Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN PERIOPERATIF TERHADAP PENILAIAN FUNGSI JANTUNG

Evaluasi praoperatif ditujukan untuk identifikasi dan mengurangi efek kegagalan fungsi
jantung. Pengkajian meliputi tidak hanya penilaian derajat keparahan pasien, melainkan
juga adanya komorbid seperti diabetes mellitus, penyakit vaskuler perifer, disfungsi renal,
penyakit paru kronis, aritmia, dan penyakit jantung koroner (Popescu, 2015).
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan antara lain elektrokardiogram (EKG),
radiografi thoraks, pemeriksaan kadar elektrolit, BUN, dan kreatinin (Zafirova, 2014).

Iskemia miokard sendiri dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan EKG 12-sadapan. Tes
stress dapat dimintakan untuk pasien dengan kecurigaan kelainan fungsi jantung tetapi
hasil EKG tidak nampak iskemia. Penggolongan status medis pasien berdasar kategori
New York Heart Association (NYHA), dimana Kelas Deskripsi I tanpa pembatasan
aktivitas fisik, aktivitas biasa tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi maupun sinkop.
Kelas II pembatasan ringan aktivitas fisik, aktivitas sehari-hari menyebabkan kelelahan,
palpitasi ataupun sinkop. Kelas III pembatasan nyata aktivitas fisik, aktivitas ringan
sehari-hari minimal sudah menyebabkan kelelahan, palpitasi ataupun sinkop, tetapi tanpa
gejala jika beristirahat. Kelas IV ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik apapun tanpa
keluhan, bahkan saat beristirahat. Berdasarkan evaluasi praoperatif awal, anestesiologis
dapat meminta tes khusus seperti tes kardiak noninvasif, ekhokardiografi, tes aktivitas
fisik kardiopulmonal, dan tes fungsi paru, untuk mendapatkan informasi mengenai
disfungsi ventrikel kiri melalui pengukuran fraksi ejeksi; iskemia miokard; dan gangguan
katup (Wijeysundera dan Sweitzer, 2015).

Ekhokardiografi diindikasikan sebagai pengukuran obyektif dari fraksi ejeksi ventrikel


kiri, performa ventrikuler dan fungsi diastolik, terutama pada pasien dengan gagal
jantung kelas NYHA III dan IV atau yang menjalani pembedahan vaskuler mayor (Flood
dan Fleisher, 2014). Namun, ACCF/AHA tidak merekomendasikan pemeriksaan
ekokardiografi rutin perioperatif, melainkan hanya untuk evaluasi dispnea yang belum
diketahui penyebab dan pada pasien gagal jantung dengan perubahan status klinis
(Fleisher et al, 2014).
Pemeriksaan kadar troponin T dan I pra dengan 48-72 jam paska-operatif dapat
bermanfaat untuk memprediksi hasil buruk, tetapi pemeriksaan troponin pra-operatif
tidak direkomendasikan pada pasien yang akan menjalani pembedahan berisiko tinggi
(Flood dan Fleisher, 2014). Alasannya adalah kelompok pasien tersebut dapat
diklasifikasikan secara tidak tepat menjadi risiko rendah gara-gara konsentrasi troponin
rendah. Kadar BNP (B-type natriuretic peptide) dapat bermanfaat juga sebagai faktor
prognostik pada pembedahan nonkardiak terutama untuk pasien dengan kapasitas
fungsional MET (Metabolic Equivalent) 4 atau RCRI (Revised Cardiac Risk Index) >2
pada pembedahan nonvaskuler (Karthikeyan et al, 2009).
Komponen Nilai Pembedahan berisiko tinggi (prosedur vaskuler suprainguinal,
intrathorakal atau intraperitoneal) 1 Penyakit jantung iskemik 1 Riwayat gagal jantung
kongestif 1 Riwayat penyakit serebrovaskuler 1 Diabetes mellitus yang memerlukan
insulin 1 Kadar kreatinin > 2.0 mg/mL 1 Skor RCRI Prediksi risiko 0 (Risiko rendah)
0.4% 1 (Risiko sedang) 1.0% 2 (Risiko sedang) 2.4% 3 (Risiko tinggi) 5.4% Tabel 3.
Komponen RCRI beserta risiko terprediksinya Sebagai langkah evaluasi praoperatif
kardiak untuk pembedahan nonkardiak digunakan panduan ACCF/AHA yang terdiri dari
lima langkah berurutan dan berhenti jika poin didapatkan pada pasien (Fleisher et al,
2014). Langkah berikutnya adalah identifikasi risiko penyakit jantung berdasar faktor
risiko dan penilaian derajat keparahan penyakit gagal jantung, seperti klasifikasi status
medis pasien berdasar kategori NYHA. Dengan dasar tersebut, kebutuhan untuk
pemeriksaan tambahan seperti ekhokardiografi, tes stres dan intervensi praoperatif seperti
revaskularisasi dapat ditentukan untuk memodifikasi risiko kejadian kardiovaskuler
mayor. (Wijeysundera dan Sweitzer, 2015).

REFERENSI
Fleisher LA and Mythen M. Anesthetic Implications of Concurrent Diseases Chp 39 of
Millers Anesthesia, 8th ed. Saunders Philadelphia: 2015
Flood GM and Fleisher L. Assessment of Cardiovascular Disease, Chp 3 of McConachie
s Anesthesia and perioperative care of the high-risk patient, 3rd ed. Cambridge
University Press. Cambridge: 2014
Wijeysundera DN and Sweitzer BJ. Preoperative Evaluation Chp 38 of Millers
Anesthesia, 8th ed. Saunders Philadelphia: 2015 Xu-Cai YO, Brotman DJ, Phillips CO,
Zafirova Z. The Patient with Cardiac Disease Undergoing Non-Cardiac Surgery Chp 22
of McConachie s Anesthesia and perioperative care of the high-risk patient, 3rd ed.
Cambridge University Press. Cambridge: 2014

Anda mungkin juga menyukai