2bab I
2bab I
PENDAHULUAN
menjaga fungsi tubuh tetap optimal. Banyak upaya yang telah dilakukan oleh para
manusia.
Salah satu cara untuk mencegah penuaan ialah dengan menjalankan pola
kematian disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat (Sharkey, 2011). Perilaku
merokok merupakan salah satu pola hidup yang tidak sehat yang hingga saat ini
masih merupakan perilaku yang umum dapat diamati baik pada orang dewasa
yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Pada tahun 2007, prevalensi
merokok usia 15 tahun ke atas adalah sebesar 34,2% yakni lebih dari 50 juta
orang dewasa, meningkat dari 31,5 % pada tahun 2001. Pada tahun 2002,
1
2
perokok, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia
2008). Asap rokok ini mengandung lebih dari 1017 radikal bebas per gram dan
lebih dari 1015 radikal bebas setiap hisapannya (Valavanidis et al., 2009). Radikal
bebas yang terkandung dalam asap rokok antara lain aldehida, epoxida, peroxida,
nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal lain dengan kandungan karbon dalam
fase gas (Arief, 2007). Selain itu rokok juga mengandung bahan-bahan yang
oksigen membentuk gas-gas beracun seperti NOx, CO dan SOx (Bindar, 2000).
bebas merusak sel-sel tubuh manusia (Goldman and Klatz, 2007). Radikal bebas
adalah senyawa atau atom yang memiliki elektron tidak berpasangan pada orbit
luarnya sehingga bersifat amat reaktif terhadap sel atau komponen sel sekitarnya.
konsekuensi dari reaksi enzimatik dan non enzimatik (Droge, 2002). Selain itu
radikal bebas dapat pula berasal dari luar tubuh seperti sinar UVB, asap kendaraan
dan asap rokok. Bila produk radikal bebas melebihi kemampuan adaptasi dari
enzim antioksidan, maka terjadi suatu keadaan yang dikenal dengan stres oksidatif
(oxidative stress).
Dengan menghirup asap rokok yang merupakan sumber radikal bebas,
(Winarsi, 2007). Reaksi peroksidasi lipid yang dipicu oleh radikal bebas dapat
kondisi patologis (Woolf et al., 2005). Akibat akhir dari reaksi peroksidasi lipid
tersebut yaitu terputusnya rantai asam lemak menjadi berbagai senyawa yang
bersifat toksik terhadap sel, antara lain berbagai aldehida seperti malondialdehid
Salah satu radikal bebas dalam asap rokok adalah Reactive Oxygen
Species (ROS). ROS merupakan salah satu radikal bebas yang paling umum
ditemukan dalam tubuh manusia. ROS sebagian berbentuk radikal seperti radikal
hidroksil ( OH), radikal peroksil ( OOH) dan ion superoksida (O 2-). Diantara
senyawa radikal yang paling reaktif adalah senyawa hidroksil, sehingga paling
lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari ketiga target tersebut,
yang paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh
(Lobo et al., 2010). Sebuah radikal bebas mengambil elektron dari membran lipid
sel, memulai serangan radikal bebas pada sel yang dikenal sebagai peroksidasi
lipid. Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang diinisiasi oleh serangan
radikal bebas pada fosfolipid dan polyunsaturated fatty acid. Serangan ini dimulai
dari membran sel yang menghasilkan aldehid, keton dan hasil polimerasi yang
bereaksi dan merusak biomolekul, enzim dan asam nukleat yang dapat
4
(Gawel et al., 2004). MDA juga ditemukan pada manusia sehat, yang
penting dalam tubuh mamalia. NO telah dikenal sebagai biomessenger yang ada
polos. NO adalah salah satu faktor relaksasi tergantung endotel yang berperan
diakibatkan oleh disfungsi endotel pada pembuluh darah (Tousoulis et al., 2012).
menunjukkan bahwa NO memiliki peran yang penting dalam proses fisiologis dan
tumor, koordinasi irama jantung, dan pengaturan aktivitas respirasi seluler (Grove
menyebabkan relaksasi otot polos, sehingga berfungsi sebagai regulator aliran dan
tekanan darah dan mencegah agregasi dan adhesi platelet. NO juga membantu
peningkatan risiko untuk penyakit arteri serebral dan koroner. Hal ini karena pada
perokok kronis terjadi stress oksidatif yang diakibatkan oleh superoksida dan
sejumlah besar senyawa oksigen reaktif lainnya (ROS) yang berujung pada
akumulasi kerusakan oksidatif pada berbagai macam sel dalam tubuh salah
satunya adalah sel endotel (Tsuchiya et al., 2002). Sel-sel endotel merupakan sel
yang secara konstitutif mensintesis nitrit oxide (NO) dari l-arginin oleh enzim
endogen, NO synthase, untuk meregulasi pembuluh darah, aliran darah lokal, dan
terjadinya disfungsi endotel dan sangat terkait dengan kebiasaan merokok jangka
panjang (Tsuchiya et al., 2002). Kondisi ini bisa mempercepat insufisiensi arteri
darah, dan telah diketahui secara umum pula bahwa rokok akan merusak sel-sel
dinding arteri (Van Hove et al., 2009). Penelitian melaporkan bahwa sekresi NO
pada vena saphena pada manusia yang tidak merokok secara signifikan lebih
tinggi daripada vena perokok berat (Rahman and Laher, 2007). Dengan
(Vleeming et al., 2002). Dalam penelitian lain, pengukuran nitrit dari arteri
6
femoral dan karotis setelah paparan asap rokok jangka pendek dan jangka panjang
Asap rokok telah terbukti menghambat kerja eNOS pada arteri pulmonalis
(Wagner et al., 2007) dan pada penelitian lain menekan eNOS sebesar 52% pada
kultur sel endotel (Wang et al., 2000). Hal ini diperkuat dengan penelitian lain
ekspresi eNOS menjadi normal setelah 16 minggu (Guo et al., 2006). Telah
dilaporkan bahwa asap rokok mengandung banyak sekali radikal bebas seperti
nitrogen oksida, hidrogen peroksida, hidrogen sianida, dan akrolein yang secara
langsung mempengaruhi ekspresi eNOS (Bindar, 2000; Guo et al., 2006; Arief,
2007).
dan oksigen dengan katalisis enzim NOS. Konsentrasi fisiologis L-Arginine pada
orang sehat yang cukup untuk membentuk endotel NOS, yaitu sekitar 3 mol/L.
Oleh karena itu, L-Arginin disebut sebagai asam amino semi esensial karena tubuh
bisa memproduksi asam amino ini dalam jumlah yang mencukupi (Appleton,
7
banyak diketahui (Alvares et al., 2011). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
terhadap kadar NO serum pada tikus yang diberi paparan asap rokok.
Nitric Oxide (NO) pada tikus (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar yang
pada tikus (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar yang dipapar asap
rokok?
Arginine oral dapat mencegah penurunan kadar Nitric Oxide (NO) pada tikus
terkait pembuluh darah yang diakibatkan oleh paparan asap rokok khususnya
Arginine oral dapat mencegah penurunan kadar Nitric Oxide (NO) pada tikus
(Rattus norvegicus) jantan galur Wistar yang dipapar asap rokok, dan setelah
dilakukan clinical trial maka dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pengobatan penyakit terkait pembuluh darah yang diakibatkan oleh paparan asap
rokok.