Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PEMBELAJARAN KLINIK

TANGGUNG JAWAB PEMBIMBING KLINIK

KELOMPOK 3

Disusun Oleh :

Eka Nugrawati 030216A201 Tristawaty A.N. 030216A172


Ita Rizkiyati 030216A205 Tiazh Oktaviani 030216A169
Siti Marivatun 030216A154 Tantiva 030216A168
Siti Maysaroh 030216A155 Wildatussaadah 030216A183
Sri Wahyuni 030216A159 Yuniar Prisma T 030216A189
Suci Ramadany 030216A162 Umi Latifa 030216A
Susi Susanti 030216A165 Syifaul Maula 030216A166

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2017

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................1

B. Tujuan............................................................................................... 3

C. Manfaat............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................4

A. Manajemen Pembelajaran Klinik...........................................................4

1. Definisi Pembelajaran Klinik........................................................................4

2. Manajemen Pembelajaran Klinik..................................................................5

3. Kurikulum.....................................................................................................6

4. Metode pembelajaran klinik..........................................................................8

5. Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Klinik..................................................9

6. Tingkat Keberhasilan Manajemen Pemebelajaran Klinik.............................9

B. Tanggung Jawab Pembibing Klinik......................................................11

1. Pengertian....................................................................................................11

2. Tanggung Jawab dan Kewajiban Pembimbing Klinik................................12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN....................................................15

A. Kesimpulan...................................................................................... 15

B. Saran............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 16

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

penulisan makalah yang berjudulTanggung Jawab Pembimbing Kilinik ini

dengan baik. Terimakasih kepada ibu Hapsari Windayanti S.SiT, M.Kes selaku

dosen pengampu mata kuliah pembelajaran klinik yang telah memberikan

bimbingan kepada kami dalam penyusunan penulisan makalah ini dengan sebaik

mungkin. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

pembelajaran klinik dan diharapkan mampu membantu kami dalam memahami

tentang bagaimana tanggung jawab tenaga kesehatan sebagai pembimbing klinik.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan kami.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran

yang dapat membangun perbaikan makalah ini, demi kesempurnaan makalah ini

dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Di akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah terkait dalam pembuatan makalah ini.

Ungaran, Maret 2017

Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran klinik merupakan hal yang sangat penting dalam

sebuah pendidikan kebidanan, karena pembelajaran klinik merupakan

proses belajar mahasiswa untuk menjadi seorang perawat bidan yang

professional (Mahanani, 2014 dalam Vitaria, Wahyu Astuti, dkk 2016).

Keunggulan belajar dilingkungan klinik salah satunya adalah

pembelajaran yang berfokus pada masalah nyata sehingga dapat

memotivasi mahasiswa untuk berpartispasi aktif dalam pencapaian

kompetensi, sedangkan pemikiran yang kritis, tindakan dan sikap

profesionalisme diperankan oleh pembimbing klinik (Nursalam, 2014

dalam Astuti, Wahyu Vitria, dkk 2016) namun pada kenyataanya

pembimbing klinik dilapangan belum memahami kompetensi yang harus

dimiliki. Dampak dari pembimbing klinik dengan kompetensi yang tidak

sesuai adalah mutu pendidikan keperawatan yang dibawah standar

(Higgins, 2012 dalam Astuti, Wahyu Vitria, dkk 2016)


Menurut observasi yang dilakukan oleh Astuti, Wahyu Vitria dkk,

(2016) Melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat di rumah

sakit tempat mahasiswa praktik, masih banyak didapatkan pembimbing

klinik yang belum optimal dalam melakukan tugasnya, pembimbing klinik

hanya sekedar membagi pasien untuk menjadi kelolaan mahasiswa dan

melakukan rutinitas pekerjaan sebagai perawat, dan belum adanya umpan

1
balik secara langsung yang diberikan kepada mahasiswa terhadap

pencapaian kompetensi yang didapat. Peran perawat pendidik di Rumah

Sakit merupakan faktor utama dalam mendukung mahasiswa dalam

mengaplikasikan pengalamannya diklinik (Conway, Jane., & Elwin,

Carolyn., 2006 dalam Andriani, 2007).


Pembimbing klinik identik dengan sebuah kompetensi dimana

menurut UU RI No 14 tahun 2005 dijelaskan kompetensi merupakan

seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimilliki

oleh seseorang, dihayati, dan dikuasai oleh seorang pendidik dalam

melaksanakan tugas dan profesinya.


