Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara 1: Pengenalan Fosil &Proses Pemfosilan

Nama :Moh Rizal S.E

No. MHS :F 121 15 003

Kel /Gel :

No. Sampel :1
Filum : PORIFERA
Kelas : HEXACTINELLIDA
Ordo : LYCHNISCOSA
V D S
Family Keterangan : : PACHYTEICHISMANIDAE
Genus 1.Test : PACHYTEICHISMA
Spesies 2.ostia : Pachyteichisma lopas Q.
3. oskulum
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi)
4. eksoderm
Bentuk 5. endoderm : Conical
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Jura Atas (180-135 juta tahun yang lalu.)

Ling. Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan :
Fosil ini berasal dari filum porifera, klas hexactinellida, ordo lychniscosa, family
Pachyteichismanidae, genus Pachyteichisma, dan dengan nama spesies Pachyteichisma lopas
Q.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa
air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi, material-material yang tidak
resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten
terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang
relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di
daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah
dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material
terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material
mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan
berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga
terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga ondogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan
terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical,
yaitu fosil yang berbentuk kerucut . Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti,
ostia, yaitu lubang kecil tempat maasuknya air ke dalam tubuh, oskulum yaitu saluran
penyabar air dari tubuh, eksoderm yaitu lapisan luar, dan endoderm yaitu lapisan dalam.

Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-
buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3). Adapun
umur fosil ini adalah Jura Atas yaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan
pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya
sedimentasi.
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara 1: Pengenalan Fosil &Proses Pemfosilan

Nama :Moh Rizal S.E

No. MHS :F 121 15 003

Kel /Gel :

No. Sampel : 02
Filum : PORIFERA
V D S
Kelas : DEMOSPONGIAE
Keterangan :
1.Test
2. Ostia
3. Spongocoel
4. Holdfast
Ordo : SPIROSCLEROPHORIDA
Family : HYALOTRAGOSIDAE
Genus : HYALOTRAGOS
Spesies : Hyalotragos rugosum (MSTR.)
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (mineralisasi)
Bentuk :Conical
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Jura Atas ( 180- 135 juta tahun lalu )
Ling. Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini berasal dari Filum porifera, family Hyalotrgosidae kelas demos pongiae,
Ordo Spirosclerophorida, genus Hyalotrgos, dan dengan nama spesies Hyalotrgos rugosum
(MSTR).
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa
air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak
resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten
terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang
relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di
daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah
dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material
terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material
mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan
berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Mineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga
terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan
terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical, yaitu fosil yang terbentuk kerucut .
Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, ostia, yaitu lubang kecil tempat
maasuknya air ke dalam tubuh, spongocoel, salurantengah tubuh.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-
buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3),
menandakan bahwa lingkungan pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala
waktu geologi umur fosil ini adalah Jura Atas yaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan
pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya
sedimentasi,

Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara 1: Pengenalan Fosil &Proses Pemfosilan

Nama :Moh Rizal S.E

No. MHS :F 121 15 003

Kel /Gel :

No. Sampel : 03
Filum : PORIFERA
Kelas : ANTHOZOA
Ordo : TABULATA
V D S
Family Keterangan : : FAVOSITESIDAE
Genus 1.Test : FAVOSITES
Spesies 2. ostia : Favosites saginatus. LECOMPTE
3.eksoderm
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (mineralisasi)
4. Holdfast
Bentuk 5. endoderm : Konveks
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Devon Tengah (antara 370-360 juta tahun lalu)
Ling. Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :

Fosil ini berasal dari filum porifera, kelas Anthozoa, ordo Tabulata, family
Favositesidae, genus Favosites, dan dengan nama spesies Favosites saginatus. LECOMPTE.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa
air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak
resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten
terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang
relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di
daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah
dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material
terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material
mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan
berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga
terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan
terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Konveks, yaitu fosil yang cembung slah satu
sisinya, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, ostia, yaitu lubang kecil tenpat
masuknya air kedalam tubuh, ektoderm yaitu lapisan dalam, holdfast, dan endoderm, yaitu
lapian dalam.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,
maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3) hal ini
menandakan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah di laut dangkal. Berdasarkan
skala waktu geologi umur fosil ini adalah Devon Tengah yaitu antara 370-360 juta tahun
yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan
pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya
sedimentasi.

Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara 1: Pengenalan Fosil &Proses Pemfosilan

Nama :Moh Rizal S.E

No. MHS :F 121 15 003

Kel /Gel :

No. Sampel : 04
Filum : PORIFERA
Kelas : CALCAREA
Ordo : PLEOSPOLARES
V D S
Family Keterangan : : VERRUCULINANIDAE
Genus 1.Test : VERRUCULINA
Spesies 2. Spongocoel : Verruculina tenuis
3. Holdast
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (mineralisasi)
4. Oskulum
Bentuk 5. Ostia : Konikal
Komposisi Kimia 6. Eksoderm : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Kapur Atas ( 100-70 juta tahun yang
lalu )
Ling. Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :

Fosil ini berasal dari filum Porifera, kelas calcrea, ordo pleospolares, family
Verruculinanidae, genus Verruculina, dan dengan nama spesies Verruculina tenuis.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa
air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak
resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten
terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang
relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di
daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah
dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material
terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material
mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan
berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Mineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga
terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang hingga seluruh tubuh fosil.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan
terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Konikal, yaitu fosil yang membentuk seperti
kerucut. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, endoderm yaitu spongocoel,
oskulum yaitu saluran penyebaran air, ostia yaitu lubang masuknya air, endoderm lapisan
dalam, dan eksoderm yaitu lapisan luar fosil atau organisasi..
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,
maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3) hal ini
menandakan bahwa lingkungan pengendapannya di laut dangkal.Berdasarkan skala waktu
geologi, umur fosil ini adalah KapurAtas yaitu antara 100-70 juta tahun yang lalu.
Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatif lapisan sedimen,
penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi,
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara 1: Pengenalan Fosil &Proses Pemfosilan

Nama :Moh Rizal S.E

No. MHS :F 121 15 003


Kel /Gel :

No. Sampel : 05
Filum : PORIFERA
Kelas : CALCAREA
Ordo : HETEROCOELA
V D S
Family Keterangan : : CNEMIDIASTRIUMIDAE
Genus 1.Test : CNEMIDIASTRIUM
Spesies 2. Ostia : Cnemidiastrium rimulosum GOLDF.
3. holdfast
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi)
4. enoderm
Bentuk 5. endoderm : Konikal
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Jura Atas ( 180-135 juta tahun lalu)
Ling. Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :

Fosil ini berasal dari Filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela, family
Cnemidiastriumidae, genus Cnemidiastrium, dan dengan nama spesies Cnemidiastrium
rimulosum GOLDF.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa
air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak
resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten
terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang
relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di
daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah
dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material
terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material
mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan
berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga
terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan
terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah konikal, yaitu fosil yang membentuk seperti
kerucut, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, spongocoel yaitu saluran bagian
tengah tubuh, ostia lubang kecil tempat masuknya air, holdfast , oskulum yaitu saluran
penyebar air dari tubuh, Ektoderm lapisan uar, dan endoderm yaitu lapisan dalam fosil.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,
maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3) hal ini
menandakan bahwa lingkungan pengendapannya ada di laut dangkal.Berdasarkan skala
waktu geologi, umur fosil ini adalah Jura Atas yaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan
pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya
sedimentasi.

Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara 1: Pengenalan Fosil &Proses Pemfosilan


Nama :Moh Rizal S.E

No. MHS :F 121 15 003

Kel /Gel :

V D S
Keterangan :
1.
UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara 1: Pengenalan Fosil &Proses Pemfosilan

Nama :Moh Rizal S.E

No. MHS :F 121 15 003

Kel /Gel :

V D S
Keterangan :
1.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara 1: Pengenalan Fosil &Proses Pemfosilan

Nama :Moh Rizal S.E

No. MHS :F 121 15 003

Kel /Gel :

V D S
Keterangan :
1.
UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara 1: Pengenalan Fosil &Proses Pemfosilan

Nama :Moh Rizal S.E

No. MHS :F 121 15 003

Kel /Gel :

V D S
Keterangan :
1.

Anda mungkin juga menyukai