Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENDETEKSI GOLONGAN DARAH


BERBASIS MIKROKONTROLER AT8535
Program Studi DIII Teknik Elektromedik
STIKES Widya Husada Semarang

Oleh :
NANDA WICAKSONO
NIM 14.04.048

PRODI DIII TEKNIK ELEKTROMEDIK


STIKES WIDYA HUSADA
SEMARANG
2016
INTISARI

Pendeteksi golongan darah merupakan suatu parameter yang sangat penting dalam

perancangan produk khususnya di bidang kesehatan atau kedokteran. Penentuan jenis

golongan darah dan pengukuran kadar hemoglobin pada manusia harus dilakukan secara

tepat dan ekonomis. Sistem yang ada sekarang ini masih kurang ekonomis, sehingga perlu

adanya alat pendeteksi golongan darah yang tepat dan ekonomis.

Perancangan dan pembuatan alat ini menggunakan metode literatur dan

experimen atau percobaan yang mengacu pada reaksi penggumpalan dan kepekatan pada

darah manusia. Alat ini dirancang menggunakan LED dan LDR yang didukung oleh

mikrokontroler AT8535 sebagai pengontrol proses untuk penentuan jenis golongan darah

dan hasil pembacaan ditampilkan pada display berupa LCD. Sedangkan untuk membantu

terjadinya reaksi penggumpalan pada darah menggunakan cairan antisera.

Hasil pengujian dan analisis alat ini diperoleh bahwa: (1) untuk mendeteksi

golongan darah dengan menggunakan sensor LED dan LDR; (2) pengkondisi Sinyal

dirancang dengan menggunakan op-amp komparator dan non-inverting yang mampu

membandingkan dan menguatkan besaran analog dari rangkaian sensor menjadi besaran

analog yang lebih besar untuk diumpankan ke ADC; (3) rangkaian ADC dirancang untuk

mengkonversikan besaran analog menjadi besaran digital; (4) mikrokontroler tipe AT8535

digunakan untuk mengkontrol dan untuk menampilkan jenis golongan darah dan besarnya

kadar hemoglobin pada display berupa LCD.


LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan di Semarang Tanggal..Bulan...Tahun..

Proposal Tugas Akhir dengan judul

PENDETEKSI GOLONGAN DARAH BERBASIS

`MIKROKONTROLER AT8535

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Sugeng Santoso, BE. ST Agung Satrio Nugroho, ST

Mengetahui

Koordinator Karya Tulis Ilmiah

Agung Satrio Nugroho, ST


I. LATAR BELAKANG

Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang pesat saat ini. Serta

perkembangan pula ilmu kedokteran saat ini, khususnya di bidang kesehatan.

Kemajuan tersebut dapat dilihat pada perkembangan teknologi peralatan kesehatan

di rumah sakit, terutama peralatan elektromedik sebagai penunjang pelayanan

kesehatan.

Pada umumnya pemeriksaan darah mutlak dilakukan karena darah berperan

penting dalam tubuh manusia. Jika dari hasil pemeriksaan diketahui terdapat

penurunan jumlah hemoglobin dari yang semestinya, maka diperlukan transfusi

darah. Transfusi hanya biasa dilakukan bila golongan darah antara penerima dan

pendonor sejenis. Pada dunia kedokteran, golongan darah manusia dibagi 4,

yaitu:A, B, AB dan O. dengan demikian dalam pemeriksaan darah juga dilakukan

pengujian untuk menentukan golongan darah.

Selama ini, untuk pengujian golongan darah sering digunakan metode ABO.

pada metode ini, sample darah diletakkan pada 2 preparat. Preparat pertama diberi

cairan antisera A dan preparat kedua diberi antisera B, setelah beberapa lama terjadi

aglutinasi pada sample tersebut. Bentuk aglutinasi ini dibandingkan dengan standar

yang ada untuk di tentukan golongan darahnya. Proses ini masih dilakukan dengan

pertolongan laboran yang memerlukan ketelitian dan waktu yang relatif lama

(Brillia, 2011).
Berdasarkan hal tersebut diatas serta ingin meningkatkan pengetahuan

tentang alat tersebut maka penulis membuat pembahasan dengan judul :

PENDETEKSI GOLONGAN DARAH BERBASIS MIKROKONTROLER

II. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan pendidikan di

Prodi DIII Teknik Elektromedik STIKES Widya Husada Semarang.

2. Mengaplikasikan teori dan praktek elektronika dan elektromedik yang

diperoleh dari bangku kuliah.

3. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pendeteksi golongan darah.

III. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penyajian karya tulis ilmiah ini, penulis membatasi masalah yang

berkaitan dengan pendeteksi golongan darah saja. Hal ini bertujuan untuk

menghindari pelebaran masalah.

IV. METODOLOGI

a. Metode Literatur

Yaitu dengan cara memanfaatkan buku-buku referensi sebagai

penunjang dalam pengambilan teori dasar.

b. Metode Observasi

Yaitu metode yang penulis lakukan untuk dapat hasil yang optimal dalam

pembuatan modul dengan membandingkan modul yang penulis buat dengan

alat yang sebenarnya.


c. Metode Material

Yaitu dengan mencari bahan-bahan yang akan digunakan pada saat pembuatan
rangkaian, komponen-komponen yang penulis butuhkan sudah tersedia.

d. Metode Wawancara

Yaitu melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan juga dengan pihak-
pihak yang berkompeten tentang alat tersebut.

e. Uji Coba Modul

Yaitu dengan melakukan percobaan alat yang dibuat untuk mengetahui apakah
alat tersebut sudah bekerja sesuai yang diharapkan.

V. TINJAUAN PUSTAKA

Teori Darah Manusia

Suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai

fungsi darah dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan manusia

disebut HEMATOLOGI. Hematologi berasal dari kata hema : darah dan

lugos : ilmu, pemeriksaan hematology adalah satu pemeriksaan yang rutin

dilakukan oleh rumah sakit, laboratorium, guna menetapkan suatu diagnosa.

Darah merupakan bagian penting pada system transportasi di dalam tubuh

manusia. Darah adalah cairan yang bersirkulasi melewati jantung, pembuluh

arteri, vena dan kapiler. Darah membawa nutrisi, elektrolit, hormon,

vitamin, antibody, serta oksigen untuk jaringan tubuh dan membawa sisa

yang tidak berguna dan karbon dioksida (CO2) ke organ-organpembuangan.


Berikut Gambar 1. memperlihatkan darah dengan komponen lengkap (sel

dan plasma).

Sel darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Sel

darah merah berbentuk cakram berlubang dengan panjang 8 m dan lebar 3

m. Sel ini tidak memiliki nucleus (inti sel) dan hidup selama 120 hari.

Kapasitasnya berkisar 4,5 x 106 sampai 5,5 x 106 cells/mm3. didalam sel

darah merah ini terdapat hemoglobin. Oksigen dari alveolus paru-paru

masuk ke aliran darah dan bereaksi secara kimiawi dengan hemoglobin

dan membentuk oxyhemoglobin. Sel darah merah mengangkut jaringan

dan menarik karbondioksida untuk membentuk carbaminohemoglobin. Sel

darah putih merupakan sel yang menyerupai amoeba bentuknya berubah-

ubah, berdiameter 10mm dan memiliki nucleus. Masa hidupnya sekitar 13-

20 hari dan kapasitasnya sebesar 6x103 sampai 10x103 cells/mm3. sel ini

menghasilkan getah bening untuk menghancurkan bakteri asing yang

merusak tubuh seperti racun (toxin). Secara spesifik sel ini membentuk

antibody. Trombosit adalah sel berfragmen diameter 3 mm yang tidak

memiliki nucleus dengan kapasitasnya berkisar 200 x 103 sampai 800 x

103 cells/mm3 sel ini menghasilkan zat perbaikan yang berguna untuk
pembekuan darah.

Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut:

1. Membawa O2 dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh.

2. Membagikan zt-zat makanan seperti protein, lemak, glucose,


garam, air dan sebagainya dari usus ke jaringan-jaringan tubuh.
3. Sisa-sisa hasil metabolisme, kreatinin, CO2 dan sebagainya,
dibawa kealat-alat pembuangan, yaitu : paru-paru, ginjal, hati, kulit
dan usus.

4. Sel-sel darah putih melindungi tubuh dari serangan penyakit dan


membentuk antibody tubuh.

5. Mengatur supaya temperatur tubuh stabil, pH darah seimbang,


tekanan osmosis dan kadar air tetap stabil.

0 6. Membawa hormon-hormon dan enzim-enzim ke jaringan tubuh


1
Perencanaan Rangkaian Sensor
Rangkaian sensor ini difungsikan untuk mendeteksi sampel darah yang

telah ditetesi oleh cairan anti sera A dan anti sera B. Apabila sampel darah yang

telah ditetesi serum disinari oleh LED maka cahaya LED akan terhalang oleh

sampel darah tersebut, yang mengakibatkan intensitas cahaya yang tembus

melalui sampel darah akan diterima oleh LDR. Hasil pembacaan LDR tersebut

akan diteruskan sebagai input pada rangkaian pembanding.


2 Gambar 16. Perencanaan Rangkaian Sensor

Perencanaan Rangkaian Pembanding (Komparator)

Blok rangkaian pembanding yang digunakan terdiri dari dua blok rangkaian

rangkaian pembanding yang difungsikan sebagai pembanding nilai keluaran sensor

dengan nilai tegangan referensinya.

Keluaran dari sensor nmasuk ke kaki 2 dari IC TL084. Keluaran dari IC TL084 ini

kemudian difungsikan sebagai masukan kaki 10 dan 13 pada IC 4028 yang

berfungsi sebagai decoder.

3 Gambar 17. Perencanaan rangkaian pembanding


Apabiala keluaran dari rangkaian sensor lebih besar dari tegangan referensi, maka tegangan

keluaran dari rangkaian pembanding adalah negative terhadap ground (low) dan

sebaliknya, apabiala keluaran dari rangkaian sensor lebih kecil dari tegangan referensi,

maka tegangan keluaran dari rangkaian pembanding adalah positif terhadap ground (high).

VI. BLOK DIAGRAM PENDETEKSI GOLONGAN DARAH

POWER
SUPPLY

SENSOR RANGKAIAN MIKROKO DISPLAY


VII. PEMBANDING NTROLER
VII. CARA KERJA BLOK DIGRAM

1. Power supply sebagai sumber tegangan, memberikan tegangan ke seluruh

rangakaian, kemudian teteskan sampel darah pada slide test (kaca preparat) yang

kemudian darah tersebut diteteskan dengan cairan anti sera A dan anti sera B.

setelah darah tersebut ditetesi dengan cairan anti sera A dan anti sera B akan terjadi

proses aglunitasi atau penggumpalan.

2. Setelah sampel darah tersebut ditetesi oleh caiaran anti sera A dan anti sera B akan

dimasukkan kedalam rangkaian sensor untuk dibedakan ada atau tidaknya

penggumpalan pada sampel darah tersebut oleh LDR.

3. Nilai LDR dipengaruhi oleh terjadinya penggumpalan atau tidak terjadinya

penggumpalan. Jika terjadi penggumpalan, maka cahaya akan tembus melalui

celah antara gumpalan-gumpalan darah yang terbentuk setelah pemberian serum.

4. Sedangkan jiak tidak terjadi penggumpalan atau mencair, maka intensitas cahaya

yang diterima LDR akan lebih rendah dibandingkan dengan sampel darah yang

mengalami penggumpalan.

5. Darah yang tidak menggumpal berbentuk cairan pekat yang merata tanpa celah

sehingga cenderung menghalangi cahaya temus ke LDR. Semakin besar intensitas

cahaya maka semakin rendah nilai resistansinya, sedangkan jika semakin kecil

intensitas cahaya maka semakin besar nilai resistensinya.


6. Setelah itu output dari rangkaian sensor akan dibandingkan dengan tegangan

referensi pada rangkaian pembanding sehingga akan diperoleh hasil tegangan yang

menandakan adanya penggumpalan atau tidak.

7. Kemudian output dari rangkaian pembanding akan masuk ke rangkaian sistem

mikro, yang akan memproses hasil pendeteksian sesuai dengan table kebenaran

yang ada dan diteruskan ke seven segment.

VIII. SISTEMATIKA PENULISAN

1. Untuk mempermudah dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis

sertakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tentang penyajian singkat mengenai latar belakang, maksud

dan tujuan penulisan, pembatasasn masalah, metode penulisan, sistematika

penulisan.

BAB II TEORI DASAR

Teori dasar berisi tentang dasar-dasar teori yang digunakan dan perancangan

modul disertai pembahasan alat secara umum yang di ambil dari berbagai sumber

seperti buku referensi, sehingga diharapkan dapat dijadikan acuan dalam

pembahasan masalah yang dikemukakan. Adapun teorinya mencakup darah,

gambaran umum alat uji golongan darah, LDR sebagai sensor pembacaan

golongan darah, IC TL084 sebagai komparator dan transistor sebagia saklar serta

seven segment sebagai display

BAB III PERENCANAAN SISTEM

Menjelaskan semua perencanaan yang dilakukan oleh penulis dalam perencanaan

pembuatan modul yang mencakupi rangkaian power supply, rangkaian sensor,

rangkaian pembanding dan rangkaian display

BAB IV PENDATAAN
Menjelaskan cara kerja dari modul atau sistem yang dibuat secara keseluruhan.

Selain itu juga dijelaskan persiapan pendataan yang dilakukan berkaitan dengan

peralatan-peralatan pendukung guna menunjang pendataan dan menjelaskan hasil

dari pendataan yang didapat guna meyakinkan kebenarannya .

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA

Berisi tentang pembahasan alat secara luas tentang cara kerja alat dengan cara

menganalisa setiap blok dari modul serta kelebihan dan kekurangan dari modul

yang dibuat.

BAB VI PENUTUP

Menyajikan hasil kesimpulan dari pembahasan alat serta saran dari hasil

pembahasan sehingga dapat dikembangkan dengan lebih baik.

IX. JADWAL PELAKSANAAN

Kegiatan perencanaan ini disebut oleh penulis pada saat disetujui

proposal yang penulis ajukan. Jadwal kegiatan yang penulis buat sesuai dengan

tabel berikut :

Kegiatan April Mei Juni Juli


I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Pengumpulan

Data

Pembuatan KTI

Bimbingan KTI

Ujian Sidang

X. PENUTUP

Penulis berharap semoga rencana pembahasan alat dapat terlaksana

sesuai dengan program yang telah penulis susun. Untuk itu penulis harapkan

bantuan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk membantu

dalam pembahasan alat ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Malfino, Albert Paul. 2003. Prinsip-prinsip Elektronika terjemahan. Jakarta: Penerbit

Salemba Teknika.

[2] Mismail, Budiono. 1998. Dasar Dasar Rangkaian Mikrokontrol. ITB, Bandung.

[3] Sloane, E. 2003.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Diterjemahkan James Veldman;

editor edisi bahasa Indonesia Palupi Widyastuti. RGC.Jakarta.

[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Darah

[5] http://www.datasheet4u.com/

Anda mungkin juga menyukai