Anda di halaman 1dari 28

I.

Pendahuluan

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika,

Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Terminologi

narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum

seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika

Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan.

Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga

zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika

dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak

dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi.

Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah

tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika

disebutkan pengertian Narkotika adalah zat atau obat

yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik

sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan .

Sebenarnya Narkoba itu obat legal yang digunakan

dalam dunia kedokteran, namun dewasa ini Narkoba

banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak

1
sedikit yang menggunakan narkoba. Banyak dari mereka

yang menggunakan Narkoba dengan alasan untuk

kesenangan batin, namun sayangnya tidak banyak yang

mengetahuai bahaya narkoba. Oleh karena itu selain

untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Bhs.

Indonesia, kami menyusun makalah ini bertujuan untuk

memberikan informasi betapa bahayanya Narkoba

II.Narkoba
A. Pengertian
Narkoba secara Farmakologi adalah Opioida
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika

disebutkan pengertian Narkotika adalah zat atau obat

yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik

sintetis maupun semi sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

2
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan

rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan .

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-

obatan terlarang. Sementara NAPZA merupakan

singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya

(obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan

seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-

obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan

untuk istilah yang sama, meskipun istilah NAPZA lebih

luas lingkupnya.

Dalam istilah sederhana NAPZA berarti zat apapun

juga apabila dimasukkan kedalam tubuh manusia, dapat

mengubah fungsi fisik dan/atau psikologis. NAPZA

psikotropika berpengaruh terhadap system pusat syaraf

(otak dan tulang belakang) yang dapat mempengaruhi

perasaan, persepsi dan kesadaran seseorang


Sebetulnya penggunaan narkotik, obat-obatan,

psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) untuk

berbagai tujuan telah ada sejak jaman dahulu kala.

Masalah timbul bila narkotik dan obat-obatan digunakan

secara berlebihan sehingga cenderung kepada

penyalahgunaan dan menimbulkan kecanduan (dalam

bahasa Inggris disebut substance abuse). Dengan

3
adanya penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui

pola hidup para pecandu, maka masalah penyalahgunaan

NAPZA menjadi semakin serius. Lebih memprihatinkan

lagi bila yang kecanduan adalah remaja yang merupakan

masa depan bangsa, karena penyalahgunaan NAPZA ini

sangat berpengaruh terhadap kesehatan, sosial dan

ekonomi suatu bangsa.

Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan

yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-

obat terlarang secara berulang-ulang atau

berkesinambungan. Apabila tidak melakukannya dia

merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan

tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada

tubuh.

B. Jenis- jenis narkoba


1. Narkotika
Adalah Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-

Undang No. 22 tahun 1997)

4
Yang termasuk jenis narkotika adalah : Tanaman

papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing,

jicingko), opium obat, morfin, kokain, ekgonin, tanaman

ganja, dan damar ganja, garam-garam dan turunan-

turunan dari morfin dan kokain, serta campuran-

campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung

bahan tersebut di atas.

Penggolongna narkotika menurut UU R.I No. 22 tahun

1997 antara lain:

a. Ganja/Mariyuana/Kanabis Sativa ( Halusinogen)

Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis

sativa pada mulanya banyak digunakan sebagai obat

relaksan untuk mengatasi intoksikasi (keracunan

ringan). Bahan yang digunakan dapat berupa daun,

batang dan biji, namun kemudian disalah gunakan

pemakaiannya.

Banyak orang mengkonsumsi ganja dengan cara

menghisap seperti orang menghisap rokok. Ada juga

dengan cara memasukkan ke dalam makanan guna

mendapatkan rasa nikmat. Membuat ketagihan

secara mental dan berfikir menjadi lamban dan

pecandunya nampak bodoh karena zat tersebut dapat

5
mempengaruhi konsentrasi dan ingatan serta

kemampuan berfikir menjadi menurun.

Mengandung bahan kimia Delta-

9tetrahydrocanabinol (THC) yang dapat

mempengaruhi pemakai dalam cara melihat dan

mendengar. Pemakai ganja dalam waktu panjang

dapat menyebabkan schizophrenia atau kegilaan.


Efek yang di timbulkan oleh pecandu ganja ;
- Pemakai cenderung lebih santai
- Rasa gembira yang berlebihan
- Sering berfantasy atau mengkhayal
- Aktif berkomunikasi
- Nafsu makan bertambah besar
- Sensitive
- Kering pada mulut dan tenggorokan

b. Morfin

Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari

hasil pencampuran getah poppy (papaver sormary

6
ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semi

sintetik.
Morfin merupakan zat aktif dari opium. Di dalam

dunia kedokteran zat ini digunakan untuk mengurangi

rasa sakit pada waktu dilakukannya

pembedahan/operasi. Ketika pecah perang saudara di

amerika serikat tahun 1856 zat ini digunakan untuk

serdadu yang luka, mengurangi rasa sakit. Akan

tetapi efeknya yang negative maka penggunanya

diganti dengan obat-obatan sintetik lainnya.

c. Heroin

Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah

mengalami proses kimiawi. Pada mulanya heroin ini di

gunakan untuk pengobatan ketergantungan morfin,

tetapi kemudian terbukti bahwa kecanduan heroin

justru lebih hebat. Morfin atau heroin disebut juga

putaw. Bentuknya seperti serbuk putih tidak berbau.


Efek penggunaaan morfin, heroin (putaw) :

Dapat menekan kegiatan system syaraf


Memerlambat pernapasan dan detak jantung
Memperbesar pembuluh darah
Mengecilnya bola mata

7
Adanya perasaan mual-mual dan muntah-muntah

bagi korban pemula. Bila overdosis dapat

merenggit nyawa
Mengganggu kerja organ tubuh seperti jantung,

lever, paru, ginjal dan usus.

d. Kokain

Efek dari penggunaan kokain dapat menyebabkan

paranoid, halusinasi serta berkurang rasa percaya

diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak.

Selain memperburuk system pernafasan, penggunaan

yang berlebihan sangat membahayakan dan bisa

membawa kematian. Kokain yang turunannya putaw

sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.


Pengolongan narkotika :

Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan

tidak digunakan dalam terapi , serta mempunyai

potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh : heroin. Kokain dan

ganja

Golongan II

8
Narkotika yang berkhasiat pengobatan,

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat

digunakan dalam terapi dan atau untuk

pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh : Morfin , Petidin

Golongan III

Narkob yang berkhasiat pengobatan dan benyak

digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi rendah

ketergantungan. Contohnya : Codein

2. Psikotropika
Psikotropika adalah Zat atau obat alamiah atau

sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif

melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas

mental dan perilaku

Psikotropika adalah obat-obatan yang bukan

narkotika, tetapi mempunyai efek yang sama dengan

narkotika apabila disalahgunakan. Karena sasaran dari

9
obat-obatan tersebut adalah syaraf-syaraf tertentu dari

system syaraf pusat di otak. Pemakaian obat ini

menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental

dan prilaku.
Contoh obat-obatan yang tergolong jenis

psikotropika antara lain :


Psikoltropika menurut UU No. 5 tahun 1997 meliputi

:ectasy, shabu- sabu, LSD, obat penenang/ obat tidur,

obat anti depresi, dan anti psikosis. Zat psikotropika

yang sering disalah gunakan (menurut WHO 1992)

adalah:

- Alcohol :semua minuman alcohol yang

mengandung etanol(etil alcohol)


- Opioida : heroin morfin, pethidin, candu.
- Kanabioida : ganja, hashish
- Sedative/ hipnotika: obat penenang/ obat tidur.
- Kokain : dan koka, serbuk kokain, crack.

10
3. Zat adiktif
Zat adiktif adalah Bahan lain bukan narkotika atau

psikotropika. Mis : Alkohol , rokok, cofein . Meskipun

bahan zat adiktif bukan narkotika atau psikotropika

tetapi penyalahgunaannya dapat berdampak buruk bagi

penggunanya, karena dapat menimbulkan

ketergantungan atau ketagihan. Selain merusak

kesehatan diri pribadi akibat minuman keras yang

mengandung etanol, karbohidrat, tapi dapat

memabukkan orang yang menenggaknya. Begitu juga

tembakau yang mengandung tar dan nikotin yang dapat

menimbulkan penyakit jantung koroner.


- Minuman Alkohol, mengandung etanol etil alkohol,

yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat,

11
dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia

sehari hari dalam kebudayaan tertentu. Jika

digunakan bersamaan dengan Narkotika atau

Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat

itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman

beralkohol:
a. Golongan A: kadar etanol 1-5 % (Bir)
b. Golongan B: kadar etanol 5-20 % (Berbagai

minuman anggur)
c. Golongan C: kadar etanol 20-45 % (Whisky, Vodca,

Manson House, Johny Walker)


- Inhalasi, gas yang dihirup dan solven (zat pelarut)

mudah menguap berupa senyawa organik, yang

terdapat pada berbagai barang keperluan rumah

tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang

sering disalahgunakan adalah: Lem, Tiner,

Penghapus Cat Kuku, Bensin.


- Tembakau, pemakaian tembakau yang mengandung

nikotin sangat luas di masyarakat. Dalam upaya

penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian

rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus

menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena

rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk

penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

12
C. Penyebaran Narkoba
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak

bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk

dunia dapat dengan mudah memperoleh narkoba dari

oknum- oknum yang tidak bertanggungjawab.

Misalnya saja dari Bandar narkoba yang senang

mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat

pelacuran dan tempat- tempat perkumpulan Genk.

Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua,

ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran

narkoba yang begitu meraja lela. Upya

pemberantasan narkoba pun sudah sering dilakukan ,

namun masih sedikit kemungkinan untuk

menghindarkan narkoba dari kalangan remja mupun

dewasa, bahkan anak- anak usia SD dan SMP pun

13
banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini yang

efektif untuk mencegah penggunaan narkoba pada

kalangan anak- anak adalah pendidikan keluarga.

Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik

anaknya untuk seelu menjauhi narkoba.

D. Bahaya narkoba terhadap pelajar atau remaja


Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang

di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat

Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda

tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup

bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai

generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa,

semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif

penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak

dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan

bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal

kenangan.
Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum

muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran

narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11

sampai 24 tahun.
Sementara nafza merupakan singkatan dari

narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat

14
terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang

mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat

tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan

untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih

luas lingkupnya.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya

semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada

umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya

usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.


Pada awalnya pelajar yang mengonsumsi narkoba

biasanya diawali dengan perkenalannya dengan

rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah

menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari

kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi

ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan

orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba.

Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami

ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap

anak atau remaja (pelajar) adalah sebagai berikut:


- Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-

nilai pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,

15
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba
E. Factor penyalahgunaan narkoba
1. Lingkungan social
Motif ingin tahu :dimasa remaja seseorang sering

mempunyi rasa ingiin tahu yang besar lalu ingin

mencobanya. Misalnya mengenal narkotika,

pasikotrpika
Adanya kesempatan : karena orang tua sibuk

dengan kegiatannya masing- masing, mungkin juga

karena kurangnya rasa kasih saying dari keluarga

atau akibat dari Broken Home.


Sarana dan prasarana : karena orang tua

memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan,

memicu seseorang untuk untuk menyalahgunaakan

uang tersebut untuk membeli narkotika.


2. Kepribadian
Rendah diri : perasaan rendah diri didalam

pergaulan di masyarakat ataupun di lingkungan

sekolah, kerja dsb membuat mereka mengatasi

masalah tersebut dengan cara menyalahgunakan

narkotika denag tujuan ingin lebih aktif dan berani


Emosiaonal dan mental: pada masa- masa ini

biasanya mreka ingin lepas dari segala aturan-

aturan orang tua mereka dan sebagai tempat

16
pelarian adalah mengunaan narkoba, psikotropika

dan minum keras lainnya

F. Penyakit yang mengintai pecandu narkoba


1. HIV AIDS
Pengguna narkoba suntik diketahui turut

menyumbang peningkatan jumlah orang yang

terinfeksi HIV AIDS, hal ini karena sebagian besar

pengguna narkoba menggunakan jarum suntik

secara bergantian dan juga melakukan hubungan

seksual yang tidak aman serta berganti-ganti

pasangan.
Umumnya seseorang tidak menyadari jika dirinya

terinfeksi HIV karena sebagian besar tidak

bergejala, sehingga rentan menularkan pada orang

lain. Namun saat sistem kekebalan tubuhnya makin

menurun maka mulai muncul gejala dan terkadang

sudah masuk ke tahap AIDS.

2. Hepatitis B dan C
Selain HIV, penyakit hepatitis B dan C juga banyak

dialami oleh pengguna narkoba suntik. Virus

hepatitis B dan C ditularkan lewat darah yang bisa

berasal dari saling tukar jarum suntik oleh IDU

(Injection drug user), serta alat tato yang tidak

17
disteril. Umumnya seseorang tidak menyadari jika

ia terinfeksi penyakit ini hingga kondisinya semakin

parah bahkan bisa menjadi sirosis serta kanker

hati.
3. Kemampuan kognitif menurun
"Beberapa narkoba risikonya lebih ke otak seperti

kemampuan berpikir dan mengingat atau

kognitifnya jadi menurun, untuk remaja biasanya

prestasi di sekolahnya menurun," ujar Prof

Samsuridjal
Hampir semua narkoba bisa berdampak buruk bagi

otak dan kemampuan kognitifnya, seperti ekstasi

yang membuat orang kehilangan ingatan dalam

jangka waktu lama, tidak mampu berpikir, ekstasi

membuat sulit konsentrasi, ganja menyebabkan

gangguan persepsi dan berpikir, serta shabu yang

menyebabkan gangguan saraf.


4. Gangguan pada hati (liver) dan ginjal
Seperti diketahui kedua organ ini berfungsi

menyaring dan mengeluarkan racun-racun yang ada

di dalam tubuh. Namun pada pengguna narkoba

proses penetralan dan pengeluaran racun dari

dalam tubuh ini menjadi terganggu, sehingga hati

dan ginjal harus bekerja lebih keras yang

membuatnya berisiko mengalami gangguan atau

18
rusak.

Risiko ini bisa dialami oleh semua pengguna

narkoba terutama pemakai ekstasi, heroin, kokain

yang memicu gagal ginjal, serta shabu-shabu.

5. Gangguan paru-paru dan pernapasan


"Untuk yang dihirup bisa mengganggu paru-paru

karena umumnya barang yang dijual di pasaran

merupakan hasil oplosan," ujar dr Iskandar Hukom

yang merupakan Sekjen YCAB (Yayasan Cinta Anak

Bangsa).

dr Iskandar menuturkan dalam barang oplosan itu

seringkali ditemukan zat tertentu yang sebenarnya

tidak boleh masuk atau terhirup ke dalam tubuh

sehingga dapat mengganggu paru-paru serta

pernapasan.

6. Infeksi menular seksual


dr Iskandar menuturkan pengguna narkoba lebih

rentan terkena infeksi menular seksual (IMS) akibat

sering bergonta ganti pasangan serta cenderung

melakukan hubungan seks yang tidak aman.

19
7. Gangguan jiwa
Pecandu atau pengguna narkoba jangka panjang

akan membuat zat-zat kimia dalam barang haram

tersebut membuat sistem sarafnya rusak dan

merangsang kelainan perilaku seperi berhalusinasi,

ilusi dan gangguan cara berpikir yang memicu

gangguan kejiwaan.
G. Penyembuhan penggguna narkoba

Mengatasi kecanduan dan meninggalkan narkoba

membutuhkan banyak usaha. Belajar keterampilan

penyesuaian lingkungan baru dan tahu ke mana harus

mencari bantuan adalah hal yang sangat penting.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa

dipertimbangkan:
- Temui terapis.
Kecanduan obat terkait dengan sejumlah masalah

yang dapat dibantu dengan konseling

(psikoterapi). Penderita mungkin memiliki masalah

kesehatan mental yang perlu ditangani, atau

mungkin berasal dari keluarga bermasalah. Terapi

dapat membantu mendapatkan kembali kedamaian

pikiran dan memperbaiki cara berhubungan

dengan lingkungan.
- Bergabung dengan kelompok pendukung.

20
Kelompok pendukung, seperti Narcotics

Anonymous, dapat sangat efektif mengatasi

kecanduan obat-obatan terlarang. Kasih sayang,

pengertian dan berbagi pengalaman dapat

membantu memecahkan kecanduan dan terbebas

dari pengaruh narkoba. Penderita dapat

menemukan kelompok dukungan dalam

komunitas, dan ada juga yang tersedia di Internet.


- Mencari pengobatan untuk gangguan kesehatan

mental lainnya.
Karena orang yang mengalami masalah kesehatan

mental lainnya, seperti depresi, lebih mungkin

untuk menjadi pecandu obat-obatan terlarang,

mencari pengobatan langsung dari seorang

profesional kesehatan mental yang berkualitas

jika memiliki tanda-tanda atau gejala penyakit

mental. Dukungan dari Keluarga dan Sahabat

Karena banyak pengguna narkoba atau pemakai

obat terlarang menyangkal bahwa mereka

memiliki masalah, mereka tidak akan mencari

bantuan. Anggota keluarga, teman atau rekan

kerja mungkin perlu untuk membujuk pengguna

untuk mencari pengobatan. Jika Anda memiliki

teman atau anggota keluarga dengan masalah

21
narkoba yang tidak mendapatkan bantuan, Anda

mungkin perlu untuk mengambil langkah-langkah

untuk mengatur rencana penyembuhan melalui

intervensi.
Intervensi adalah proses yang direncanakan

dengan hati-hati di mana keluarga, teman-teman,

guru, atau orang lain yang bergabung bersama

untuk menghadapi seseorang tentang konsekuensi

dari kecanduan dan minta dia untuk melakukan

pengobatan. Sebuah intervensi yang sukses

melibatkan perencanaan yang matang, berupa

penelitian dan kerja sama tim. Jika Anda pikir

Anda perlu mengatur intervensi, belajar

bagaimana melakukannya dengan benar. Sebuah

intervensi terorganisir dengan hati-hati bisa

sangat sukses, tetapi sebuah konfrontasi dapat

membuat situasi lebih buruk.


H. Cara Penanggulangan Narkoba Pada Remaja

Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Preventif
a. Pendidikan Agama sejak dini
b. Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis

dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

22
c. Menjalin komunikasi yang konstruktif antara orang

tua dan anak


d. Orang tua memberikan teladan yang baik kepada

anak-anak.
e. Anak-anak diberikan pengetahuan sedini mungkin

tentang narkoba, jenis, dan dampak negatifnya

2. Tindakkan Hukum
Dukungan semua pihak dalam pemberlakuan Undang-

Undang dan peraturan disertai tindakkan nyata demi

keselamatan generasi muda penerus dan pewaris

bangsa. Sayangnya KUHP belum mengatur tentang

penyalah gunaan narkoba, kecuali UU No: 5/1997

tentang Psikotropika dan UU no: 22/1997 tentang

Narkotika. Tapi kenapa hingga saat ini penyalah

gunaan narkoba semakin meraja lela ? Mungkin kedua

Undang-Undang tersebut perlu di tinjau kembali

relevansinya atau menerbitkan kembali Undang-

Undang yang baru yang mengatur tentang

penyalahgunaan narkoba ini.


3. Rehabilitasi
Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit

atau ruang rumah sakit secara khusus untuk mereka

yang telah menderita ketergantungan. Sehubungan

dengan hal itu, ada beberapa alternative

penanggulangan yang dapat kami tawarkan :

23
a. Mengingat penyalah gunaan narkoba adalah

masalah global, maka penanggulangannya harus

dilakukan melalui kerja sama international.


b. Penanggulangan secara nasional, yang teramat

penting adalah pelaksanaan Hukum yang tidak

pandang bulu, tidak pilih kasih. Kemudian

menanggulangi masalah narkoba harus dilakukan

secara terintegrasi antara aparat keamanan

(Polisi, TNI AD, AL, AU ) hakim, jaksa, imigrasi,

diknas, semua dinas/instansi mulai dari pusat

hingga ke daerah-daerah. Adanya ide tes urine

dikalangan Pemda Kalteng adalah suatu ide yang

bagus dan perlu segera dilaksanakan. Barang

siapa terindikasi mengkomsumsi narkoba harus

ditindak sesuai peraturan DIsiplin Pegawai Negri

Sipil dan peraturan yang mengatur tentang

pemberhentian Pegawai Negri Sipil seperti

tertuang dalam buku pembinaan Pegawai Negri

Sipil. Kemudian dikalangan Dinas Pendidikan

Nasional juga harus berani melakukan test urine

kepada para siswa SLTP-SLTA, dan barang siapa

terindikasi positif narkoba agar dikeluarkan dari

sekolah dan disalurkan ke pusat rehabilitasi. Di

sekolah- sekolah agar dilakukan razia tanpa

24
pemberitahuan sebelumnya terhadap para siswa

yang dapat dilakukan oleh guru-guru setiap

minggu. Demikian juga dikalangan mahasiswa di

perguruan tinggi.
c. Khusus untuk penanggulangan narkoba di sekolah

agar kerja sama yang baik antara orang tua dan

guru diaktifkan. Artinya guru bertugas mengawasi

para siswa selama jam belajar di sekolah dan

orang tua bertugas mengawasi anak-anak mereka

di rumah dan di luar rumah. Temuan para guru dan

orang tua agar dikomunikasikan dengan baik dan

dipecahkan bersama, dan dicari upaya preventif

penanggulangan narkoba ini dikalangan siswa

SLTP dan SLTA.


d. Polisi dan aparat terkait agar secara rutin

melakukan razia mendadak terhadap berbagai

diskotik, karaoke dan tempat-tempat lain yang

mencurigakan sebagai tempat transaksi narkoba.

Demikian juga merazia para penumpang pesawat,

kapal laut dan kendaraan darat yang masuk, baik

secara rutin maupun secara insidental.


e. Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan

POLRI untuk menerbitkan sebuah booklet yang

berisikan tentang berbagai hal yang terkait dengan

25
narkoba. Misalnya apakah narkoba itu, apa saja

yang digolongkan kedalam narkoba, bahayanya,

kenapa orang mengkomsumsi narkoba, tanda-

tanda yang harus diketahui pada orang- orang

pemakai narkoba cara melakukan upaya preventif

terhadap narkoba. Disamping itu melakukan

penyuluhan ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi,

dan berbagai instansi tentang bahaya dan dampak

negative dari narkoba. Mantan pemakai narkoba

yang sudah sadar perlu dilibatkan dalam kegiatan

penyuluhan seperti itu agar masyarakat langsung

tahu latar belakang dan akibat mengkomsumsi

narkoba.
f. Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu

dieffektifkan kembali untuk membina iman dan

rohani para umatnya agar dalam setiap kotbah

para tokoh agama selalu mengingatkan tentang

bahaya narkoba.
g. Seperti di Australia, misalnya pemerintah sudah

memiliki komitmen untuk memerangi narkoba.

Karena sasaran narkoba adalah anak-anak usia 12-

20 tahun, maka solusi yang ditawarkan adalah

komunikasi yang harmonis dan terbuka antara

orang tua dan anak-anak mereka. Booklet tentang

26
narkoba tersebut dibagi-bagikan secara gratis

kepada semua orang dan dikirin lewat pos

kealamat-alamat rumah, aparteman, hotel,

sekolah-sekolah dan lain-lain. Sehubungan dengan

kasus ini, maka keluarga adalah kunci utama yang

sangat menentukan terlibat atau tidaknya anak-

anak pada narkoba. Oleh sebab itu komunikasi

antara orang tua dan anak-anak harus diefektifkan

dan dibudayakan.

I. Daftar pustaka

Hoan,Tan dan Kirana Raharjda.2008. Obat-Obat

Penting.Jakarta:PT Elex Media Kopotindo

Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani


Yunus, 2007. pecegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta:
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.

Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan


bagi Orang tua, Guru, dan Badan Narkotika dalam
Penanggulangan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Tanjung, Ain.2004.Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta:

Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti Narkoba

27
Wikipedia.2010.Narkoba(online),

(Http:/id.wekipedia.org/wiki/Narkoba.diakses tanggal 12

desember 2010, pulkul 10:19)

28

Anda mungkin juga menyukai