Anda di halaman 1dari 6

Post Power Syndrome

Nama : Indah Purwanti Rahayu

No. Bp : 1310321016

Abstrak

Memasuki masa pensiun tidak sedikit orang yang merasakan kecemasan atau

kekhawatiran karena takut untuk menghadapi perubahan-perubahan yang akan terjadi setelah

pensiun. Kecemasan ini sering disebut post power syndrom. Syndrome ini tidak hanya

menyababkan kecemasan melainkan juga sakit fisik. Sebenarnya pensiun bukanlah hal yang

buruk karena setelah pensiun orang dapat menikmati masa tuanya tanpa harus ada tekanan

pekerjaan, juga memiliki waktu yang lebih untuk berkumpul bersama keluarga. Post power

syndrome terjadi karena kurangnya aktualisasi diri seseorang, kurangnya pemahaman tentang

makna dari pensiun tersebut, kurangnya dukungan dari keluarga serta bnyaknya tanggungan

keluarga. Adapun tindak pencegahannya yaitu dengan meningkatkan pengetahuan tentang

apa sebenarnya pensiun tersebut, mengembangkan keterampilan di bidang lain,

mempersiapkan diri sebelum masuknya masa pensiun, serta adanya dukungan atau

kepedulian dari keluarga.

Kata kunci : pengertian post power syndrome, penyebab terjadinya post power
syndrome, pencegahan post power syndrome.
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Pensiun, PHK, dan mutasi menjadi momok yang sangat menakutkan bagi

sebagian orang yang biasanya memiliki karier, kekuasaan, dan kepopuleran di

hidupnya, sehingga dapat menyebabkan goncangan dan kecemasan yang begitu berat.

Kondisi ini disebut sebagai post power syndrome, dimana orang yang mengalaminya

akan hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalunya dan seakan tidak bisa

menerima keadaan yang sebenarnya saat ini.


Orang yang mengalami post power syndrome tidak bisa menyesuaikan diri

dengan masa pensiunnya sehingga orang akan mengalami gejala kejiwaan yang

kurang stabil.

B.Rumusan Masalah
1. Apakah post power syndrome?
2. Apa penyebab terjadinya post power syndrome?
3. Bagaimana cara pencegahan post power syndrome?

C.Tujuan
1. Mengetahui apa itu post power syndrome
2. Mengetahui penyebab terjadinya post power syndrome
3. Mengetahui cara pencegahan post power syndrome

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Post Power Syndrome


Post power syndrome adalah penyakit mental yang menyerang wanita atau

pria yang telah kehilangan kekuasaannya seperti pensiun, dimana orang yang
mengalaminya merasakan kecemasan dalam dirinya, sehingga banyak orang yang

tidak bisa menikmati hari tuanya dengan baik karena kecemasan tersebut.
Penyakit ini timbul karena seseorang yang akan memasuki masa pensiun tidak

bisa menyesuaikan diri dengan keadaannya yang sudah tidak memiliki kekuasaan

seperti saat dia bekerja sehingga orang tersebut merasa khawatir.Kondisi ini juga bisa

dipengaruhi oleh keluarga, misalnya kekhawatiran yang dirasakan karena tidak bisa

lagi memenuhi kebutuhan dan keinginan keluarga.


Orang yang terkena syndrome ini umumnya adalah mereka yang sangat

menjunjung tinggi kekuasaan, karena setelah pensiun orang tersebut merasa tidak

dihargai lagi dan menyebabkan menurunnya harga diri.

Fakta-fakta sekitar pensiun:

Penurunan kesehatan tidak disebabkan secara langsung oleh pensiun,

melainkan oleh problem kesehatan yang sebelumnya (sudah) dialami.


Pensiun sebaliknya dapat meningkatkan kesehatan dengan berkurangnya

beban tekanan yang harus dihadapi


Masyarakat mulai memandang bahwa masa pensiun sebenarnya masa yang

penuh kesempatan menarik


Kemungkinan untuk bersantai berkurang karena waktu cenderung tersita

untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga


Kepuasan perkawinan tidak secara signifikan dipengaruhi oleh pensiun

yang dialami
Akan lebih banyak waktundan kesempatan kebersamaan bagi

keluarga/pasangan
Pengalokasian ke rumah jompo, meninggalnya pasangan, penyakit serius

serta adanya cacat tertentu biasanya menyebabkan perubahan gaya hidup

yang drastis.

B. Penyebab Terjadinya Post Power Syndrome


Beberapa faktor yang menyebabkan post power syndrome adalah:
1. Pensiun, kehilangan pekerjaan seperti PHK, mutasi.
2. Kurangnya aktualisasi diri seseorang sehingga tidak bisa menerima keadaan yang

sebenarnya
3. Banyaknya tanggungan keluarga. Misalnya orang yang biasanya menuruti semua

keinginan keluarga, setelah kehilangan pekerjaan akan merasa tidak bergunabagi

keluarganya karena tidak bisa lagi memenuhi permintaan keluarganya.


4. Pada masa jabatannya atau saat seseorang masih bekerja, orang yang terlalu di

agung-agungkan akan lebih mudah mengalami kondisi ini karena setelah pensiun

orang tersebut tidak lagi mendapatkan hal seperti pujian,rasa hormat orang lain

terhadap dirinya yang diterima saat dia masih bekerja.


5. Kurangnya kepedulian keluarga, keluarga memberikan dukungan bahwa hal yang

dialaminya saat ini adalah hal yang biasa sehingga orang akan merasa tidak

diperhatikan. Orang tersebut akan merasa keluarganya tidak membutuhkannya

lagi saat dia sudah pensiun.

C. Pencegahan Post Power Syndrome


Adapun beberapa upaya untuk mencegah terjadinya post power syndrome

adalah:
1. Meningatkan pemahaman bahwa pensiun atau kehilangan pekerjan bukan lah

akhir dari segalanya, masih banyak hal yang dapat kita lakukan.
2. Mempersiapkan diri sebelum masa pensiun itu tiba, misalnya dengan

mengembangkan usaha lain diluar pekerjaan wajibnya agar setelah pensiun

seseorang tidak merasa rendah diri


3. Mempelajari atau meningkatkan keterampilan diluar bidang yang ditekuni
4. Memberikan training kepada calon pensiun agar lebih siap dalam menjalani masa

pensiun nantinya
5. Dukungan dari keluarga juga sangat membantu mengurangi kecemasaan

seseorang untuk menjalani masa pensiun.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Post power syndrome adalah gejala kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutaan

untuk menjalani hidup dalam fase yang berbeda seperti pensiun atau kehilangan

pekerjaan. Post power syndrome terjadi karena kurangnya aktualisasi diri, banyaknya

beban keluarga yang harus ditanggung, orang terlalu di agung-agungkan pada masa

jabatannya, dan kurangnya kepedulian keluarga. Adapun usaya yang dapat dilakukan

untuk mencegah terjadinya post power syndrome adalah dengan meningkatkan

aktualisasi diri, meningkatkan pemahaman tentang apa sebenarnya pensiun,

mempersiapkan diri sebelum pensiun, memberi trainingkepada

pensiun,mengembangkan keterampilan diluar bidang yang ditekuni, adanya dukungan

dari keluarga.

B. Saran
Untuk mengurangi risiko terjadinya post power syndrome ini maka saya harap

pembaca dapat mengerti apa-apa saja yang menyebabkan kondisi ini sehingga

pembaca bisa menghindari hal tersebut dan dapat menerapkan beberapa cara

pencegahan yang telah saya paparkan pada bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Rini, F Jacinta. 2001. Pensiun dan Pengaruhnya dalam http.//www.e-psikologi.com,

diakses, 5 Juni 2014.

Oktavian, Taufik. 2010. Cara Mencegah Post Power Syndrome dalam


http://psikologi.psikomedia.com/read/Psikologi-Perkembangan/2138/Cara-Mencegah-Post-
Power-Syndrome/ , diunduh, 3 Juni 2014.

Dwiputri, Agustine. 2010. Post Power Syndrome dalam


http://kesehatan.kompas.com/read/2010/06/06/18500189/Post.Power.Syndrome,
diunduh, 3 Juni 2014.

Unit Psikologi Rehab Medik RSDS. 2010. Memahami Post Power Syndrome dalam
http://www.suyotohospital.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=99:memahami-post-power-
syndrome&catid=3:artikel&Itemid=2, diunduh, 3 Juni 2014.

Anda mungkin juga menyukai