Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER Topik :

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
1
TOPIK : PENGEMBANGAN OBAT BARU

IDENTITAS
Nama Dwi Mekar Febry Rhamdani
No.Absen / No. BP 15
Kelompok A
Hari, tanggal

URAIAN KASUS
Tiap mahasiswa mencari referensi dan mempelajari sejarah pengembangan obat sildenafil sitrat.
Bagaimanakah status obat tersebut sekarang?

Sildenafil dikembangkan oleh sekelompok ilmuwan yang bekerja pada Pfizer Sandwich, di
Inggris. Pada awalnya senyawa ini dikembangkan dengan maksud untuk terapi hipertensi dan
angina pektoris, yang merupakan penyakit jantung iskemik. Hasil uji klinis pertama
menunjukan bahwa senyawa ini tidak memberikan efek yang berarti pada angina, namun
ditengarai dapat meningkatkan kemampuan ereksi. Sehingga obat ini pun kemudian dipasarkan
sebagai antidisfungsi ereksi dan dipatenkan pada tahun 1996 dan disetujui oleh FDA pada 27
Maret 1998. Sildenafil yang dipasarkan dengan nama dagang Viagra ini menjadi obat oral
pertama dalam terapi disfungsi ereksi.

Sildenafil sitrat merupakan salah satu jenis obat baru yang masih dipasarkan sebagai produk
patennya yaitu Viagra dan Revatio. Sildenafil merupakan salah satu senyawa yang digunakan
dalam terapi disfungsi ereksi atau lebih dikenal dengan istilah antiimpotensi golongan inhibitor
fosfodiesterase. Selain digunakan dalam terapi disfungsi ereksi, sildenafil juga digunakan dalam
pulmonary arterial hypertension (PAH).

Mekanisme kerja obat ini adalah melalui penghambatan konversi trifosfat guanilat menjadi
cGMP. Saat adanya rangsangan seksual, oksida nitrat dilepaskan oleh neuron atau sel endotel
dijaringan penis sehingga meningkatkan aktivitas enzim guanilat siklase, suatu enzim yang
bertanggung jawab mengkonversi trifosfat guanilat menjadi cGMP. cGMP merupakan
neurotransmiter vasodilator pada jaringan. Katabolisme cGMP dimediasi oleh enzim
fosfodiesterase.

Tiga isoenzim fosfodiesterase tipe 5 dengan selektivitas yang tinggi ditemukan pada jaringan
genital, yang menurunkan katabolisme cGMP. Walaupun isoenzim ini juga ditemukan pada
pembuluh darah perifer, otot polos trakea dan platelet. Penghambatan fosfodiesterase pada
jaringan nongenital menghasilkan efek yang merugikan.

Ketiga senyawa penghambat fosfodiesterase yang beredar dimasyarakat (sildenafil, vardenafil,


dan tadalafil) memiliki profil farmakokinetik, interaksi obat-makanan, dan efek merugikan yang
berbeda. Peringatan dan perhatian khusus harus diberikan pada pasien dengan penyakit
kardiovaskuler yang juga menerima sildenafil atau penghambat fosfodiesterase lainnya.

Sildenafil telah digunakan dalam rentang waktu yang lebih lama dibanding vardenafi maupun
tadalafil dan memberikan hasil studi yang lebih baik.

Kegunaan Medis Sildenafil

Sildenafil digunakan dalam berbagai kondisi berikut:

1. Disfungsi seksual. Penggunaan utama sildenafil adalah dalam terapi disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi untuk menyelesaikan
satu periode hubungan seksual. Sildenafil kini merupakan terapi obat standar dalam
penanganan disfungsi ereksi pada semua kondisi, termasuk pada pasien dengan diabetes
melitus. Seseorang dengan terapi antidepresan mungkin akan mengalami disfungsi
seksual yang dapat merupakan akibat dari penyakitnya ataupun sebagai akibat atas
pengobatannya. Penelitian pada tahun 2003 menunjukan bahwa sildenafil mampu
memperbaiki kemampuan seksual pria dengan depresi dan terapi antidepresan.
Demikian pun pada wanita.

