Anda di halaman 1dari 4

PERENCANAAN STRATEGI

A. Hakikat Perencanaan Strategi


Rencana strategi merupakan hasil pemikiran seorang manajer yang berupa
pemahaman informal tentang arah masa depan yang akan diambil oleh entitas tersebut,
atau mungkin juga berupa pernyataan formal yang berisi rencana spesifik tentang
bagaimana untuk sampai ke arah sana. Perencanaan strategi adalah proses memutuskan
program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber
daya yang akan dialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun ke depan.

Hubungan dengan Perumusan Strategi


Terdapat perbedaan antara dua proses manajemen yaitu perumusan strategi dan
perencanaan strategi. Perbedaannya adalah bahwa perumusan strategi merupakan proses
untuk memutuskan strategi baru, sementara perencanaan strategi merupakan proses
untuk memutuskan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Dalam proses
perumusan strategi, manajemen menentukan cita-cita organisasi dan menciptakan
strategi-strategi utama untuk mencapai cita-cita tersebut. Proses perencanaan strategi
kemudian mengambil cita-cita dan strategi yang telah ditentukan dan mengembangkan
program-program yang akan digunakan untuk mencapai cita-cita tersebut secara efisien
dan efektif. Ada sejumlah masalah yang harus diselesaikan diantaranya apakah akan
melakukan difersivikasi melalui akuisisi atau melalui pertumbuhan organik, lini produk
mana yang ditekankan, apakah akan membuat sendiri atau membeli dari luar, dan jalur
pemasaran mana yang akan digunakan. Dokumen yang menjelaskan bagaimana
keputusan strategis akan diimplementasikan adalah rencana strategi.
Perumusan strategi biasanya memasukkan pertimbangan awal tentang program-
program yang akan diadopsi sebagai alat untuk mencapai cita-cita tersebut untuk
menjaga perbedaan konseptual antara perumusan dan perencanaan strategi. Alasannya
adalah bahwa proses perencanaan cenderung untuk menjadi terinstitusionalisasi,
sehingga mengurangi aktivitas-aktivitas yang murni kreatif. Perencanaan strategi adalah
sistematis, ada proses perencanaan strategi tahunan, dengan prosedur dan jadwal yang
sudah ditentukan. Perumusan strategis adalah tidak sistematis. Inisiatif strategis yang
mungkin dapat muncul dari siapa pun di dalam organisasi. Jika dinilai tepat, maka
inisiatif segera dianalisis, tanpa menunggu jadwal yang ditentukan. Di banyak
perusahaan, cita-cita dan tujuan tidak dinyatakan secara eksplisit atau dikomunikasikan
secara jelas ke para manajer, dengan demikian dalam proses perencanaan strategi yang
formal, langkah pertama yang penting adalah menulis penjelasan dari cita-cita dan
strategi perusahaan.

Evolusi dan Perencanaan Strategi


Lima puluh tahun yang lalu, proses perencanaan strategi di hampir semua organisasi
adalah tidak sistematis. Jika manajemen memikirkan perencanaan jangka panjang, hal
tersebut tidak dilakukan dengan cara yang terkoordinasi. Tahun 1950-an perusahaan
mulai menggunakan sistem perencanaan strategi formal dan banyak mengalami
kegagalan karena merupakan adaptasi minor dari sistem pembuatan anggaran yang ada.
Data yang diperlukan jauh lebih terinci dari yang seharusnya, para staf dan bukannya
manajemen lini yang melakukan hampir semua pekerjaan tersebut, dan para partisipan
menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan alternatif-alternatif yang terbaik
diantaranya. Dengan berjalannya waktu, manajemen mengambil pelajaran dari
pengalaman, bahwa tujuannya adalah untuk mengambil pilihan yang sulit diantara
program-program alternatif yang ada dan bukan untuk mengeksploitasi angka-angka
yang serinci anggaran, waktu dan usaha sebaiknya ditujukan lebih banyak pada analisis
dan diskusi informal, dan relatif lebih sedikit untuk pekerjaan kertas, serta fokus pada
program itu sendiri dan bukannya pada pusat tanggung jawab yang melaksanakannya.
Saat ini banyak organisasi menghargai keunggulan pembuatan rencana untuk tiga sampai
lima tahun ke depan namun tidak berarti diterima secara universal.

Manfaat dan Keterbatasan dari Perencanaan Strategi


Suatu proses perencaan strategi formal dapat memberikan kepada organisasi berupa:
1. Kerangka Kerja untuk Pengembangan Anggaran
Suatu anggran organisasi memerlukan komitmen sumber daya untuk tahun
mendatang. Sehingga penting bahwa manajemen membuat komitmen sumber daya
semacam itu dengan ide yang jelas tentang ke arah mana organisasi untuk beberapa
tahun ke depan. Rencana strategis menyediakan kerangka kerjayang luas. Dengan
demikian manfaat penting dari pembuatan suatu rencana strategis adalah bahwa
rencana tersebut memfasilitasi perumusan dari anggaran operasi yang efektif. Manfaat
penting dari perencanaan strategi adalah memfasilitasi keputusan sumber daya yang
optimal yang mendukung opsi-opsi strategis kunci. Dengan demikian, rencana
strategis membantu organisasi untuk memahami implikasi dan keputusan strategis
untuk rencana tindakan dalam jangka pendek.

2. Alat Pengembangan Manajemen


Perencanaan strategi formal adalah alat pendidikan dan pelatihan manajemen yang
unggul dalam melengkapi para manajer dengan suatu pemikiran tentang strategi dan
implementasinya. Dalam perencanaan strategis formal, proses itu adalah jauh lebih
penting dibandingkan dengan output dari proses tersebut yang merupakan dokumen
rencana.
3. Mekanisme untuk Memaksa Manajemen Memikirkan Jangka Panjang
Para manajer cenderung lebih khawatir tentang masalah-masalah taktis dan
pengelolaan urusan bisnis rutin saat ini dibandingkan tentang penciptaan masa depan.
Proses perencanaan strategi formal memaksa para manajer untuk menyediakan waktu
guna memikirkan masalah-masalah jangka panjang yang penting.
4. Alat untuk Menyejajarkan Manajer denga Strategi Korporat
Debat, diskusi, dan negoisasi yang terjadi selama proses perencanaan mengklarifikasi
strategi korporat, menyatukan dan menyejajajarkan manajer dengan strategi semacam
itu, dan mengungkapkan implikasi dari strategi korporat bagi manajer individual.
Pembuatan rencana strategis mengungkapkan bahwa keputusn-keputusan individual
tidak dapat menciptakan suatu keseluruhan yang memuaskan. Adanya perubahan yang
direncanakan dalam program langsung mungkin memerlukan perubahan dalam
ukuran dari program pendukung misalnya penelitian dan pengembangan serta
administratif yang tidak ikut dipertimbangkan ketika perubahan-perubahan tersebut
dipertimbangkan secara terpisah.

Keterbatasan
Terdapat beberapa kekurangan atau keterbatasan potensial dari perencanaan strategi
formal, diantaranya yaitu selalu ada bahaya bahwa perencanaan berakhir menjadi pengisian
formulir, layihan birokrasi, tanpa pemikiran strategis. Sehingga organisasi secara periodik
sebaiknya mempertanyakan Apakah perusahaan memperoleh ide-ide segar sebagai akibat
dari prroses perencanaan strategi?. Bahaya lainnya adalah bahwa organisasi mungkin
menciptakan departemen perencanaan strategi yang besar dan mendelegasikan pembuatan
rencana strategis kepada para staf dari departemen tersebut, sehingga mengabaikan input dari
manajemen lini maupun manfaat pendidikan dari proses tersebut. Sebaiknya perencanaan
strategi dijaga seminimum mungkin dan perannya sebaiknya sebagai katalis, pendidik, dan
fasilitator dari proses perencanaan.
Akhirnya perencanaan strategis adalah proses yang memakan waktu dan mahal.
Beban yang paling signifikan adalah waktu yang diberikan untuk perencanaan strategi untuk
manajemen senior dan para manajer pada tingkatan lain di organisasi. Rencana strategis
formal yang diinginkan dalam organisasi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Menajeman puncak yakin bahwa perencanaan strategi adalah penting. Jika tidak,
perencanaan memiliki sedikit dampak pengambilan keputusan aktual.
2. Organiasi tersebut relatif besar dan rumit. Dalam organisasi kecil yang sederhana,
pemahaman informal tentang arah masa depan organisasi adalah mencukupi untuk
pengambilan keputusan tentang alokasi sumber daya yang merupakan tujuan utama
dari pembuatan rencana strategis.
3. Ada ketidakpastian yang cukup besar tantang masa depan, tetapi organisasi memiliki
fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. Dalam organiasi yang
relatif stabil, rencana strategis tidaklah perlu, masa depan biasanya cukup sama
dengan masa lalu sehingga rencana strategis hanya akan berupa latihan dalam
eksplorasi. Jika organisasi mengalami kondisi-kondisi yang baru seperti penurunan
dalam pasar atau perubahan drastis dalam biaya bahan baku, maka organisasi
membuat rencana kontinjensi. Jika masa depan begitu tidak pasti sedemikian rupa
sehingga estimasi yang andal tidak dapat dibuat, maka pembuatan rencana strategis
hanyalah membuang-buang waktu.
Proses perencanaan strategi yang formal tidak diperlukan dalam organisasi yang kecil dan
relatif stabil. Proses perencanaan ini juga tidak berguna di organisasi yang tidak dapat
membuat estimasi yang andal tentang masa depan atau dalam organisasi yang manajemen
seniornya mamilih untuk tifak mengelola dengan cara ini.

Anda mungkin juga menyukai