Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Trauma fisik terjadi pada 1 dalam 12 kehamilan dan akibatnya dapat berakibat
serius pada wanita, janin atau keduanya. Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan
penyebab utama terjadinya trauma selama kehamilan, yang diikuti dengan jatuh atau
penyerangan langsung pada abdomen akibat pemukulan pada situasi penganiayaan fisik.
Rata-rata kunjungan ke unit gawat darurat akibat trauma selama kehamilan berkisar
antara 24 dari 1.000 persalinan, trauma abdominal mayor terjadi pada 0,62 dari 1.000
kehamilan.
Ketika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, janin terletak jauh didalam
panggul,dan resiko terjadinya solusio akibat trauma berkurang. Pada usia kehamilan
yang lebih lanjut, janin dan plasenta terletak lebih tinggi mendekati abdomen dan lebih
rentan terhadap efek trauma. Bahkan kekuatan yang sangat kecil sekalipun pada
abdomen cukup mampu merobek pelekatan plasenta menjauhi lapisan desidua basalis.
Efek yang merugikan selalu mungkin terjadi akibat trauma abdomen, tanpa melihat usia
kehamilan. Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk membuat makalah mengenai
trauma selama kehamilan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mahasiswa diharapkan
mampu memahami konsep dengan trauma selama kehamilan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus makalah ini adalah mahasiswa diharapkan mampu:
a. Memahami konsep dasar dari trauma selama kehamilan

b. Memahami definisi trauma selama kehamilan

c. Memahami klasifikasi dari trauma selama kehamilan

d. Merumuskan diagnosa pada klien dengan trauma selama kehamilan

e. Menentukan rencana tindakan untuk klien dengan trauma selama kehamilan


C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan trauma saat kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Trauma adalah tekanan / perlukaan yang ditimbulkan baik oleh benda tajam
maupun benda tumpul yang dapat mencederai janin maupun ibu itu sendiri.yang dapat
berdampak pada trauma secara fisik ataupun psikis.

Menurut American College of Obstetricans and Gynecologist (1998), 1 dari 12


kehamilan berkaitan dengan trauma fisik.Memang kematian terkait cedera merupakan
kausa morbiditas ibuyang tersering dijumpai di Cook Country, New York City, Utah, dan
North Carolina.

Resiko yang mungkin muncul adalah sulosio plasenta (robek atapun lepasnya
ikatan tali pusat janin dari bagian dinding rahim) dan terjad itercemarnya darah ibu oleh
darah anak yang berbeda rhesus serta cairan kandungan yang masuk ke aliran darah ibu
(emboli cairan amnion).

B. ETIOLOGI
1. benturan keras
a. KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga )
Saat terjadi pertengkaran atau perselisihan dalam rumah tangga, sering kali ibu
hamil menjadi korban pukulan atau kekerasan yang mempunyai dampak pada
kandungannya. Contoh yang sering terjadi adalah pukulan langsung ke perut
maupun tidak sengaja terjatuh.

b. Kecelakaan kendaraan bermotor

Kecelakaan ini sering member dampak trauma pada kandungan ibu hamil
secara idak sengaja dan hal ini dapat mengakibatkan dampak yang ringan
maupun berat. Dampak ringan dapat berupa memar, laserasi, dan kontusio.
Sedangkan dampak yang lebih berat berupa patah tulang panggul dan patah
tulang rusuk.

c. Jatuh

d. Luka tembak

2. Zat- zat kimia

a. konsumsi obat-obatan yang dapat membahayakan janin khususnya usia


kehamilan muda.misal obat cloramphenicol,diazepam,dll.

b. Terkena atau tersiram air keras.

