5.1 Kesimpulan
147
Walikota Surabaya No.26 Tahun 2010 tentang Tata
Laksana Perizinan Pengelolaan Limbah B3. Ini
dikarenakan untuk pewadahan limbah B3 tidak dilengkapi
dengan simbol dan label serta tidak menggunakan wadah
yang sesuai dengan karakteristik limbah. Selain itu untuk
penyimpanan sementara yang dilakukan, tidak
menggunakan gudang/tempat khusus dan tidak disertai
dengan izin penyimpanan sementara.
b. Pengangkutan dan pengumpulan limbah B3 masih belum
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat No.SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang
Penyelenggaraan Pengangkutan B3. Ini karena
pengangkutan limbah B3 bengkel belum melakukan
pengangkutan dengan alat yang benar dan sesuai dengan
karakteristik limbah B3 bengkel. Untuk alur/pola
pengangkutan dari oli bekas sudah melalui jalan-jalan besar
sehingga tidak perlu kesulitan untuk melakukan
pengangkutan, tetapi waktu untuk pengangkutan dari
masing-masing bengkel berbeda-beda. Selain itu dalam
pengangkutan limbah B3 oli bekas belum disertai dengan
lembar manifest.
c. Rekomendasi pengelolaan yang diajukan ini berupa desain
pewadahan yang sesuai dengan timbulan dan karakteristik
limbah B3 bengkel, dan rekomendasi tentang reduksi
limbah B3 bengkel. Selain itu juga, untuk pewadahan ini
harus dilengkapi dengan simbol dan label yang memuat
tentang karakteristik dari limbah B3.
d. Rekomendasi pengangkutan dan pengumpulan limbah B3
bengkel ini seharusnya menggunakan kendaraan yang
sesuai dengan karakteristik dari limbah B3 dan tertutup
rapat. Untuk waktu pengangkutan masing-masing bengkel
seharusnya berlangsung pada waktu yang hampir sama,
sehingga lebih efisien dalam proses pengangkutan dan
pengumpulannya. Dalam proses pengangkutan ini harus
menyertakan lembar manifest.
148
5.2 Saran
149
Halaman ini sengaja dikosongkan
150