Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang kehidupamn
masyarakat di kampung naga darei segi sosial, ekonomi dan budaya. Makalah ini di susun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STKIP Arrahmaniyah
Program Pasca Sarjana. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Studi Komparasi Kampung Naga
Page 2
1.1. LATAR BELAKANG
Latar belakang dibuatnya laporan ini adalah sebagai informasi dan publikasi
kepada para pembaca untuk mengetahui kehidupan di kampung Naga secara kebudayaan
dan adat istiadatnya.
Kampung Naga di ambil dari bahasa Sunda yaitu dari kata Nagawir = tebing,
karena kampung Naga dikelilingi oleh tebing-tebing. Kampung Naga ini terutup dari
segala aktivitas modern serta menjaga adat istiadat dan mengikuti aturan-aturan
terdahulunya. Kampung Naga merupakan kampung adat yang masih bertahan di
Indonesia selain Baduy. Sampai saat ini kampung Naga masih menutup diri dari
aktivitas modernisasi, seperti ; tidak menggunakan listrik dalam segala aktivitasnya,
serta teknologi kecuali ; Televisi dan handphone yang di gunakan sebagai sumber
informasi dan komunikasi, akan tetapi mereka tidak menggunakan listrik, melainkan Aki
sebagai pengganti listrik.
Kampung Naga ini sudah berdiri 500 tahun yang lalu, kampung ini pernah di
bakar oleh DI-TII pada tahun 1956. Seluruh rumah dan peninggalan purbakala serta
buku-buku sejarah lenyap dilahap si jago merah. Pada tahun 1957 kampung Naga di
bangun kembali. Kampung Naga dapat ditempuh dengan cara berjalan kaki 2 Km dari
jalan raya, jalannya berupa tangga yang banyaknya sekitar 439 anak tangga. Kampung
Naga terdapat 2 hutan larangan yang tidak boleh di tebang maupun di datangi oleh
masyarakat dalam maupun luar kampung Naga itu sendiri. Di kampung Naga terdapat
112 bangunan, 103 rumah dan 3 bangunan berupa Masjid, lambung padi serta balai
pertemuan. Disana terdapat 314 orang yang terdiri dari 103 kepala keluarga. Kampung
ini dibuat dengan bangunan rumah relatif sama, setiap rumah berbentuk panggung dan
dibawah rumah tersebut digunakan sebagai kandang ayam. Atapnya berupa ijuk dari
pohon aren, dindingnya berupa bilik bambu. Rumah-rumah tersebut terdiri dari satu
kamar tidur, ruang tamu, dapur dan goah. Kamar di peruntukkan untuk orang tua
sedangkan untuk anak mereka tidur di ruangan tamu dengan beralaskan tikar. Fungsi
Goah adalah untuk menyimpan hasil bumi, seperti ; beras. Dapur berfungsi untuk
memasak dan makan kelurga.
1.3. HIPOTESIS/ASUMSI
Penulis berasumsi bahwa era Globalisasi ini setiap orang di deluruh Dunia ikut
serta menikmati segala macam aktifitas Modern yang sedang menggeliat sekarang ini.
Tetapi di Jawa Barat ada perkampungan yang menutup diri dari segala macam aktivitas
modern dengan kata lain daerah tersebut dapat di kategorikan daerah Primitif, sebuah
kehidupan seperti itu tidak akan pernah dapat bertahan lama dengan tetap
Budaya secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu colere yang memiliki arti
menherjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo
1992)
Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakkan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan cara belajar.
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh
para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagian yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.
7. Francis Merill
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari
kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para
anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang diharapkan dapat di
temukan di dalam media, pemerintahan, institusi agama, sistem pendidikan dan
semacam itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma aristic, kebiasaan makan, keahlian yang di
peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan massa lampau
yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Soekmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya
berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
Kata modernisasi secara etimologi berasal dari kata modern, kata modern dalam
kamus umum bahasa Indonesia adalah yang berarti : Baru, terbaru, cara baru atau
mutakhir, sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman, dapat
juga diartikan maju, baik. Kata modernisasi serupakan kata benda dari bahasa latin
modernus (modo : baru saja) atau model baru, dalam bahasa perancis disebut
moderne.
Modernisasi ialah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat
untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan hidup masa kini.
Adapun modernisasi secara terminologi terdapat banyak arti dari berbagai sudut
pandang yang berbeda dari banyak ahli. Manurut Daniel Lerner, modernisasi adalah
istilah baru untuk satu proses panjang proses perubahan social, dimana masyarakat
yang kurang berkembang memperoleh ciri-ciri yang bisa bagi masyarakat yang lebih
berkembang.
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari
keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu
masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah
sebagai berikut :
1. Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari
kehidupan bersama yang tradisional atau pra-modern dalam arti teknologi serta
organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
2. Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial
yang terarah, yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya
dinamakan sosial planning.(dalam buku Sosiologi : suatu pengantar)
Pertama kalinya kampung Naga terbentuk dengan datangnya suku Badui dari
daerah Banten, kedatangannya karena diusir oleh kepala suku Badui Banten yang
kemudian singgah di Salawu Desa Neglasri dan mendirikan pemerintahan sendiri atau
otonomi daerah dan diberi nama Kampung Naga.
Kampung Naga berasal dari bahasa Sunda yaitu kata Nagawir = tebing, karena
kampung Naga ini dikelilingi oleh tebing-tebing. Kata Naga diambil agar masyarakat
lebih cepat mengenal nama kampung tersebut. Kampung ini sudah berdiri 500 tahun
yang lalu, kampung ini pernah di bakar oleh DI-TII pada tahun 1956. Seluruh rumah
dan peninggalan purbakala serta buku-buku sejarah lenyap dilahap sijago merah. Pada
tahun 1957 kampung Naga dibangun kembali.
Sejarah atau asal-usul kampung Naga menurut salah satu versinya bermula pada
masa kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seorang abdinya
yang bernama Singaparna, ditugasi untuk menyebarkan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa kesebelah Barat. Kemudian dia sampai ke daerah Neglasari yang
sekarang menjadi Desa Neglasari. Di tempat tersebut, Singaparna oleh masyarakat
Kampung Naga disebut Sembah Dalem Singaparna. Suatu hari ia mendapat ilapat atau
petunjuk harus bersemedi. Di dalam persemediannya, Singaparna mendapat petunjuk,
bahwa ia harus mendiami suatu tempat yang sekarang disebut Kampung Naga.
Nenek moyang Kampung Naga yang paling berpengaruh dan berperan bagi
masyarakat kampung Naga Sa Naga yaitu Eyang Singaparna atau Sembah Dalem
Singaparna yang disebut lagi dengan Eyang Galunggung, dimakamkan disebelah Barat
Kampung Naga. Makam ini dianggap oleh masyarakat Kampung Naga sebagai makam
keramat yang selalu diziarahi pada saat diadakan upacara adat bagi semua
keturunannya.
Namun kapan Eyang Singaparna meninggal ? tidak diperoleh data yang pasti,
bahkan tidak seorang pun warga Kampung Naga yang mengetahuinya. Menurut
kepercayaan yang mereka warisi secara turun menurun, nenek moyang masyarakat
Gb. Menunjukkan
bahwa tidak ada
kesenjangan sosial
semua sama.
5.1. KESIMPULAN
Kampung Naga adalah suatu perkampungan adat yang masih betahan di Jawa
Barat selain Baduy. Kampung ini masih tetap bertahan dengan segala adat istiadat,
kebiasaan, serta aturan-aturan mereka dan menutup segala aktivitas mereka dari alur
modernisasi. Mereka mempercayai aturan yang turun-menurun dari leluhurnya, dan
mereka yakin dengan aturan tersebut. Kampung Naga tidak mengikuti alur modernisasi
karena menjaga kesenjangan sosial di dalam kehidupan sehari-harinya, karena
modernisasi ditakutkan akan mengubah kebudayaan yang telah lama di anut oleh
kampung Naga.
5.2 SARAN
Kampung Naga dapat di jadikan aset wisata di Jawa Barat yang berhubungan
dengan Budaya. Adat istiadat kampung Naga harus dihargai pemerintah, agar
dipandang oleh dunia, karena jarang kampung-kampung di Indonesia yang masih
menjaga keutuhan dari budaya yang di turunkan oleh leluhurnya.
Ade Yandi, Harapat. (2008). Pelaksanaan Hukum Kewarisan di Lingkungan Adat Kampung
Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya di
Tinjau dari Hukum Islam. Yogyakarta: Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga.
Atkinson, Paul dkk. (ed). (2001). Handbook of Ethnography. London, Thousand Oaks, New
Delhi: SAGE Pulications.
Badan Pusat Statistik. (1991). Data Statistik Indonesia: Jumlah Penduduk menurut Kelompok
Umur, Jenis Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 1990. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Bogdan, R. & Taylor, S.J. (1975). Introduction to Qualitative Research Methode. New York:
John Willey and Sons.
Budimansyah, Dasim. (1994). Faktor Sosial Budaya dalam Proses Adopsi Inovasi Teknologi:
Suatu Kajian tentang Tradisi dan Perubahan pada Masyarakat dan Migran asal
Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya. Bandung: Tesis S-2 Program
Pascasarjana Ilmu Sosial Universitas Padjadjaran.
Cohen, Erik. (1984). The Sociology of Tourism: Approeches, Issues, and Finding.