PENDAHULUAN
Bahan tanaman merupakan penentu keberhasilan dalam pengembangan tanaman jarak pagar. Kenyataannya terjadi kesenjangan antara
permintaan bahan tanaman unggul untuk pengembangan jarak pagar dengan kemampuan Kebun Induk Jarak Pagar (KIJP) dalam memproduksi
benih unggul. Untuk mengatasi kesenjangan ini perlu dukungan teknologi perbanyakan yang mampu menyediakan bahan tanaman dalam jumlah
yang besar dalam waktu singkat, sehingga beredarnya bahan tanaman (biji/stek) asalan yang tidak jelas secara genetik dan potensi produksinya
dapat dihindari. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah melalui stek tunas pucuk micro-cutting secara ex-vitro, dimana jumlah tunas
yang dihasilkan dari pohon induk dapat ditingkatkan dengan aplikasi zat pengatur tumbuh (ZPT) regenerasi tunas, dan dapat langsung ditanam
pada media tanah dengan aplikasi ZPT induksi akar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ZPT terhadap pertumbuhan tunas, akar,
dan tingkat keberhasilan perbanyakan tanaman jarak pagar melalui teknik perbanyakan ex vitro (micro cutting). Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret hingga Desember 2008 di KP. Karangploso, Malang. Peneltian ini merupakan 2 set kegiatan yaitu : (1) regenerasi tunas jarak pagar
untuk menghasilkan calon micro cutting; dan (2) induksi perakaran dari micro cutting. Penelitian teknik perbanyakan ex vitro (micro cutting) diawali
dengan uji pendahuluan untuk menentukan media yang sesuai untuk induksi perakaran pada bak plastik.
60
Keterangan: Skor 1:tunas mati; 2: tunas hidup tanpa kalus; 3: tunas berkalus; 4: tunas berkalus dan berakar
Gambar 1. Pertanaman pohon induk untuk kegiatan micro cutting Gambar 4. Persentase pembentukan kalus pada beberapa media induksi perakaran
Penyemprotan ZPT regenarasi tunas ITA1 memberikan jumlah tunas dan
Pemangkasan di lakukan setelah tanaman berumur 3 bulan, tunas siap panen tertinggi yaitu 20,3 tunas dan 9,2 tunas per pohon;
dengan memangkas pucuk batang kemudian diaplikasikan diikuti ITA2 (18,3 tunas dan 6,8 tunas per pohon).
ZPT regenerasi tunas sesuai perlakuan yaitu: (1) ITA, (2)
ITB, dan kontrol/tanpa ZPT. Tunas dipanen setelah mencapai
panjang 7-10 cm. Pengaruh ZPT terhadap Jumlah Tunas dan Tunas Siap Panen
25
Jumlah Tunas (bh)
20
15
10
5
0
ITA1 ITA2 ITB1 ITB2 K
ZPT Regenerasi Tunas
Gambar 5. Jumlah tunas dan tunas siap panen per pohon dari beberapa
ZPT regenerasi tunas
Aplikasi zat perangsang perakaran IPA1 pada bak persemaian
memberikan persentase tunas hidup tertinggi (92,01%).
Persentase Tunas Hidup pada Media Bak Plastik
Persentase Tunas Hidup (%)
100
40
Setelah perlakuan aklimasi perakaran di bak persemaian 20
selama 4 minggu, bibit dipindahkan ke dalam polibag di 0
bawah paranet dengan naungan 65%. Pembibitan di polibag ITA1 ITA2 ITB1
ZPT Induksi Perakaran
ITB2 K
KESIMPULAN
Penyemprotan ZPT regenerasi tunas ITA1 ( dosis rekomendasi)
memberikan jumlah tunas dan tunas siap panen tertinggi yaitu 20,3
tunas dan 9,2 tunas per pohon. Aplikasi zat perangsang perakaran IPA1
pada bak persemaian memberikan persentase tunas hidup tertinggi
(92,01%).