Anda di halaman 1dari 3

BAB 6

STUB MATCHING

Stub Matching terdiri dari 2 yakni single stub dan double stub. Kondisi ini
menghasilkan beberapa keuntungan antara lain :
1. Impedansi karakteristik dan panjang dari saluran tetap tidak diubah
2. Titik penghentian mekanikal, pengaturan susceptance ditambahkan dalam
bentuk paralel dalam saluran

6.1 Single Stub Matching


Saluran transmisi yang mempunyai karakteristik admitansi Yo diterminasi
pada sebuah konduktansi murni YR sebagaimana yang ditunjukkan pada
gambar 6.1. Dengan menghubungkan stub dalam bentuk paralel dengan
saluran utama, ini lebih mudah untuk berhadapan dengan admitansi dimana
dapat dijumlahkan keduanya. Jika YR berbeda dengan Yo, maka akan
menghasilkan Standing Wave. Jika dihubungkan dengan impedansi input,
maka dapat dikatakan bahwa saluran yang melintasi dari beban menuju ke
generator/sumber sinyal, pada admitansi input (melihat terhadap beban)
bervariasi yang diperoleh dari
1. nilai konduktansi maksimum(diperoleh dari kombinasi paralel konduktansi
dan induktansi) dan
2. nilai konduktansi yang minimum,
3. kombinasi paralel konduktansi dan kapasitansi, atau
4. konduktansi maksimum saja dan sebagainyaebuah konduktamsi
maksimum dan sebagimanya.
Kombinasi di atas berulang setiap /2 . Jika saluran melintasi dari titik
konduktansi maksimum (minimum) menuju ke konduktansi minimum
(maksimum), jelas terdapat sebuah titik dimana bagian real dari admitansi YR
sama dengan admitansi karakteristik Yo. Jika terdapat sebuah sesceptance
B yang sesuai (sehingga diperoleh matching), diperoleh dengan
menggunakan panjang yang sesuai dari saluran open dan short circuit (yang
disebut dengan stub) ditambahkan pada percabangan pada titik tertentu
dalam saluran sehingga matching dapat diperoleh.

Untuk tidak ada refleksi:

1
2012 Saluran Transmisi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Fahraini Bachruddin http://www.mercubuana.ac.id
YIN
YIN = Yo atau =1
Yo

Yakni YIN = 1

Dengan demikian stub harus dialokasikan pada sebuah titik dimana bagian
real dari Y sama dengan 1, atau

Yr (1 + tan 2 l s )
=1
1 + Yr tan 2 l r

2
tan 2 l s (Yr Yr ) =1 Yr

Yr tan 2 l s = 1

1 Yo
tan l s = = (6.2)
Yr YR

Persamaan ini memberikan lokasi dari stub l s dan selanjutnya dapat

disederhanakan sebagai berikut:

Yo
l s = tan 1
YR

2 ZR
l s = tan 1
Zo

ZR
Dengan demikian, l s = tan 1 (6.3)
2 Zo

Susceptance pada lokasi stub akan menjadi :

2
bs (1 y r ) tan l s
=
Yo 1 + y r 2 tan 2 + l s

1
(Yo YR ) = cot l t
YR .Yo

2
2012 Saluran Transmisi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Fahraini Bachruddin http://www.mercubuana.ac.id
Dengan demikian,

Z R Zo
lt = tan 1
(Z R Zo )

Z R Zo
lt = tan 1 (6.5)
2 (Z R Zo )

Adapun kekurangan Single Stub Matching


1. Sistem Penyesuaian (Matching)stub single berfungsi untuk hanya untuk
frekuensi tertentu karena, jika frekuensi berubah, lokasi stub akan
berubah. Perubahan susceptance dari stub bagaimanapun
menghasilkann masalah karena shorting plug akan berpindah ke posisi
yang diperlukan sehingga matching stub single merupakan sistem untuk
narrow band.

2. Untuk pengaturan akhir pada stub harus berpindah sepanjang saluran


sedikit. Ini hanya memungkinkan pada saluran open wire dan dengan
demikian saluran kabel koaksial single stub akan menjadi tidak akurat
meskipun mengurangi reflection loss pada perluasan sedapat mungkin.

6.2 Penentuan l s dan l t yang berhubungan dengan koefisien K

Beberapa teori berikut sebagaimana telah diuraikan pada materi sebelumnya


yakni input impedansi yang berhubungan dengan K (koefisien) :

1 + Ke 2l
Z IN = Zo
1 Ke 2l

Untuk saluran berfrekuensi tinggi, = j jika = 0. Pada umumnya K


merupakan merupakan suatu besaran kompleks dan dapat ditulis sebagai
K e j , dimana merupakan sudut dari koefisien refleksi. Dengan demikian
pernyataan diatas akan menghasilkan :

3
2012 Saluran Transmisi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Fahraini Bachruddin http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai