Anda di halaman 1dari 36

SAMPAH DAN PENGELOLAANNYA

I. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan ini, berbagai aktivitas dilakukan oleh

manusia maupun makhluk hidup lainnya. Hal tersebut tidak

lepas dari sisa hasil aktivitas yang dilakukan yaitu berupa

sampah. Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang

tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Semakin hari semakin

banyak saja sampah yang dihasilkan dari kehidupan. Bila

tidak segera ditangani maka sampah yang menumpuk akan

memberikan efek yang merugikan bagi makhluk hidup.

Tumpukan sampah yang tidak diolah terlebih dahulu dapat

mengundang lalat, tikus, pertumbuhan organisme-

organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah

dan air.

Bagaimana kehidupan masyarakat kita ke depan, jika

persoalan sampah tidak segera diselesaikan. Permasalahan

sampah bukan hanya berdampak pada persoalan

lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan

sosial dan bencana kemanusiaan.

Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita

lakukan yaitu menerapkan prinsip 4R : Replace (mengganti),

reduce (mengurangi), re-use (memakai), dan recycle (daur

ulang).

Dapat juga dilakukan dengan beberapa metode yang

lain, seperti Metode Pembuangan, Metode Daur-ulang, dan

1
Metode Penghindaran dan Pengurangan. Karena tidak

semua sampah dapat dibakar, sampah bisa terdiri dari

berbagai bahan yang belum tentu aman. Bahan seperti

kaleng aerosol dapat meledak bila kena panas, sedangkan

bahan dari plastik dan karet dapat menghasilkan gas yang

menimbulkan kanker bila dibakar.

2
II. PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Sampah merupakan material sisa yang tidak

diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah

didefinisikan oleh manusia menurut derajat

keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya

tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk

yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut

berlangsung.

Sampah merupakan bahan atau benda padat yang

sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat

yang sudah digunakan dalam suatu kegiatan manusia dan

dibuang (Notoatmodjo, 2003). Sampah dibagi menjadi tiga

jenis yaitu sampah padat, sampah cair dan sampah gas.

Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat

3
batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak

digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu

yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan

tidak terjadi dengan sendirinya (Notoatmodjo, 2003).

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan ,

pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau

pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya

mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari

kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi

dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau

keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk

memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa

melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan

metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis

zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara

Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara

daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga

antara daerah perumahan dengan daerah industri.

Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman

dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk

sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani

oleh perusahaan pengolah sampah.

4
B. JENIS JENIS SAMPAH

1. Berdasarkan sumbernya

a. Sampah alam

b. Sampah manusia

c. Sampah konsumsi

d. Sampah nuklir

e. Sampah industri

f. Sampah pertambangan

2. Berdasarkan sifatnya

a. Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah

membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-

daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat

diolah lebih lanjut menjadi kompos

b. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak

mudah membusuk, seperti plastik wadah

pembungkus makanan, kertas, plastik mainan,

botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan

sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah

komersil atau sampah yang laku dijual untuk

dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah

anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah

pembungkus makanan, botol dan gelas bekas

minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas

koran, HVS, maupun karton

5
3. Berdasarkan bentuknya

a. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan

selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.

Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah

dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan

lain-lain. Menurut bahannya sampah ini

dikelompokkan menjadi sampah organik dan

sampah anorganik. Sampah organik Merupakan

sampah yang berasal dari barang yang

mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-

sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan

kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-

potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan

kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam

(biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:

a) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat

diuraikan secara sempurna oleh proses biologi

baik aerob atau anaerob, seperti: sampah

dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan

perkebunan.

b) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak

bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi

lagi menjadi:

6
1) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan

digunakan kembali karena memiliki nilai

secara ekonomi seperti plastik, kertas,

pakaian dan lain-lain.

2) Non-recyclable: sampah yang tidak

memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat

diolah atau diubah kembali seperti tetra

packs, carbon paper, thermo coal dan lain-

lain.

b. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah

digunakan dan tidak diperlukan kembali dan

dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari

toilet. Sampah ini mengandung patogen yang

berbahaya.

