Aging PDF
Aging PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Penuaan
1. Pengertian
ini akan terjadi pada seluruh organ tubuh meliputi organ dalam tubuh,
seperti jantung, paru-paru, ginjal, indung telur, otak, dan lain-lain, juga
organ terluar dan terluas tubuh, yaitu kulit (Cunnningham, 2003; Yaar &
Gilchrest, 2007).
1990; Yaar & Gilchrest, 2007). Batas waktu yang tepat antara terhentinya
12
Universitas Sumatera Utara
13
Pada jaringan yang tua terdapat peningkatan enzim yang tidak aktif
(Cunnningham, 2003).
Teori ini mengatakan bahwa proses menjadi tua diatur oleh pace
(Cunnningham, 2003).
Teori radikal bebas dewasa ini lebih banyak dianut dan dipercaya
molekul intraselular karena pengaruh sinar UV. Radikal bebas ini akan
Saat mulai terjadinya proses penuaan kulit tidak sama pada setiap
orang. Pada orang tertentu dapat terjadi sesuai dengan usianya, tetapi
pada sebagian orang proses penuaan kulit datang lebih awal (proses
penuaan dini) dan dapat pula terjadi lebih lambat dibandingkan dengan
usianya (Baumann & Saghari, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa proses
disebabkan oleh faktor intrinsik (intrinsic aging). Proses ini disebut juga
alamiah yang disebabkan oleh berbagai faktor fisiologik dari dalam tubuh
sendiri, seperti genetik, hormonal, dan ras (Yaar & Gilchrest, 2008;
berbagai faktor dari luar tubuh, seperti sinar UV (Wlascheck, et al., 2001;
Yaar & Gilchrest, 2008), suhu (Leijden, 1990; Baumann & Saghari, 2009),
polusi (Baumann & Saghari, 2009), dan lain-lain. Perubahan kulit yang
terjadi tidak menyeluruh dan tidak sesuai dengan usia sebenarnya. Proses
antioksidan (Pillai, et al., 2005; Dong, et al., 2008). Sistem antioksidan kulit
terpenting dalam melindungi sel dari sinar ultraviolet B (UVB) adalah SOD.
Aktivitas SOD akan meningkat guna melawan ROS yang terbentuk akibat
protein dan asam amino yang merupakan struktur utama kolagen dan
menebal, kaku, dan tidak elastis, keriput, pucat dan kering, serta timbulnya
ini memberikan gambaran klinis yang khas pada kulit di daerah terpajan
penuaan kulit dini dan kanker. Reaksi fotokimiawi ini dapat menyebabkan
atau molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan pada orbit
luarnya (Baumann & Allemann, 2009). Molekul radikal bebas ini dapat
berasal dari oksigen disebut sebagai ROS, yang dapat timbul dalam
luar dapat berasal dari polusi asap rokok, atau sinar matahari (sinar UVA
dan UVB) ( Pillai, et al., 2005). Satu triliun molekul oksigen melalui sel
dalam tubuh setiap hari, dapat menimbulkan 100.000 free radical wounds
tahun sekitar 30% dari protein seluler dalam tubuh kita mengalami
yang masuk ke dalam kulit (Jenkins, 2000; Bickers & Athar, 2006).
Molekul oksigen bersifat unik karena elektron yang terdapat pada lapisan
2001).
hilangnya fungsi kontrol membran sel (Fisher, 2002; Pillai, et al., 2005).
superoksid. Vitamin E yang ada dalam sel kulit juga dapat mencegah
ketika sel-sel kulit terpajan sinar UV yang kuat dan lama, mekanisme
radikal bebas pada sel kulit tak dapat dielakkan. Semua ini akan
lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan kadar semula. Selanjutnya,
timbulnya penuaan dini pada kulit yang terpapar sinar matahari (Brennan,
Berbeda dengan kulit tua yang terlindungi dari sinar matahari yang
dari protein c-jun dan c-fos (Karin, et al., 1997; Young, 2008). Di kulit
manusia yang utuh, dosis sub eritemogenik yang tetap dari sinar UVB (0.1
sintesis kolagen dermal utama I dan III dengan cara menghambat efek
menginduksi pengaktifan AP-1. Oleh sebab itu, pada kulit yang mengalami
dan gelatinase diinduksi dalam beberapa jam setelah paparan sinar UVB
(Baumann, 2006).
kulit, seperti tanaman teh yang diproduksi menjadi teh hijau dengan
1996; Trattner, 2002), biji anggur (prosianidin) (Mantena & Katiyar, 2006),
yang mengandung antioksidan berberin (Kim & Chung, 2007), dan lain-
lain.
