang tinggi menunjukan adanya tanda-
tanda kanker contohnya adalah
1 Alpha fetoprotein untuk kanker hati kanker ovarium dan testis
2 Carcino embryonic antigen untuk kanker usus besar kanker kanker pankreas payudara
dan kandung kemih
3 Beta humnan choriochgonadoctropin untuk kanker atau tumor yg berhuu gan dengan
kehamilan , misalnya penyakit mola hidatidosa pada pria dengan kanker testis
4 Prostat specific antigen untuk kanker prostat
5 CA 15-3 untuk tumor payudara
Dalam kenyataan beberapa jenis tumor dapat bertahan hidup malah berkembang biak di
dalam tubuh dan terhindar dari penghancuran peristiwa ini disebut pengawasan immunulogis.
Dalam kenyataannya beberpa jenis tumor dapat bertahan hidup malah berkembang biak di dalam
tubuh dan terhindar dari penghancuran peristiwa ini di sebut peluputan immonologi.
Beberapa Kelainan Klinik
1 AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit yang di sebabkan oleh virus HIV yang mulai di
kenal pada tahun 1980 an . penyakit ini menimbulkan penurunan imunitas pada seseorang
yang sebelumnya memiliki imunitas yang normal.
Gejala-gejala : segera seelah infeksi HIV penderita mengalami gejala seperti flumisalnya
sedikit demam, lesu pegalinu.
Diagnosa
semua penderita aids menunjukan immunitas yang menurun baik terhadap antigen baru
maupun antigen lama.
Pengobatan
Sampai detik ini belum dapat obat-obat yang efektif untuk membunuh HIV tanpa merisak sel-
sel tubuh yang normal.
Pencegahan
Usaha-usaha yang dapat di lakukan terhadap aids ialah tidakana pencegahan agar tidak
terjangkit penyakit aids.
2 Penyakit Devicienci Immunitas Lainnya
Penyait ini jarang terjadi biasanya berifat bawaan lahir misalnya terjadi karena terjadi
kelainan pada ADN yang menyebabkan kekurangan ADN yang menyebabkan berkurangnya
kemampuan memproduksi sel T ataupun komplemen.
3 Alergi
Ialah Suatu Reaksi Antigen Dengan Antibodi Ataupun Dengan Sel T Atapaun Sel Normal
Sehingga Menimbulkan Gejala-Gejala Sakit Dan Kerusakan Pada Sel Tubuh.
4 Transplantasi
Ialah Pemindahan Suatu Organ Sel-Sel Jaringan Hidup Dari Seseorang Ke Orang
Lainnyadengan Tujuan Menghentikan Suatu Organ Yang Sdh Rusak Ataupun Menggantikan
Sel Jaringan Yang Sdh Hilang. Reaksi Penolakan Ialah Suatu Reaksi Immunita Baik Seluler
Maupun Humoral Dari Resipien Terhadap Jaringan Transpalasi Dengan Akibat Atau Tidak
Berfungsinya Jaringan Transplasi.

5 Autoimmune
Sistem imunitas tubuh dapat mengenal tetapi akan mengabaikan terhadap antigen antigen
sendiri bila terjadi gangguan pada hal di atas, maka terjadilah yang di sebut autoimmuneyaitu
siste immunitas tubuh menyerang sel-sel tubuh sendirisehingga menimbulkan kerusakan.

Pertanyaan :
1 Bagaimana cara jika suatu organ sudah di transplasi dan ternyata di dalam tubuh orang yang
mau menerimah transplasi tersebut tidak bisa menerimah organ tersebut ? jelaskan dan
berikan contoh
2 Bagaimana jika tubuh kelebihan eicosanoid ? jelaskan mekanismenya !
3 Bagaimana mekanisme kerja fungsi sistem lymphatic pada saat memproduksi limphatic dan
antibodi?
4 Bagaimana proses pembentukan antibodi murni atau antibodi monoclonal yang diproduksi
oleh B-limfosit?

Anda mungkin juga menyukai