Anda di halaman 1dari 5

Nama : A.A.

Ayu Laksmi Damarnegari


NIM : 1508305027
Judul Praktikum : Enumerasi
Tanggaal Praktikum : 2 Maret 2017
I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Bakteri adalah mikroorganisme prokariotik yang paling sederhana dan
banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Ukuran bakteri sangat kecil, kurang dari
10 m, sehingga untuk menghitung jumlahnya harus dilakukan dengan enumerasi
(Mohamad dkk., 2014). Metode enumerasi adalah metode penghitungan mikroba
yang dilakukan beberapa cara, yaitu metode pengenceran, perhitungan langsung
dalam ruang hitung (Hemasitometer), membran filter, berat kering dan volume
sel, dan MPN (Most Probable Number) (Retno dkk., 2017). Metode yang mudah
dilakukan adalah metode pengenceran yang diawali dengan pengenceran
bertingkat yang bertujuan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi
bakteri. Hasil pengenceran sampel kemudian di tuang ke media di cawan Petri.
Diinkubasi selama 24-48 jam lalu diamati koloni mikroba yang tumbuh (Gobel,
2008). Penghitungan ini digunakan secara luas dalam menghitung mikroba yang
hidup dalam padatan dan cairan, karena perbedaan suspensi maka diperlukan
pengenceran bertahap lalu ditanam dalam media tumbuh agar koloninya tumbuh
dan dapat dihitung. Pengamatan mikroba dilakukan secara individual maupun
koloninya. Bentuk koloni berbeda pada tiap spesies dan merupakan ciri khas dari
spesies tersebut. Jumlah mikroba dalam sampel ditentukan dengan mengalikan
jumlah koloni dengan faktor pengenceran. Satuan yang digunakan dalam
menyatakan jumlah koloni mikroba adalah CFU (Colony Forming Unit) (Waluyo,
2007).
I.2 TUJUAN
1. Untuk menghitung koloni mikroba pada sampel makanan dan
minuman yang diujikan.
2. Untuk mengetahui sampel makanan atau minuman yang mengandung
bakteri paling banyak.
II. METODE
Praktikum enumerasi dan isolasi pada tanggal 9 Maret 2017 diuji 6 sampel
makanan dan minuman, diantaranya sate ayam, hati ayam, sosis ayam, saus
tomat, jamu beras kencur dan susu UHT. Alat yang digunakan adalah
tabung reaksi, media NA, cawan Petri, air steril dan mikropipet. Pertama
saus tomat ditimbang sebanyak 10 gr menggunakan wadah yang steril, lalu
10 gr saus tomat dimasukkan ke dalam 90 mL air steril, lalu dikocok hingga
homogen. Sampel yang sudah homogen diambil dengan mikropipet yang
steril sebanyak 1 mL, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi berlabel 10 -2
berisi 9 mL air steril. Sampel dihomogenkan dengan menggunakan fortex,
setelah itu sampel diencerkan lagi hingga pengenceran 1000 kali (10 -3).
Langkah terakhir sampel pengenceran 10-3 dimasukkan ke dalam cawan
Petri dengan mikropipet lalu dituangkan media NA. Setelah itu diinkubasi
selama 24 jam dalam suhu 37.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 HASIL
(terlampir)
III.2 PEMBAHASAN
Praktikum enumerasi menggunakan enam sampel makanan dan minuman.
Kelompok 1 menggunakan sampel sate ayam. Jumlah koloni yang terhitung
44x103 CFU/gr = 0,44x105 CFU/gr. Badan Standarisasi Nasional (2009)
mengatakan batas maksimum mikroba pada olahan daging ayam adalah 1x10 5
koloni/gr. Uji yang dilakukan kelompok 2 menggunakan hati ayam didapat jumlah
koloni yang terhitung 11x103 CFU/gr = 0,11x105 koloni/gr, batas maksimum
mikroba pada olahan daging ayam adalah 1x105 koloni/gr (Badan Standarisasi
Nasional, 2009). Perbandingan antara sampel dengan standar mutu sate dan hati
ayam 0,44x105 CFU/gr & 0,11x105 CFU/gr < 1x105 koloni/gr maka sate dan hati
ayam memenuhi syarat SNI mutu pangan. Kelompok 3 menguji sampel sosis
mentah, didapat jumlah koloni mikrobanya 256x103 CFU/gr, batas maksimum
mikroba pada produk olahan daging yang dihaluskan adalah 1x10 5 koloni/gr
(Badan Standarisasi Nasional, 2009). Unggas menjadi tempat perkembangbiakan
mikroorganisme karena tempat hidupnya yang kotor. Bakteri yang sering
dikaitkan dengan daging ayam adalah Salmonella sp. dan Escherichia coli
(Degirmencioglu dkk., 2012).
Kelompok 4 menggunakan saus tomat yang digolongkan dalam suspensi
padat. Jumlah koloni mikroba yang ditemukan adalah 164x10 3 CFU/gr = 16,4x104
CFU/gr, batas maksimum koloni mikroba saus tomat adalah 1x10 4 koloni/gr
(Badan Standarisasi Nasional, 2009). Saus tomat adalah media yang disukai oleh
bakteri untuk berkembang biak, praktik penjualan yang kurang bersih serta
kondisi lingkungan yang tidak memadai dapat mendorong pertumbuhan bakteri
(Hartati, 2012). Bakteri yang dapat tumbuh bakteri coliform dan Escherichia coli,
selain itu dapat ditemukan pula spesies jamur seperti Aspergillus foetidus dan
Rhizopus oryzae (Kalyoncu dkk., 2005).
Kelompok 5 menguji sampel jamu beras kencur, hasilnya terdapat 10x103
CFU/mL. Batas maksimum koloni mikroba pada minuman tradisional adalah
3x103 koloni/mL (Badan Standarisasi Nasional, 2009). Hasil ini menunjukkan
bahwa koloni yang ditemukan pada sampel jamu kencur melebihi standar mutu
nasional, koloni pada sampel adalah 10x103 CFU/mL > 3x103 koloni/mL, artinya
jamu kurang higienis. Penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati (2012),
ditemukan bakteri Escherichia coli. Penemuan bakteri ini diduga disebabkan
karena air yang digunakan tidak dimasak sampai mendidih, selain itu juga dapat
disebabkan karena alat dan bahan tidak dicuci bersih dan lingkungan penjualan
yang kurang higienis (Sukmawati dkk., 2012). Pengujian sampel cair
menggunakan susu UHT oleh kelompok 6 memperoleh jumlah koloni mikrobanya
0 CFU/mL. Batas maksimum koloni mikrobanya <10 koloni/0,1mL menurut
Badan Standarisasi Nasional (2009). Hal ini membuktikan susu UHT aman
dikonsumsi karena tidak melebihi batas maksimum koloni standar mutu nasional.
Susu merupakan media pertumbuhan mikroba yang baik, bakteri yang dapat
ditemukan di susu adalah bakteri coliform yang merupakan sugestif dari
kontaminasi akibat kondisi pengolahan yang kurang bersih (Jeppu dkk., 2015)
Kontaminasi pada susu dapat dikurangi antara lain dengan menjaga kesehatan
ternak, higiene susu, dan pasteurisasi (Jeffrey dkk., 2009)
IV.KESIMPULAN
1. Jumlah koloni mikroba yang terbentuk pada sampel yang diujikan adalah
pada sate ayam 44x103 CFU/gr, hati ayam 11x103 CFU/gr, sosis ayam
mentah 256x103 CFU/gr, saus 164x103 CFU/gr, jamu beras kencur 10x103
CFU/gr, dan pada susu Ultra UHT ada 0 CFU/gr koloni mikroba.
2. Sampel makanan dan minuman yang mengandung mikroba paling banyak
adalah sosis ayam mentah, yaitu sebanyak 256x103 CFU/gr.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam
Pangan. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional

Degirmencioglu, N., R. Irkin, and A. Degirmencioglu. 2012. Determination of


Contamination Stagesof Frozen Chicken Dner. Journal of Food
Science. 24(4) : 315-320
Gobel, B. R., Zaraswati, D. & As`adi , A., 2008. Mikrobiologi Umum Dalam
Praktek. Makassar:Universitas Hasanuddin
Hartati, A.S. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit
Nuha Medika
Jeffrey, T., Lejeune, and P.J.R. Schultz. 2009. Unpasteurized Milk : A Continued
Public Health Threat Food Safety. Clinical Infec-tious Dis. 48:
93100
Jeppu, Udayalaxmi, N. Jayaram, S. Satya, and A.K Purayil. 2015. Microbiological
Evaluation of Ultra-High-Temperature (UHT)-Treated Milk Close to
Expiry Date and Routine Home Practices for Preservation of Milk.
Indian J Community Med. 40(3) : 174-176
Kalyoncu, F.A., Tamer U., and Oskay M. 2005. Determination of Fungi
Associated with Tomatoes (Lycopersicum esculentum M.) and Tomato
Pastes. Plant Pathology. 4 : 146-149
Maulitasari, S. Siti. 2014. Identifikasi Cemaran Stahpylococcus aureus pada
Daging Ayam yang di Jual di Pasar Tradisonal dan Modern di Sekitar
Kampus Institut Pertanian Bogor [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
Mohamad, N.Amaleena, N. A. Jusoh, Z. Z. Htike, S. L. Win.2014. Bacteria
Identification From Microscopic Morphology : A Survey. International
Journal on Soft Computing, Artificial Intelligence and Applications
(IJSCAI). 3 (2) : 1-12
Retno, K., Y.Ramona &IBG Darmayasa. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Umum. Bukit Jimbaran : Laboratorium Mikrobiologi Prodi Biologi
FMIPA
Sukmawati, Putu Ayu, Meitini W.P., Retno Kawuri. 2014. Identifikasi Fungi dan
Total Bakteri pada Jamu Tradisional di Pasar Kedonganan Kelurahan
Jimbaran Kabupaten Badung Provinsi Bali. Jurnal Biologi. 16(2) : 31-35
Waluyo, L. 2007. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang : UMM
Press

LAMPIRAN
1 2 3

Gambar 1. Pengenceran Sampel Saus

4 Gambar 2. Koloni Bakteri


pada Sampel Saus

Keterangan gambar :

1. Tabung reaksi pengenceran sampel 1000 kali


2. Tabung reaksi pengenceran sampel 100 kali
3. Pengenceran sampel 10 kali
4. Koloni bakteri

Anda mungkin juga menyukai