Anda di halaman 1dari 25

Analisis Jurnal

Evaluation of an Education and Training Program to Prevent


and Manage Patients Violence in a Mental Health Setting: A
Pretest-Posttest Intervention Study

Disusun Oleh:

Khairir Ramadhani, S.Kep I4B112026


Ridha Fahliati Dewi, I4B112002
S.Kep I4B112027
Zhavira Fakhrianti, S.Kep I4B112031
Anna Maulina Kustantie,
S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016

LEMBAR PENGESAHAN
Analisis Jurnal

Evaluation of an Education and Training Program to Prevent and Manage


Patients Violence in a Mental Health Setting: A Pretest-Posttest Intervention
Study

Disusun Oleh:

Khairir Ramadhani, S.Kep I4B112026


Ridha Fahliati Dewi, I4B112002
S.Kep I4B112027
Zhavira Fakhrianti, S.Kep I4B112031
Anna Maulina Kustantie,
S.Kep

Gambut, September 2016


Mengesahkan,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Dhian Ririn Lestari, S.Kep., Ns, M.Kep. Achmad Syamsudin, S.Kep., Ns


NIP. 19801215 2008112 2 003 NIP. 19850909 201101 1 002

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut WHO kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Dari dua defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dikatakan
sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang
bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang
memungkinkan seseorang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan
stres yang terjadi sehari-hari serta berhubungan sosial secara nyaman dan
berkualitas.
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
kesehatan atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang
terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa sebagai suatu
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional
yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras
dengan keadaan orang lain. Selain dengan itu pakar lain mengemukakan
bahwa kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera (mental
wellbeing) yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai
bagian yang utuh dan kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua
segi kehidupan manusia. Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar
terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi
ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan
scara verbal dan fisik. Perilaku kekerasan seperti perilaku mencederai orang
lain dapat berupa ancaman melukai diri sendiri; perilaku merusak lingkungan
seperti peraot rumah tangga, membangting pintu; ancaman verbal berupa

1
kata-kata kasar, nada suara yang tinggi dan bermusuhan. Sedangkan marah
tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuk kepada suatu
perangkat perasaan-perasaan tertentu yang biasanya disebut dengan perasaan
marah. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons
terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.
Klien dengan perilaku kekerasan dapat memperlihatkan perubahan-
perubahan baik secara fisik, psikologis maupun spiritual. Perubahan secara
fisik yang diperlihatkan oleh klien yaitu dengan mencederai diri klien itu
sendiri dan peningkatan mobilitas tubuh. Perubahan secara psikologis yang
terlihat dari klien yaitu emosional, marah yang tidak dapat dikontrol, mudah
tersinggung dan menentang. Sementara perubahan secara spiritual yang klien
perlihatkan yaitu merasa dirinya yang paling berkuasa dan tidak bermoral.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
pengelolaan klien dengan perilaku kekerasan. Prinsip yang perlu diperhatikan
tersebut adalah sebagai berikut, seluruh staf sebaiknya diberi latihan khusus
mengenai pencegahan dan pengelolaan klien perilaku kekerasan termasuk
bermain peran untuk memberikan intervensi keperawatan. Setelah klien
tenang dan dapat mengontrol perilakunya, berikan kesempatan kepadanya
untuk mengekspresikan perasaannya. Berikan penguatan positif apabila klien
dapat mengekspresikan perasaannya.

B. Tujuan
Pelaksanaan program edukasi dan latihan Omega bertujuan dalam
menurunkan kesejahteraan psikologis pekerja dan lebih tepatnya terhadap
distres psikologikal, koping individu terhadap kemampuannya, dan pada
tingkat yang dirasakan dari paparan berbagai bentuk kekerasan yang dapat
berujung pada peningkatan kualitas perawatan pasien yang mengalami
kekerasan.

BAB II
RINGKASAN JURNAL

2
Evaluation of an Education and Training Program to Prevent and Manage
Patients Violence in a Mental Health Setting: A Pretest-Posttest Intervention
Study
Stephane Guay; Jane Goncalves; Richard Boyer

Abstrak: Kekerasan di tempat kerja dapat mengarah pada berakibat serius


terhadap sasaran perilaku kekerasan, organisasi dan masyarakat. Kebanyakan
program pencegahan kekerasan di tempat kerja bertujuan untuk melatih staf lebih
baik dalam mengenali dan secara aman memanajemen situasi berisiko. Program
edukasi dan latihan Omega telah dikembangkan di Kanada pada tahun 1999, dan
telah digunakan untuk mengedukasi pekerja kesehatan umum dan kesehatan jiwa
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan intervensi secara efektif pada
situasi agresi. Studi ini didesain untuk mengkaji pengaruh Omega terhadap distres
psikologikal karyawan, koping individu, dan perasaan dalam menghadapi
kekerasan. Program ini ditawarkan kepada 105 pekerja pada rumah sakit psikiatri
di Montreal Kanada. Delapan puluh sembilan menerima untuk berpartisipasi.
Kuesioner dilengkapi sebelum latihan, setelah periode waktu yang pendek (109
hari) dan saat follow up (441 hari). Pengukuran ulang menggunakan ANOVA dan
ukuran efek Cohen. Hasil memperlihatkan secara statistik peningkatan nilai pada
post tes jangka pendek dan follow up signifikan terhadap distress psikologikal,
koping individu, dan tingkat terpapar kekerasan. Studi ini adalah salah satu yang
memperlihatkan pengaruh positif dari program latihan ini. Penelitian lebih lanjut
dibutuhkan untuk memahami bagaimana meningkatkan keefektifan program,
terutama di antara peserta yang resisten untuk berubah.

Pendahuluan
Menurut WHO, kekerasan di tempat kerja adalah penggunaan secara
sengaja dari kekuatan fisik, ancaman atau aktual, terhadap diri sendiri, orang lain,
atau terhadap suatu kelompok atau komunitas, yang dapat menghasilkan atau
memiliki kemungkinan tinggi menyebabkan cedera, kematian, bahaya
psikologikal, serta kerugian lain. Kekerasan di tempat kerja dan terutama
dilakukan klien, merupakan masalah serius bagi pekerja kesehatan jiwa karena
sebagai perwakilan salah satu populasi paling berisiko. Tingkat agresi pasien pada
lingkup psikiatri berkisar antara 0,07-0,25 insiden agresif per bed per tahun.

3
Literatur review dari Piquero, craig dan clipper menunjukkan antara 14% dan
61% pekerja kesehatan jiwa telah menjadi korban aksi kekerasan, terutama karena
perilaku agresif pasien.
Konsekuensi terhadap aksi kekerasan beragam, baik terhadap korban, organisasi
atau terhadap masyarakat. Beberapa penelitian di sektor kesehatan telah
membentuk hubungan positif antara kekerasan di tempat kerja dan distres
psikologikal, dan antara kekerasan di tempat kerja dan tingkat keyakinan yang
lebih rendah terhadap kemampuan diri sendiri untuk menangani agresi pasien.
Pada literatur, sering dianjurkan bahwa pekerja melaksanakan program edukasi
dan latihan bagi pekerja berisiko tinggi untuk mencegah kekerasan di tempat
kerja. Program ini secara umum bertujuan untuk membantu pekerja
mengembangkan kemampuan mengenali dan bereaksi lebih baik terhadap situasi
kekerasan, dan untuk lebih baik dalam mengatasi akibat yang mungkin terjadi.
Program omega bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir agresi di tempat
kerja yang ditujukan kepada pekerja kesehatan dengan meningkatkan
pengetahuan, perilaku dan kemampuan peserta ketika menghadapi agresi pasien
secara verbal maupun fisik. Program ini dibuat tahun 1999 oleh Health and Social
Services section of the Agency for Health and Safety at Work di Quebec Kanada.
Program omega diajarkan oleh rekan pelatih (agen keamanan). Program ini
berlangsung empat hari, dan berusaha untuk mengajarkan peserta keterampilan
dan metode intervensi yang diperlukan untuk menjamin keselamatan pekerja dan
pasien pada situasi agresi. Peserta diajarkan untuk mengatasi situasi agresif krisis
dengan pendekatan yang berpusat pada pengalaman individu yang bersangkutan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh program edukasi dan
latihan Omega, setelah latihan dan saat follow-up, terhadap kesejahteraan
psikologis pekerja dan lebih tepatnya terhadap distres psikologikal, koping
individu terhadap kemampuannya, dan terhadap tingkat paparan berbagai bentuk
kekerasan.

Metode

4
Penelitian ini telah disetujui oleh komite etik dari IUSMM (Institut Universitas
Montreal Kesehatan Jiwa, Kanada).
Peserta
Antara Januari dan Oktober 2012, 105 pekerja pada unit berisiko tinggi dari
IUSMM (intensive care, departemen emergensi dan keamanan) ditawarkan untuk
berpartisipasi pada program latihan untuk mencegah dan memanajemen situasi
agresi lebih baik di tempat kerja. Saat penelitian, tidak ada program edukasi dan
latihan lain yang ditawarkan. Hari pertama program, pekerja diundang untuk
berpartisipasi pada penelitian. Mereka diberitahu desain berupa studi longitudinal
(dengan 3 pengukuran), aspek kerahasiaan dari penelitian dan kompensasi 25$
untuk setiap penilaian yang selesai. Delapan puluh sembilan dari 105 karyawan
berpartisipasi pada saat pengukuran pertama, yang mengindikasikan tingkat
tanggapan 85% pada waktu 0. 80 dan 63 peserta melengkapi kuesioner post tes
jangka pendek (waktu 1) dan follow up (waktu 2), yang mewakili tingkat retensi
dari 85% dan 70,9% masing-masing. Untuk waktu 1 dan waktu 2, peserta
dikirimkan kuesioner melalui sistem internal 90 hari dan 420 hari setelah latihan.
Peserta diminta untuk mengembalikan hasilnya dalam waktu 2 minggu. Kuesioner
diterima 109 hari dan 441 hari rata-rata setelah pelatihan. Surat follow up
dikirimkan untuk menanggapi peserta yang belum mengirimkan hasil kuesioner 2
minggu setelah waktu pengukuran. Peserta diberitahu bahwa mereka dapat
melengkapi kuesioner selama waktu jam kerja. Alasan drop out dokumen adalah
sebagai berikut: alasan personal tidak terdefinisikan (8 kasus), absen liburan (3
kasus), penyakit (2 kasus) dan cuti sakit (1 kasus).
Instrumen penelitian
Paket kuesioner dibuat untuk tujuan penelitian ini. Instrumen merupakan skala
standar (distres psikologikal, koping individu) atau yang dikembangkan secara
khusus untuk penelitian (tingkat paparan berbagai bentuk kekerasan). Kuesioner
diberikan dalam bentuk kertas dan pensil.
Sosiodemografi secara umum
Kuesioner memasukkan poin tentang demografi umum berupa jenis kelamin, usia,
status perkawinan, unit kerja, shift kerja dan status dan tipe pekerjaan.
Distress psikologikal

5
Distress psikologikal diukur menggunakan skala K6 yang dikembangkan Kessler
et al. Distress psikologikal dikaji berdasarkan frekuensi yang mana peserta pernah
mengalami ansietas dan gejala depresi selama satu bulan yang lalu. Instrumen
terdiri dari 6 item dinilai dengan skala 5 poin dari tidak pernah sampai setiap
waktu. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan distress psikologis lebih besar.
Nilai 13 atau lebih mengindikasikan risiko untuk distress psikologikal berat.
Tingkat paparan berbagai bentuk kekerasan
Tiga skala didesain untuk mengevaluasi paparan terhadap ketegangan, kekerasan
minor, dan kekerasan yang serius, masing-masing selama tiga bulan terakhir. Item
ini secara khusus mendefinisikan berbagai tingkat kekerasan pada latihan Omega.
Peserta diberitahu: bagian ini adalah tentang pengalaman pribadi anda terhadap
kejadian tertentu dan frekuensi di unit intensive care dan emergensi. Untuk setiap
pernyataan berikut, silakan nilai frekuensi peristiwa yang terjadi selama 3 bulan
terakhir. Setiap skala terdiri dari tiga item, yang masing-masing dinilai dengan 6
poin skala dari tidak pernah menjadi setiap hari. Sebagai contoh item untuk
ketegangan adalah: pasien cemas, menangis atau telah mengisolasi dirinya
sendiri; untuk kekerasan minor: pasien melempar atau menghancurkan barang;
untuk kekerasan serius: pasien melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan
cedera atau kematian.
Koping individu terhadap agresi pasien
Koping individu diukur dengan skala yang dikembangkan Thackrey. Instrumen
terdiri dari 10 item dinilai dengan sebelas skala. Rentang bervariasi tergantung
pertanyaan dari "sangat tidak nyaman", "sangat rendah", "sangat tidak mampu",
"sangat tidak aman", dan "sangat tidak efektif" ke "sangat nyaman", "sangat baik",
"sangat mampu", "sangat aman", dan "sangat efektif". Skor yang tinggi
merupakan indikasi kepercayaan diri yang kuat dalam menangani agresi pasien.
Program edukasi dan latihan
Program Omega diajarkan oleh rekan pelatih (agen keamanan). Program ini
berlangsung selama empat hari, dan bertujuan mengajarkan peserta keterampilan
dan metode intervensi yang diperlukan untuk menjamin keselamatan mereka dan
pasien mereka dalam situasi agresi. Pada hari pertama, peserta diajarkan nilai-nilai
fundamental dan prinsip-prinsip Omega. Keempat nilai inti adalah menghormati,

6
profesionalisme, akuntabilitas, dan keamanan. Lima prinsip adalah untuk
melindungi diri sendiri, untuk menilai situasi, untuk memprediksi perilaku, untuk
menyediakan waktu, dan untuk fokus pada orang tersebut. Hari kedua berfokus
pada pendekatan dengan aman dan pada cara untuk mengklasifikasikan perilaku
dan tingkat bahaya individu yang berpotensi agresif. Hari ketiga membahas alat
yang digunakan untuk piramida intervensi (yaitu, perilaku beradaptasi sesuai
dengan perilaku). Hari terakhir difokuskan pada laporan pasca-insiden dan umpan
balik mengenai tiga hari sebelumnya. Latihan dilakukan setiap hari. Untuk setiap
prinsip, program pelatihan mengajarkan teknik intervensi verbal, psikologis, atau
fisik yang spesifik untuk situasi yang sering dijumpai. Tingkat bahaya termasuk
ketegangan emosional, kerjasama bersyarat, perilaku agresif, perilaku destruktif,
intimidasi psikologis, perlawanan aktif, agresi fisik, serangan yang serius, dan
ancaman yang luar biasa. Teamwork dalam menghadapi situasi kekerasan juga
sangat dihargai dan terintegrasi dalam pelatihan.
Analisis
Analisis data dilakukan menggunakan paket statistikal untuk Social Sciences
(IBM SPSS Statistics for Windows, Version 19.0. Armonk, NY, USA) dan
menggunakan alpha 0,05. Pengukuran berulang ANOVA dilakukan untuk
memperkirakan perbedaan skor peserta antara pre tes dan dua pos tes. Analisis
bivariat dilakukan dan diperiksa untuk kemungkinan variabel pengganggu (jenis
kelamin, usia, unit kerja, jenis pekerjaan atau shift kerja), dengan perubahan
statistik secara signifikan saja yang disajikan.
Hasil
Variabel Demografi
Delapan puluh sembilan pekerja berpartisipasi pada waktu pengukuran pertama
penelitian. Mayoritas dari peserta berusia 46 tahun dan lebih (56%) dan telah
memiliki pegalaman 10 tahun atau lebih (74,2%). Karakteristik sosiodemografi
dari peserta yang tidak memenuhi survey pada waktu 1 dan waktu 2 tidak berbeda
dari peserta yang melengkapi pengukuran 3 kali.

7
Perubahan Ukuran
Pada waktu 1 dan waktu 2, hampir semua variabel dependen menunjukkan
perubahan signifikan. Tingkat paparan berbagai bentuk kekerasan yang diteliti
berkurang secara signifikan di semua pengukuran dengan pengecualian dari
paparan ketegangan, tingkat yang lebih rendah dari kekerasan, yang mengalami
penurunan hanya untuk periode waktu 0-waktu 1 dengan ukuran efek medium.
Tak satu pun dari peserta memperoleh skor 13 dan lebih, yang merupakan titik
poin untuk distress psikologis yang berat. Rata-rata paparan kekerasan ringan
secara signifikan menurun di semua pengukuran dengan efek ukuran medium dan
besar. Paparan kekerasan minor bervariasi menurut umur, dengan paparan
kekerasan ringan menurun lebih di antara peserta yang berusia 45 tahun dan lebih
tua daripada responden lebih muda antara waktu 1 dan waktu 2 (MD = 1,7 vs
0,47, F (1,69) = 4.59, p = 0,036) dan antara waktu 1 dan waktu 3 (MD = 0.63 vs

8
0,77, F (1,55 ) = 9,56, p = 0,003). Paparan kekerasan serius juga menurun secara
signifikan di semua pengukuran dengan efek ukuran medium dan besar. Paparan
kekerasan serius bervariasi menurut jenis kelamin, dengan laki-laki lebih banyak
terpapar kekerasan serius daripada perempuan, terlepas dari waktu pengukuran (m
= 4,32 vs m = 2.89 untuk waktu 1, t = 2,35, p = 0,021; m = 3.87 vs m = 2.05, t =
3.51, p = 0,001 untuk Time 2; m = 2,58 vs m = 1,72, t = 2.19, p= 0,033 untuk
waktu 3).
Distress psikologis dari bulan lalu menurun secara signifikan untuk kedua
perbandingan dengan efek ukuran sedang. Tak satu pun dari peserta mencapai atau
melampaui skor ini. Keyakinan dalam menghadapi agresi pasien menurun secara
signifikan di seluruh waktu dengan ukuran efek menengah dan besar.
Kesimpulan
Penelitian ini mendemonstrasikan pengaruh positif dari program Omega, yang
telah digunakan di Kanada sejak tahun 1999 tetapi tidak pernah secara ilmiah
dievaluasi. Mayoritas dari pengaruh ini tetap konsisten lebih dari 14 bulan setelah
selesai latihan.

9
BAB III
ANALISIS JURNAL

ANALISIS PICO
No Kriteri Jawa Pembenaran &Critical thinking
. a b
1 P Ya Kekerasan di tempat kerja dan terutama dilakukan klien,
merupakan masalah serius bagi pekerja kesehatan jiwa
karena sebagai perwakilan salah satu populasi paling
berisiko. Tingkat agresi pasien pada lingkup psikiatri
berkisar antara 0,07-0,25 insiden agresif per bed per tahun.
Literatur review dari Piquero, craig dan clipper
menunjukkan antara 14% dan 61% pekerja kesehatan jiwa
telah menjadi korban aksi kekerasan, terutama karena
perilaku agresif pasien.
Akibat dari aksi kekerasan beragam, apakah terhadap
korban, organisasi atau terhadap masyarakat. Beberapa
penelitian di sektor kesehatan telah membentuk hubungan
positif antara kekerasan di tempat kerja dan distres
psikologikal, dan antara kekerasan di tempat kerja dan
tingkat keyakinan yang lebih rendah terhadap kemampuan
diri sendiri untuk menangani agresi pasien.
Pada literatur, sering dianjurkan bahwa pekerja
melaksanakan program edukasi dan latihan bagi pekerja
berisiko tinggi untuk mencegah kekerasan di tempat kerja.
Program ini secara umum bertujuan untuk membantu
pekerja mengembangkan kemampuan mengenali dan
bereaksi lebih baik terhadap situasi kekerasan, dan untuk
lebih baik dalam mengatasi akibat yang mungkin terjadi.
Populasi penelitian merupakan tenaga kesehatan pada unit
dengan risiko tinggi di IUSMM. Unit dengan resiko tinggi
terdiri dari ruangan intensive care, departemen emergensi,
dan keamanan. 105 peserta ditawarkan untuk mengikuti
program pelatihan.
2 I Ya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
program edukasi dan latihan Omega, sebelum, selama dan
setelah latihan, terhadap kesejahteraan psikologis pekerja
dan lebih tepatnya terhadap distres psikologikal, koping
individu terhadap kemampuannya, dan pada tingkat paparan
berbagai bentuk kekerasan.
Delapan puluh sembilan dari 105 karyawan berpartisipasi

10
yang merupakan pekerja pada unit berisiko tinggi dari
IUSMM pada program latihan untuk mencegah dan
memanajemen situasi agresi lebih baik di tempat kerja.
Paket kuesioner dibuat untuk tujuan penelitian ini.
Instrumen merupakan skala standar (distres psikologikal,
koping individu) atau yang dikembangkan secara khusus
untuk penelitian (tingkat paparan berbagai bentuk
kekerasan).
Distress psikologikal diukur berdasarkan frekuensi peserta
yang pernah mengalami ansietas dan gejala depresi selama
satu bulan yang lalu. Tiga skala didesain untuk
mengevaluasi paparan terhadap situasi tegang, kekerasan
minor, dan kekerasan yang serius, masing-masing selama
tiga bulan terakhir. Koping individu diukur dengan skala
yang dikembangkan Thackrey.
Program edukasi dan latihan menggunakan Omega.
Program Omega diajarkan oleh rekan pelatih (agen
keamanan). Program latihan dilakukan selama empat hari,
dan berusaha untuk mengajarkan peserta keterampilan dan
metode intervensi yang diperlukan untuk menjamin
keselamatan mereka dan pasien mereka dalam situasi agresi.
Program pelatihan mengajarkan teknik intervensi verbal,
psikologis, atau fisik yang spesifik untuk situasi yang sering
dijumpai. Tingkat bahaya termasuk ketegangan emosional,
kerjasama bersyarat, perilaku agresif, perilaku destruktif,
intimidasi psikologis, perlawanan aktif, agresi fisik,
serangan yang serius, dan ancaman yang luar biasa.
3 C Ya Jurnal ini membandingkan hasil penelitian dengan
penelitian yang dilakukan Beech dan Leather tahun 2006
dengan judul A review of staff training and integration
of training evaluation models yang melaporkan bahwa
program latihan yang baik harus mengandung teori
(pemahaman terhadap agresi dan kekerasan di tempat
kerja), pencegahan (pengkajian bahaya dan waspada),
interaksi (dengan pasien agresif) dan tindakan post-aksi
(laporan, investigasi, konseling dan follow-up lain).
Rekomendasi juga diberikan dari penelitian Abu Al Rub
et al. tahun 2007 mengenai latihan omega harus termasuk
mengenali tanda-tanda agresi verbal maupun nonverbal,
pengkajian risiko dan manajemen, dan dukungan post-
insiden. Hasil penelitian ini juga dibandingan dengan
review literatur oleh Price et al. tahun 2015 dengan judul

11
Learning and performance outcomes of mental health
staff training in de-escalation techniques for the
management of violence and aggresion yang
melaporkan 9 dari 10 studi menunjukan peningkatan
kepercayaan diri secara signifikan post latihan.
Artikel dengan judul Preventing Aggressive Behavior in
Mental Health An Integrated Approach oleh Danielle
Corbeil, Marc Pineault, David Berube and Louise
Beauvais tahun 2011 bertujuan untuk meningkatkan
keamanan dan kualitas perawatan dengan
mengimplementasikan strategi untuk mencegah dan
memanajemen perilaku kekerasan oleh pasien, keluarga
dan pengunjung. Implementasi dilakukan menggunakan
latihan Omega. Penelitian ini dilakukan di kesehatan jiwa
Rumah Sakit Umum St. Mary. Hasil implementasi ini
menunjukkan penurunan jam kerja tambahan untuk
agensi privat dalam memonitor pasien yang mengalami
agresi. Penemuan ini juga mencerminkan adalah
peningkatan kualitas perawatan yang diberikan staf.
4 O Ya Tingkat paparan berbagai bentuk kekerasan yang diteliti
berkurang secara signifikan di semua pengukuran dengan
pengecualian dari paparan situasi menegangkan, tingkat
yang lebih rendah dari kekerasan, yang mengalami
penurunan hanya untuk periode waktu 0-waktu 1 dengan
ukuran efek medium. Tak satu pun dari peserta
memperoleh skor 13 dan lebih, yang merupakan titik
poin untuk distress psikologis yang berat
Distress psikologis pada bulan lalu menurun secara
signifikan untuk kedua perbandingan dengan efek ukuran
sedang. Tak satu pun dari peserta mencapai atau
melampaui skor ini. Keyakinan dalam menghadapi agresi
pasien menurun secara signifikan di seluruh waktu
dengan ukuran efek menengah dan besar.
Studi ini menunjukkan bahwa program Omega membawa
perbaikan yang signifikan dalam jangka pendek dan
follow-up, menunjukkan bahwa dampak dari program ini
dapat dipertahankan dari waktu ke waktu. Perlu dicatat
lebih lanjut bahwa pengaruh dari program tetap bersifat
kuat meskipun memiliki sampel penelitian yang relatif
kecil.

12
Outcome bagi:
Bagi Mahasiswa Keperawatan
Menambah pengetahuan dan referensi mahasiswa tentang
latihan dalam menangani pasien dengan kekerasan.
Sehingga, dapat diterapkan oleh mahasiswa dalam
menentukan intervensi yang tepat dilakukan pada pasien
yang teridentifikasi melakukan kekerasan. Serta, dapat
digunakan sebagai implementasi dalam penanganan
tindakan kekerasan pasien pada lahan praktik.
Bagi Institusi Keperawatan
Sebagai referensi bagi Institusi Keperawatan tentang
program edukasi dan latihan omega. Jurnal ini dapat
dimanfaatkan dan diterapkan dalam ilmu keperawatan,
khususnya dibidang keperawatan jiwa. Jurnal ini dapat
menjadi rujukan lebih lanjut mengenai edukasi dan
latihan dalam penanganan agresi dan rujukan lebih lanjut
terkait implementasi yang dapat diberikan pada pasien
yang mengalami agresi.
Bagi Institusi Rumah Sakit (RSJD Sambang Lihum)
Sebagai tambahan pengetahuan tentang cara baru dalam
mengatasi tindakan perilaku kekerasan dan akibat yang
bisa ditimbulkan. Jurna ini juga dapat sebagai
pertimbangan bagi Institusi Rumah Sakit tentang
pentingnya program edukasi dan latihan dalam mencegah
terjadinya akibat kekerasan yang tidak diinginkan. Pihak
Institusi Rumah Sakit bisa memberikan edukasi dan
program latihan kepada karyawan dengan risiko tinggi
terpapar kekerasan dan menurunkan insiden terjadi
cedera akibat kekerasan terutama dikarenakan pasien.
Bagi pasien
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi pasien agar
staf atau pekerja khususnya di bidang kesehatan jiwa
memiliki keterampilan dalam menangani kekerasan
dengan tepat sehingga akibat yang ditimbulkan juga
minimal terhadap pasien. Pasien dapat terjaga
keamanannya dan terhindar dari cedera terhadap diri
sendiri.

13
KRITIK JURNAL

Aspek Yang Dikritisi Ya Tidak Hasil Kritisi

1. Elemen yang Author


Apakah peneliti mempunyai Ya
mempengaruhi Peneliti merupakan seorang yang bekerja di Institut Universitas
believability kualifikasi tingkat pengetahuan di
Montreal Kesehatan Jiwa, Kanada yaitu Stephane Guay; Jane
penelitian bidang ini?
Goncalves; Richard Boyer
Report title
Apakah judul dalam penelitian jelas, Ya Judul penelitian jelas karena mampu menjabarkan seluruh isi dari
akurat dan tidak ambigu?
penelitian yaitu Evaluasi Program Edukasi dan Latihan untuk
Mencegah dan Memanajemen Kekerasan Pasien Di Lingkup
Kesehatan Jiwa: Studi Intervensi Pre Tes-Post Tes.
Abstract
Apakah abstrak tergambar dengan Ya Abstrak tergambar dengan jelas. Jumlah kata pada abstrak adalah
jelas, termasuk masalah penelitian, 198. Masalah penelitian berupa kekerasan di tempat kerja yang
sampel, metodologi, temuan dan dapat mengarah konsekuensi seirus baik bagi korban, organisasi
rekomendasi ? maupun masyarakat. Metodologi penelitian berupa studi
longitudinal menggunakan pre tes dan pos tes. Temuan
penelitian berupa laporan terdapat hubungan positif antara
program latihan dengan distress psikologis karyawan.

14
4. Elemen yang Statement of the phenomenon of
mempengaruhi interest Masalah didalam penelitian teridentifikasi dengan jelas, yaitu
kekuatan a. Apakah masalah yangakan Ya
penelitian ingin mengevaluasi program edukasi dan latihan
penelitian dipelajari diidentifikasi dengan
untuk pencegahan dan manajemen kekerasan pada tenaga
jelas ?
kesehatan di rumah sakit kesehatan jiwa di Montreal Kanada di
ruangan yang memiliki risiko tinggi (intensive care, departemen
emergensi dan keamanan).
Masalah penelitian tercantum jelas namun tidak terdapat
b. Apakah masalah dan pertanyaan Tidak
pertanyaan mengenai masalah penelitian dan tujuan yang ingin
penelitian konsisten?
dicapai.

Purpose/significance of the study


Tujuan penelitian disebutkan dengan jelas yaitu didesain untuk
Apakah tujuan penelitian teridentifikasi Ya
dengan jelas? menguji pengaruh program edukasi dan latihan Omega, setelah
latihan dan saat follow-up, pada kesejahteraan psikologis pekerja
dan lebih tepatnya terhadap distres psikologikal, koping individu
terhadap kemampuannya, dan pada tingkat yang dirasakan dari
paparan berbagai bentuk kekerasan.
Literature review
a. Apakah penelitian memiliki tinjauan Ya Peneliti disini menggunakan tinjauan pustaka dari banyak jurnal

pustaka? penelitian lain dan berbagai sumber buku sebagai acuan.

15
Didalam penulisan literatur menggunakan penulisan sitasi dan
kutipan dari pengarang. Jumlah literatur yang digunakan dalam
penelitian sebanyak 30.
Kajian literatur disini menampilkan teori secara singkat dan jelas
b. Apakah kajian literatur memenuhi Ya
dasar-dasar filosofis penelitian? mengenai kekerasan di tempat kerja dan penanganannya secara
umum yang selama ini telah banyak dilakukan penelitian.
Didalam penelitian, kajian literatur cukup mampu memperkuat
c. Apakah kajian literatur memenuhi Ya
hasil pembahasan dari penelitian tersebut.
tujuannya?
Method and philosophical
Underpinnings
Metodologi penelitian ini adalah studi longitudinal menggunakan
a. Mengapa pendekatan ini dipilih? Ya
pre test post test dimana pendekatan ini dipilih karena peneliti
akan melakukan program edukasi dan latihan kemudian dilakukan
tes dengan kuesioner pada kelompok pada 3 waktu.
Proses Penelitian
Posisi Peneliti
dalam penelitian ini kurang dijelaskan bagaimana peran peneliti.
a. Apa saja peran dari peneliti dan Tidak
orang-orang yang terlibat?
Sample
a. Apakah metode sampling dan Tidak Metode sampling tidak dapat jelas diidentifikasi. Ukuran sampel
ukuran sampel diidentifikasi dengan yang diinginkan tidak teridentifikasi tetapi terdapat 89 sampel
jelas? yang dilibatkan dalam penelitian. Sampel awal sebanyak 104

16
tetapi hanya 89 sampel yang setuju untuk dilakukan penelitian.
Kriteria pengambilan sampel tidak teridentifikasi.
b. Apakah metode sampling dalam Tidak Metode sampling tidak disebutkan dalam penelitian
penelitian sesuai?
Partisipan
Responden dalam penelitian ini yaitu karyawan dari IUSMM
a. Siapa yang menjadi responden? Ya
(intensive care, departemen emergensi dan keamanan)
b. Apakah responden tepat untuk Responden sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari
mengikuti penelitian? peneliti
Data collection/ pengumpulan data
a. Apakah strategi pengumpulan data Ya Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh

yang dijelaskan? responden dalam 3 waktu.


b. Apakah strategi yang digunakan Strategi yang digunakan sudah tepat menggunakan kuesioner
Ya
sudah tepat? karena variabel yang inngin diukur berupa penilaian secara
subjektif.
Analisa Data
a. Apakah dijelaskan strategi yang
Ya Strategi yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan

digunakan untuk menganalisis data? pengukuran ulang menggunakan ANOVA dan ukuran efek
Cohen.
Tidak Tidak teridentifikasi adanya langkah-langkah dari metode analisis
b. Apakah peneliti mengikuti langkah-
data
langkah dari metode analisis data? Tidak Tidak teridentifikasi apakah data saturasi tercapai atau tidak
c. Apakah data saturasi tercapai?
dikarenakan ukuran sampel yang diinginkan tidak teridentifikasi.

17
Ethical considerations
Penelitian ini mencantumkan pemberian informasi kepada peserta
a. Apakah responden diberikan Ya
informasi lengkap tentang penelitian penelitian berupa desain studi, kerahasiaan dan kompensasi

ini? berupa uang.


b. Apakah otonomi / kerahasiaan Penelitian ini menjelaskan terkait kerahasiaan yang diberitahukan
Ya
dijamin? kepada peserta penelitian di awal penelitian
c. Apakah peserta dilindungi dari Penelitian ini tidak mencantumkan terkait perlindungan bahaya
bahaya? Tidak
Pada penelitian ini telah diterima oleh komite etik institut
d. Apakah izin etis diberikan untuk
universitas Montreal Kanada
studi? Ya

Findings/discussion
a. Apakah temuan dipaparkan dengan Ya Temuan sudah dipaparkan dengan jelas terhadap aspek yang ingin
jelas ? Ya diteliti.
b. Apakah temuan ini menggambarkan Temuan cukup menggambarkan masalah dalam jurnal ini.
masalah tersebut? Ya
c. Apakah tujuan awal dari penelitian Tujuan dari penelitian ini tercapai dengan hasil penelitian berupa

tercapai dari hasil studi ? keadaan sosiodemografi dan tingkat distress psikologi, koping
maupun paparan terhadap kekerasan.
Conclusions/ implications and
recommendations
a. Apakah kesimpulan penelitian ini? Ya Penelitian ini menyimpulkan bahwa Penelitian ini

18
mendemonstrasikan pengaruh positif dari program Omega, yang
telah digunakan di Kanada sejak tahun 1999 tetapi tidak pernah
secara ilmiah dievaluasi. Mayoritas dari pengaruh ini tetap
b. Apa pentingnya implikasi dan Ya konsisten lebih dari 14 bulan setelah selesai latihan.
rekomendasi dari temuan ini ? Hasil penelitian dari jurnal tersebut cukup penting untuk
menunjang penyebaran program pelatihan Omega dalam area
klinis yang serupa. Penurunan tekanan psikologis bisa memiliki
dampak positif pada kesejahteraan umum pekerja. Penurunan
tingkat paparan tindak kekerasan dapat positif mempengaruhi
cara di mana pekerja memandang pekerjaan mereka, karena
penelitian telah menunjukkan bahwa kekerasan di tempat kerja
terkait dengan hilangnya komitmen, motivasi, dan risiko
berhenti. Kualitas hubungan penyedia-pasien juga dapat
c. Apakah rekomendasi dibuat untuk Ya ditingkatkan.
menunjukkan bagaimana temuan Peneliti merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya bahwa

penelitian dapat dikembangkan? evaluasi program pelatihan dilihat dari ukuran objektif, seperti
jumlah insiden kekerasan, mengingat bahwa perubahan ukuran
objektif dan subjektif tidak sistematis berkorelasi. Penelitian
lebih lanjut juga perlu berfokus pada dampak program terhadap
perilaku pasien yang dapat didasarkan pada data resmi (jumlah,

19
durasi dan pembenaran isolasi atau pertentangan) atau data
subjektif (penilaian terhadap kualitas hubungan perawat-pasien).
Penelitian tambahan juga harus mempertimbangkan sampel yang
lebih besar untuk lebih menilai dampak dari karakteristik
sosiodemografi melalui analisis multivariat dan lebih baik dalam
mengidentifikasi peserta resisten. Hal ini akan memungkinkan
peneliti untuk menyelidiki lebih lanjut alasan tidak adanya
perubahan antara beberapa peserta dan untuk lebih beradaptasi
dengan konten pelatihan.
References
Daftar pustaka pada penelitian ini sudah cukup jelas dan tertulis
Apakah semua referensi/ buku, Ya
pada daftar pustaka sesuai dengan kriteria penulisan serta sesuai
jurnal dan media lain dicantumkan
dengan pembahasan yang diangkat dalam penelitian ini.
dalam penelitian ini?

20
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Penyusunan analisis jurnal yang berjudul Evaluation of an
Education and Training Program to Prevent and Manage Patients
Violence in a Mental Health Setting: A Pretest-Posttest Intervention
Study, penulis dapat menyimpulkan antara lain:
1. Kelebihan Penelitian
a. Peneliti berasal dari profesional psikiatri yang memiliki kualifikasi
pengetahuan yang sesuai di bidangnya.
b. Peneliti menggunakan gaya penulisan yang benar dan tata bahasa
yang digunakan mudah dipahami.
c. Masalah dalam penelitian ini terjabarkan dengan jelas.
d. Terdapat abstrak dalam penelitian.
e. Metodologi penelitian jelas teridentifikasi.
f. Hasil penelitian dijelaskan dengan cukup rinci dari hasil
pemberian kuesioner.
g. Kesimpulan, rekomendasi dan keterbatasan penelitian
teridentifikasi dalam jurnal penelitian.
h. Tinjauan pustaka yang digunakan di dalam jurnal tercantum jelas
dalam daftar pustaka.
i. Temuan penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
j. Referensi yang digunakan dalam penelitian tercantum dalam
daftar pustaka dan cukup up to date dan relevan.
2. Kekurangan Penelitian
a. Waktu penelitian tidak dicantumkan dalam jurnal.
b. Tidak tergambarkan dengan jelas bagaimana metode sampling
yang digunakan oleh peneliti.
c. Tidak terlampir instrumen yang digunakan oleh peneliti
d. Peran setiap peneliti tidak teridentifikasi dengan jelas.

B. Saran
1. Penelitian lebih lanjut perlu mengevaluasi program pelatihan dilihat
dari ukuran objektif dan berfokus pada dampak program terhadap
perilaku pasien.
2. Pengembangan penelitian perlu dilakukan dengan mempertimbangkan
sampel lebih besar sehingga dapat lebih baik dalam mengidentifikasi
peserta yang resisten.

21
3. Penelitian lanjutan dengan jenis instrumen sama akan memungkinkan
peneliti untuk menyelidiki lebih lanjut alasan tidak adanya perubahan
antara beberapa peserta dan untuk lebih beradaptasi dengan konten
pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA

Beech Bernard & Phil Leather. Workplace Violence in the Health Care Sector: A
Review of Staff Training and Integration of Training Evaluation Models.
Elsevier. 2006, 11. 27 43.

22
Corbeil Danielle, Marc Pineault, David Berube & Louise Beauvais. Preventing
Aggressive Behaviour in Mental Health An Integrated Approach. Mental
Health Services. 2011, 3 (3). 10 13.

Guay Stephane, Jane Goncalves & Richard Boyer. Evaluation of an Education and
Training Program to Prevent and Manage Patients Violence in a Mental
Health Setting: A Pretest-Posttest Intervention Study. Healthcare. 2016, 4
(49). 1-10.

23

Anda mungkin juga menyukai