Anda di halaman 1dari 5

SUHU TUBUH

PENGERTIAN SUHU TUBUH

Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat
pula dikatakan sebagai ukuran panas / dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam
bidang thermodinamika suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau
sistem untuk melepaskan tenaga secara spontan.

FISIOLOGI PENGATURAN SUHU TUBUH

Kontrol Neural dan Vascular

Hipotalamus :Yang terletak antara hemisfer serebral, mengontrol suhu tubuh. Suhu
yang nyaman adalah pada saat sistim panas beroperasi. Hipotalamus merasakan
perubahan ringan pada suhu tubuh, hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran
panas, dan hipotalamus posterior mengontrol produksi panas. Bila sel saraf di
hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set point maka inpuls akan dikirim
untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme pengeluaran panas termasuk
berkeringat, fasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah dan hambatan produksi
panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan untuk
meningkatkan pengeluaran panas. Jika hipotalamus posterior merasakan suhu
tubuh lebih rendah dari set point maka mekanisme konservasi panas bekerja.
Vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah mengurangi aliran darah kekulit dan
extremitas. Kompensasi produksi panas distimulasi melalui kontraksi otot volunteer
dan getaran atau menggigil pada otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif dalam
pencegahan tambahan pengeluaran panas, tubuh mulai menggigil. Lesi atau
trauma pada hipotalamus atau korda spinalis yang membawa pesan hipotalamus
dapat menyebabkan perubahan yang serius pada kontrol suhu.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH

1. Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana
disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.

2. Rangsangan saraf simpatis


Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi
100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak
coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hampir seluruh
metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf
simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi
ephineprin dan norephineprin yang meningkatkan metabolisme.

3. Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan


kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga
meningkat.

4. Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam
tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme
menjadi 50-100% diatas normal.

5. Hormone kelamin

Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira


10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktuasi suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran
hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-
0,6C di atas suhu basal.

6. Demam ( peradangan )

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme


sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10C.

7. Status gizi

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30%. Hal
ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk
mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi
mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan
lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak
merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan
kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktifitas

Aktifitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan


antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas)
dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40,0 C.
9. Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat


menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

10. Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan
suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

TIPE DEMAM

1. Demam Intermiten

Yaitu demam yang tinggi berfluktuasi (dapat naik turun) sampai normal. Tipe
demam intermitten biasan terdapat pada penyakit TBC dan malaria.

2. Demam Remiten

Yaitu demam tinggi berfluktuasi namun tidak mencapai normal. Biasanya terdapat
pada penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut oleh karena virus, malaria falcifarum,
pneumoni oleh karena kuman mikoplasma.

3. Demam Kontinu

Yaitu demam dengan berfluktuasi tidak lebih 1 derajat Celcius. Terdapat pada
penyakit typus, pneumoni oleh karena kuman pneumokokus.

4. Demam berulang

Demam yang diselingi dengan fase suhu tubuh normal. Demam tipe ini terdapat
pada Limfoma Maligna, demam berdarah dengue (DBD).
5. Demam dengan bradikardia relative

Yaitu demam yang tidak disertai dengan kenaikan nadi yang sesuai. Terdapat pada
demam typus, demam buatan.

GANGGUAN PADA STATUS SUHU

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaphoresis yang banyak mengakibatkan


kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan
yang terpajan panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang
umum selama kelelahan akibat panas, tindakan pertama yaitu memindahkan klien
kelingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan
elektrolit.

1. Hipertermia

Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme


pengeluaran panas.

Hipertermia dibagi menjadi dua (2):

Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan


ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan
produksi panas.

Hipertermian Malignan adalah kondisi bawaan dimana tidak dapat mengontrol


produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan
anastetik tertentu.

2. Hipotermia

Hipotemia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap


dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.

3. Heatstroke

Heatstroke adalah pajanan yang lama terkena sinar matahari atau lingkungan
dengan suhu tinggi yang dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SUHU TUBUH

A. Pengkalian

Riwayat keperawatan.

Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada malam
hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis, penurunan kesadaran.

B. Diagnosa keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

2. Resiko ketidakseimbangan temperatur tubuh

Anda mungkin juga menyukai