Menurut Brown (1981), Knox & Morgan (1987) dalam Andriani

(2007), menyatakan kemampuan mengajar, melakukan sebuah evaluasi,

kemampuan hubungan interpersonal serta sifat/kepribadian merupakan

dasar kompetensi yang harus dimiliki oleh bidan pendidik (Higgins, 2012

dalam Andriani (2007). Melihat pentingnya sebuah kompetensi

pembimbing klinik yang berguna dalam memfasilitasi mahasiswa,

sehingga perlu diketahui persepsi pembimbing klinik tentang kompetensi

yang harus dimiliki untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik, dari hal

tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan

pembimbing klinik tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh

pembimbing klinik.

B. Tujuan
Untuk Mengetahui manajemen pembelajaran klinik yang dilakukan oleh

koordinator dan pembimbing klinik (kurikulum, tugas dan tanggung jawab

2
coordinator klinik, peran pembimbing klinik dan metode pembelajaran

klinik)

C. Manfaat
Sebagai bahan pengetahuan memberikan informasi-informasi dalam

pengetahuan teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran klinik

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Manajemen Pembelajaran Klinik

1. Definisi Pembelajaran Klinik


Menurut White dan Ewan (1991) dalam Andriani (2007),

mengatakan bahwa pembelajaran klinik merupakan suatu kesempat

membantu peserta didik untuk menerapkan pegetahuan mereka pada

probem praktis lapangan. Dalam kegitan pembelajaran klinik ada kontak

tatap muka antar guru, pasien dan murit. Kegiatan pembelajaran klinik

difokuskan kepada penerapan hubungan antar teori dan prakik sehingga

3
dapat membantu peserta didik, untuk tidak hanya mampu mnerapkan teori

saja tetapi juga menemukan teori kebidanan dapat diperoleh dari

banyaknya pengalaman yang ditemukan dalam pembelajaran klinik.


Menurut Julisda, dkk (1995) dalam Andriani (2007), yang mengutip

pendapat swheer, pembelajaran klinik adalah sebagai suatu sarana yang

dapat memerikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan

dasar-dasar pengetahuan teori kedalam pembelajran dalam menerapkan

berbagai keterampiln entlek tual dan psikomotor yang diperlukan untuk

memberikan asuhan kperawatan. Berdasarkan pendapat Julisda, dkk

(1995) Andriani (2007), yang mengutip pendapat benner mengatakan

bahwa ada dimensi penting lain dalam pembelajaran klinik yaitu

penemuan kompleksitas dan ksempurnaan praktik yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, pembeljaran klinik yang berfokus pada hubungan antara

teori dan praktik dalam membantu peserta didik, bukan hanya

mengaplikasikan teori tetapi juga menemukan bahwa teori-teori kebidanan

dapat timbul dari pengalaman klinik. Menurut Akbar (1996) dalam

Andriani (2007), pengalaman belajaran klinik dadalah proses belajar

mengajar diklinik atau rumah sakit pendidik umum mendapatkan

pengalaman nyata dalam mengatasi masalah kesehatan yang disesuaikan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan peraktik klinik kebidanan.


Menurut Irvine (1992) dalam Andriani (2007), yang mengutip

pendapat reilly dan oberman berpendapat bahwa pembelajaran klinik

mempunyai kelebihan, karena lebih difokuskan pada kondisi lingkungan

pasien yang dijadikan pembelajaran pengalaman belajar klinik, peserta

4
didik akan semakin banyak mendapatkan pengalaman untuk menerapkan

ilmu serta melatih keterampilan yang mendasari peningkatan kemampuan

propesional.
2. Manajemen Pembelajaran Klinik
Manajemen pembelajaran klinik adalah suatu cara mengelola proses

belajar mengajar dengan menerapkan teori-teori manajemen untuk

menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran klinik (Larasati, (2004

dalam Andriani (2007).


