Anda di halaman 1dari 5

Tema : Aku: Pemimpin Muda Berjiwa Indonesia

Pemimpin Kekinian: Muda, Karya, Teladan


Oleh Amir Mugozin
Mahasiswa Pertanian 2014
Universiatas Gadjah Mada

Sebagai negara yang tengah berkembang, Indonesia membutuhkan orang-


orang hebat untuk maju di garda terdepan memimpin perubahan dalam peradaban
bangsa. Namun setelah beberapa dekade dari kemerdekaannya, Indonesia justru
mengalami degradasi sosok pemimpin hingga tahap paling krisis. Krisis ini
didasarkan atas ketidakpercayaan masyarakat terhadap mayoritas orang pilihannya
di dalam kursi pemerintahan. Apapun yang diucapkan orang-orang itu kepada
masyarakat, kebenarannya sungguh berbeda dengan kondisi yang ada dan
perbuatan yang dilakukan. Tiap saat tiap waktu, harapan di sebarkan ke penjuru
negeri guna menyenangkan telinga masyarakat untuk sementara waktu sedangkan
kebanyakan orang-orang di pemerintahan asik dengan urusannya masing-masing.

Korupsi atau mengambil hak rakyat demi keuntungan pribadi ataupun


kelompok bagaikan aktifitas rutin yang mesti dilakukan oleh para pejabat. Saling
jatuh menjatuhkan kekuasaan antara kelompok kepentingan bagai sebuah drama
yang tak kunjung selesai yang hanya bisa ditonton secara seksama oleh
masyarakat. Curang adalah prinsip utama dalam menjalankan kehidupan,
tanpanya tentu kau tak akan hidup, begitulah gurauannya. Nilai moral dan
tauladan dari sifat pemimpin semakin pudar tercoreng oleh gelagat dan tingkah
laku keseharian orang-orang kepercayaan di kursi pemerintahan. Lantas, apa yang
harus dilakukan demi meluruskan kembali arah perkembangan Indonesia dari
kecarut-marutan para pemimpinnya ?

Jawabannya adalah menghadirkan sosok pemimpin baru yang segar, tak


terpengaruh oleh golongan politik apapun, menghasilkan karya sebagai bukti, dan
dapat diteladani oleh masyarakat. Sosok pemimpin yang dekat dengan golongan
penggerak (golongan muda), santun dan hormat dengan golongan penasehat
(golongan tua). Sosok pemimpin yang kekinian, artinya yang mempunyai
metode modern dalam menggerakan masyarakat sesuai jaman dan kondisi yang
tengah terjadi. Sosok pemimpin komunikatif yang mau berdiskusi secara langsung
dengan masyarakat untuk bersama-sama memecahkan masalah di sekitarnya.

Muda. Mengapa dengan pemimpin muda? karena negara dan masyarakat


butuh akselerasi super cepat mengejar ketertinggalan dari negara lain dalam
perkembangan peradabannya. Pemimpin muda pasti memiliki keberanian dan
kepercayaan diri yang tinggi untuk melangkah menuju perubahan. Tenaga dan
semangat pantang menyerah masih berkobar dalam raga dan jiwanya. Bagi
pemimpin muda tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk berpikir, cukup
lakukan saja dengan segera. Namun tetap pertimbangan-pertimbangan terutama
dari golongan yang sudah berpengalaman menjadi bahan untuk merumuskan
keputusannya.

Melihat melalui struktur kependudukan Indonesia saat ini dimana kaum


muda atau usia produktif berada dalam jumlah yang mendominasi hingga
beberapa tahun kedepan maka pantaslah jika para pemimpinnya adalah golongan
dari mereka. Kesamaan itu tentu akan membuat persatuan dan kesetaraan menjadi
prinsip utama bagi mereka untuk saling bekerjasama. Bersatunya golongan muda
itu perlahan menghilangkan sikap skeptis terhadap masa depan negara. Maka
dengan munculnya pemimpin muda akan membawa negara menuju perubahan
besar seperti yang terjadi pada peristiwa penting lain di masa sebelumnya.

Lahirnya pemimpin muda berarti lahirnya pemimpin yang cocok dengan


kondisi jaman yang tengah berlangsung. Beda jaman beda pula metode
menggerakan massa. Saat ini media sosial menjadi sumber perhatian utama bagi
kalangan muda untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi. Mereka
mengeluarkan gagasan, berdiskusi, saling menyapa, dan berbagi hal apapun dalam
kehidupannya dengan media hingga mereduksi batasan sosial. Dengan begitu
siapa yang bisa memberikan pengaruh pada media sosial maka dia akan
mempunyai jaringan massa yang kuat, dan seorang pemimpin muda mempunyai
kesempatan besar itu pada dirinya.

Karya. Kualitas individu secara nyata akan terlihat dari banyak faktor,
namun yang lebih ditekankan pada seorang pemimpin muda adalah seberapa
banyak karya dan prestasi yang pernah dibuatnya. Karya yang dicipta pastilah
memiliki kemanfaatan yang luas dan merupakan inovasi terbarukan yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Pemimpin muda tanpa karya bagaikan harimau tanpa
cakar dan taring, tidak disegani dan dihormati sama sekali malah justru diburu
untuk dihancurkan dan dimanfaatkan kulitnya. Sebuah karya bagi seorang
pemimpin muda adalah sebuah bukti bahwa dirinya memiliki pemikiran yang
solutif terhadap permasalahan.

Prestasi juga butuh dimiliki seorang pemimpin muda. Prestasi adalah


bentuk penghargaan terhadap dirinya atas usaha yang telah dilakukan. Prestasi
memiliki makna bahwa masyarakat mengakui kalau kehadirannya memang
dibutuhkan demi kemajuan. Hal ini juga tentu akan menambah kepercayaan diri
hingga kemudian terus menerus semangat melanjutkan perubahan. Prestasi
bagaikan charger yang mengisi tenaga seorang pemimpin muda.

Karya dan prestasi, seperti itulah keduanya tidak bisa terpisahkan dari
sosok pemimpin muda yang tengah dicari saat ini. Tantangannya ialah bagaimana
caranya seorang pemimpin muda untuk tetap berkarya dan berprestasi di tengah
kesibukannya berpolitik.

Teladan. Sifat dan perilaku teladan yang mulai langka ditunjukan oleh
para pemimpin masyarakat saat ini adalah sebuah keprihatinan kita bersama.
Kejujuran tindakan yang didasarkan keikhlasan hati adalah yang paling kontras
memudar dari sifat mereka. Apalagi ketika sudah berhadapan dengan meja hijau,
seolah fakta menjadi salah dan kesalahan menjadi fakta. Kata-kata salah yang
diucapkan bisa menjadi benar jika mayoritas lingkungannya pun berkata benar
dan yang berkata benar menjadi minoritas yang dikucilkan, dijauhi bahkan
dihilangkan. Begitu kejam memang namun hal itu mesti dilakukan demi
mempertahankan eksistensi kekuasaan mereka dalam mengambil alih hak orang
lain. Orang jujur malah dianggap berbahaya bagi mereka.

Bagi seorang pemimpin muda, keberanian untuk bertindak benar dan


keyakinan bahwa perubahan pasti bisa diciptakan menjadi modal untuk melawan
budaya lain mulut lain hati yang tengah merajalela di kursi kepemimpinan saat
ini. Memang benar lawannya adalah orang-orang berpengalaman dan punya
jaringan yang kuat, tetapi pemimpin muda punya jiwa semangat berkobar dan
kebenaran di tangannya. Tapi hal ini tentu masih belum cukup. Kita perlu
menumbuhkan banyak pemimpin muda sehingga jumlahnya tidak berbanding
jauh dengan oknum yang mengaku pemimpin saat ini . Alhasil jika kita mampu
menghadirkan sosok pemimpin baru yang mempunyai nilai kejujuran dalam
dirinya maka masyarakat pun akan mendukung dan kemudian meneladani sifat
pemimpin mereka. Bukankah ada pepatah bijak mengatakan bahwa keadaan
masyarakat tercermin oleh keadaan pemimpinnya ?

Saat ini jarang sekali ditemui seorang pemimpin yang memiliki pribadi
yang sosialis terhadap lingkungan sekitarnya. Kebanyakan atau umumnya mereka
sudah tersibukkan oleh tugas-tugas kenegaraan yang pengaruhnya tidak
berdampak langsung kepada masyarakat. Misalnya tidak mengikuti gotong
royong atau acara hari kemerdekaan di area tempat tinggalnya. Padahal kegiatan
semacam ini tentu akan meningkatkan interaksi dan mengakrabkan seorang
pemimpin pada masyarakatnya. Sehingga tingkah laku apapun yang dilakukan
pemimpin akan mudah ditiru dan dijadikan teladan karena pendekatan contoh
yang diberikan. Di sisi inilah harusnya seorang pemimpin muda mengambil celah
untuk mendidik masyarakatnya melalui tindakan secara langsung.

Keshalihan pribadi juga butuh dijadikan perhatian bagi pemimpin muda.


Perilaku baik yang berhubungan dengan manusia perlu juga diimbangi dengan
hubungan baik dengan Tuhan Sang Pencipta. Dia lah yang akan mewujudkan
semua rencana yang telah diperjuangkan oleh pemimpin muda. Pemahaman
mengenai agama dan kesadaran bahwa semua manusia adalah setara di hadapan
Tuhan akan membawa pemimpin muda untuk tetap down to earth. Hal ini juga
menegaskan kepada masyarakat bahwa negara kita dibangun atas dasar Pancasila
dimana sila pertama yang dirumuskan para founding fathers berbunyi Ketuhanan
yang Maha Esa mengandung makna bahwa negara ini berdiri salah satunya atas
dasar kepercayaan terhadap Tuhan.

Pemimpin Kekinian adalah pemimpin baru yang lahir dari bumi pertiwi
dengan kecocokan jaman yang serba modern terhadap dirinya, memiliki inovasi
solutif, mempunyai karya dan prestasi, dan pribadi yang menjadi teladan di tengah
krisis karakter kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai