Anda di halaman 1dari 4

BAB II

Teori Dasar

Material refraktori merupakan material kontruksi yang tersusun atas sifat-


sifat kimia dan fisik yang mampu mempertahankan bentuk dan kekuatannya pada
kondisi tekanan yang tinggi, serangan kimia dari gas-gas panas, cairan atau
leburan dan semi leburan dari gas, logam atau slag tanpa mengalami pelelehan
atau terdekomposisi dan tidak reaktif terhadap lingkungan sekitar.

Material refraktori memiliki sifat-sifat tertentu bergantung dengan material


penyusunnya. Persyaratan umum material dapat dikatakan material refraktori
antara lain:

a. Tahan terhadap temperature tinggi


b. Tahan terhadap perubahan temperature yang mendadak
c. Tahan terhadap beban dan gaya abrasi
d. Dapat menyimpan panas
e. Memiliki koefisien ekspansi panas yang rendah

Adapun sifat-sifat khusus material dapat dikatakan refraktori sebagai berikut:

a. Temperatur leleh tinggi


Material refraktori memiliki ikatan partikel bersama yang kuat sehingga
memiliki temperature leleh yang tinggi
b. Memiliki thermal shock yang tinggi
Material ini mampu bertahan ketika dipanaskan pada temperatur tinggi
secara tiba-tiba dan mampu bertahan ketika pendinginan secara tiba-tiba.
c. Konduktifitas yang rendah
Konduktifitas yang rendah mengimplikasikan material refraktori sebagai
isolator. Hal ini karena fungsi dari material refraktori itu sendiri untuk
penghematan energy pada proses manufacturing seperti pada tungku
(furnace).
d. Slag resistance tinggi
Material refraktori sering digunakan pada peleburan logam sehingga
material refraktori harus mampu menahan terak yang dihasilkan logam
pada proses peleburan.
e. Ekspansi panas reversible
Material akan mengembang atau menyusut karena pada skala atomik
material ketika menerima panas atom-atom akan mengalami vibrasi
sehingga jarak antar atom akan melebar sehingga pada fenomena makro
kita dapat melihat material mengalami pengembangan atau ekspansi
begitupun sebaliknya pada proses pendinginan.
f. Difusifitas rendah
Kemampuan material untuk berdifusi pada skala atomiknya rendah, sangat
diperlukan dalam material refraktori karena material refraktori harus
mampu mempertahankan sifat fisiknya pada temperature tinggi
g. Porositas
Porositas merupakan volume vori-vori yang terbuka, dimana cairan dapat
menembus, sebagai persentase volum total refraktori. Sifat ini penting
ketika refraktori berinteraksi dengan isian lelehan dan terak. Porositas
yang nampak rendah mencegah bahan leleh menembus refraktori. Pada
umumnya jumlah pori-pori kecil lebih disukai dengan jumlah pori-pori
besar.
h. Inert
Material refraktori digunakan pada pengerjaan pada temperature tinggi
sehingga sering berinteraksi dengan lelehan, cairan, atau gas pada
temperature tinggi, maka dari itu material ini harus bersifat inert untuk
menghindari cacat produk yang dihasilkan.

Ada beberapa macam jenis refraktori, diantaranya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan komposisi kimia:

Asam (contoh : Silika, firebrick, Alumino-silicate)


Netral (contoh : Chromite, silicon carbide, karbon, alumina)
Basa (contoh : Magnesite, Forsterite Magnesite-Chromite, dan Dolomite)
Spesial (contoh : Zirconia, Spinel, dan Boron nitride)

Berdasarkan bentuk:

Bricks
Contoh : Fireclay, Sillimanite (Alumino-Silicate), Magnesite, Dolomite,
Magnesite-Chromite, Periclase, Silika
Monolith
Contoh : Castable refractories, Plastic refractories, Ramming refractories,
Patching refractories, Coating refractories, Refractory mortars, Insulating
Castables

Refraktori alumino-silikat adalah keramik paduan antara alumina (Al 2O3) dan
silikon oksida (SiO2). Variasi refraktori alumino-silikat tergantung dari komposisi
(Al2O3) dan silikon oksida (SiO2).

Berikut diagram fasanya

Jenis-jenis refraktori berdasarkan komposisi penyusun adalah sebagai berikut:

a. Fireclay bricks
Material refraktori yang tersusun atas maksimal 78% silica dan kandungan
Al2O3 sampai 44%. Jenis ini sering disebut di pasaran sebagai bata tahan
api dan memiliki harga yang relative murah.
b. Silica refractories
Sering disebut dengan refraktori asam dan digunakan pada kiln keramik
dengan penyusun silica lebih dari 43% dan alumina berkisar 45%
c. Basic refractories
Refraktori jenis ini kaya akan periclase, atau magnesia (MgO), juga
mengandung kalsium, kromium dan senyawa besi. Keberadaan silika akan
mengganggu sifat temperatur tingginya. Refraktori basa memiliki
ketahanan terhadap slag yang mengandung kadar MgO dan CaO yang
tinggi, dan biasa digunakan pada tungku open hearth pada proses
pembuatan baja.
d. Special refractories
Refraktori jenis ini memiliki komposisi dengan kadar material oksida
dengan kemurnian yang tinggi dan dengan kadar porositas yang sangat
kecil. Yang termasuk ke dalam jenis refraktori ini adalah alumina, silika,
megnesia, beryllia (BeO), zirconia (ZrO2), dan mullite (3 Al2O3
2SiO2). Refraktori special ini memiliki harga yang relatif mahal.

Pada material tak terkecuali material refraktori memiliki sifat termal


seperti konduktivitas, difusivitas, kapasitas panas, dan ekspansi termal.

a. Konduktivitas
Sifat ini menunjukkan kemampuan material untuk menghatarkan
panas, satuannya W/mK
b. Difusivitas
Difusivitas ini merupakan rasio konduktivitas terhadap kapasitas
panas, satuannya m2/s
c. Kapasitas panas
Sifat ini menunjakkan kemampuan material untuk menaikan
temperature ketika diberikan energy atau selaras dengan kemampuan
material untuk menyimpan energi, satuannya J/kg K
d. Ekspansi termal
Sifat ini menunjukkan kemampuaan material untuk berubah secara
dimensi ketika diberikan energi termal.

Anda mungkin juga menyukai