PERKEMBANGAN BAKAT
DI SUSUN OLEH
SHAFIYAH ULFAH
4143121054
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga makala ini
selesai pada waktu yang ditentukan.
Penyelesaian penulisan makala ini merupakan salah satu syarat tugas dari
pelajaran Psikologi Pendidikan. Penulisan makala ini berjudul Perkembangan
Bakat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil penulisan makala ini jauh dari
kesempurnaan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh
penulis. Namun, berkat usaha penulis hasil penulisan makala ini dapat
diselesaikan walaupun jauh dari kemampuan. Maka dari itu, penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Selain itu, saran, usul dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga tugas ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.
Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.
Shafiyah Ulfah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................23
4.2 Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang anak dikatakan anak luar biasa karena ia berbeda dengan anak-
anak lainnya. Perbedaan terletak pada adanya ciri-ciri yang khas yang
menunjukkan pada keunggulan dirinya. Namun, keunggulan tersebut selain
menjadi sebuah kekuatan dalam dirinya sekaligus menjadi kelemahan. Yang
dimaksud sebagai kelemahan di sini adalah diabaikannya ia sebagai individu yang
memiliki hak sama dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
dirinya.
Anak-anak berbakat memiliki potensi yang luar biasa, baik untuk menjadi
pribadi yang positif ataupun yang negatif. Hal ini ditentukan oleh penanganan
yang mereka pada masa tumbuh kembang, baik di dalam keluarga, sekolah,
maupun masyarakat di mana dia tinggal. Mereka adalah bibit yang siap tumbuh,
sebagaimana tanaman yang merupakan bibit unggul tidak serta merta menjadi
tumbuhan yang luar biasa, karena akan bergantung pada keadaan tanah di mana ia
ditanam, bagaimana unsur haranya, mineralnya, bagaimana pemupukan yang ia
terima, penyinaran mataharinya dan lain sebagainya.
Orangtua dan pendidik seyogyanya menyadari pentingnya pengenalan
tanda-tanda anak berbakat, dengan demikian bisa menentukan pendekatan apa
yang tepat dan bagaimana cara menerapkan pada pola didik anak yang
bersangkutan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya tentu diperlukan
partisipasi dari sang pelaku pembelajaran, yaitu siswa. Dan guru pun harus
mampu melihat bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran. Sebagaimana
yang kita tahu bahwa motivasi, minat dan bakat siswa sangat berperan dalam
suksesnya proses pembelajaran. Semakin baik ketiga hal tersebut dimiliki siswa
maka semakin efektiflah proses pembelajaran tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bakat?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi bakat anak?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada
anak?
4. Bagaimana pengembangan bakat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bakat.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi bakat
anak.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat
pada anak.
4. Untuk mengetahui pengembangan bakat.
1.4 Manfaat
1. Sebagai pembelajaran awal bagi penulis mengenai perkembangan bakat anak.
2. Sebagi pengetahuan awal bagi penulis tentang mengembangkan bakat anak
sesuai kemampuan dan kesehatan yang dimiliki anak.
3. Mengetahui lebih dalam mengenai cara menumbuhkan bakat anak.
4. Menambah pengetahuan penulis sebagai calon guru terhadap bakat yang
dimiliki peserta didiknya.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Menurut Guilford
Meurut Guilford yang menyatakan bahwa aptitude pertains to abilities to
perform. There are actually as many abilities as there are actions to be
performed, hance traits of this kind are very numerous (Guilford, 1959: 8). Di
dalam pembahasannya Guilford mengemukakan, bahwa aptitude itu mencekup 3
dimensi psikologi, yaitu:
1. Dimensi perseptual,
2. Dimensi psiko-motor
3. Dimensi intelektual.
Tiap-tiap dimensi itu mengandung faktor-faktor psikologi yang lebig khasus lagi,
seperti misalnya faktor memory, reasoning dan sebgainya.
Dari contoh yang telah dikemukakan ini terbukti bahwa tidak ada
keseragaman pendapat di antara para ahli mengenai soal apakah bakat itu.
Namun perbedaan-perbedaan pendapat mereka sebenarnya tidak sebesar rumusan-
rumusan tersebut. Rumusan-rumusan yang berbeda-beda tersebut sebenarnya
merupakan penyorotan masalah bakat itu dari sudut yang berbeda-beda; jadi di
samping adanya pembedaan antara pendapat yang satu dan pendapat yang lain,
pendapat-pendapat tersebut juga saling melengkapi.
