BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Perputaran Kas PT Mandom Indonesia, Tbk Periode 2010 2014
47
Universitas Bakrie
Menurut Kasmir (2008), standar industri untuk perputaran kas adalah 10 kali
dalam setahun. Untuk memudahkan perbandingan antara perputaran kas PT Mandom
Indonesia, Tbk dengan standar industri, dapat dilihat perputaran kas dalam bentuk
diagram seperti berikut:
25.00
19.43
20.00
Perputaran Kas (Kali) 16.47 Standar Industri (Kali)
15.11
15.00
10.6210 10 10 10 10
10.00
5.00
0.00
2010.0 2011.0 2012.0 2013.0 2014.0
Sumber: Laporan Neraca dan Laba Rugi PT Mandom Indonesia, Tbk periode 2010-2014,
2015. Data diolah oleh penulis.
48
Universitas Bakrie
Tabel 4.2 Perputaran Piutang PT Mandom Indonesia, Tbk Periode 2010 2014
Perputaran
Penjualan Bersih Rata - Rata
Tahun Semester Piutang
(Rp) Piutang (Rp)
(Kali)
I 726,345,665,689 241,462,546,599 3.01
2010
II 1,466,938,711,851 198,163,878,909 7.40
I 802,002,390,470 251,802,874,237 3.19
2011
II 1,654,671,098,358 228,354,277,115 7.25
I 953,698,829,260 269,350,801,012 3.54
2012
II 1,851,152,825,559 271,337,455,572 6.82
I 989,167,117,680 303,823,478,991 3.26
2013
II 2,027,899,402,527 291,582,165,562 6.95
I 1,177,648,478,655 343,528,312,853 3.43
2014
II 2,308,203,551,971 306,837,907,447 7.52
Sumber: Laporan Neraca dan Laba Rugi PT Mandom Indonesia, Tbk periode 2010-2014,
2015. Data diolah oleh penulis.
49
Universitas Bakrie
14.00
12.00
10.00
Perputaran Piutang (Kali) Standar Industri (Kali)
8.00 7.40 7.25 7.52
6.82 6.95
6.00
4.00
2.00
0.00
2010.0 2011.0 2012.0 2013.0 2014.0
Sumber: Laporan Neraca dan Laba Rugi PT Mandom Indonesia, Tbk periode 2010-2014,
2015. Data diolah oleh penulis.
50
Universitas Bakrie
Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang
dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan (Munawir, 2004).
Rasio ini dapat menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu
tahun (Munawir, 2004). Adapun perputaran persediaan pada PT Mandom Indonesia, Tbk
tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Perputaran Persediaan PT Mandom Indonesia, Tbk Periode 2010 2014
51
Universitas Bakrie
20 20 20 20 20
20.00
10.00
0.00
2010.0 2011.0 2012.0 2013.0 2014.0
Sumber: Laporan Neraca dan Laba Rugi PT Mandom Indonesia, Tbk periode 2010-2014,
2015. Data diolah oleh penulis.
52
Universitas Bakrie
Tabel 4.4 Return on Asset PT Mandom Indonesia, Tbk Periode 2010 2014
Laba RO
Tahu Semes Jumlah
Setelah A
n ter Aktiva (Rp)
Pajak (Rp) (%)
68,739,734,2 1,021,840,785,
I 6.73
93 974
2010
131,445,098, 1,047,238,440, 12.5
II
783 003 5
72,045,291,9 1,139,494,940,
I 6.32
14 017
2011
140,038,819, 1,130,865,062, 12.3
II
641 422 8
76,111,380,4 1,190,330,145,
I 6.39
86 304
2012
150,803,441, 1,261,572,952, 11.9
II
969 461 5
78,070,399,2 1,323,509,154,
I 5.90
89 697
2013
160,148,465, 1,465,952,460, 10.9
II
833 752 2
94,418,440,4 1,640,173,794,
I 5.76
54 538
2014
174,314,394, 1,853,235,343,
II 9.41
101 636
Sumber: Laporan Neraca dan Laba Rugi PT Mandom Indonesia, Tbk periode 2010-2014,
2015. Data diolah oleh penulis.
53
Universitas Bakrie
Menurut Kasmir (2008), standar industri untuk return on asset adalah 30%
dalam setahun. Untuk memudahkan perbandingan antara return on asset PT Mandom
Indonesia, Tbk dengan standar industri, dapat dilihat return on asset dalam bentuk
diagram seperti berikut:
30 30 30 30 30 30
25
15
12.55 12.38 11.95
10 10.92
9.41
5
0
2010.0 2011.0 2012.0 2013.0 2014.0
Sumber: Laporan Neraca dan Laba Rugi PT Mandom Indonesia, Tbk periode 2010-2014,
2015. Data diolah.
54
Universitas Bakrie
kurang baik dalam pengembalian investasi yang didapatkan jika diukur dari nilai aset
yang dimiliki (Riyanto, 2008).
55
Universitas Bakrie
Observations 10 10 10 10
Sumber: Data diolah menggunakan EViews 6, 2016.
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, jumlah observasi dalam penelitian ini untuk tiap
variabel adalah sebanyak 10 periode dengan titik sampel 40 observasi yang didapat dari
awal semester tahun 2010 hingga semester kedua tahun 2014. Dari tabel di atas terlihat
bahwa variabel dependen ROA memiliki rata-rata sebesar 0,088318, nilai tengah sebesar
0,080665 dengan standar deviasi sebesar 0,028989. Hal ini menunjukkan bahwa data
pada variabel ROA memiliki sebaran yang tidak begitu besar karena standar deviasi lebih
kecil daripada nilai rata-ratanya. Nilai minimum dari variabel ROA adalah sebesar
0,057566 dan nilai maksimum sebesar 0,125516.
Variabel kedua adalah perputaran kas (CASHTO) yang memiliki nilai minimum
sebesar 6,842215 dan nilai maksimum sebesar 27,32965. Rata-rata dari nilai variabel
CASHTO adalah 12,9921 dengan standar deviasi sebesar 6,587809 yang menunjukkan
sebaran pada data variabel CASHTO tidak begitu besar karena nilai standar deviasi lebih
kecil daripada nilai rata-rata CASHTO.
Kemudian, variabel perputaran piutang (RECTO) memiliki nilai minimum
sebesar 3,008109 dan nilai maksimum sebesar 7,52255. RECTO memiliki sebaran data
yang tidak begitu besar jika dilihat dari nilai standar deviasi sebesar 2,072778 lebih kecil
dari nilai rata-rata sebesar 5,236612 dengan median sebesar 5,181529.
Sementara itu, berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat dilihat nilai rata-rata dari
variabel perputaran persediaan (INVTO) sebesar 3,907536, median sebesar 4,284533
dengan nilai minimum sebesar 2,378827 dan nilai maksimum sebesar 5,349862. Nilai
standar deviasi variabel INVTO adalah sebesar 1,00787 yang menunjukkan bahwa pada
variabel perputaran persediaan memiliki sebaran yang tidak begitu besar karena standar
deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya.
56
Universitas Bakrie
merupakan output data yang menunjukkan hubungan antara variabel perputaran kas,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap return on asset:
Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa ketika perputaran kas
(X1) ditingkatkan sebesar 1%, maka return on asset akan turun sebesar 0,002156 kali
dengan variabel lainnya (perputaran piutang dan perputaran persediaan) tetap konstan.
Apabila perputaran piutang ditingkatkan sebesar 1%, dengan variabel lainnya tetap
konstan (perputaran kas dan perputaran persediaan), maka return on asset akan
mengalami kenaikan sebesar 0,018502 kali. Berdasarkan persamaan tersebut pula, ketika
perputaran persediaan ditingkatkan sebesar 1%, maka return on asset akan mengalami
penurunan sebesar 0,000612 kali dengan variabel lainnya (perputaran kas dan peprutaran
piutang) tetap konstan. Nilai sebesar 0,021828 dapat diartikan ketika nilai perputaran
57
Universitas Bakrie
kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan sama dengan nol, maka return on
asset akan bernilai sebesar 0,021828.
Dari Gambar 4.1 di atas, terbukti sampel terdistribusi secara normal dengan nilai
probabilitas sebesar 0,669409 dimana > 0,05 yang berarti data terdistribusi secara
normal dengan nilai Jarque-Bera dari data adalah sebesar 0,802720. Data dapat dikatakan
secara sempurna terdistribusi normal apabila skewness (kemiringan atau ukuran simetri)
bernilai nol dan kurtosis (keruncingan atau yang mengukur seberapa tinggi atau pendek
kurva distribusi normal tersebut) bernilai tiga sebagai nilai ideal data terdistribusi secara
normal. Nilai Skewness dari data di atas adalah 0,383848 dimana sedikit melampaui nol
dan kurtosis yang bernilai 1,843640 dimana nilai tersebut kurang dari tiga.
58
Universitas Bakrie
CASHT
O RECTO INVTO
CASHT 0.78057 0.12005
O 1.000000 2 1
1.00000 0.40634
RECTO 0.780572 0 0
0.40634 1.00000
INVTO 0.120051 0 0
Sumber: Data diolah menggunakan EViews 6, 2016.
Dilihat dari tabel di atas, koefisien korelasi antar variabel menunjukkan angka
dibawah 0,8. Hasil uji multikolinieritas ini menunjukkan bahwa semua nilai koefisien
korelasi semua variabel independen dibawah nilai 0,8 yang berarti tidak terjadi
multikolinieritas, sehingga model tersebut reliable sebagai dasar analisis.
59
Universitas Bakrie
berkisar antara 1,3384 hingga 1,6589. Tabel di bawah ini merupakan hasil pengujian data
menggunakan Durbin Watson:
Tabel 4.8 Uji Durbin-Watson
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diperoleh hasil observasi dikali dengan R-squared
sebesar 2,78 dengan nilai probabilitas Chi-square sebesar 0,43. Menggunakan program
EViews, data dapat dikatakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas apabila
probabilitas Chi-square memperoleh nilai lebih besar dari tingkat sitgnifikansi yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Oleh sebab itu, data dinyatakan bebas heteroskedastisitas
karena mendapatkan nilai Chi-square sebesar 0,43.
60
Universitas Bakrie
61
Universitas Bakrie
Tingkat
Variabel thitung ttabel Probabilitas
Signifikansi
Perputaran Kas -3.454429 > 2.02809 0.0136 < 0.05
Perputaran Piutang 8.585809 > 2.02809 0.0001 < 0.05
Perputaran Persediaan -0.219232 < 2.02809 0.8337 > 0.05
Dari perhitungan di atas dan perhitungan ttabel dengan kriteria tingkat signifikansi
sebesar 0,05 dan degree of freedom (df) = n k -1 atau 40 3 1 = 36 , dimana n
merupakan jumlah sampel penelitian dan k adalah jumlah variabel independen, maka
diperoleh ttabel sebesar 2,02809.
Berdasarkan nilai uji t yang diperoleh, perputaran kas sebagai salah satu variabel
independen dalam penelitian ini berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel
return on asset. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar -3,454429 yang lebih besar
dari nilai ttabel sebesar 2,02809 serta dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,0136
yang lebih kecil daripada tingkat signifikansi sebesar 0,05 ( = 0,05). Berdasarkan hasil
pengolahan data di atas, penelitian ini menolak H 0 dan menerima H1 yang menyatakan
62
Universitas Bakrie
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel perputaran kas terhadap variabel
return on asset.
Variabel perputaran piutang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel return on asset. Hal ini dapat dilihat dari nilai perolehan t hitung sebesar 8,585809
yang lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,02809. Perputaran piutang juga dikatakan
memiliki pengaruh signifikan karena berdasarkan nilai probabilitas signifikansi sebesar
0,0001 lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi ( = 0,05). Oleh sebab
itu, penelitian ini menolak H0 dan menerima H1 dimana terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel perputaran piutang terhadap variabel return on asset.
Variabel independen terakhir yang diuji dalam penelitian ini adalah variabel
perputaran piutang yang memperoleh nilai thitung sebesar -0,219232 yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 2,02809 serta perolehan probabilitas signifikansi
sebesar 0,8337 yang lebih besar jika dibandingkan dengan signifikansi yang ditetapkan
sebesar 0,05 atau 5%. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa variabel perputaran persediaan tidak signifikan dan berpengaruh negatif terhadap
variabel return on asset perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa H 0 diterima dan
H1 ditolak yang menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh signifikan
terhadap return on asset.
63
Universitas Bakrie
64
Universitas Bakrie
Indonesia periode 2008 2010. Hal ini disebabkan karena dalam perusahaan manufaktur,
investasi modal kerja dominan pada jumlah piutang dan persediaan, sehingga perputaran
kas memiliki pengaruh sangat kecil atau tidak signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
Menurut Marc Deloof (2003), perputaran kas merupakan kemampuan kas dalam
menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu
periode tertentu. Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja
yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau
pendapatan. Dalam pengukuran tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah
tertanam dalam modal kerja berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Oleh sebab itu
dalam penelitian ini, sumber kas yang digunakan adalah berasal dari aktivitas penjualan
perusahaan. Menurut laporan laba rugi PT Mandom Indonesia, Tbk jumlah penjualan
bersih pada periode 2010 2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan
perolehan penjualan bersih pada tahun 2010 sebesar Rp 1,4 triliun , Rp 1,6 triliun pada
tahun 2011, Rp 1,8 triliun pada tahun 2012, pada tahun 2013 sebesar Rp 2 triliun, serta
pada tahun 2014 sebesar Rp 2,3 triliun (Bursa Efek Indonesia, 2015). Peningkatan nilai
inilah yang menyebabkan perputaran kas mengalami kenaikan yang cukup signifikan
pada tahun 2010 2014 dan berada jauh di atas standar rata-rata industri sebesar 10 kali
seperti digambarkan pada grafik 4.1. Akan tetapi, peningkatan yang signifikan dari
perputaran kas pada PT Mandom Indonesia, Tbk tidak searah dengan perkembangan
return on asset yang cenderung mengalami penurunan pada periode tersebut. Hal inilah
yang dimaksud perputaran kas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap return on
asset, dimana setiap kenaikan perputaran kas akan mengurangi tingkat return on asset.
Menurut Irman Deni (2012) dalam penelitiannya pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 2011, perputaran kas yang tinggi
namun tidak meningkatkan profitabilitas perusahaan disebabkan oleh adanya permintaan
pemesanan barang yang terus-menerus dalam jumlah yang cukup besar, mendorong
perusahaan untuk melakukan pinjaman guna membeli bahan baku yang jumlahnya diluar
perkiraan yang telah dianggarkan serta kewajiban perusahaan untuk membayar bunga atas
pinjaman tersebut. Keadaan ini yang menyebabkan ketidakstabilan pada kas karena kas
yang masuk pada perusahaan cenderung lebih kecil daripada kas yang dikeluarkan.
65
Universitas Bakrie
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Julkarnain (2012) yang menyatakan
bahwa perputaran kas pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar pada
periode 2008 2011, memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap return on asset.
Perputaran kas yang cepat tapi tidak dapat menimbulkan keuntungan yang maksimal
dapat disebabkan karena adanya penunggakan pembayaran yang dilakukan oleh para
konsumen pengguna barang atau juga ada pengeluaran untuk biaya-biaya lainnya
(Rohmiati, 2009). Pernyataan Rohmiati ini didukung oleh hasil penelitian Mohamad Tejo
Suminar (2014) yang menyatakan bahwa tingginya perputaran kas pada perusahaan
disebabkan oleh adanya kepentingan lain dalam penggunaan kas yaitu kas digunakan
untuk menutupi kerugian yang disebabkan oleh adanya piutang tak tertagih, kas yang
digunakan oleh pemilik modal, serta kas digunakan untuk biaya pemeliharaan persediaan
yang ada di gudang. Pernyataan tersebut sejalan dengan keadaan PT Mandom Indonesia,
Tbk yang melakukan pembangunan kantor dan pabrik baru di kawasan industri MM2100,
Bekasi, Jawa Barat pada tahun 2013 sehingga sebagian besar penggunaan kas perusahaan
dialokasikan untuk pembiayaan pembangunan gedung kantor dan pabrik baru tersebut
serta keperluan operasi lainnya selain dengan hasil penjualan aktiva lancar perusahaan
berupa lahan dan bangunan yang dimiliki perusahaan di Sunter senilai Rp 500 miliar
(Pasopati, 2015).
Oleh sebab itu, perputaran kas yang tinggi dalam sebuah perusahaan belum
tentu meningkatkan tingkat return on asset perusahaan karena profitabilitas perusahaan
dipengaruhi oleh keefektifan perusahaan dalam mengolah kas tersebut (Deni, 2012).
66
Universitas Bakrie
pengaruh yang signifikan positif terhadap return on asset PT Unilever Indonesia, Tbk
pada periode 2005 2012.
Menilai berhasil tidaknya kebijakan penjualan kredit suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan cara melihat tingkat perputaran piutang (Warren et. Al., 2005) Menurut
Warren et. al. (2005) perputaran piutang adalah usaha untuk mengukur seberapa sering
piutang usaha berubah menjadi kas dalam periode tertentu. Perputaran piutang
memberikan keterangan bahwa posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulan piutang
memberikan keterangan bahwa posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat
dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut. Pengaruh positif
perputaran piutang terhadap return on asset menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
perputaran persediaan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Semakin
meningkatnya profitabilitas perusahaan berarti kebijakan penjualan kredit yang diberikan
perusahaan kepada para pelanggan telah berjalan baik dengan memberikan persyaratan
kredit berupa potongan tunai, standar kredit yang baik serta aktifnya perusahaan dalam
usaha pengumpulan piutang (Yuliani, 2013).
Perputaran piutang PT Mandom Indonesia, Tbk mengalami penurunan yang
signifikan pada periode 2010 2013 dengan tingkat perputaran pada tahun 2011, 2012,
2013 secara beruturut-turut sebesar 5,22 kali, 5,18 kali, dan 5,11 kali berdampak pada
penurunan profitabilitas perusahaan (Bursa Efek Indonesia, 2015). Adanya penurunan
perputaran piutang ini disebabkan oleh berfluktuasinya rata-rata periode pengumpulan
piutang selama 50 hari pada tahun 2010 dan 2011, 53 hari pada tahun 2012 yang
menyebabkan titik perputaran piutang paling rendah pada perusahaan yaitu sebesar 6,82
% serta mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2013 dan 2014 yaitu selama 52 hari
(Bursa Efek, Indonesia, 2015). Penyebab tingkat perputaran piutang yang rendah tersebut
dikarenakan perusahaan memberikan syarat yang mudah bagi kreditur sehingga jumlah
piutang meningkat, dimana ketika keadaan perusahaan dalam pengelolaan piutang kurang
baik sehingga berdampak pada penurunan profitabilitas karena perusahaan membutuhkan
waktu yang lebih lama dalam pengumpulan piutang (Yuliani, 2013). Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Lukman Syamsuddin (2009) bahwa semakin tinggi Account
Receivable Turnover suatu perusahaan, maka semakin baik pula pengelolaan piutangnya,
begitu pula sebaliknya. Selain itu, semakin rendahnya tingkat perputaran piutang
perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu melakukan pengelolaan
67
Universitas Bakrie
piutang secara efektif sehubungan dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan, serta
lama periode penagihan piutang (Yuliani, 2003).
68
Universitas Bakrie
69
Universitas Bakrie
70