TINJAUAN PUSTAKA
dalam menciptakan perjalanan dan pola sebaran tata guna lahan sangat
tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja
badan atau ucapan. Dalam konteks kolektif perilaku diartikan sebagai kegiatan
orang secara bersama-sama dengan cara tertentu dan mengikuti pola tertentu pula.
Jadi perilaku perjalanan dapat diartikan tingkah laku manusia dalam melakukan
Menurut Tamin (1997) pola pergerakan di bagi dua yaitu pergerakan tidak
spasial dan pergerakan spasial. Konsep mengenai pergerakan tidak spasial (tanpa
pergerakan, kapan orang melakukan pergerakan, dan jenis angkutan apa yang
digunakan.
pada pilihan jenis angkutan seperti sepeda motor, mobil dan angkutan umum.
berbagai faktor, yaitu maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya, dan tingkat
kenyamanan.
di dalam kota berkaitan dengan distribusi spasial tata guna lahan yang terdapat di
dalam suatu wilayah. Dalam hal ini, konsep dasarnya adalah bahwa suatu
perjalanan dilakukan untuk melakukan kegiatan tertentu di lokasi yang dituju, dan
lokasi tersebut ditentukan oleh tata guna lahan kota tersebut. pergerakan spasial
Dalam hal ini pola penyebaran spasial yang sangat berperan adalah
sebaran spasial dari daerah industri, perkantoran dan pemukiman. Pola sebaran
spasial dari ketiga jenis tata guna lahan ini sangat berperan dalam menentukan
pola perjalanan orang, terutama perjalanan dengan maksud bekerja. Tentu saja
konsumsi, yang sangat tergantung pada sebaran pola tata guna lahan
pemukiman (konsumsi), serta industri dan pertanian (produksi). Selain itu pola
jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan atau jumlah
pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona (Tamin, 1997).
Bangkitan Pergerakan adalah jumlah perjalanan yang terjadi dalam satuan waktu
zona asal dan tujuan, dimana asal merupakan zona yang menghasilkan perilaku
2. Trip Attraction adalah jumlah perjalanan yang ditarik oleh suatu zona
Trip production dan trip attraction dapat dilihat pada Gambar II.1 berikut ini:
rumah yang mempunyai asal dan/atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang
untuk menyatakan suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal
dan/atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh pergerakan
berbasis bukan rumah (Tamin, 1997), seperti terlihat pada Gambar II.2 berikut ini:
bangkitan bangkitan
TEMPAT KERJA TEMPAT BELANJA
tarikan tarikan
1. Tempat bekerja
2. Kawasan perbelanjaan
3. Kawasan pendidikan
anggota keluarga, jumlah penduduk dewasa dan tipe dari struktur rumah.
a. Penghasilan keluarga
d. Moda perjalanan
e. Penggunaan kenderaan
1. Bangkitan pergerakan
2. Distribusi perjalanan
3. Pemilihan moda
4. Pembebanan jaringan
Untuk lingkup penelitian ini tidak semuanya akan diteliti, tetapi hanya pada
Model dapat didefenisikan sebagai alat bantu atau media yang dapat
1. Model fisik
beberapa seri fungsi atau persamaan (model matematik). Model tersebut dapat
menerangkan cara kerja sistem dan hubungan keterkaitan antar sistem secara
sistem tersebut adalah karena matematik adalah bahasa yang jauh lebih tepat
kata dengan simbol sering menghasilkan penjelasan yang jauh lebih baik dari pada
pergerakan pada setiap zona asal dengan menggunakan data rinci mengenai
baik dengan data zona (agregat) dan data rumah tangga atau individu (tidak
agregat).
hubungan dalam bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana variabel saling
1. Variabel terikat (Y) merupakan fungsi linear dari variabel bebas (X).
2. Variabel, terutama variabel bebas adalah tetap atau telah diukur tanpa galat.
4. Variansi dari variabel terikat terhadap garis regresi adalah sama untuk nilai
5. Nilai variabel terikat harus tersebar normal atau minimal mendekati normal.
2. Kepemilikan kendaraan
5. Nilai lahan
7. Aksesibilitas
nilai lahan, kepadatan daerah pemukiman, dan aksesibilitas hanya sering dipakai
a. Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu analisis uji korelasi untuk melihat
hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel
bebas harus mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama
variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi. Apabila terdapat korelasi diantara
variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar
utuk mewakili.
model yang paling sesuai (fit) menggambarkan pengaruh satu atau beberapa
linear berganda.
Analisis regresi linear berganda yaitu suatu cara yang dimungkinkan untuk
berkorelasi, jika ada antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka
untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara
Y = a + b1 X1 + b2 X2 .. + bn Xn
Dimana:
bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap strafikasi
aspek penentuan tujuan. Variabel yang biasa digunakan dalam analisis kategori
n
Pi = Tc H c
c =1
keterangan :
hubungan linear.