C. KLASIFIKASI TRAUMA KEHAMILAN


1. Berdasarkan derajat keparahan

a. Trauma minor

Walaupun trauma ini termasuk pada trauma minor (ringan) tetapi dapat
berpengaruh pada janin. Misalkan pada saat terjatuh atau terpeleset, lalu si ibu
mengalami syok atau setidaknya kaget. Perasaan inlah yang yang dapat
berdampak pula pada janin. Karena kondisi syok dapat mempengaruhi sirkulasi
makanan dan oksigen ke janin yang selnjutnya akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin.

b. Trauma mayor

Berupa cedera yang ditimbulkan seperti perdarahan, pecahnya ketuban, atau


terjadinya kontraksi sebelum waktunya. Umumnya trauma langsung
membutuhkan penanganan yang lebih cepat karena dapat membahayakan janin
dan ibunya.

D. TANDA GEJALA TRAUMA KEHAMILAN


1. Adanya memar ,laserasi pada jaringan tubuh
2. Odeme, pembengkakan daerah tertentu yang mengalami trauma/perlukaan.
3. Terjadi perdarahan, pecahnya ketuban, atau terjadinya kontraksi sebelum
waktunya.
4. Bisa saja terjadi syok neurologic ,dan hipovolemic jika perdarahan tersebut
tidak segera ditangani.
5. Patah tulang/ fraktur, patah pada tulang rusuk, patah tulang panggul

E. KOMPLIKASI TRAUMA KEHAMILAN

1. Abruptio plasenta : Lepasnya plasenta sebelum waktunya


2. Luka abdomen ( blunt abdominal pain / trauma )
3. Kelahiran prematur ( preterm labor )
4. Trauma atau luka langsung janin ( direct fetal injury )
5. Ruptur rahim ( uterine rupture ) yang lbh diperbanyak, tanda dan gejala
6. Perdarahan janin dan ibu (fetal maternal hemorrage FMH)
7. Memar dan kontusio pada ibu hamil
8. Ketuban pecah dini

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG (Ultrasonography)
2. DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)
DPL ini dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan pada rongga
usus dalam rongga perut.
3. CT Scan (Computed Tomography)
CT scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkangambaran
dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI dilakukan untuk mengevaluasi:
a. Organ dada dan perut termasuk jantung, hati, saluran empedu, ginjal,
limpha dan pankreas serta kelenjar adrenalin.
b. Organ panggul termasuk pada organ reproduksi pada pria (prostat dan
testikel) dan perempuan (rahim, leher rahim, dan ovarium).
c. Pembuluh darah ( MR angiografi )
d. Payudara.
5. Ultrasonogram dan monitoring detak jantung janin
Pasien muda yang sehat lebih mudah terkena shock yang berpengaruhke sistem
kardiovaskular.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat kehamilan
a. Riwayat kehamilan gravida, jumlah abortus, jumlah anak hidup, prenatal
education secsio secaria, lama persalinan, lahir mati, premature, usia kehamilan
dan BBL.
b. Riwayat genekologi infeksi,operasi, usia menarche dan siklus mens, seksualitas,
KB.
c. Riwayat kesehatan, berat badan, golongan darah dan Rh, dalam pengobatan (atas
resep dokter/ tidak), kebiasaan merokok, alkohol,caffeine,obat alergi, resiko
teratogenik selama kehamilan, infeksi medikasi radiografi, toxin dirumah/tempat
kerja, status medik (DM, ginjal, congenital), imunisasi.
d. Riwayat kesehatan keluarga : cancer, DM, kehamilan kembar, cacat
bawaan/keturunan.
e. Riwayat pekerjaan : tipe pekerjaan, paparan tehadap zat berbahaya.
f. Riwayat ayah bayi : usia, masalah kesehatan, tipe golongan darah, kelainan
kongenital, pekerjaan, perilaku selama kehamilan.
g. Personal information : ras, budaya, agama, penghasilan, support sistem,
penggunaan pelayanan kesehatan.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadekuatan jalanan nafas
b. Frekuensi pernafasan
c. Status jantung pembuluh darah
d. Keluasan cedera yang terjadi
e. Adanya solusio plasenta
f. Perdarahan per vaginam
g. Nyeri abdomen

B. Diagnosa keperawatan

Anda mungkin juga menyukai