Anda di halaman 1dari 1

Pada Fotografi, seperti Pre-Produksi Film bergerak, Storyboard digunakan utk membayangkan /

berimajinasi....kira2 nantinya saya mau motret dgn Angle-Komposisi seperti apa yang sesuai dgn konsep
Foto.

Misalnya :
- Konsep = Retro '60 Beach Couple
- Lokasi = Pantai Kuta
- Property =
* FG : Keranjang Makanan berisi botol minuman, Roti, Kue & Buah2an.
* Obj : Pasangan sedang duduk bercengkrama di atas selembar kain kotak2 warna merah, sambil
memegang bunga.
* BG : VW Kombi warna Groove & pemandangan Pantai.

Nah, storyboard dibuat berdasarkan data diatas. Supaya saat di lokasi ngga bengang-bengong lagi, mikir
mau motret dgn Angle & komposisi gimana...

Sedangkan kalo Photo Storyboard dalam dunia Sinematografi, biasanya berupa capture dari Render 3-
D/CGI (Computer Generated Image). Yang digunakan sebagai panduan Shoot Adegan atau Visual
Special FX.
Yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari Storyboard Konvensional saat Produksi Pre-Visualisasi.

Urutannya :
- Skrip disetujui.
- Konvensional Storyboard (yg digambar tangan)
- Presentasi Pre-Visualisasi (Rapat antara Produser, Sutradara, Kamera, FX, Kostum, Property dll, sambil
ngeliatin gambar Storyboard yang jumlahnya ratusan gambar)
- Visualisasi CGI & Render 3-D
- Presentasi 3-D berikut contoh sound (mini movie dlm bentuk Animasi 3D kasar. Biasanya dari sini
dicapture gambar2 utk Photo Storyboard)
- Kalo disetujui ama Sutradara & Produser, lanjut ke Principal Photography (Pengambilan Adegan
Keseluruhan)

Utk foto Essay (Jurnalistik), berbeda dgn Storyboard. Meski sama2 ada ceritanya, tapi bentuk &
kegunaannya berbeda.

Anda mungkin juga menyukai