2. Bagi Farmasis
a. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayan kesehatan.
b. Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai tanggung jawab profesi Farmasis
c. Menghindari Farmasis dari tuntutan karena kesalahan pengguanaan obat (Medicatiaon
Error)
d. Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga menjadi upaya dalam
memasarkan jasa pelayanan.
Tujuan dari konseling pada pelayanan farmasi adalah :
1. Membian hubungan/komunikai farmasis dengan pasien dan membangun kepercayaan pasien
kepada farmasis.
2. Memberikan informasi yang sesuai kondisi dan masalah pasien.
3. Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan memberikan cara/metode
yang memudahkan pasien menggunakan obat dengan benar.
C. Prinsip Konseling
Prinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan
Apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan Apoteker
dalam pelayanan konseling mengalami perubahan modela pendekatan "Medical Model"
menjadi pendekatan "Helping Model". Hal-Hal yang perlu diperhatikan oleh apoteker tertera
dalam Tabel 1.
"Mengerti kebutuhan, keinginan, dan pilihan dari pasien"
1) Menentukan Kebutuhan
Konseling tidak terjadi bila pasien datang tanpa ia sadari apa yang dibutuhkannya.
Seringkali pasien datang tanpa dapat mengungkapkan kebutuhannya, walaupun sebetulnya
ada sesuatu yang dibutuhkan. Oleh karena itu dilakukan pendekatan awal dengan
mengemukakan pertanyaan terbuka dan mendengar dengan baik dan hati-hati.
2) Perasaan
Farmasis harus dapat mengerti dan menerima perasaan pasien (berempati). Farmasis
harus mengetahui dan mengerti perasaan pasien (bagaimana perasaan menjadi orang sakit)
sehingga dapat berinteraksi dan menolong dengan lebih efektif. Beberapa bentuk perasaan
atau emosi pasien dan cara penanganannya adalah sebagai berikut :
a) Frustasi yaitu membantu menumbuhkan rasa keberanian pasien untuk mencari alternatif jalan
lain yang lebih tepat dan meminimalkan rasa ketidaknyamanan dari aktifitas hariannya yang
tertunda.
b) Takut dan cemas yaitu membantu menjernihkan situasi apa yang sebenarnya ditakutinya dan
membuat pasien menerima keadaan dengan keberanian yang ada dalam dirinya.
c) Marah yaitu mencoba ikut terbawa suasana marahnya, dan jangan juga begitu saja menerima
kemarahannya tetapi mencari tahu kenapa pasien marah dengan jalan mendengarkan dan
berempati.
d) Depresi yaitu Usahakan membiarkan pasien mengekspresikan penderitaannya, membiarkan
privasinya, tetapi dengarkan jika pasien ingin bicara
e) Hilang kepercayaan diri
f) Merasa bersalah
D. Sasaran Konseling
a. Konseling Pasien Rawat Jalan
b. Konseling Pasien Rawat Inap
E. Kegiatan Konseling
Kegiatan konseling meliputi beberapa hal yaitu :
a. Persiapan dalam melakukan konseling
b. Tahap konseling
Pembukaan
Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah
Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya
Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh
Menutup diskusi
Follow up diskusi
Aspek Konseling yang harus disampaikan :
a. Deskripsi dan kekuatan obat
b. Jadwal dan cara penggunaan
c. Mekanisme kerja obat
d. Dampak gaya hidup
e. Penyimpanan
f. Efek potensial yang tidak diinginkan
Masalah dalam konseling yaitu :
a. Faktor penyakit
b. Faktor terapi
c. Faktor pasien
d. Faktor komunikasi
I. Metode Konseling
Beberapa metode Konseling yaitu :
1. Three Prime Questions
Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Obat Anda ?
Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Cara Pakai Obat Anda ?
Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Harapan setelah minum/memakai Obat Anda ?
2. Final Verification
Meminta Pasien utk Mengulang Instruksi
Yakin Bahwa pesan tidak ada terlewat
Koreksi bila ada Salah Informasi
3. Show and Tell
Melakukan Cerita
Melakukan Peragaan
Melalui Gambar, Tayangan
K. Komponen konseling
Enam komponen konseling minimal yaitu:
a. Nama obat, jumlahnya dan indikasinya
b. Aturan pakai, cara dan lama pemakaian
c. Interaksi obat
d. Efek samping obat
e. Pengaruh terhadap pola hidup, pola makan
f. Cara penyimpanan