DISUSUN OLEH :
IRDA DEWI
FITRAH
1292130010
AKUNTANSI DIPLOMA 3
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah akuntansi sektor publik.
1
Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang menjadi panutan kita umat islam di seluruh dunia.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
2
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
UNSUR-UNSUR APBD................................................................................................
BASIS AKUNTANSI.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
3
informasi terkait pengelolaan keuangan negara kepada masyarakat. Terlebih
adanya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, di mana
pada undang-undang ini badan publik memliki kewajiban untuk menyediakan,
memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada dibawah
kewenangannya. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh lembaga publik
merupakan barang publik yang berhak diperoleh oleh masyarakat.
4
A. RUMUSAN MASALAH
B. TUJUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
5
1. DEFENISI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
APBD dapat didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan pemda, di
mana pada satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi-
tingginya guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek daerah
selama satu tahun anggaran tertentu,dan pihaklain menggambarkan
perkiraan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi
pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud.
Sedangkan definisi APBD pada orde lama adalah kegiatan badan legislatif
( DPRD) memberikan kredit kepada badan eksekutif (kepala daerah)untuk
melakukan pembiayaan guna kebutuhan rumah tangga daerah sesuai
dengan rancangan yang menjadi dasar penetapan anggaran dan yang
menunjukkan semua penghasilan untuk menutup pengeluaran tadi.
2. UNSUR-UNSUR APBD
Dari kedua definisi tersebut, menunjukkan bahwa APBD sebagai anggaran
daerah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara terperinci.
2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk
menutupi biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang
merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan.
3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka.
4. Periode anggaran, biasanya satu tahun.
6
untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara. Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 ditetapkan bahwa laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disampaikan berupa laporan
keungan yang setidak-tidaknya dibagi menjadi laporan pelaksanaan
anggaran, terdiri atas laporan realisasi anggaran, dan laporan perubahan
saldo anggaran lebih; serta laporan finansial, berupa neraca, laporan
operasional, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang
disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan ( SAP ). Laporan
keuangan tersebut, setelah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan harus
diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah selambat-lambatnya enam bulan setelah berakhirnya tahun anggaran
yang bersangkutan. Laporan pertanggungjawaban yang tidak informatif
tentunya akan mengganggu terwujudnya pemerintahan yang transparan dan
akuntabel.
6. BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi adalah perlakuan pengakuan atas hak dan kewajiban yang
timbul dari transaksi keuangan. Perbedaan basis akan berpengaruh terhadap
proses akuntansi. Dalam akuntansi dikenal adanya dua basis yaitu basis kas
dan basis akrual. Basis kas adalah basis yang mengakui timbulnya hak atau
kewajiban pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Basis akrual adalah basis
7
yang mengakui adanya hak atau kewajiban pada saat perpindahan hak lepas
dari saat kas diterima atau dikeluarkan.
Meskipun PP Nomor 71 Tahun 2010 dinyatakan sebagai SAP Berbasis Akrual,
namun sebenarnya basis akuntansi yang digunakan tidak sepenuhnya basis
akrual. Bahkan, mengarah pada basis akrual modifikasian,yaitu transaksi-
transaksi tertentu dicatat dengan menggunakan basis kas dan untuk
sebagian besar transaksi dicatat menggunakan basis akrual. SAP Berbasis
Akrual menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 adalah SAP yang mengakui
Pendapatan-LO,beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial
berbasis akrual, serta mengakui pendapatan-LRA, belanja, dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan
dalamAPBN atau APBD, yaitu basis kas. Jadi, sebenarnya SAP tidak menganut
basis akrual secara penuh tetapi basis modifikasian, yaitu akrual
modifikasian.
8
mengatur penyajian pos-pos yang harus disajikan dalam laporan keuangan
seperti pos kas, piutang, aset tetap, dan seterusnya. Laporan keuangan
pokok yang wajib disusun dan disajikan oleh entitas pelaporan menurut PP
Nomor 24 Tahun 2005 yaitu sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Sedangkan, SAP Berbasis Akrual (modifikasian) menurut PP Nomor 71 Tahun
2010 mewajibkan entitas pelaporan menyusun dan menyajikan tujuh laporan
keungan pokok yang terbagi ke dalam dua jenis pelaporan, yaitu pelaporan
finansial berbasis akrual dan pelaporan pelaksanaan anggaran berbasis kas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pelaporan finansial terdiri atas:
1. Neraca
2. Laporan Operasional (LO)
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
9
Sedangkan tujuan spesifik laporan keuangan adalah pelaporan keuangan
pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas
pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya,dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,
dan ekuitas pemerintah
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban dan ekuitas pemerintah
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi
4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap
anggarannya
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan spesifik tersebut, dapat dengan segera
dipahami bahwa laporan keuangan mempunyai prospektif dan prediktif.
Peran prospektif, artinya laporan keuangan pemerintah merupakan catatan
historis yang dapat digunakan untuk melihat kondisi pemerintah saat ini dan
sebelumnya serta menilai kinerja pemerintah berdasarkan laporan keuangan.
Peran prediktif, artinya laporan keuangan dapat dijadikan dasar referensi bagi
pemangku kepentingan untuk memprediksi kondisi keuangan pemerintah di
masa yang akan datang berdasarkan data historis yang tercantum dalam
laporan keuangan.
10
masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat
dan pemerintah pusat itu sendiri (lihat KK paragraf 22), di mana pemerintah
pusat berwenang menyusun laporan keuangan konsolidasi dari laporan
keuangan seluruh kementerian negara atau lembaga yang dilaksanakan oleh
menteri keuangan selaku bendahara umum negara. Sementara, yang
bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan negara adalah Presiden
Republik Indonesia. Pada pemerintah daerah yang menjadi entitas pelaporan
adalah seluruh pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Sehingga, akan
terdapat lebih dari 500 entitas pelaporan di republik ini, yang kesemuanya
wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Negara dan pemerintah pusat sebagai sasaran akuntansi sektor publik
merupakan konsekuensi dari pembentukan pemerintahan negara Indonesia.
Pengaturan secara jelas kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara
merupakan prinsip pokok dalam pengelolaan keuangan negara yang
transaparan dan akuntabel. Penerapan prinsip ini diyakini berpengaruh
besar bagi upaya pencapaian tujuan bernegara mengingat manifestasi
pengelolaan keuangan negara dalam penyelenggaraan fungsi
pemerintahan adalah disusun dan dilaksanakannya APBN dan APBD setiap
tahun.
Semakin meningkatnya tuntutan publik untuk akuntabel dan transparan
dalam pengelolaan keuangan negara telah mendorong ke arah wacana
untuk menerapkan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Sistem
akuntansi berbasis kas telah terbukti memiliki kelemahan. Kelemahan yang
mendasar dari sistem akuntansi kas adalah laporan keuangan yang
dihasilkan tidak informatif, tidak terintegrasi, dan tidak
komprehensif.sehingga jika tetap menggunakan sistem akuntansi kas akan
menghambat semangat reformasi untuk menciptakan pemerintahan yang
good governance. Namun demikian, bukan berarti penerapan akuntansi
akrual pada akuntansi pemerintahan,yang lebih banyak menggunakan
akuntansi anggaran,tidak menuai kritik dan perdebatan. Kritik dan
perdebatan tersebut telah memberikan keraguan untuk menerapkan
akuntansi akrual secara penuh pada organisasi pemerintahan.
Harus diakui, kehadiran PSAP masih memiliki kelemahan pada beberapa
hal, terutama terkait dengan basis akuntansi yang digunakan tidak
konsisten dan bahkan melanggar undang-undang. Penggunaan basis
akuntansi akrual pada PP Nomor 71 Tahun 2010 dianggap tidak penuh dan
11
mengarah pada penggunaan basis akuntansi akrual modifikasian. Tidak
dicantumkannya laporan surplus defisit (laporan kinerja) dalam komponen
laporan keuangan pemerintah menurut PP Nomor 24 Tahun 2005,
menimbulkan tanda tanya besar, apakah pemerintah serius dalam
upayanya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, transparan dan
akuntabel. Sekalipun masih banyak kelemahan,namun kehadiran standar
akuntani pemerintahan tetap perlu mendapat apresiasi positif. Kehadiaran
standar ini menjadi langkah awal bagi perbaikan sistem akuntansi
pemerintahan yang selama ini dijalankan tanpa standar yang baku.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
1. Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah,
edisi ke-3. Jakarta:Salemba Empat.
2. Mahsun, M., Firma Sulistiyowati, dan Heribertus,A.P.2011. Akuntansi Sektor
Publik, edisi ke-3.Yogyakarta: BPFE-UGM
3. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: CV Andi Offset
Internet :
1. http://ghodz.files.wordpress.com/2008/04/ak-sek-publik.pdf
2. http://www.ksap.org/riset&artikel/Art15.pdf
12