Anda di halaman 1dari 7

TASK : THE STUDENTS MAKING THE ABSTRACT BELOW.

PENGARUH DAUN MINDI (Melia osmotik cairan ekstrasel menyebabkan


Azedarach L.) TERHADAP KADAR pemindahan osmotik air keluar dari sel.
GULA DARAH DENGAN Efek dari glukosa yang berlebihan
MENGGUNAKAN TIKUS JANTAN menyebabkan kehilangan glukosa dalam
(Rattus Norvegicus) urin dan menyebabkan diuresis. Diuresis
terjadi karena efek osmotik glukosa
dalam tubulus mencegah reabsorpsi
PENDAHULUAN cairan oleh tubulus sehingga
Diabetes Mellitus merupakan menyebabkan poliuri. Polifagi timbul
salah satu penyakit yang disebabkan karena perangsangan pusat nafsu
oleh gangguan metabolisme karbohidrat makan di hipotalamus oleh karena
sebagai sumber energi (Widiastuti, 1989) kurangnya pemakaian glukosa (Suharto,
Kehidupan sehari-hari penyakit ini dkk, 1980).
dikenal atau disebut penyakit kencing Diabetes Mellitus merupakan
manis (Asdie, A.H, 1 988) yang ditandai penyakit kronik sehingga memerlukan
oleh peningkatan kadar glukosa darah pengobatan yang lama dan rutin
(hiperglikemia) kronik akibat defisiensi (Darmono, 1990). Penyebab diabetes
insulin relatif maupun absolute (WHO, Mellitus dipengaruhi oleh banyak faktor
1985). Diabetes Mellitus sebenarnya antara lain faktor pankreas, faktor darah,
merupakan suatu kelompok heterogen faktor perifer (reseptor defect sehingga
penyakit yang gambaran umumnya insulin tidak dapat bekerja), dan faktor
adalah hiperglikemia. Secara sederhana infeksi (virus) (Tjokroprawiro, A, 1989).
penyakit ini dapat dibedakan/ Diagnosis Diabetes Mellitus dapat
diklasifikasikan dalam dua varian yang ditegakkan dengan melihat gejala khas
dibedakan berdasarkan pola pewarisan, dan mengukur kadar glukosa darah
respons insulin dan asalnya. Terdapat sewaktu lebih dari 200 mg/dl (Moerdowo,
gejala khas dari Diabetes Mellitus yaitu R. M, 1989). Selain itu untuk
polidipsi, poliuri dan polifagi (Suharto, mempertegas diagnosis dapat dilakukan
dkk, 1980) Diabetes Mellitus terjadi berbagai macam pemeriksaan yaitu
karena terhambatnya penyerapan pemeriksaan penyaring, tes penentu,
glukosa ke dalam sel serta gangguan test monitoring dan tes kondisi.
metabolismenya sehingga akan timbul Penggunaan obat antidiabetik
hiperglikemia. Keadaan normal 50 % oral yang digunakan masyarakat antara
glukosa yang dimakan akan lain dari derivat sulfonilurea yaitu
termetabolisme dengan sempurna glibenklamid yang memiliki mekanisme
menjadi CO2 dan air, 5 % menjadi kerja pelepasan insulin dari sel B,
glikogen dan 30 - 40 % diubah menjadi pengurangan kadar glukagon dalam
lemak. Penderita diabetes semua itu serum, dan berefek pada ekstra
terganggu sehingga semua glukosa yang pankreas untuk memperkuat kerja insulin
dimakan akan tetap dalam sirkulasi pada jaringan targetnya (Katzung, B. G,
darah dan energi utama diperoleh dari 1997). Penggunaan jangka panjang dan
metabolisme protein dan lemak. Polidipsi rutin banyak menimbulkan efek samping
timbul karena dehidarasi yang antara lain mual, alergi pada kulit,
disebabkan glukosa tidak berdifusi berpengaruh pada sistem haemopoetik
dengan mudah melalui pori-pori yaitu trombositopenia, leukopenia dan
membran sel dan peningkatan tekanan agranulositosis. Berdasarkan uraian di

Source : Journal
1|Page
TASK : THE STUDENTS MAKING THE ABSTRACT BELOW.

atas maka diharapkan bagi penderita merupakan kontrol positif dengan


Diabetes Mellitus untuk mendapatkan perlakuan obat standar (glibenklamid)
pengobatan alternatif yang relatif lebih dosis 20 mg/kg.BB, kelompok II diberi air
murah dan aman. rebusan daun mindi 0,1 g/kg.BB,
Daun mindi (Melia Azedarach L.) kelompok III diberi air rebusan daun
yang dikenal di masyarakat banyak mindi 0,2 g/kg.BB dan kelompok IV diberi
digunakan sebagai obat tradisional. air rebusan daun mindi 0,4 g/kg.BB dan
Salah satu khasiat yang dilaporkan, kelompok V sebagai kontrol negatif
daun tanaman ini dapat digunakan pemberian aquades 2,5 ml/kg.BB.
sebagai obat kencing manis (Diabetes Penentuan dosis berdasarkan dosis
Mellitus) (Hidayat dan Hutapea, J.R., pada manusia, kemudian dikonversikan
1991). Selain itu daun dari tanaman ke tikus putih berat 200 gram tetapan
mindi ini dapat digunakan untuk 0,018. Ransum tikus adalah BR ad lib.
menurunkan kadar glukosa darah pada Perlakuan berlangsung selama 21 hari
penderita Diabetes Mellitus (Dharma, dengan frekuensi pemberian bervariasi
A.P, 1987) tergantung dosis yang diberikan dengan
Kandungan utama dari daun ini memakai sonde oral.
adalah saponin, flavonoida dan polifenal Tikus dibuat dalam keadaan
(Hidayat, dkk, 1991). Flavonoida diabetes dengan diinduksi streptozotocin
berfungsi sebagai antioksidan yang dosis 50 mg/ kg. BB secara
utama selain itu juga sebagai intraperitoneal (Chiba, T, 1981). Waktu
antikarsinogenik, antiinflamasi dan juga yang dibutuhkan untuk menjadi diabetes
antiallergik (Aruoma, dkk, 1993). Uraian (kadar glukosa sesaat > 200 mg/dl)
di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah 10 hari. Pengukuran kadar
adalah melihat efek air rebusan daun glukosa darah dilakukan pada hari ke 0,
mindi (Melia Azedarach L.) dalam 7, 14, dan 21. Pengukuran kadar glukosa
menurunkan kadar glukosa darah tikus darah menggunakan methode GOD -
putih jantan ( Rattus Norvegicus ) yang PAP (tanpa deproteinisasi ).
menderita diabetes mellitus. Pembuatan air rebusan daun
mindi dengan cara air dengan volume
BAHAN DAN CARA PENELITIAN yang merupakan hasil konversi dengan
Penelitian ini menggunakan volume pada manusia dicampur dengan
rancangan penelitian eksperimental daun mindi segar sebanyak 1,62 gram
murni. Subyek yang diteliti adalah tikus yang telah dikonversikan dengan dosis
putih (Rattus novergicus) galur wistar manusia. Kemudian direbus sampai
jantan yang diperoleh dari UPHP (Unit suhu 100 C dan dipekatkan lagi sampai
Pengembangan Hewan Percobaan) menjadinya setengahnya (Hidayat dan
UGM. Jumlah hewan coba sebanyak 25 Hutapea, J.R.,1991). Penegakan
ekor dengan berat badan berkisar 200 - diagnosis diabetes mellitus pada
250 gram, umur 4 bulan. Semua tikus percobaan ini dengan melihat kadar
dalam keadaan sehat sebelum glukosa darah sesaat lebih dari 200
perlakuan. Subyek penelitian dibagi mg/dl (Moerdowo, R.M, 1989)
menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok Analisis data yang dilakukan
hewan coba terdiri dari 5 ekor, kemudian adalah one-way Anova untuk
masing-masing kelompok mendapat mengetahui apakah terdapat perbedaan
perlakuan yang berbeda yaitu kelompok I yang bermakna antar kelompok dan

Source : Journal
2|Page
TASK : THE STUDENTS MAKING THE ABSTRACT BELOW.

kemudian dilanjutkan dengan Post Hoc yang paling bermakna menurunkan


Test untuk mengetahui kelompok mana kadar glukosa darah.

HASIL PENELITIAN masing kelompok dapat dilihat pada


Hasil dari rerata kadar gula darah tabel 1
selama pengambilan pada masing-

Tabel 1. Rerata Kadar Gula Darah Tikus Rattus (mg/dl)


Kelompok Pengukuran
Hari Ke-0 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21
KGD SD KGD SD KGD SD KGD SD
I. Kontrol (+) 360,20 21,42 207,40 17,18 135,60 17,53 119,60 41,24

II. Daun Mindi 549,40 34,65 340,40 40,43 237,00 24;91 193,00 24,90
0,lg/kg.BB

III. Daun Mindi 447,40 88,17 342,20 42,01 269,20 27,40 215,20 22,19
0,2 R/Kg-BB

IV. Daun Mindi 407,00 63,18 196,60 14,64 112,80 10,50 82,40 10,92
0,4 g/kg.BB

V. Kontrol (-) 277,33 9,93 213,33 22,31 183,00 12,31 180,17 18,36

Tabel terlihat pada hari ke 0 kadar (hari ke-21) kadar glukosa sudah
glukosa darah semua kelompok menjadi normal bahkan lebih rendah
menunjukkan nilai yang tinggi. Hal ini dibanding kontrol positif dan mengalami
disebabkan karena pada hari ke 0 penurunan kadar glukosa darah sekitar
semua tikus diinduksi streptozotocin (50 80%. Kelompok ke-V sebagai kontrol
mg/kg..BB) secara intraperitoneal dan negatif hanya mengalami penurunan
belum diberikan perlakuan. Setelah kadar glukosa sekitar
diberi perlakuan, kelompok kontrol positif 36 %.
terlihat mengalami perbaikan mulai hari Hasil analisis data menggunakan
ke 14, menunjukkan kadar glukosa darah uji Anova satu jalan dari hari ke 7, 14 dan
semakin menurun dan mendekati nomal. 21 sewaktu pengambilan darah
Kelompok kontrol positif mengalami diperlihatkan pada tabel 2.
perbaikan sekitar 66%. Pada kelompok
kedua juga mengalami penurunan kadar Tabel 2. Hasil one-way Anova Pada
glukosa darah sekitar 65 %. Kelompok Hari ke-7, 14 dan 21
ketiga juga mengalami penurunan kadar
glukosa darah sebesar 52 %. Kelompok Pengukur Df F P
keempat terlihat pada pengukuran ke-4 an ke-7
Hari 4 32,735 .000*
Source : Journal
3|Page
TASK : THE STUDENTS MAKING THE ABSTRACT BELOW.

Hari ke- 4 57,799 .000*


14 Hari ke- 4 24,015 .000*
21
*
p < 0,05 signifikan.

Tabel 2 tersebut terlihat bahwa


terdapat perbedaan yang bermakna yaitu
pada had ke-7 perlakuan terlihat F output -
32,735 > Ftabel = 2,84 sehingga dapat
disimpulkan rata-rata kadar gula darah Gambar 1. Grafik Rerata Kadar Gula
kelima perlakuan berbeda nyata. Darah (KGD) Pada Pengukuran Hari
Kemudian dilanjutkan dengan Post Hoc ke-0, 7, 14 dan 21
Test menunjukkan bahwa kelompok ke
IV mengalami penurunan yang Hasil penetapan kadar glukosa
bermakna dibanding kelompok lain darah tikus diabetik pada kelima
dengan p < 0,05. Pengukuran had ke-14 kelompok dapat dilihat lebih jelas pada
terlihat F output = 57,799 > F tabel = 2,84 gambar 1 yang berisi grafik rerata KGD
sehingga dapat disimpulkan rata-rata pada kelima kelompok tikus diabetik.
kadar gula darah kelima perlakuan
berbeda nyata. Kemudian hasil Post Hoc PEMBAHASAN
Test menunjukkan bahwa kelompok IV Dari hasil penelitian menunjukkan
yang paling besar mengalami penurunan bahwa pemberian air rebusan daun
bermakna dengan p < 0,05. Pengukuran mindi dengan dosis 0,4 g/kg.BB selama
hari ke-21 juga terlihat F output = 24,015 > tiga minggu mampu menurunkan kadar
F tabel = 2,84 sehingga dapat disimpulkan glukosa darah sampai dalam rentang
rata-rata kadar gula darah kelima normal yaitu disesuaikan dengan
perlakuan berbeda nyata. Kemudian manusia 80 - 120 mg/dl (Darmono, S,
dilanjutkan Post Hoc Tes dan terlihat 1990). Efek dari air rebusan daun mindi
kelompok IV mengalami penurunan yang ditunjukkan dengan adanya penurunan
bermakna kadar glukosanya (p < 0,05 ) kadar glukosa darah pada tikus dan
terhadap seluruh kelompok perlakuan. semakin besar penurunan kadar glukosa
Anova one-way kemudian maka semakin nyata efek dari air
dilanjutkan dengan Post Hoc Tes dapat rebusan daun mindi tersebut.
disimpulkan bahwa yang paling Pemberian dosis daun mindi 0,1
bermakna menurunkan kadar glukosa g/kg.BB dan 0,2 g/kg.BB terlihat
darah yaitu kelompok IV dengan menurunkan kadar glukosa darah belum
perlakuan pemberian air rebusan daun mencapai kadar glukosa normal. Ada
mindi dosis paling tinggi yaitu 0,8 kemungkinan karena waktu perlakuan
mg/kg.BB. Pengukuran berat badan hanya 3 minggu sehingga pada dosis
sejak awal penelitian sampai akhir tersebut belum menunjukkan efek atau
secara statistic tidak ada perbedaan mekanisme kerja yang optimal.
yang bermakna (p > 0,05). Beberapa mekanisme penurunan
kadar glukosa darah dari golongan
sulfonilurea adalah perangsangan
sekresi insulin di pankreas agar terjadi
pelepasan insulin, peningkatan aktivitas
faal insulin dalam darah ataupun

Source : Journal
4|Page
TASK : THE STUDENTS MAKING THE ABSTRACT BELOW.

perbaikan sel-sel beta Langerhans T.,1995) Flavonoid merupakan derivat


pancreas (Suharto, B., Gan, 1980). Hasil flavone yang dibentuk dalam jaringan
penelitian menunjukkan bahwa dengan tumbuhan dan kebanyakan mempunyai
dosis yang paling tinggi yaitu 0,4 g/kg.BB warna natural (Aruoma, Okezie, I.,1993)
mampu menurunkan kadar glukosa Flavonoid berperan dalam antioksidan
darah dalam waktu 21 hari. Kondisi yang digunakan untuk menghilangkan
mekanisme penurunan kadar glukosa jumlah radikal bebas dalam tubuh
darah pada percobaan tikus yang (Aruoma, Okezie, I.,1993). Radikal
diinduksi streptozotocin dosis 50 mg/ kg bebas dapat diperoleh dari banyak
BB dengan memperbaiki sel beta sumber antar lain dari polusi udara,
Langerhans pankreas dalam stres, makanan, radiasi, pestisida, dan
perangsangan sekresi insulin atau penurunan kemampuan tubuh (proses
dengan mempertinggi aktivitas faal degeneratif) (Varma, S.D., Mizunoa,
insulin melalui penarikan glukosa oleh Kinoshita, 1977) Dilaporkan berbagai
jaringan dan penghambatan macam kegunaan dari flavanoid adalah
pembentukan glukosa dari glikogen hati meningkatkan perlindungan sel-sel tubuh
(Suharto, B., Gan, 1980). dari kanker, melindungi dari serangan
Kepastian mengenai mekanisme jantung, hipertensi, dan stroke,
penurunan yang terjadi, perlu dilakukan melindungi sel-sel dalam tubuh dari
penelitian lebih lanjut melalui radikal bebas, untuk memperkuat sistem
pemeriksaan histologi jarring imun, mencegah terjadinya penyakit
an pankreas tikus setelah perlakuan. katarak, dan juga mencegah proses
Penelitian tentang studi penuaan. Berdasarkan fungsi dari
pendahuluan efek hipoglikemik infus beberapa flavonoid maka flavonoid
daun mindi pada tikus putih jantan, antioksidan dapat berfungsi dalam
menunjukkan bahwa pemberian secara memperbaiki sel-sel beta pankreas yang
infus daun mindi 40% b/v 20 ml/kg.BB rusak dalam penyakit diabetes mellitus
mampu menurunkan kadar glukosa (Varma, S.D., Mizunoa, Kinoshita, 1977).
darah pada tikus putih jantan diabetik Oleh karena itu mengingat daun
sampai melebihi kontrol dengan mindi sudah banyak dikonsumsi oleh
pemberian obat tolbutamid (Istiyaroh, N., masyarakat sebagai obat alternatif dalam
1987) pengobatan diabetes mellitus, maka
Dilaporkan kegunaan dari daun ini perlu untuk diketahui secara pasti zat
adalah sebagai dermatosis, apa yang dapat menurunkan kadar
antihelminthik, expektorant, dan glukosa darah secara lebih rinci dan
hipoglikemik (Jain, S.K., and Fillipps, R. perlu penelitian lebih lanjut.
A, 1991) Salah satu fungsinya sebagai
hipoglikemik maka ada kaitannya dalam KESIMPULAN
pengobatan antidiabetik. Selain itu, daun Penelitian ini dapat diambil
mindi yang disebut neem tree yang kesimpulan bahwa air rebusan daun
dapat dimanfatkan dalam dunia mindi dengan dosis 0,4 g/kg BB
kedokteran selain sebagai antihelminthik mempunyai efek menurunkan kadar
juga sebagai antidiabetik dan juga glukosa darah tikus dalam waktu 21 hari
penyakit sipillis (Jacobson, M., 1989) secara bermakna (p< 0,05) dibandingkan
Kandungan daun ini yang paling dengan kontrol negatif dan glibenklamid
utama adalah flavonoid (Robinson, (kontrol positif).

Source : Journal
5|Page
TASK : THE STUDENTS MAKING THE ABSTRACT BELOW.

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik


DAFTAR PUSTAKA Tumbuhan Tinggi, Penerbit Institut
Aruoma, Okezie, I., 1993, Free Radical Teknologi Bandung, Bandung.
in Tropical Disease, Harwood
Academic Publisher GmbH, Suharto, B., Gan, S, 1980, Insulin,
Switzerland. Glukagon, dan Antidiabetik Oral,
Farmakologi dan Terapi, edisi 2 ,
Asdie, A.H, 1988, Penatalaksanaan FKUI, Jakarta.
Diabetes Mellitus pada Orang
Dewasa, Berkala Ilmu Kedokteran Syamsulhidayat, S.S., dan Hutapea,
XX, no.3, FK- UGM, Yogyakarta. J.R., 1991, Inventaris Tanaman
Obat Indonesia, Badan Penelitian
Chiba, T., Kadowaki, S., and Tamiriato, dan Pengembangan Kesehatan
T., 1981, Concentration and dan Dep. Kesehatan.
Secretion of Gastric Somatostatin
in Streptozotocin-diabetic Rats, Tjokroprawiro, A, 1989, Diabetes Mellitus
Diabetes Vol 30. Klasifikasi Diagnosis dan Dasar-
Dasar Terapi. Penerbit PT
Darmono, S, 1990, Diagnosis dan Gramedia, Jakarta.
Klasifikasi Diabetes Mellitus, Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid H, Balai Varma, S.D., Mizunoa, Kinoshita, 1977,
Penerbit FK UI, Jakarta. Diabetic Cataracts and Flavonoid
Science, 195:205-206.
Dharma, A.P., Indonesian Medicinal
Plants First, Edisi 1, Balai Pustaka, Widiastuti, 1989, Kebijakan Pemerintah
Jakarta, 1987 mengenai Pengobatan Tradisional,
Naskah Lengkap Seminar Sehari
Istiyaroh, N., 1987, Studi Pendahuluan Peranan Pengobatan Tradisional
Efek Hipoglikemik Infus Daun Mindi dalam rangka Sistem Kesehatan
Pada Tikus Putih Jantan, Fakultas Nasional, 16 September 1989,
Farmasi UGM, Yogyakarta. Universitas Padjajaran, Bandung.

Jain, S.K., and Fillipps, R. A., 1991, World Health Organization, 1985,
Medisinal Plants of India, reference Diabetes Mellitus, Technical Report
Publication, Algonac MI. Series No. 27, WHO Study Group-WHO

Jacobson, M., 1989, Focus on


Phytochemical Pesticides, The
Neem Tree Cilc Press, Boca
Parton, Voll.

Katzung, B. G, 1997, Basic and Clinical


Pharmacology, edisi 6, EGC,
Jakarta.

Moerdowo, R. M, 1989, Etiopatogenesis


Klinik dan Terapi Penyakit Kencing
Manis, Ahli Penyakit Dalam
Spektrum Diabetes Mellitus,
Penerbit Djambatan, Jakarta.

Source : Journal
6|Page

Anda mungkin juga menyukai