PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Agar perumusan masalah ini tidak meluas maka penulis
membatasi ruang lingkup masalah sistem penggerak roda ini
adalah sebagai berikut :
1. Jenis-jenis penggerak pada kendaraan meliputi FF, FR, FWD.
2. Pengertian Poros penggerak roda dan macam-macamnya
3. Jenis-jenis penggerak roda belakang
4. Jenis-jenis penggerak roda roda depan.
1
C. TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini memiliki tujuan antara lain sebagai
berikut :
1. Sebagai salah satu tugas mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga.
2. Menambah wawasan tentang apa yang dimaksud dengan sistem
penggerak roda.
3. Mengetahui perbedaan Sistem Penggerak roda depan maupun
sistem penggerak roda belakang.
2
BAB II
ISI
3
Gambar : Mobil dengan penggerak tipe FF.
c. Rear Engine Rear Drive(RR)
Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan roda
belakang dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive(RR). Pemindah
tenaga kendaraan tipe ini sama dengan tipe Front Engine Front
Drive(FF). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi:
Kopling (clutch), transmisi(transmissions), differential, rear axle dan
roda(wheel).
d. Four Wheel Drive(FWD)
Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan roda
belakang dinam akan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel
Drive(FWD atau 4WD atau AWD ). Komponen-komponen sistem
pemindah tenaga meliputi : Kopling (clutch), transmisi
(transmission), transfer , dan terbagi menjadi dua. Pertama ke
front drive shaft (front propeller shaft), front differential, front
axle dan roda depan(front wheel ), sedangkan yang kedua ke rear
drive shaft, rear differential , rear axle dan roda belakang (rear
wheel ).
4
A. Poros Penggerak Roda/ Axle Shaft
Axle shaft atau poros penggerak roda adalah merupakan
poros pemutar roda -roda penggerak yang berfungsi meneruskan
tenaga gerak dari differential ke roda -roda. Axle shaft pada
kendaraan dibedakan menjadi dua yakni front axle shaft (poros
penggerak roda depan) dan rear axle shaft (poros penggerak
roda belakang). Pada kendaraan FF , front axle shaft sebagai
driving axle shaft, sedangkan pada kendaraan tipe FR, rear axle
shaft sebagai driving axle shaft. Pada kendaraan 4WD atau AWD ,
front axle shaft maupun rear axle shaft sebagai driving axle
shaft.
5
Gambar : Poros penggerak roda tipe rigid
Poros memikul terdiri dari 3 tipe , yaitu :
a. full floating
Full floating berarti sepenuhnya poros tidak menyangga
beban. Pada tipe ini bantalan-bantalan dipasangkan
diantara housing dan wheel hub, sedangkan roda
dipasangkan pada hub. Beban kendaraan sepenuhnya
ditumpu oleh axle housing, sedangkan poros roda tidak
memikul beban, hanya berfungsi menggerakkan roda.
Model ini sangat bagus untuk kendaraan berbeban berat.
b. three-quarter floating
Three-quarter floating berati beban kendaraan tidak
ditumpu oleh poros(poros menyangga beban). Pada tipe
three-quarter floating,hanya dipasangkan sebuah bantalan
di antara axle housing dan wheel hub.Roda dipasangkan
langsung pada poros roda. Hampir seluruh beban ditumpu
oleh housing. Gaya lateral (lateral force) baru akan bekerja
pada poros/ axle bila kendaraan membelok.
6
Gambar : Konstruksi Floating
c. semi-floating
semi floating berarti poros hanya menumpu beban. Tipe
semi floating banyak dipakai pada kendaraan ringan.
Hampir seluruh beban kendaraan dipikul oleh axle shaft,
demikian juga gaya lateral (lateral force) pada saat
kendaraan membelok. Bantalan dipasangkan diantara
axlehousing dan axle shaft, sedangkan roda dipasangkan
langsung pada axle shaft.
7
kendaraan tipe FF, poros penggerak harus memiliki 2
persyaratan, yaitu : harus mempunyai mekanisme yang
menyerap perubahan panjang dari poros penggerak yang
mengiringi gerakan roda naik dan turun; harus dapat
memelihara operasi sudut yang sama ketika roda depan
dikemudikan dan harus memutar roda saat membentuk
kecepatan karena roda depan digunakan secara bersamaan
untuk pengemudian dan pemindahan tenaga. Komponen/
sistem yang digunakan untuk memenuhi persyaratan tersebut
adalah universal joint tipe constant velocity joint (CV Joint)
Constant velocity joint adalah tipe universal joint yang
memungkinkan untuk digunakan pada kendaraan FF, dimana
poros mampu meneruskan tenaga sambil terjadi perubahan-
perubahan sudut. Ada dua jenis CV joint, yaitu :
a. birfield joint
8
b. tripod joint.
9
getaran yang menimbulkan bunyi dan kurang nyaman.Hal itu
diatasi dengan beberapa metode yang antara lain dengan
penggunaan dynamic damper type, hollow shaft type dan
intermidiate shaft.
a. Dynamic damper type
Tipe poros penggerak ini mempunyai dynamic damper yang
dipasangkan pada bagian tengah poros yang panjang.
Dynamic damper dipasangkan pada poros penggerak melalui
bantalan karet. Saat poros penggerak bergetar atau terpuntir
maka damper yang diberikan cenderung untuk berputar pada
kecepatan konstan, sehingga bantalan karet menyerap getaran
dan puntiran.
10
Gambar : Poros penggerak roda depan dengan tipe Hollow
shaft.
c. Intermediate shaft type
Poros penggerak tipe ini digunakan pada kendaraan yang
perbedaan jarak dua poros penggeraknya besar.
11
Gambar : Tanpa menggunakan Intermediate shaft.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Axle shaft atau poros penggerak roda adalah merupakan
poros pemutar roda -roda penggerak yang berfungsi meneruskan
tenaga gerak dari differential ke roda -roda. Axle shaft pada
kendaraan dibedakan menjadi dua yakni front axle shaft (poros
penggerak roda depan) dan rear axle shaft (poros penggerak roda
belakang). Pada kendaraan memiliki tipe poros kendaraan yang
berbeda beda sesuai dengan sistem penggeraknya apakah
menggunakan tipr FF, FR, FWD, RR.
B. SARAN
Mengingat poros penggerak roda atau axle shaft ini sangatlah
penting pada kendaraan yang dimana meneruskan putaran dari
differensial ke roda roda, maka di tuntut untuk dapat bekerja secara
aman dan nyaman guna menunjang berkendaraan yang nyaman.
13
Untuk itu maka perawatan atau pengecekan pada komponen-
komponen harus dilakukan setiap saat.
DAFTAR PUSTAKA
14