Dari analisis tentang tingkah laku itu kita ketemukan, bahwa dalam
tingkah laku itu kita dapatkan gejala sebagai berikut:
a. Bahwa individu melakukan sesuatu,
b. Bahwa apa yang dilakukan itu merupakan sebab dari sesuatu tertentu (atau
mempunyai akibat atau hasil tertentu,
c. Bahwa dia melakukan sesuatu itu dengan cara tertentu.
Karena itu analisis tingkah laku ini memberi kesimpulan bahwa tingkah laku
mengandung tiga aspek, yaitu:
a. Aspek tindakan (performance atau act),
b. Aspek sebab atau akibatnya (a person causes a result)
c. Aspek ekspresif.
Tingkah laku individu, yang mempunyai tiga aspek itu adalah
pengejawantahan dari pada kualitas individu yang didasari oleh bakat tertentu.
Guilford yang bertolak dari analisis faktor, berusaha merumuskan faktor-faktor
yang terkandung di dalam bakat itu yang secara garis besar telah di sebutkan di
muka. Di sini akan dikemukakan agak lebih jauh. Telah disebutkan, bahawa
menurut Guilford bakat itu mencakup tiga dimensi pokok, yaitu:
1. Dimensi Perseptual
Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan
ini meliputi faktor-faktor antara lain:
a. Kepekaan indera,
b. Perhatian,
c. Orientasi ruang,
d. Orientasi waktu,
e. Luasnya daerah persepsi,
f. Kecepatan persepsi, dan sebagainya.
2. Dimensi Psiko-motor
Dimensi psiko-motor ini mencakup enam faktor, yaitu:
a. Faktor kekuatan,
b. Faktor implus,
c. Faktor kecepatan gerak,
d. Faktor ketelitian/ketepatan, yang terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Faktor kecakapan statis yang menitik beratkan pada posisi,
2. Faktor ketepatan dinamis, yang menitik beratkan pada gerakan.
e. Faktor koordinasi
f. Faktor keluwesan (flexibility)
3. Dimensi Intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat penyerotan secara luas, karena
memang dimensi inilah yang mempunyai implikasi sangat luas. Dimensi ini
meliputi lima faktor, yaitu:
a. Faktor, yang mencakup:
1. Faktor ingatan mengenai substansi,
2. Faktor ingatan mngenai relasi,
3. Faktor ingatan mengenai sistem;
b. Faktor pengalaman, yang mencakup:
1. Pengenalan terhadap keseluruhan informasi,
2. Pengenalan terhadap golongan (kelas)
3. Pengenalan terhadap hubunagn-hubungan,
4. Pengenalan terhadap bentuk atau struktur,
5. Pengenalan terhadap kesimpulan.
c. Faktor evaluatif, yang meliputi:
1. Evaluasi mengenal identitas,
2. Evaluasi mengenai relasi-relasi,
3. Evaluasi terhadap sistem,
4. Evaluasi terhadap penting tidaknya problem (keoekaan terhadap problem
yang dihadapi).
d. Faktor berfikir konvergen, yang meliputi:
1. Faktor untuk menghasilkan nama-nama,
2. Faktor untuk menghasilkan hubungn-hubungan,
3. Faktor untuk menghasilkan sistem-sistem,
4. Faktor untuk menghasilkan transformasi,
5. Faktor untuk menghasilkan implikasi-implikasi.
e. Faktor berfikir divergen, yang meliput:
1. Faktor untuk menhasilkan unit-unit, seperti: word fluency, ideational
fluency,
2. Faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan,
3. Fakror kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan,
4. Faktor untuk menghasilkan sistem, seperti: expressional fluency,
5. Faktor untuk transformasi divergen,
6. Faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
(Suryabrata, Sumadi, 1995:168-178).