Limbah rumah tangga: sampah cair yang

dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat

cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi:

padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua

fase yang disebutkan terakhir, terutama gas,

sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa

dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan

manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari

aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan

7
limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan

konsumsi. Hampir semua produk industri akan

menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah

sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah

konsumsi.

c. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar

diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,

seperti halnya daun-daun kering di hutan yang

terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,

sampah-sampah ini dapat menjadi masalah,

misalnya daun-daun kering di lingkungan

pemukiman.

d. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah

istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil

pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi

kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor

(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan

virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama

pada dialektika manusia adalah pengurangan

penularan penyakit melalui sampah manusia

dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.

Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori

penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat

8
dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui

sistem urinoir tanpa air.

e. Sampah Konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang

dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,

dengan kata lain adalah sampah-sampah yang

dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah

yang umum dipikirkan manusia. Meskipun

demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih

jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang

dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

f. Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir

dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan

thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan

hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah

nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak

berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas

tempat-tempat yang dituju biasanya bekas

tambang garam atau dasar laut (walau jarang

namun kadang masih dilakukan).

Menurut Notoatmodjo (2003) sampah padat dapat dibagi

menjadi beberapa kategori, seperti berikut:

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya,

sampah dibagi menjadi:

9
a. Sampah anorganik adalah sampah yang

umumnya tidak dapat membusuk misalnya:

logam atau besi, pecahan gelas, plastik dan

sebagainya.

b. Sampah organik adalah sampah yang pada

umumnya dapat membusuk misalnya: sisa-sisa

makanan, daun-daunan, buah-buahan dan

sebagainya.

2. Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar

a. Sampah yang mudah terbakar misalnya: kertas,

karet, kayu, plastik, kain bekas dan sebagainya.

b. Sampah yang tidak dapat terbakar misalnya:

kaleng-kaleng bekas, besi atau logam bekas,

pecahan gelas, kaca dan sebagainya.

3. Berdasarkan karakteristik sampah

a. Garbage yaitu sampah hasil pengolahan atau

pembuatan makanan, yang umumnya mudah

membusuk dan berasal dari rumah tangga,

restoran, hotel dan sebagainya.

b. Rubbish yaitu sampah yang berasal dari

perkantoran, perdagangan baik yang mudah

terbakar (kertas, karton, plastik dan sebagainya)

maupun yang tidak mudah terbakar (kaleng

bekas, klip, pecahan gelas dan sebagainya).

10
c. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-

bahan yang mudah terbakar, termasuk abu

rokok.

d. Street sweeping (sampah jalanan) yaitu sampah

yang berasal dari pembersihan jalan, yang terdiri

dari campuran bermacam-macam sampah, daun-

daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi,

debu dan sebagainya.

e. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari

industri atau pabrik-pabrik.

f. Dead animal (bangkai binatang) yaitu bangkai

binatang yang mati karena alam, ditabrak

kendaraan atau dibuang oleh orang.

g. Abandoned vehicle (bangkai kendaraan) adalah

bangkai mobil, sepeda, sepeda motor dan

sebagainya.

h. Construction wastes (sampah pembangunan)

yaitu sampah dari proses pembangunan gedung,

rumah dan sebagainya, yang berupa puing-puing,

potongan-potongan kayu, besi beton, bambu dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SAMPAH

Menurut Soemirat (2004) faktor-faktor yang

mempengaruhi sampah adalah:

11
1. Jumlah penduduk

Hal tersebut dapat dipahami dengan mudah,

bahwa semakin banyak penduduk maka semakin

banyak pula jumlah sampahnya. Pengelolaan

sampah inipun berpacu dengan laju pertambahan

penduduk.

2. Keadaan sosial ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi

masyarakat, semakin banyak jumlah per kapita

sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun

semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk.

Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada

bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta

kesadaran masyarakat akan persoalan

persampahan. Kenaikan kesejahteraan inipun

akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan

pembaharuan bangunan-bangunan, transportasipun

bertambah, produk pertanian, industri dan lain-lain

akan bertambah dengan konsekuensi

bertambahnya volume dan jenis sampah.

3. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah

maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan

baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan

produk manufakturpun semakin beragam pula

(Soemirat, 2004).

12
Soemirat (2004) menyatakan bahwa sampah

erat kaitanya dengan kesehatan masyarakat,

karena dari sampah-sampah tersebut akan hidup

berbagai mikroorganisme penyebab penyakit

(bacteri patogen) dan juga binatang serangga

sebagai pemindah atau penyebar penyakit (vektor).

Sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil

mungkin agar tidak mengganggu atau mengancam

kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang

baik, bukan saja untuk kepentingan kesehatan

saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan.

Pengelolaan sampah di sini meliputi pengumpulan,

pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau

pengolahan sampah sedemikian rupa, sehingga

sampah tidak menjadi gangguan kesehatan

masyarakat dan lingkungan hidup (Soemirat, 2004).

D. DAMPAK YANG DITIMBULKAN SAMPAH

Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan

limbah dan sampah yang semakin penting dari

perspektif global dari manajemen sumber daya. Lokal,

regional, dan global polusi udara; akumulasi dan

distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan

hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan

emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan

hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies,

13
integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan

negara, dan warisan dari generasi masa depan.

Sampah yang dibuang ke lingkungan menimbulkan

dampak bagi manusia dan lingkungan. Dampak

terhadap manusia terutama menurunnya tingkat

kesehatan. Disamping itu, sampah juga mengurangi

estetika, menimbulkan bau tidak sedap. Sampah juga

berdampak terhadap lingkungan, baik ekosistem

perairan maupun ekosistem darat.

1. Dampak sampah terhadap ekosistem perairan

Sampah yang dibuang dari berbagai sumber dapat

dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik.

Pada satu sisi sampah organik dapat menjadi makanan

bagi ikan dan makhluk hidup lainnya, tetapi pada sisi

lain juga dapat sampah juga dapat mengurangi kadar

oksigen dalam lingkungan perairan. Sampah anorganik

dapat mengurangi sinar matahari yang masuk ke dalam

lingkungan perairan. Akibatnya, proses esensial dalam

ekosistem seperti fotosintesis menjadi terganggu.

Sampah organik maupun anorganik juga membuat

air menjadi keruh. Kondisi ini akan mengurangi

organisma yang dapat hidup dalam kondisi tersebut.

Akibatnya populasi hewan maupun tumbuhan tertentu

berkurang.

14
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam

drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai

organisma termasuk ikan dapat mati sehingga

beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian

sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan

asam organik dan gas-cair organik, seperti metana.

Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi

tinggi dapat meledak.

2. Dampak sampah terhadap ekosistem daratan

Sampah yang dibuang ke dalam ekosistem darat

dapat mengundang organisme tertentu untuk datang

dan berkembangbiak. Organisma yang biasanya

memanfaatkan sampah, terutama sampah organik,

adalah tikus, lalat, kecoa dan lain-lain. Populasi hewan

tersebut dapat meningkat tajam. Terjadinya

pencemaran tanah, lingkungan menjadi kotor.

3. Dampak sampah terhadap kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang

memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol)

merupakan tempat yang cocok bagi beberapa

organisma dan menarik bagi berbagai binatang seperti

lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.

15
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan

adalah sebagai berikut:

1) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan

cepat karena virus yang berasal dari sampah

dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur

dengan air minum. Penyakit demam berdarah

(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan

cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya

kurang memadai.

2) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya

jamur kulit).

16
3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai

makanan. Salah satu contohnya adalah suatu

penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita

(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam

pencernaaan binatang ternak melalui makanannya

yang berupa sisa makanan/sampah.

E. PRINSIP PENGELOLAAN SAMPAH

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan

dengan dua tujuan:


1. mengubah sampah menjadi material yang memiliki

nilai
2. mengolah sampah agar menjadi material yang tidak

membahayakan bagi lingkungan hidup.

