Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH PADAT &GAS

Alat Pengolahan Limbah Padat pada Industri Pulp dan Kertas

Nama : Asri Nurdiana

NIM : 141424007

Kelas : 3A- TKPB

a. Insinerasi
Proses insinerasi adalah alternatif pengelolaan limbah padat yang dipilih atas dasar
kemampuannya dalam mengurangi jumlah limbah dengan cepat dan hanyamenyisakan sedikit
abu. Pada proses insinerasi senyawa organik dioksidasi membentuk gas CO2 dan uap air serta
energi dalam bentuk panas yang dapat direkaveri. Cara insinerasi ini akan menguntungkan bila
limbah yangdibakar mengandung bahan organik tinggi dengan kadar abu yang rendah (< 10%),
kadar air rendah (< 60%), serta memiliki nilai kalor yang tinggi (> 3000 kalori).

b. Pengembangan Teknologi Insinerasi dan Penerapannya


Teknologi insinerator mengalami perkembangan yang cukup pesat, sejalan dengan
peningkatan kebutuhan energi serta timbulnya isu lingkungan yang berkaitandengan pemanasan
global (global warming). Teknologi selanjutnya memberikan peluang untuk memanfaatkan
energi yang dihasilkannya untuk produksi steam dan akhirnya menjadi produk listrik.
Perkembangan desain insinerator yang semula hanya dilengkapi penanganan emisi gas dengan
cara sederhana melalui cyclone saja, menjadi dapat menangani pula permasalahan limbah B3.
Berdasarkan karakteristik limbah bervariasi dan pertimbangan aspek teknis, lingkungan dan
ekonomi, maka dapat dipilih tipe-tipe insinerator yang umum dipakai di industri, diantaranya
adalah sebagai berikut dibawah ini.
1. Rotary Kiln Incinerator
Tipe insinerator ini banyak digunakan karena dapat digunakan untuk mengolah berbagai
jenis limbah dengan kisaran kadar air yang bervariasi.

(http://www.google.co.id/search?hl=id&source=Rotary+Kiln+Incinerator)

Rotary kiln berbentuk silinder horizontal yang berputar dengan kecepatan antara 0,75
2,5 rpm sehingga terjadi pencampuran antara limbah dengan udara pembakaran. Waktu tinggal
limbah dalam kiln bervariasi antara beberapa detik hingga beberapa jam. Suhu pembakaran
mempunyai rentang antara 815 16500 C.

2. Fluidized Bed Incinerator


Insinerator tipe ini mempunyai ruang bakar sistem fluidisasi dengan kontruksi rapat dan
kedap udara untuk menjaga sistem pada tekanan positif dan mencegah kebocoran panas dari
hasil pembakaran. Ruang bakar berisi tumpukan pasir yang akan terfluidisasi oleh hembusan
udara yang mengalir masuk dengan dipanaskan dulu oleh gas hasil pembakaran. Limbah yang
akan dibakar masuk melalui conveyor dengan pemanfaatan udara panas yang kontak sepanjang
conveyor hingga limbah mengalami pengeringan lanjut untuk meningkatkan kadar padatan.
Umpan limbah yang masuk jatuh padatumpukan pasir yang kemudian terfluidisasi oleh aliran
udara panas dengan turbulensi tinggi.
(http://nett21.gec.jp/JSIM_DATA/WASTE/WASTE_5/html/Doc_513.html)

Dengan sistem fluidisasi ini maka terjadi kontak antara pasir panas dengan limbah ,
sehingga air yang terkandung dalam limbah berubah menjadi uap, dan akhirnya terjadi
pembakaran yang optimum. Bagian dalam ruang bakar dilapisi bahan tahan api, sedangkan pipa-
pipa dibuat dari baja tahan karat untuk mencegah abrasi dan erosi serta kerusakan akibat
pengaruh gas hasil pembakaran. Pada insinerator ini juga dirancang sistem yang mencegah
terbawanya pasir dan abu ikut kedalam aliran gas hasil pembakaran.

Di Indonesia, penerapan insinerator untuk pengelolaan limbah industri harus mengikuti


peraturan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementerian KLH antara lain :
Desain insinerator memiliki spesifikasi yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Melakukan uji coba pengoperasian insinerator dan pengendalian pencemaran emisi gas
Mencatat kondisi operasi, hasil pembakaran, dan efisiensi pembakaran
Melaksanakan pemantauan sesuai ketentuan yang ditetapkan.

Pada umumnya penerapan insinerator untuk pengelolaan limbah padat banyak dilakukan
oleh industri kertas yang menggunakan bahan baku kertas bekas, terutama yang ada proses
deinking. Saat ini pertimbangan penggunaan insinerator di industri pulp dan kertas, masih
terbatas pada pemenuhan peraturan dalam pengelolaan limbah. Teknologi yang mengarah pada
pemanfaatan energi hasil pembakaran masih dalam tahap kajian dan uji coba. Khususnya untuk
menghasilkan steam dan tenaga listrik. Dari pemilihan tipe insinerator, baik yang tipe Rotary
Kiln maupun yang Fluidized Bed, keduanya sudah diterapkan di industri kertas di Indonesia.
Dengan berkembangnya teknologi insenerasi memungkinan pula pemanfaatan limbah padat
melalui proses gasifikasi. Untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi, limbah padat dapat
diumpankan dalam bentuk pelet atau briket.

Daftar Pustaka
Badan Pengkajian Iklim dan Mutu Industri (BPMIMI). 2011. Pedoman Memetaan Teknologi
untuk Industri Pulp dan Paper . Jakarta Selatan: Kementrian Perindustrian.
Yurakucho, Chiyoda-ku, 2002. Fluidized Bed Inceneraror
http://nett21.gec.jp/JSIM_DATA/WASTE/WASTE_5/html/Doc_513.html [ 16 Maret 2017]

Anda mungkin juga menyukai