Menurut Arikunto (1993) dalam Andriani (2007), untuk mencapai

manajemen pembelajaran yang berkualitas maka diperlukan unsure-unsur

yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran, yaiu

guru/dosen, peserta didik, kurikulum dan sarana. Hasil penelitian

Mandriwati (1999) dalam Andriani (2007), menunjukan bahwa kinerja

lulusan bidan SPK di Jawa dan Bali dipengaruhi oleh manajemen

pembelajaran klinik, meliputi desentralisasi yakni peran pembimbing

klinik, metode pembelajaran klinik, variasi kegiatan dalam penyelesaian

tugas, kebebasan dalam menjalankan tugas, kejelasan tugas, penghayatan

tugas, kebebasan dalam penyelesaian tugas, dan penghargaan terhadap

prestasi kerja. Hasil penelitian Larasati (2004) menyatakan ada hubungan

manajemen pembelajaran klinik yang meliputi penerapan kurikulum

berbasis kompetensi, peran pembimbing klinik, metode pembelajaran

klinik, sarana dan prasarana klinik terhadap kemampuan mahasiswa

merencanakan perawatan pelayanan asuhan kesehatan gigi di klinik.


Berdasarkan pendapat diatas, maka factor-faktor manajemen

pembelajaran klinik adalah kurikulum, pembimbing klinik meliputi peran

5
pembimbing klinik, metode pembelajaran klinik, sarana dan prasarana

praktek klinik.
3. Kurikulum
Menurut Depkes RI (2004) dalam Andriani (2007), kurikulum pendidikan

tenaga kesehatan yang telah ditetapkan pada tahun 2003 melalui Surat

Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan (PPSDM) telah disusun sesuai dengan Surat

Keputusan Mendiknas No.232 tahun 2000 dalam Andriani (2007), yang

didalamnya telah dirumuskan kompetensi yang dicapai untuk setiap

periode penyelenggaraan pendidikan.


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi

maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaiannya dan dan

penilaiaannya yang digunakan sebagai pedoman penyelanggaraan kegiatan

belajar mengajar diperguruan tinggi (SK Mendiknas No.232/U/2000 Ps. 1

Butir 6 dalam Andriani (2007). Muatan kurikulum akan mempengaruhi

intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Seorang guru harus

mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke program yang lebih rinci

dan jelas sasarannya (Depdiknas, 2002 dalam Andriani (2007).


Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang disusun

berdasarkan atas elemen-elemen kompetensi yang dapat menghantarkan

peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung

kompetensi lain sebagai a method of inquiry yang diharapkan. Kompetensi

utama adalah kemampuan peserta didik untuk menampilkan kinerja yang

memadai pada suatu kondisi pekerjaan utama sesuai dengan hasil proses

pendidikan di suatu proram studi. Kompetensi pendukung adalah

6
kemampuan seseorang peserta didik untuk mendudukung penampilan

kinerja yang memadai dalam suatu kondisi pekerjaan tertentu dan

kompetensi lain adalah suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan

hasrat besar untuk ingin tahun, meningkatkan kemampuan untuk

meningkatakan kemampuan untuk meningkatkan atribut kompetensi guna

menentukan pilihan jalan kehidupan di masyarakat, meningkatkan cara

belajar sepanjang hayat (Depdiknas,2002 dalam Andriani, 2007).


Berkaitan dengan kurikulum berbasis kompetensi, maka penilaian

kompetensi peserta didik dilaksanakan secara terencana, terarah dan

berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan

pada setiap akhir semester. Bentuk penilaian bersifat berkomperehensif

dilakukan dalam rangka menilai sejauh mana mahasiswa kompeten dalam

menguasai kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tujuan

pembelajaran dalam kurikulum. Pola penilaian seperti ini merupakan suatu

proses pengumpulan bukti secara sistematis serta pembuatan keputusan

tentang perilaku seseorang berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan

(Depkes RI, 2004 dalam Andriani, 2007).


4. Metode pembelajaran klinik
Menurut Nawawi (1993) dalam Andriani (2007) metode mengajar

adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan

perkembangan profesionala tertentu. Masing-masing jenisnya bercorak

khas dan semuanya berguna untuk mencapai tujuan administrasi

pendidikan. Metode pembelajaran klinik yang umum dipergunakan dalam

melaksanakan asuhan kesehatan kebidanan adalah pembelajaran di

7
samping pasien dan belajar berdasarkan masalah, seperti orientasi, diskusi,

demonstrasi, dan simulasi.


Pendekatan pembelajaran klinik berorientasi pada kompetensi atau

kemampuan yang sangat kompleks, karena difokuskan pada belajar secara

langsung menangani pasien untuk memecahkan masalah yang sedang

dihadapi pasien. Tujuan pembelajaran klinik berorientasi pada kompetensi

yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap ke dalam

situasi yang nyata, sehingga mampu memberikan pelayanan asuhan sesuai

dengan manajemen pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut (Larasati,

2004) dalam Andriani, 2007).


5. Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Klinik
Pengertian sarana pendidikan adalah perawatan dan perlengkapan

yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan

khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, alat-alat/media

pengajarandan lain-lain. Adapun yang dimaksud dengan prasarana

pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang proses

pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, taman sekolah, dan lain-lain

(Slameto, 1995 dalam Andriani , 2007).


Gunawan (1996) berpendapat proses belajar mengajar akan

semakin sukses bila ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik

diharapkan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru

maupun murid untuk berada di sekolah, dan tersedianya alat-alat atau

fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan

dengan kebutuhan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan

proses pendidikan dan pengajaran baik bagi guru dan peserta didik.
6. Tingkat Keberhasilan Manajemen Pemebelajaran Klinik

8
Untuk mengukur keberhasilan manajemen pemebelajaran klinik dapat

dilihat pada fungsi-fungsi manajemen yang berkaitan denagan proses

pemebelajaran yaitu :
a. Fungsi perencanaan, yaitu sebelum melaksanakan pemebelajaran

klinik dosen harus memepersiapakan GBPP, SAP praktek,

pedoman klinik, SOP praktek dan pedoman evaluasi ( Depkes,

2003 dalam Andriani, 2007).


b. Fungsi pengorganisasian, yaitu pemebelajaran klinik sebagai

kegiatan untuk mengintegrasikan teori yang diperoleh dari kuliah

dan praktikum klinik, mengintergrasi kegiatan belajar klinik

dengan proses pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat,

mengintergrasikan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh

mahasiswa sebagai operator dan dosen sebagai

pembimbing/spervisior apabila ditemukan kasus yang luar biasa

maka dosen pembimbing akan mencatat sebagai pengalaman

belajar klinik ( Ayuni, 2004 dalam Andriani, 2007).


c. Fungsi penyususnan Staf, yaitu pemilihan dan penempatan dosen

pembimbing dan instruktur praktek dalam proses pembelajaran

praktik di klinik jurusan kebidana yang akan menunjang

keberhasilan organisasi. Mahasiswa sebagai operator yang terus di

bombing, diarahkan, dilatih dan dikembangkan keterampilannya

untuk melaksanakan pelayanan kepada masyarakat (Ayun.,2004

dalam Andriani, 2007).


d. Fungsi pengarahan, yaitu dalam proses pembelajaran klinik

tersebut dosen pembimbing praktek klinik mempunyai kewajiban

9
untuk mengarahkan, membimbing, memotivasi dan koordinasi

mahasiswa selama praktek di klinik kebidanan tersebut, meragsang

mahasiswa agar kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah yang

ditemui selama proses pembelajaran klinik (Ayun, 2004 dalam

Andriani, 2007).
e. Fungsi Pengendalian, yaitu perlu adanya pengendalian pelaksanaan

pembimbing maupun mahasiswa untuk pencapain target

pembelajaran klinik yang harus ditempuh oleh mahasiswa,

mengukur kinerja mahasiswa,. pada pelaksaan praktek dilakukan

evaluasi dan koreksi jika diperlukan. dalam evaluasi kinerja

mahasiswa perlu disusunkriteria yang telah disepakati dalam wujud

penilaian kinerja yang utama, yaitu tugas dan kinerja penilai

( Ayun, 2004 dalam Andriani, 2007).

B. Tanggung Jawab Pembibing Klinik

1. Pengertian

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau

perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab

juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Pembimbing klinik mempunyai tanggung jawab yang besar untuk

mengelola, mendidik dan mendukung mahasiswa selama praktik klinik,

hal yang terpenting adalah memfasilitasi pembelajaran, sehingga perilaku

dan ketrampilan yang baik sebagai pembimbing klinik sangat diperlukan

(Mohamed, 2015 dalam Astuti, Wahyu Vitaria, dkk, 2016).

10
Pembimbing praktek klinik mempunyai kontribusi meningkatkan

kualitas pembelajaran praktik klinik, karena memiliki berbagai peran

mulai dari merencnakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran

praktik klinik (Martono, Heri, 2009). Kemudian diperlukan motivasi dan

tanggung jawab pembimbing praktik klinik melakukan aktivitas

membimbing mahasiswa agar mahasiswa mempunyai kesamaan persepsi

dan sistematika dalam membimbing mahasiswa, sehingga bimbingan

klinik yang dilakukan mampu menumbuhkan sitematika berfikir,

bertindak dan bersikap yang sama pada mahasiswa (Dahlia, Sri, dkk

2013).

2. Tanggung Jawab dan Kewajiban Pembimbing Klinik


a. Tanggung Jawab

1) Memperbaharui keterampilan dalam memberi pelayanan

kesehatan

2) Mengkaji materi atau alat bantu pengajaran

3) Mengkaji tujuan pembelajaran untuk praktik klinik

4) Memastikan bahwa logistik yang diperlukan telah diatur

5) Memberi orientasi kepada staf klinik dan siapapun yang terlibat

dalam pengajaran, tentang tujuan belajar dan tugas-tugas yang

harus dilakukan

6) Berkomunikasi dengan dosen-dosen lain atau CI

11
7) Memberi orientasi siswa terhadap klinik praktik yang baru,

dibantu oleh anggota staf

8) Memastikan agar siswa dan CI atau anggota staf mempunyai

alat bantu (daftar tilik)

9) Mengkaji tujuan pembelajaran bersama siswa dan staf klinik

10) Memilih pasien yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk

sesi atau rotasi tersebut

11) Mendemonstrasikan keterampilan kepada mahasiswa

12) Mengamati siswa ketika keterampilan praktik dan memberikan

umpan balik tentang kinerja

13) Membantu siswa, staf klinik, dan asisten pengajar lain yang

mengalami kesulitan

14) Menandatangani dan mengkaji buku kerja

15) Membuat rencana bersama siswa untuk mendapat pengalaman

tambahan

16) Menilai dan melaporkan kinerja siswa

17) Memantau kemajuan siswa selama praktik klinik dan hasil

laporan kepada dosen-dosen lain atau CI yang bertanggung

jawab terhadap sesi atau rotasi tersebut (Alimul, Aziz, 2002).

a. Kewajiban

1) Wajib memberikan bimbingan klinik kepada peserta didik

12
2) Wajib memberikan bimbingan sesuai Standar Kompetensi

Dokter Indonesia (SKDI) yang telah ditetapkan oleh Konsil

Kedokteran Indoensia (KKI)

3) Wajib mencarikan pasien untuk ujian, kasus ujian harus

disesuaikan dengan SKDI (Alimul, Aziz, 2002)

13
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran klinik merupakan suatu kesempat membantu peserta didik

untuk menerapkan pegetahuan mereka pada probem praktis lapangan. Dalam

kegitan pembelajaran klinik ada kontak tatap muka antar guru, pasien dan

murit. Kegiatan pembelajaran klinik difokuskan kepada penerapan hubungan

antar teori dan prakik sehingga dapat membantu peserta didik, untuk tidak

hanya mampu mnerapkan teori saja tetapi juga menemukan teori keperawatan

dapat diperoleh dari banyaknya pengalaman yang ditemukan dalam

pembelajaran klinik. Selain itu pembimbing klinik memiliki tanggung jawab

dan kewajiban kepada mahasiswa bimbingan selama menjalankan praktik

klinik di lapangan. Pembimbing

B. Saran

Kami Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di

atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak serta dapat di pertanggung

jawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: Sagung

Seto

Astuti, Wahyu Vitria, dkk. 2016. Kompetensi Pembimbing Klinik Dalam

Proses Pembelajaran Di Klinik. Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2,

(2) Agustus 2016

Dahlia, Sri, dkk. 2013. Kinerja Pembimbing Klinik Pada Mahasiswa

Praktikan Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh. Idea

Nursing Journal. Vol. IV No. 1 2013

Andriani. 2007. Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan

Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi Klinik Di Jurusan

Kesehatan Gigi Poltekkes Banda Aceh Tahun 2007. Universitas

Sumatera Utara Medan

Martono, Heri. 2009.Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Pembimbing

Klinik Tehadap Kinerja Pembimbing Praktek Klinik Di RSUD

Kabupaten Sragen. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai