Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Cendana
Cendana atau Cendana Wangi yang memiliki nama latin (Santalum album) adalah
pohon langka penghasil kayu dan minyak cendana. Cendana harganya sangat mahal karena
sekarang sudah jarang ditemukan sementara ia memiliki banyak kegunaan. Cendana sudah
jarang ditemukan karena sangat sulit di kembangbiakkan atau dibudidayakan.
Kayu cendana digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran
parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama
berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri
raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur,
khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau
Nusa Tenggara lainnya.
Tanaman ini berupa pohon, tinggi antara 12 dan 15 meter yang selalu hijau
dengan batang yang lurus dan bulat tanpa alur. Batang dilapisi kulit yang kasar, berwarna
kelabu atau coklat tua. Kayunya berwarna putih kekuningan dan berbau harum jika kering
(tua). Daun berbentuk oval atau lanset dan berminyak, dengan panjang sekitar 3,25 7,50 cm
serta mudah gugur. Tangkai daun 1 1,5 cm, berwarna kekuningan. Kadar minyak yang lebih
tinggi terdapat pada bagian kayu teras, namun kadar santalolnya lebih rendah. Tanaman
tersebut berbunga cepat. Rangkaian bunga pendek (2 5 cm). Bunganya kecil, bertangkai
pendek (2 3 mm), hermafrodit, dan berbentuk tabung yang mempunyai empat sampai lima
lidah yang terlepas satu dengan lainnya. Mula-mula bunga berwarna putih kecoklatan
kemudian berubah menjadi merah darah.. Pada umur 3 4 tahun, mulai berbuah. Buahnya
bulat berbiji satu, sebesar buah kepundung dan berwarna hitam jika telah masak.
Tanaman cendana sangat cocok pada daerah yang berudara dingin dan kering serta
intensitas cahaya matahari yang cukup. Musim kering yang panjang sangat baik pengaruhnya
terhadap pembentukan minyak dan aroma. Anakan cendana sangat peka terhadap kekeringan
dan sinar matahari langsung, sehingga mudah layu. Pada tanah yang banyak mengandung
humus, pertumbuhan candana lebih baik daripada ditanah yang gersang dan tererosi atau
ditempat yang banyak ditumbuhi rumput.
Titik leleh minyak cendana pada suhu 30oC. Sekitar 75% komponen minyak tidak
tersabunkan seperti n-octacosanol, tricontanol, palmiton, 10-hidrokdipalmaton. Tak tersabunkan
berarti katika dilarutkan dalam natrium hidroksida tak terjadi reaksi kimia. Pada umumnya
penyulingan memperoleh minyak cendana dan batang pohon yang mengandung 4-8%.
Sedangkan akar mengandung 10% dan ranting 2-4% minyak.

Aroma minyak sangat harum, kental dan berwarna kuning. Jika digunakan keharuman
terus melekat berhari-hari, kandungan minyak terdiri atas 90% sesquisterpen alkohol dengan
komponen santalol berunsur 45-47% alfa-santalol dan 20-30% beta-santalol. Beberapa
komponen minyak cendana kini disintesis untuk mensubsitusi minyak aslinya seperti sandela,
santaliso, kampanil sikloheksanol dan trimetilsiklopentenil.

B. KALASIFIKASI POHON CENDANA

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi :Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping
dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Santales
Famili : Santalaceae
Genus : Santalum
Spesies : Santalum album

Anda mungkin juga menyukai