2. Pada analisis kategori tidak ada uji statistik untuk menguji keabsahan model,
lebih baik bisa didapatkan dengan memodel secara terpisah pergerakan yang
5. Lain-lain
jam tidak sibuk. Proporsi pergerakan yang dilakukan oleh setiap tujuan
pergerakan pada jam sibuk pagi merupakan pergerakan utama yang dilakukan
setiap hari (untuk bekerja dan pendidikan) yang tidak terjadi pada jam sibuk.
sekolah, olahraga, belanja, dan bertamu yang berlangsung di atas sebidang tanah
(kantor, pabrik, pertokoan, rumah, dan lain-lain). Potongan lahan ini biasa disebut
tata guna lahan. Setiap tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang
Sebaran geografis antara tata guna lahan (sistem kegiatan) serta kapasitas dan
Sistem Pergerakan
1. Aksesibilitas
2. Bangkitan pergerakan
suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke
3. Sebaran pergerakan
transportasi, dan arus lalu lintas. Lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu
daerah atau zona akan disalurkan ke seluruh zona lain, dan ini dikenal
sebagai lalu lintas antar zona atau sebaran pergerakan. Tujuan utama
bagaimana seluruh pergerakan yang berasal dari zona asal akan terbagi ke
4. Pemilihan moda
ke dalam cara atau moda perjalanan yang berbeda-beda. Tahapan ini dapat
pada jaringan jalan yang ada atau pembebanan jaringan jalan dengan
dengan lalu lintas antar zona yang kemungkinan lintas lebih dari satu.
Dengan tahapan ini dapat dicari agar beban lalu lintas yang di pikul oleh
tercapai secara optimal. Hal ini juga dapat menentukan faktor yang
mempengaruhi pemilihan rute dari setiap zona asal dan ke setiap zona
tujuan.
Menyatakan bahwa tata guna lahan sangat terkait dengan jumlah bangkitan
terlebih dahulu mengetahui tataguna lahan daerah yang akan di teliti. Guna
bersangkutan. Setiap petak dapat dicirikan dengan tiga ukuran dasar, yaitu jenis
2. Penduduk
perencanaan transportasi.
manusia dan barang bergerak atau pindah tepat dengan aman dan murah. Pada
tanggap terhadap perubahan tata guna tanah, keadaan ekonomi, dan pola lalu
1. Pertumbuhan
b. Bila sistem pemindahan massa tidak ekonomis lagi, dan dengan demikian
perlu koordinasi
3. Perkembangan kota
II.8 Migrasi
migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan
tujuan tertentu, seperti faktor sosial, ekonomi maupun politik. Dalam penelitian
ini kajian terhadap fenomena pertumbuhan penduduk lebih disoroti dari aspek
migrasi. Migrasi terdiri dari dua jenis, yaitu migrasi permanen dan migrasi
perpindahan penduduk yang tidak menetap pada tujuan migran, tetapi kembali ke
akibat yang lain yaitu perpindahan orang-orang dari kota yang berfasilitas lengkap
Migrasi yang seperti ini disebut migrasi dalam kota atau kadang-kadang disebut
penduduk dari kota yang lebih padat penduduknya dan berkembangnya kota-kota
maparkan bahwa kota adlah lingkungan yang terdiri atas bangunan rumah yang
merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat. Dapat pula
pengertian kota metropolitan itu sendiri adalah kota besar yang mempunyai
pengaruh kuat terhadap daerah sekelilingnya, dengan adanya kota satelit dan kota-
kota pinggiran.
namun dalam upaya merumuskan defenisi dan pengertian kota tidaklah mudah,
para ahli mempunyai berbagai pandangan dan pendapat dengan alasan masing-
yang penting bukan terdiri dari rumah tinggal, jalan raya, rumah ibadah,
keluar. Malah sebelum kota menjadi tempat tinggal yang tetap, orangnya
maupun keagamaan
3. Max Weber menilai bahwa suatu tempat dikatakan kota, jika penghuninya
pedesaan, ini dasar kosmopolitan kota yang menjadi dasar hakikat kota
kota
5. With merumuskan kota sebagi wadah permukiman yang besar padat dan
tak pribadi
8. Menurut Bintarto: dari segi geografi kota dapat diartikan sebagai suatu
strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialisme atau
dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-
unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang
Serangkaian defenisi kota yang dikembangkan oleh para ahli dalam Ilham
sutau permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh
alamiah)
distribusi
Peri urban (daerah pinggiran kota) atau yang dikenal urban fringe sebagai
banyak ahli di berbagai bidang ilmu seperti geografi, sosial, dan perkotaan sejak
dipicu oleh proses transformasi spasial dan sosial akibat perkembangan daerah
urban yang sangat intensif. Dari kecenderungan di atas maka salah satu arah
fenomena daerah pinggiran kota dan proses perubahan spasial dan sosial ekonomi
di daerah ini. Daerah pinggiran kota didefinisikan sebagai daerah pinggiran kota
yang berada dalam proses transisi dari daerah perdesaan menjadi perkotaan.
banyak mengubah tata guna lahan di daerah pinggiran terutama yang langsung
berbatasan dengan kota. Banyak daerah hijau yang telah berubah menjadi
adanya lima wilayah kota dan desa sebagai susunan wilayah-wilayah interaksi
konsentrik, yaitu:
3. Sub Urban Fringe, suatu area yang melingkari suburban dan merupakan
mirip kota
5. Rural Urban Fringe, suatu (jalur) daerah yang terletak antara daerah urban