Prinsip Pengelolaan sampah :

1. Reduce (Mengurangi)
Semakin banyak orang menggunakan barang

atau material, semakin banyak sampah yang

dihasilkan. Oleh karena itu dengan meminimalisir

penggunaan suatu barang akan membantu

mengurangi jumlah sampah di bumi.


2. Re-use (Memakai kembali)
Sebisa mungkin, usahakan memakai

produk/barang yang bisa dipakai kembali. Hindari

pemakaian barang-barang yang disposable (sekali

pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu

pemakaian barang sebelum barang tersebut

menjadi sampah.

17
3. Recycle (Mendaur ulang)
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan

suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan

tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya

dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi

penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi

penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan

lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan

dengan proses pembuatan barang baru. Meskipun

begitu tidak semua barang bisa didaur ulang.

Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah

plastik, sampah kaca, dan sampah logam,

merupakan suatu jawaban atas upaya

memaksimalkan material setelah menjadi sampah,

untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang

material tersebut.
4. Replace (Ganti dengan barang ramah lingkungan)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari.

Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai

sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga

telitilah agar kita hanya memakai barang-barang

yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti

kantong keresek kita dengan keranjang bila

berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam

karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi

secara alami.

F. METODE PENGELOLAAN SAMPAH

18
1. Metode Pembuangan
Seperti metode penimbunan darat. Pembuangan

sampah pada penimbunan darat termasuk

menguburnya untuk membuang sampah, metode ini

adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini

biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai , lubang

bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam.

Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan

dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan

sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan

penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola

dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah

lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik

berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah.


Efek samping lain dari sampah adalah gas methan

dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di

bandung kandungan gas methan ini meledak dan

melongsorkan gunung sampah)


Karakteristik desain dari penimbunan darat yang

modern diantaranya adalah metode pengumpulan air

sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis

plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah

kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak

menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan

samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang

dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang

terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat

19
penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau

dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk

membangkitkan listrik.
2. Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki

nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut

sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang,

pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk

diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang

bisa dibakar untuk membangkitkan listik. Metode

metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan

dijelaskan dibawah.
a) Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari

daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan

kembali sampah yang dibuang, contohnya botol

bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk

digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan

dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal

(kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau

dari sampah yang sudah tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah

kaleng minum aluminum, kaleng baja

makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol

kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus.

Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS)

juga bisa di daur ulang. Daur ulang dari produk

yang komplek seperti komputer atau mobil lebih

20
susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai

dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

b) Pengolahan biologis (Pengkomposan)


Material sampah (organik), seperti zat

tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah

dengan menggunakan proses biologis untuk

kompos, atau dikenal dengan istilah

pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa

digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang

bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.


Contoh dari pengelolaan sampah

menggunakan teknik pengkomposan adalah Green

Bin Program (program tong hijau) di Toronto,

Kanada, dimana sampah organik rumah tangga,

seperti sampah dapur dan potongan tanaman

dikumpulkan di kantong khusus untuk di

komposkan.

c) Pemulihan energi (Waste-to-energy)


Kandungan energi yang terkandung dalam

sampah bisa diambil langsung dengan cara

menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak

langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan

bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan

panas" bervariasi mulai dari menggunakannya

sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan

sampai menggunakannya untuk memanaskan

21
boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari

turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua

bentuk perlakukan panas yang berhubungan,

dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi

dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini

biasanya dilakukan di wadah tertutup pada

tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat

mengubah sampah menjadi produk berzat padat,

gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar

untuk menghasilkan energi atau dimurnikan

menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa

dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.

Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang

canggih digunakan untuk mengkonversi material

organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran

antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini

kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan

uap.
3. Metode penghindaran dan pengurangan (Minimalisi

Sampah)
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan

sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau

dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode

pencegahan termasuk penggunaan kembali barang

bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak,

mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa

digunakan kembali (seperti tas belanja katun

22
menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk

menghindari penggunaan barang sekali pakai

(contohnya kertas tissue),dan mendesain produk yang

menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi

yang sama
Menurut Notoatmodjo (2003), cara-cara pengelolaan

sampah antara lain sebagai berikut:


1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung

jawab dari masing-masing rumah tangga atau

instansi yang menghasilkan sampah, maka dari itu

mereka harus membangun atau mengadakan tempat

khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian

dari masing-masing tempat pengumpulan sampah

tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan

Sementara (TPS) sampah dan selanjutnya ke Tempat

Penampungan Akhir (TPA).


Pengelolaan sampah di TPA sering juga disebut

landfill, yaitu tempat pembuangan yang memiliki

dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga

sampah yang diletakkan diatasnya tidak akan

merembes hingga mencemari air dan tanah

disekitarnya. Sampah- sampah yang datang

diletakkan secara berlapis, dipadatkan, dan ditutupi

dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama

dan menghilangkan bau. TPA umumnya dibuat untuk

bisa menampung sampah selama jangka waktu

beberapa tahun.

23
2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah

Pemusnahan dan atau pengelolaan sampah ini

dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain

sebagai berikut:
a. Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah

dengan membuat lubang di tanah (jugangan)

24
kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun

dengan tanah.
b. Dibakar (Inceneration) yaitu memusnahkan

sampah dengan jalan membakar di dalam tungku

pembakaran (incenerator).
c. Dijadikan pupuk (Composting) yaitu pengelolaan

sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya

untuk sampah organik seperti: daun-daunan, sisa

makanan dan sampah lain yang dapat membusuk

(Notoatmodjo, 2003).
Tempat sampah merupakan suatu sarana atau

tempat yang digunakan untuk membuang segala

sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang

punya dan bersifat padat.

Syarat tempat sampah yang sehat dalam Suryasa

(2008) yaitu :

25
a) Konstruksinya kuat dan tidak mudah bocor

sehingga sampah-sampah tersebut tidak

berserakan
b) Mempunyai tutup yang dibuat sedemikian rupa

agar mudah dibuka dan ditutup tanpa harus

mengotorkan tangan
c) Mudah dibersihkan
d) Mempunyai ukuran yang sesuai sehingga mudah

diangkat
e) Tempat sampah basah dan kering harus

dipisahkan untuk memudahkan dalam proses

pengolahan
f) Menyediakan plastik di dalamnya
g) Tempat sampah dibersihkan secara rutin agar

kuman-kuman penyakit tidak tertinggal


h) Letakkan tempat sampah di tempat yang

strategis atau ramai yang sering dilalui, tapi

tidak menghalangi jalan dan jangan di dekat

penyimpanan makanan atau minuman


i) Kosongkan tempat sampah secara rutin

G. Konsep pengelolaan sampah


Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan

sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara

negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum,

konsep-konsep yang digunakan adalah:


a. Diagram dari hirarki limbah. Hirarki Sampah ,

hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi

sampah, menggunakan kembali sampah dan daur

ulang, yang mengklasifikasikan strategi

26
pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari

segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang

tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi

minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah

untuk mengambil keuntungan maksimum dari

produk-produk praktis dan untuk menghasilkan

jumlah minimum limbah.


b. Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah /

Extended Producer Responsibility (EPR). (EPR)

adalah suatu strategi yang dirancang untuk

mempromosikan integrasi semua biaya yang

berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh

siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya

hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung

jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk

menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle

produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini

berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan /

atau menjual produk diminta untuk bertanggung

jawab atas produk mereka berguna setelah

kehidupan serta selama manufaktur.


c. Prinsip pengotor membayar. Prinsip pengotor

membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar

membayar dampak akibatnya ke lingkungan.

Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini

umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk

membayar sesuai dari pembuangan.

27
H. DAFTAR PUSTAKA

Walhi. 2009. "Mengelola Sampah, Mengelola Gaya Hidup",

Artikel Kesehatan. (Online). (http://www.wikipedia.com,

diakses jumat, 20 april 2012).