TIMPs diduga tidak efektif mengatasi hal tersebut (Yaar & Gilchrest,
2008).
C=O
UV C=O
C=O C=O
C=O
C=O
MMP-8
NF-B
NF-B AP-1
ROS IL-1/6
VEG-F
TNF- TGF
Procollagen receptors
I & III MMPs
C=O
C=O
ROS
Gambar 1.
Mekanisme Molekuler Photoaging (Yaar & Gilchrest, 2008)
adalah hal yang utama pada photoaging (Baumann & Saghari, 2009). Setiap
scar yang bermanifestasi sebagai kerutan (wrinkle) (Jenkins, 2000; Rittie &
7. Matriks Metalloproteinase
bentuk aktif dari medium kultur explant kulit dan selanjutnya sebagai
proenzim dari kultur fibroblas selapis. Banyak tipe sel lainnya, termasuk
UV
Fibroblas
Keratinosit
AP-1 AP1
MMPs MMPs
Gambar 2.
Proses Photoaging yang melibatkan MMP-1 (Fisher, et al., 2002)
dosis minimal sinar UV, yaitu di bawah dosis yang dibutuhkan untuk
Paparan minimal yang berulang dengan dosis yang setara dengan 5-15
8. Kolagen
untuk memberikan sifat regang dan elastis dari kulit. Serat-serat kolagen
paling banyak di dalam dermis dan pada sebagian besar jaringan ikat
dan terdiri atas tiga rantai polipeptida, yang masing-masing sekitar 94kd.
kaku seperti balok terhadap molekul dengan ukuran sekitar 1,5 x 300nm
dalam prekursor mRNA dengan berat molekul tinggi, dan ini merupakan
secara spontan menjadi serat yang tidak dapat larut. Temuan ini
tidak dapat larut. Solusi untuk masalah ini telah ditemukan dengan
molekul yang besar, yaitu prokolagen yang larut dalam kondisi yang
asam retinoat (RAR dan RXR) yang berbentuk kompleks dengan ligand
retinoat (RARE) pada gen target. Retinoid, seperti asam retinoat all trans,
Salah satu modulator paling kuat atas ekspresi gen jaringan ikat
kulit organotipik pada biakan organ pengganti dermis dan biakan organ
yang sama (Yamauchi, et al, 1991). Hal serupa ditemukan oleh Chung,
et al., (2001) yang mengamati ekspresi mRNA prokolagen tipe I pada kulit
bokong dan kulit lengan bawah yang terpajan sinar matahari, baik pada
B. Brokoli
1. Taksonomi
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Brassicales
Genus : Brassica
Brokoli dan kubis bunga diduga berasal dari Eropa. Pertama kali
kubis bunga telah tumbuh di Mediterania selama lebih dari 2000 tahun.
Pada tahun 1866 Mc. Mahon seorang ahli benih dari Amerika
hitaman. Sejak saat itulah berkembang adanya kubis bunga putih, hijau
yang pasti, diduga terjadi pada abad XIX dan varietasnya berasal dari
India. Pemasaran brokoli dan kubis bunga tidak hanya dilakukan untuk
cabai, dan kubis krop telah menduduki jajaran kelompok enam besar
(Cekoslovakia)
4. Daerah Tumbuh
pada daerah tinggi seperti Karo (Sumatera Utara), Bukit Tinggi (Sumatera
(Jawa Timur), dan daerah dataran rendah seperti Sleman dan Kulonprogo
sejak abad ke-15, yaitu mulai penjajahan Belanda, sehingga lebih dikenal
tinggi antara 1,000 2,000 meter dari atas permukaan laut yang suhu
5. Morfologi Tanaman
dengan kubis bunga putih. Brokoli memiliki tangkai daun agak panjang
dengan tangkai bunga yang berdaging. Massa kepala bunga yang utama
tersusun secara kompak dan membentuk bulatan berwarna hijau tua atau
hijau kebiru-biruan, serta dapat mencapai diameter 15cm atau lebih. Pada
ketiak daun timbul juga kepala bunga yang lebih kecil. Kepala bunga
samping akan cepat keluar bila kepala bunga utama telah dipanen
(USDA, 2008).
bunga. Tiap bunga terdiri atas 4 helai kelopak daun (calyx), 4 helai daun
dan 2 pendek. Bakal buah terdiri dari atas dua ruang, dan setiap ruang
Biji brokoli memiliki bentuk dan warna yang hampir sama, yaitu
bulat kecil berwarna coklat sampai kehitaman. Biji tersebut dihasilkan oleh
Masa tumbuh bunga brokoli lebih lama dari kubis bunga. Bunga
brokoli akan terasa lebih lunak setelah direbus dibandingkan dengan kubis
hari sejak ditanam, yaitu sebelum bunganya mekar dan sewaktu kropnya
(Dalimartha, 1999).
6. Kandungan Kimia
enzim fase II detoksifikasi pada kanker hati (Fahey & Talalay, 1999),
sinar UV dengan cara mencegah efek eritema yang diinduksi oleh sinar
UV, baik secara in vitro maupun in vivo (Talalay, 2007). Shibata, et, al.,
pajanan sinar UVB. Selain itu, pemberian sulforafan oral pada tikus
antiinflamasi.
Herbal tradisional baru bisa dikatakan sebagai obat jika telah diteliti
melalui proses yang panjang dan lama sehingga bisa dipastikan unsur/zat
Yang disebut jamu adalah ramuan yang dibuat dari bahan-bahan alam,
jamu yang telah diuji secara ilmiah (penelitian praklinik dengan hewan uji)
yang meliputi uji khasiat dan manfaat. Jamu harus memenuhi kriteria
dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Hingga saat ini sudah ada
klaim khasiat yang berdasarkan uji klinik (diterapkan pada manusia), telah
memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Sebuah jamu akan melalui uji-
uji berikut ini sebelum sukses diakui sebagai bagian dari fitofarmaka : uji
toksisitas, uji eksperimental pada hewan serta uji klinik fitofarmaka pada
manusia yang sehat dan pada pasien dengan penyakit tertentu. Jamu
Serangkaian uji itu dimulai dengan uji praklinis. Dari uji praklinis
obat pada reseptor kultur sel terisolasi atau organ yang terisiolasi. Setelah
itu diuji pada hewan utuh seperti mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster,
utuh dapat diketahui efek toksik obat pada berbagai dosis pengobatan.
percobaan, bahan obat diuji ke manusia. Uji itulah yang disebut uji klinis.
Uji itu harus mengikuti deklarasi Helsinki yang terdiri atas empat fase.
hasil yang sama dengan hewan percobaan. Fase kedua, calon obat diuji
pada pasien tertentu dan diamati efikasinya pada penyakit yang ingin
keamanan saat dipakai, obat itu diizinkan untuk diproduksi sebagai legal
drug. Obat tersebut dipasarkan dengan nama dagang tertentu yang dapat
berbagai kondisi, usia dan ras. Studi ini dilakukan dalam jangka panjang
dan dalam jangka waktu lama untuk melihat terapeutik dan pengalaman
jangka panjang dalam menggunakan obat. Dari hasil evaluasi itu masih
sambiloto, kunyit, jahe merah, jati belanda, temulawak, jambu biji, cabai
jawa dan mengkudu. Hingga saat ini Indonesia baru memiliki enam
D. Kerangka Teori
Sinar UV
Fibroblas
ROS
Growth factor dan intraseluler
Cytokine receptors
NFKB Signal Transduction Cascade
IL-1, IL-6 c Jun c-Fos
VEGF, TNF
AP-1
TGF- receptor
Ekstrak Ekstrak
bunga brokoli mRNA MMPs mRNA prokolagen bunga brokoli
[glikosida (sulforafan), (MMP-1, MMP-3, MMP-9) (tipe I dan tipe III) [glikosida (sulforafan),
indola, -karoten, flavonoid, indola, -karoten,
glutation, vitamin A, C, E flavonoid, glutation,
dan selenium] vitamin A, C, E dan
selenium]
ekstraseluler
protein MMP protein prokolagen
degradasi kolagen sintesis kolagen
Imperfect repair
Invisible solar scar
Paparan UV berulang
Visible solar scar
= wrinkle of photoaging
(Rittie & Fisher, 2002; Rabe, et al., 2006, Yaar & Gilchrest, 2008)
Diagram 1. Bagan Kerangka Teori
E. Hipotesis
1. Hipotesis Mayor
2. Hipotesis Minor
F. Kerangka Konseptual
Sinar ultraviolet B
Sel fibroblas
kulit manusia