Sangat berbahagia pada hari ini, saya bisa tampil dihadapan Bapak/Ibu dan Teman-
temanku dalam acara JUMAT KHUSU untuk menyampaikan Ceramah Agama berjudul
:
Rasulullah SAW pernah memberikan tiga buah nasehat kepada kedua sehabatnya
Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal, beliau bersabda :
Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu
dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan
akhlak terpuji.
(HR.Tirmidzi)
Nasehat Pertama :
Definisi taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Kaab ra.
Suatu ketika sahabat Umar ra bertanya kepada Ubay bin Kaab apakah taqwa itu? Dia
menjawab; Pernahkah kamu melalui jalan berduri? Umar menjawab; Pernah!
Ubay menyambung, Lalu apa yang kamu lakukan? Umar menjawab; Aku berhati-
hati, waspada dan penuh keseriusan. Maka Ubay berkata; Maka demikian pulalah
taqwa!
Untuk dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk menghapusnya
adalah dengan bersedekah. Rasulullah SAW bersabda sedekah itu menghapus
kesalahan sebagaimana air memadamkan api.
Maka ada orang yang ketika dia sakit, dianjurkan untuk memberikan sedekah agar
penyakitnya segera sembuh. Hal ini dikarenakan segala penyakit yang kita miliki itu
adalah karena kesalahan yang kita pernah lakukan. Sedang dosa yang dilakukan terhadap
orang lain maka yang perlu dilakukan adalah memohon maaf .
Hadits ini mengingatkan kita pentingnya berakhlakuk karimah, bersilaturahim dan saling
memaafkan sesama manusia. Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti
tetangganya. (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)
Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Demi Allah seseorang
tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak
beriman. Ada yang bertanya: Siapa itu Ya Rasulullah? Jawab Nabi: Yaitu orang
yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.(HR. Bukhari)
Demikian yang dapat saya sampaikan atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih.
Alhamdulillahil Awwal qobla kullil awwal, wal aakhir bada kullil aakhir, lahul
mulku walahulhamdu yuhyii wa yumiitu wa hua alaa kulli syai-in qidiir. Asyhadu
allaa ilaaha illallooh, wa asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh, almabuutsu
rohmatallil Alamiin. Amma badu
Sangat berbahagia pada hari ini, saya bias tampil dihadapan saudara/saudari semua dalam
acara ____________________ untuk menyampaikan sebuah judul :
Ia ikut berhijrah ke Habasyah, gelombang pertama dan kedua. Ia juga ikut berhijrah ke
Madinah, mengikuti Perang Badar dan semua peperangan bersama Rasulullah. Ia juga
dikenal sebagai seorang yang dermawan.
Nabi SAW bersabda, ''Aku melihat Abdurrahman masuk surga dengan merayap atau
merangkak.'' Mendengar berita gembira ini, ia langsung mendermakan satu kafilah niaga
tersebut seraya berkata, ''Kalau aku bisa masuk surga dengan berdiri, niscaya akan
kulakukan.''
Tentang Abdurrahman, Rasulullah SAW berkata, ''Abdurrahman bin Auf adalah orang
tepercaya di langit dan orang tepercaya di bumi,'' (HR Harits bin Usamah).
Memang kita bukan nabi, tetapi inginkah kita disejajarkan dengan Nabi
SAW ? Memang kita bukan orang yang jujur, tetapi inginkah kedudukan
kita sama dengan Abu Bakar ra?
Memang kita belum tentu mati syahid, tetapi inginkah kita berkedudukan sama seperti
Hamzah ra?
Jawabannya: pasti bisa
untuk mendapatkan derajat yang sama seperti mereka telah disebutkan dalam QS. An-
Nisaa 69:
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.
Sahabat Abi Said Al-khudri ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: Pedagang
yang jujur dan dapat dipercaya, kelak pada hari kiamat akan mendapat kedudukan
bersama para nabi, para shiddiqin, dan para syuhada. (HR. Timidzi dan termasuk
hadis hasan).
Semoga kita dapat mencapai derajat yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Wallahu alam bish showab,
Demikian yang dapat saya sampaikan atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih.
Alhamdulillahil Awwal qobla kullil awwal, wal aakhir bada kullil aakhir, lahul
mulku walahulhamdu yuhyii wa yumiitu wa hua alaa kulli syai-in qidiir. Asyhadu
allaa ilaaha illallooh, wa asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh, almabuutsu
rohmatallil Alamiin. Amma badu
Sangat berbahagia pada hari ini, saya bisa tampil dihadapan saudara/saudari semua dalam
acara ____________________ untuk menyampaikan sebuah judul :
Peletakan ayat ini diantara ayat-ayat tentang shoum Ramadhan bukan tanpa maksud.
Kalau ditilik dari asbabun nuzul ayat ini adalah berkenaan dengan datangnya seorang
Arab Badui kepada Nabi SAW yang bertanya: Apakah Tuhan kita itu dekat, sehingga
kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, atau jauh, sehingga kami harus menyeru-
Nya? Nabi SAW terdiam, hingga turunlah ayat ini. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu
Abi Hatim, Ibnu Marduwaih, Abussyaikh dan lain-lain).
Orang yang berpuasa memiliki doa yang mustajab pada waktu berbuka. (Diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud)
Ada tiga orang yang tidak akan ditolak doanya yaitu pemimpin yang adil, orang yang
berpuasa sehingga dia berbuka dan orang yang dianiaya. Doa mereka diangkat oleh
Allah di bawah awan pada hari kiamat dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit dan
Allah berfirman, Demi keagungan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun sesudah suatu
waktu (Riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)