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.

PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.

2003.

Soemirat, J. 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada

University Prees. Yogyakarta.

Surayasa. 2008. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Banjir.

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/11_ej_surayasa

%20doc.pdf. Diakses tanggal 30 Maret 2011.

28
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Sampah dan Pengelolaannya


Waktu Pertemuan : 20 menit
Tanggal : 19 November 2014
Tempat : Balai Desa Manggis
Sasaran : Masyarakat Desa Manggis
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Presentator : Tetry Rahayu Pratama

TUJUAN

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Agar masyarakat atau peserta penyuluhan mengetahui tentang sampah dan
pengelolaannya.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat atau peserta penyuluhan
mampu:
a. Menjelaskan pengertian sampah dan pengelolaan sampah
b. Menjelaskan jenis-jenis sampah
c. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sampah
d. Menyebutkan dampak yang ditimbulkan sampah
e. Menjelaskan prinsip pengelolaan sampah
f. Menjelaskan metode pengelolaan sampah
g. Menjelaskan konsep pengelolaan sampah

SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian sampah dan pengelolaan sampah


2. Jenis-jenis sampah
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sampah
4. Dampak yang ditimbulkan sampah
5. Prinsip pengelolaan sampah
6. Metode pengeloaan sampah

29
7. Konsep pengelolaan sampah

NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA

1. 5 menit PEMBUKAAN

Mengucapkan salam Menjawab


Memperkenalkan diri Mendengar
Menjelaskan topik, Mendengarkan dan
waktu dan tujuan memperhatikan
penyuluhan
2. 10 menit KEGIATAN INTI
Memperhatikan
Menjelaskan pengertian
Mengajukan pertanyaan
sampah dan pengelolaanya
Memberikan kesempatan Mengemukakan pendapat
peserta untuk bertanya
Memberikan kesempatan
Mendengarkan
peserta lain untuk
Memperhatikan
menjawab
Memberikan reinforcement Mengajukan pertanyaan
Menjelaskan jenis-jenis
Mengemukakan pendapat
sampah
Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya Mendengarkan
Memberikan kesempatan Memperhatikan
peserta lain untuk
menjawab Mengajukan pertanyaan
Memberikan reinforcement
Menjelaskan faktor-faktor Mengemukakan pendapat
yang mempengaruhi
sampah Mendengarkan
Memberikan kesempatan Memperhatikan
peserta untuk bertanya
Memberikan kesempatan Mengajukan pertanyaan

peserta lain untuk Mengemukakan pendapat


menjawab
Memberikan reinforcement

30
Menyebutkan dampak yang Mendengarkan
ditimbulkan sampah Memperhatikan
Memberikan kesempatan
Mengajukan pertanyaan
peserta untuk bertanya
Memberikan kesempatan Mengemukakan pendapat
peserta lain untuk
menjawab Mendengarkan
Memberikan reinforcement Memperhatikan
Menjelaskan prinsip
pengelolaan sampah Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan
Mengemukakan pendapat
peserta untuk bertanya
Memberikan kesempatan
peserta lain untuk Mendengarkan
Memperhatikan
menjawab
Memberikan reinforcement Mengajukan pertanyaan
Menjelaskan metode
pengelolaan sampah Mengemukakan pendapat
Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya Mendengarkan
Memberikan kesempatan
peserta lain untuk
menjawab
Memberikan reinforcement
Menjelaskan konsep
pengelolaan sampah
Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
Memberikan kesempatan
peserta lain untuk
menjawab
Memberikan reinforcement
3. 5 menit PENUTUP

Bersama peserta Bersama-sama menyimpulkan


menyimpulkan atau
merangkum kembali

31
apa yang telah
Menjawab pertanyaan
disampaikan
Evaluasi tentang
sampah dan Memperhatikan dan
pengelolaanya mendengarkan
Melakukan terminasi Menjawab salam

Memberi salam untuk


menutup pertemuan

METODE

1. Ceramah
2. Tanya jawab

MEDIA/ALAT BANTU

1. Leaflet
2. Slide show

32
EVALUASI
PERTANYAAN ESSAY :
1. Apa yang dimaksud dengan sampah ?
2. Sebutkan jenis-jenis sampah berdasarkan sumbernya ?
3. Sebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sampah ?
4. Sebutkan penyakit apasaja yang dapat ditimbulkan oleh sampah ?
5. Sebutkan 3 syarat tempat sampah yang sehat ?

PERTANYAAN OBJEKTIF :

1. Berikut adalah contoh sampah anorganik yaitu, kecuali....


a. Botol minuman
b. Daun-daunan kering
c. Kertas
d. Pembungkus makanan
e. Plastik

2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sampah adalah, kecuali....


a. Keadaan sosial c. Keadaan penduduk e. Kesehatan
b. Keadaan ekonomi d. Kemajuan teknologi

3. Berikut contoh sampah yang mudah dibakar adalah, kecuali...


a. Kayu
b. Plastik
c. Kertas
d. Besi
e. Botol akua

4. Istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti


feses dan urin disebut...
a. Sampah manusia
b. Sampah alam
c. Sampah anorganik
d. Sampah organik
e. Sampah buatan

5. Tumpukan sampah dapat mengakibatkan....

33
a. Pencemaran udara
b. Udara semakin segar
c. Mengatasi masalah penyakit
d. Bertambah jumlah makhluk hidup
e. Air semakin bersih

6. Berikut prinsip pengelolaan sampah, kecuali...


a. Menambah
b. Mengurangi
c. Daur ulang
d. Memakai kembali
e. Ganti dengan yang ramah lingkungan

7. Penyakit yang dapat disebabkan oleh sampah yaitu...


a. Diare c. Kolera e. Semua benar
b. Typus d.Penyakit kulit

8. Sampah harus dibuang pada....


a. Selokan c.Tempatnya e. Pekarangan rumah
b. Bak mandi d. Sembarangan tempat

9. Tempat penampungan akhir dari sampah disebut...


a. TPS c.TPC e.Semua salah
b. TPA d. TPH

10. Syarat tempat sampah yang sehat, kecuali...


a. Mudah dibersihkan
b. Tempat sampah kering dan basah harus dipisahkan
c. Tidak mudah bocor
d. Tidak mempunyai tutup
e. Mempunyai plastik didalamya

34
KUNCI SOAL

ESSAY :

1. Sampah merupakan bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia, atau benda padat yang sudah digunakan dalam suatu kegiatan manusia
dan dibuang.
2. Jenis-jenis sampah berdasarkan sumbernya :
a. Sampah alam
b. Sampah manusia
c. Sampah konsumsi
d. Sampah nuklir
e. Sampah industri
f. Sampah pertambangan

35
3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sampah :
a. Keadaan penduduk
b. Keadaan sosial dan ekonomi
c. Kemajuan teknologi
4. Diare, kolera, typus, demam berdarah, penyakit kulit
5. Syarat tempat sampah yang sehat : ( 3 Benar )
a. Konstruksinya kuat dan tidak mudah bocor sehingga sampah-sampah
tersebut tidak berserakan
b. Mempunyai tutup yang dibuat sedemikian rupa agar mudah dibuka dan
ditutup tanpa harus mengotorkan tangan
c. Mudah dibersihkan
d. Mempunyai ukuran yang sesuai sehingga mudah diangkat
e. Tempat sampah basah dan kering harus dipisahkan untuk memudahkan
dalam proses pengolahan
f. Menyediakan plastik di dalamnya
g. Tempat sampah dibersihkan secara rutin agar kuman-kuman penyakit
tidak tertinggal
h. Letakkan tempat sampah di tempat yang strategis atau ramai yang sering
dilalui, tapi tidak menghalangi jalan dan jangan di dekat penyimpanan
makanan atau minuman
i. Kosongkan tempat sampah secara rutin

OBJEKTIF :

1.B 6. A

2. E 7.E

3. D 8. C

4. A 9. B

5. A 10.D

36

Anda mungkin juga menyukai