Kelompok 6
Kelompok 6
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya sehinggamakalah yang
membahas tentang
MAKALAH ASKEP GASTROENTERITIS AKUT dapat selesai tepat pada
waktunya kami kelompok 6 menyadari makalah ini masih jauh dari
harapan pembaca yang mana di dalamnya masih terdapat berbagai
kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh karena itu
kelompok mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sehingga dalam makalahberikutnya dapat diperbaiki serta di tingkatkan
kualitasnya.
Kelompok menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
KELOMPOK VI
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
PENDAHULUAN..................................................................................
BAB II..............................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................
BAB III...........................................................................................
PENUTUP.......................................................................................
3.1 KESIMPULAN............................................................................................
3.2 SARAN....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
di saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh
lalat yang hinggap di makanan.
Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya
mengatakan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004,
angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk. Selama tahun
2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian
luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan
sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal
tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih,
sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat. (piogama.ugm.ac.id).
Sedangkan di Provinsi Riau Pada 27 maret 2008 tercatat Diare
182 kasus yang diakibatkan adanya banjir di Provinsi Riau. Adapun
kecamatan yang terkena banjir sebanyak 36 kecamatan, 164 desa,
29.950 Kepala Keluarga atau 60.950 Jiwa
Sepintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi.
Namun, ini bukan alasan untuk mengabaikannya, dehidrasi pada
penderita diare bisa membahayakan dan ternyata ada beberapa jenis
yang menular.Diare kebanyakan disebabkan oleh Virus atau bakteri
yang masuk ke makanan atau minuman, makanan berbumbu tajam,
alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan perubahan emosi juga
dapat menyebabkan diare, begitu pula sejumlah penyakit tertentu.
4
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Diare.
1.3.2 Mengetahui jenis-jenis Diare.
1.3.3 Mengetahui penyebab Diare.
1.3.4 Mengetahui asuhan keperawatan Diare.
1.4 Manfaat
1.4.1 Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk
mengembangkan dan paham akan perawatan Gastroenteritis.
1.4.2 Dengan melakukan pembutan makalah ini, kelompok dapat
mengetahui dan memahami secara spesifik tentang Gastroenteritis
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998),
diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau
tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare
merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung
atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu
keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali
atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar
yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi
tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir
sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau
usus.
2.1.2 Klasifikasi Diare
Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari
diare akut, diare persisten dan diare kronis. (Asnil et al, 2003).
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, berlangsung
kurang dari 14 hari, dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang
dapat atau tanpa disertai lendir dan darah
b. Diare Persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,
merupakan kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare
akut dan kronik.
6
c. Diare kronis
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama
dengan penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap
gluten atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare
kronik lebih dari 30 hari.
Etiologi
a. Faktor infeksi
Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E.
coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem
pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis
media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya.
b. Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi,
beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
c. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan
cemas).
Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
a. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen
7
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam
lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi
lumen usus.
c. Gangguan motilitas usus.
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
8
9
Gejala Diare
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hassan dan Alatas (1998) pemeriksaan laboratorium pada
diare adalah:
a. Feses
Makroskopis dan Mikroskopis
pH dan kadar gula pada tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
Biakan dan uji resisten.
b. Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan pH dan cadangan alkalin atau dengan analisa gas
darah.
c. Ureum kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Elektrolit terutama natrium, kalium dan fosfor dalam serium.
e. Pemeriksaan Intubasi deudenum untuk mengetahui jenis jasad
renik atau parasit.
10
Komplikasi
PATOFISIOLOGI/PATOMEKANISME
Gastroenteritis dapat disebabkan oleh satu atau lebih
patofisiologi/patomekanisme sebagai berikut:
1) Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotic;
2) Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik;
3) Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak;
4) Defek system pertukaran anion/transport elektrolit aktif di
enterosit;
5) Motilitas dan waktu transit usus abnormal;
6) Gangguan permeabilitas usus;
7) Inflamasi dinding usus, disebut diare imflamatorik;
8) Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi.
11
Diare sekretorik: diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
air dan elektrolit dari usus, menurunnya basorbsi. Yang khas pada diare
ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak
sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa
makan/minum. Penyebab dari diare tipe ini antara lain karena efek
enterotoksin pada infeksi Vibrio cholera, atau Escherichia coli, penyakit
yang menghasilkan hormone (VIPoma), reseksi ileum (gangguan
absorbs garam empedu), dan efek obat laksatif (dioctyl sodium
sulfosuksinat dll).
12
Diare infeksi: infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari
diare. Dari sudut kelaianan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-
invasif (tidak merusak mukosa) dan invasive (merusak mukosa). Bakteri
noninvasive menyebabkan diare karena toksin yang disekresi oleh
bakteri tersebut, yang disebut diare toksigenik. Contoh diare toksigenik
a.l. kolera. Enterotoksin yang dihasilkan kuman Vibrio
cholare/eltor merupakan protein yang dapat menempel pada epitel usus,
lalu membentuk adenosisn monofosfat siklik (AMF siklik) di dinding usus
dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion
bikarbonat dan kation natrium dan kalium. Mekanisme absorpsi ion
natrium melalui mekanisme pompa natrium tidak terganggu karena itu
keluarnya ino klorida (diikuti ion bikarbonat, air, natrium, ion kalium)
dapat dikompensasi eleh mneingginya absorsi ion natrium (diiringi oleh
air, ion kalium dan ion bikarbonat, klorida). Kompensasi ini dapat dicapai
dengan pemberian larutan glukosa yang diabsorpsi secara aktif oleh
dinding sel usus.
PATOGENESIS
13
Bakteri yang tidak merusak mukosa missal V.cholerae Eltor,
Enterotoksigenic E.coli (ETEC) dan C.perfringens. V.Cholerae
Eltor mengeluarkan toksin yang terikat pada mukosa usus halus 15-30
menit sesudah diproduksi vibrio. Enterotoksin ini menyebabkan kegiatan
berlebihan nikotinamid adenine dinukleotid pada dinding sel usus yang
diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natrium dan kalium.
b. Diare karen Bakteri/parasit invasif (Enterovasif).
Bakteri yang merusak (invasive) antara lain: Enteroinvasif E.coli (EIEC),
Salmonella, Shigelle, Yersinia, C.Perfringens tipe C. Diare disebabkan
oleh kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat
diarenya sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat tercampur lendir dan
darah. Walau demikian, infeksi kuman-kuman ini dapat juga
bermanifestasi sebagai diare koleriformis. Kuman Salmonella yang
sering menyebabkan diare yaitu: S.paratyphi B, Styphimurium,
S.entereiditis, S.choleraesuis. Penyebab parasit yang sering
yaitu E.histolitica dan G.lamblia.
Pengkajian
a. Identitas klien.
b. Riwayat keperawatan.
Awalan serangan : Suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian
timbul diare.
Keluhan utama : Faeces semakin cair, muntah, bila kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan
menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor
kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB
lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu.
14
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
d. Riwayat psikososial keluarga.
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri
maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak
mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari
penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan
merasa bersalah.
e. Kebutuhan dasar.
Pola eliminasi
Akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK
sedikit atau jarang.
Pola nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
Pola tidur dan istirahat
Terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pola hygiene
Kebiasaan mandi setiap harinya.
Aktivitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen.
15
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
BAB III
PENUTUP
16
3.1 Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau
tanpa darah atau lendir dalam tinja. Diare juga dapat diartikan sebagai
suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu
kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang
tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang
encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat
dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami Diare ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa
memahami, mengetahui dan mengerti tentang cara pembuatan
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Diare.
DAFTAR PUSTAKA
17
Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis &
Nanda Nic Noc edisi revisi Jilid 1 tahun 2013.
18