2. Pulmonary arterial hipertension (PAH). Sildenafil bekerja dengan merelaksasi dinding


arteri sehingga menyebabkan penurunan resistensi dan tekanan arteri. Dan pada
akhirnya akan mengurangi beban kerja dari ventrikel kanan jantung dan memperbaiki
gejala gagal jantung. Karena PDE-5 terutama tersebar pada otot halus dinding arteri
pada paru dan penis, sildenafil bertindak selektif pada kedua daerah tersebut tanpa
menvasodilatasi daerah lain ditubuh. Penggunaan sildenafil untuk indikasi ini disetujui
oleh FDA pada tahun 2005. Sediaan sildenafil untuk indikasi PAH ini dipasarkan
dengan nama dagang Ravetio, yang merupakan sediaan tablet putih bulat dengan isi
sildenafil 20 mg pertablet.

3. Keluhan sakit yang berhubungan dengan tempat yang tinggi. Sildenafil juga telah
terbukti efektif dalam pencegahan edema paru yang berhubungan dengan tempat tinggi
seperti yang dialami pendaki gunung.

Karena alasan efektivitasnya, kemudahan cara pemberian obat, dan rendahnya kejadian efek
merugikan dari obat golongan inhibitor fosfodiesterase ini, maka obat-obat ini dijadikan terapi
lini pertama untuk penanganan disfungsi ereksi terutama pada penderita muda.
Dosis 25-100 mg sildenafil mampu memperbaiki kemampuan ereksi pada 56-82% pasien.
Dosis yang sama akan menghasilkan efek 65-80% pasien pengguna vardenafil dan 62-77%
pasien pengguna tadalafil.

Sekitar 55% pasien disfungsi ereksi gagal merespon terapi sildenafil, pada kasus ini edukasi
diperlukan untuk memperbaiki responnya, diantaranya dengan:

1. Pasien harus terlibat dalam rangsangan seksual (foreplay)

2. Sildenafil harus dikonsumsi saat perut kosong, setidaknya 2 jam sebelum makan untuk
mendapatkan respon terbaik

3. Konsumsi sildenafil disertai makanan berlemak akan mengurangi absorpsinya

4. Seorang pasien yang gagal merespon terapi sildenafil pertama kali harus melanjutkan
terapi hingga 5-8 dosis sebelum terapi ini dapat benar-benar dinyatakan gagal

5. Beberapa pasien mungkin memerlukan titrasi (peningkatan bertahap) dosis sildenafil


hingga 100 mg

Sildenafil dan semua inhibitor fosfodiesterase lainnya tidak diperbolehkan digunakan pada
seseorang dengan fungsi ereksi normal dan tidak boleh dikombinasikan dengan agen
antidisfungsi ereksi lainnya karena dapat mengakibatkan ereksi berkepanjangan.

Farmakokinetik

Sildenafil dengan dosis harian yang direkomendasikan sebesar 25-100 mg/hari memberikan
onset sekitar 1 jam dengan durasi kerja yang pendek. Absorpsi sildenafil berkurang secara
signifikan dari saluran cerna dengan adanya bahan makanan berlemak. Dosis yang lebih rendah
dapat digunakan pada pasien dengan gagal ginjal atau gagal jantung berat, dosis yang
direkomendasikan hanya 25 mg/hari. Semua inhibitor fosfodiesterase dikatabolisme melalui
hati oleh enzim sitokrom P450 3A4 dan sebagian kecil melalui isoenzim lain pada enzim
sitokrom tersebut. Sildenafil diekskresikan terutama melalui feses dan sebagian kecil melalui
urin.

Penurunan dosis diperlukan pada pasien yang juga menerima terapi obat yang menghambat
kerja enzim sitokrom P450 seperti simetidin, eritromisin, klaritromisin, ketokonazole,
itrakonazole, ritonavir dan saquinavir.

Efek Merugikan

Efek merugikan sildenafil dapat bersifat ringan hingga sedang yang terbatas pada beberapa
individu. Penghentian penggunaan obat ini umumnya tidak memerlukan terapi khusus. Pada
dosis yang direkomendasikan efek samping yang sering terjadi adalah sakit kepala, wajah
pucat, dispepsia, hidung tersumbat dan pusing. Semua efek samping tersebut terjadi karena
adanya penghambatan isoenzim fosfodiesterase pada jaringan ekstra genital.

Sildenafil menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik sekitar 8-10 mmHg dan penurunan
tekanan diastolik sekitar 5-6 mmHg selama 1-4 jam setelah pemberian sildenafil. Maka perlu
diwaspadai kemungkinan adanya efek hipotensi pada pasien yang cenderung hipotensi atau
pasien dengan penggunaan beberapa antihipertensi.

Sildenafil dapat meningkatkan sensitivitas terhadap cahaya, kaburnya penglihatan, dan


kesulitan membedakan warna biru dan hijau yang terjadi pada sekitar 3-10% pasien. Hal ini
terjadi karena hasil penghambatan fosfodiesterase tipe 6 pada sel-sel fotoreseptor diretina, efek
ini terutama terjadi pada pasien yang menggunakan dosis lebih dari 100 mg/hari. Sildenafil
dikontraindikasikan pada pasien dengan resiko masalah opthalmologik seperti Retinitis
pigmentosa, yaitu suatu penyakit yang berhubungan dengan defisiensi fosfodiesterse.

Sildenafil juga menghambat isoenzim fosfodiestearse tipe 5 di trombosit yang secara teoritis
dapat mengakibatkan penghambatan agregasi platelet. Meskipun sildenafil dalam kasus ini
tidak mengakibatkan perdarahan, tapi penggunaan sildenafil bersamaan dengan agen
antiplatelet harus diwaspadai kemungkinan terjadinya perdarahan.

Interaksi Obat

Penggunaan bersama senyawa nitrat organik dengan sildenafil dapat mengakibatkan hipotensi
berat, melalui 2 faktor berikut:

1. Dengan sendirinya senyawa nitrat organik berpotensi mengakibatkan hipotensi

2. Senyawa nitrat organik memasok oksida nitrat tambahan yang menyebabkan stimulasi
guanilat siklase dan meningkatkan level cGMP jaringan.

Atas kenyataan tersebut maka penggunaan sildenafil atau agen inhibitor fosfodiesterase lainnya
kontraindikasi untuk digunakan bersama dengan nitrat organik.

Jika hipotensi berat terjadi selama pasien terpapar nitrat organik dan inhibitor fosfodiesterase
maka pasien harus ditempatkan di Tredelenburg dan pemberian cairan secara agresif harus
segera dilakukan. Jika hipotensi terus berlanjut maka pemberian agonis adrenergik seperti
dopamin, levarterrenol, atau epinefrin dapat diberikan secara berhati-hati.

Menariknya, sumber makanan yang mengandung nitrat, nitrit atau L-arginin (suatu prekursor
senyawa nitrat) tidak berinteraksi dengan inhibitor fosfodiesterase. Hal ini karena sumber
makanan tersebut tidak meningkatkan kadar oksida nitrat dalam sirkulasi manusia.

Sildenafil tidak berinteraksi dengan obat antihipertensi. Metabolisme hepatik dari sildenafil
dapat terhambat dengan adanya senyawa-senyawa obat yang menghambat enzim sitokrom P450
terutama pada isoenzim CYP 3A4 seperti simetidin, eritromisin, klaritromisin, ketokonazole,
itrakonazole, ritonavir dan saquinavir, sehingga pasien ini memerlukan inisiasi dosis yang lebih
rendah.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER Topik :

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
2
TOPIK : PENGEMBANGAN METODE ANALISIS

IDENTITAS
Nama
No.Absen / No. BP
Kelompok
Hari, tanggal

URAIAN KASUS
1 Uji Disolusi menurut FI

2 Uji keseragaman kandungan menurut FI

3 Uji keseragaman bobot menurut FI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER Topik :

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
3
TOPIK : PROTOKOL UJI STABILITAS

IDENTITAS
Nama
No.Absen / No. BP
Kelompok
Hari, tanggal

URAIAN KASUS
1 Ujistabilitasdipercepat

2 Ujistabilitason going

3 Simulasiperhitunganpenentuanumursimpan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER Topik :

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
4
TOPIK : PROTOKOL UJI EKIVALEN
IDENTITAS
Nama
No.Absen / No. BP
Kelompok
Hari, tanggal

URAIAN KASUS
1 Ujidisolusikomparatif

2 Ujibioekivalen

3 Simulasiperhitunganujiekivalen

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER Topik :

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
5
TOPIK : PROSES REGISTRASI OBAT

IDENTITAS
Nama
No.Absen / No. BP
Kelompok
Hari, tanggal

URAIAN KASUS
1 Tahapanregistrasidanpersyaratannya

2 Dokumenregistrasi

3 Simulasicontohregistrasiobat

Anda mungkin juga menyukai