Ada lima jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah
terwujud, yaitu:
1. Bakat akademik khusus,
2. Bakat kreatif-produktif,
3. Bakat seni,
4. Bakat kinestetik/psikomotorik,
5. Bakat sosial.
Dilihat dari aspek apapun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan
yang lain. Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individu memiliki
bakat khususnya masing-masing secara berbeda-beda. Pebedaan bakat khusus ini
bisa terletak pada jenis dan juga kualitasnya. Pebedaan dalam jenisnya akan
terwujud pada kemampuan yang ditunjukkan, misalnya: seorang individu tertentu
memiliki bakat khusus untuk bekerja dengan angka (numerical aotitude), tetapi
individu yang lain lebih menonjol bakat khususnya dalam bahasa (verbal
aptitide), sementara intu individu lainnya lagi memiliki bakat khusus yang amat
menonjol dalam bidang musik. Adapun perbedaan dalam kualitasnya
mengandung makna bahwa sangat boleh jadi diantara individu satu dengan yang
lain yang memiliki bakat khusus yang sama, tetapi dalam kualita yang berbeda.
Misalnya dua orang individu sama-sama memiliki bakat khusus untuk bekerja
dengan angka, namun individu yang memiliki kemampuan yang lebih unggul
dibandingkan dengan kemampuan individu satunya lagi (Ansori, 2007: 101).
Untuk mengetahui bakat khusus peserta didik, guru sebaiknya bekerja sma
dengan orang tua siswa.
Bagaimana orang tua dapat mengenal bakat khusus anak? Bakat anak dapat
dikenal dengan observasi terhadap apa yang selalu dikerjakan anak, dengan
mengenal ciri-ciri anak tersebut, orang tua dapat menyediakan lingkungan
pendidikan yang sesuai dengan bakat anak. Mereka dapat membantu anak
memahami dirinya agar tidak melihat bakat sebagai suatu beban tetapi sebagai
suatu anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan. Manfaat lain dari
kemampuan orang tua untuk mengenal bakat anak ialah agar orang tua dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan anak
mereka.
Sekolah mengirim daftar/ciri0ciri perilaku kepada orang tua dengan
penjelasan bahwa sekolah perlu mengetahui sifat-sifat siswa untuk dapat
merencanakan pengalaman pendidikan yang sesuai baginya. Sebagai contoh,
orang tua diminta memberi keterangan tentang butir-butir berikut ini:
1. Hobi dan minat-minat anak yang khusus,
2. Jenis buku yang disenangi,
3. Masalah dan kebutuhan khusus,
4. Prestasi unggul yang pernah dicapai,
5. Pengalaman-pengalaman khusus,
6. Kegiatan kelompok yang disenangi,
7. Kegiatan mandiri yang disenangi,
8. Sikap anak terhadap sekolah/guru,
9. Cita-cita untuk masa depan.
BAB III
PEMBAHASAN
Dari sekian banyak pesrta didik, jika dituangkan kedalam kurva normal,
kemampuan individualnya akan membentuk distribusi normal. Artinya, sebagian
besar berada pada kemampuan rata-rata, sebagian kecil berada dibawah rata-rata,
dan sebagian kecil lagi berada diatas rata-rata. Dilihat dari perspektif ini, peserta
didik yang memiliki bakat khusus berada didalam kelompok diatas rata-rata.
Agar dapat mengimplikasikan bakat khusus seseorang atau individu secara
optimal, mereka memerlukan progam pendidikan khusus seseuai dengan
bakatnya. Program pendidikan untuk mengembangkan individu berbakat khusus
agar mencapai prestasi unggul biasanya dikenal dengan istilah pendidkan
berdiferensi. Program pendidikan ini merupakan pelayanan di luar jangkauan
program pendidikan biasa agar dapat merealisasikan bakat dan kemampuannya
secara optimal, baik untuk pengembangan diri maupun untuk memeberikan
sumbangan yang berarti bagi kemajuan bangsa dan negara. Kurikulumya dalam
program pendidikan ini pun di sebut kurikuum berdiferensiasi.
Ada sejumlah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut:
c. Meningkatkan daya juang kegigihan pada diri anak dna remaja dalam
menghadapai tantangan dan kesulitan.
d. Mengembangkan program pendidikan berdiferensi disekoah dengan
kurikulum berdiferensiasi pula, guna memberikan pelayanan secara lebih
lebih efektif kepada anak dan remaja yang memilik bakat khusus.
Bila semua aspek diatas dapat terpenuhi maka, pengembangan anak yang
mempunyai bakat khusus akan bisa berkembang secara optimal, dan memberikan
prestasi yang memuaskan terhadap orang tua, lingkungan sosial serta lingkungan
pendidikan.
BAB IV
PENUTU
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran