Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(Studi Kasus : Aturan Pengambilan Keputusan pada Realisasi Ekspor di


Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 Menggunakan Algoritma If-Then
Rules pada Metode Rough Set)

Al Hujjah Asianingrum
13611067

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan dan
penyusunan laporan kerja praktek dengan studi kasus Aturan Pengambilan
Keputusan pada Realisasi Ekspor di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014
Menggunakan Algoritma If-Then Rules pada Metode Rough Set hingga selesai.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.
Laporan kerja praktek ini disusun sebagai tugas akhir dalam pelaksanaan
kerja praktek Jurusan Statistika Universitas Islam Indonesia pada Januari-Februari
2016 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini:

1. Kepala Dinas telah mengijinkan penulis melakukan Kerja Praktek di Dinas


Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Ibu Yuna Pancawati dan Ibu Minorita selaku dosen pembimbing lapangan
dan staf yang telah membimbing dan membantu penyediaan data dan
informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini.
3. Bapak RB. Fajriya Hakim selaku ketua program studi Statistika
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
4. Ibu Atina Ahdika selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberi motivasi, dorongan, dan membimbing penulis selama
penyusunan laporan kerja praktek.
5. Kedua orang tua beserta kedua saudara penulis yang selalu memberikan
dukungan dan doa untuk penulis.
6. Teman-teman jurusan Statistika baik kakak tingkat maupun yang masih
seperjuangan atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

iv
7. Serta semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas Kerja Praktek beserta
laporannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dan juga bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


laporan kerja praktek ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna perbaikan.

Yogyakarta, 12 Mei 2016

Penulis

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x
ABSTRAK...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.2 Tujuan........................................................................................ 3
1.3 Manfaat...................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN INSTITUSI................................................................... 4
2.1 Sejarah....................................................................................... 4
2.2 Struktur Organisasi.................................................................... 6
2.3 Tugas dan Fungsi....................................................................... 7
2.3.1 Institusi............................................................................ 7
2.3.2 Unit Kerja........................................................................ 8
2.4 Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi............................................. 9
2.4.1 Visi.................................................................................. 9
2.4.2 Misi................................................................................. 9
2.4.3 Tujuan............................................................................. 9
2.4 Sumber Daya............................................................................. 10
BAB III LANDASAN TEORI........................................................................ 14
3.1 Ekspor........................................................................................ 14
3.2 Eksportir dan Barang yang di Ekspor........................................ 14
3.3 Surat Keterangan Asal............................................................... 15
3.4 Statistik Deskriptif..................................................................... 15
3.5 Himpunan.................................................................................. 15
3.6 Peluang Bersyarat...................................................................... 16

vi
3.7 Data Mining............................................................................... 17
3.8 Rough Set................................................................................... 17
3.8.1 Aproksimasi Set.............................................................. 18
3.8.2 Reduksi Data................................................................... 18
3.8.3 Decision Rule.................................................................. 18
3.8.4 Certainty dan Coverage Factors..................................... 19
BAB IV STUDI KASUS................................................................................ 20
4.1 Prosedur Pengumpulan Data...................................................... 20
4.2 Metode Analisis......................................................................... 20
4.3 Variabel Penelitian..................................................................... 20
4.4 Hasil dan Pembahasan............................................................... 22
4.4.1 Karakteristik Realisasi Ekspor Menurut Nilai................ 22
4.4.2 Analisis Rough Set.......................................................... 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 30
5.1 Kesimpulan................................................................................. 30
5.2 Saran........................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 50
MAKALAH KP.............................................................................................. 52
LAMPIRAN.................................................................................................... 60

vii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


4.1 Sistem informasi dan keputusan data rekapitulasi ekspor 28
DIY
4.2 Data rekapitulasi data ekspor DIY 29
4.3 Sistem informasi decision baru 39
4.4 Nilai Certainty dan Coverage Factors 40

viii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


4.1 Karakteristik realisasi ekspor Daerah Istimewa 23
Yogyakarta berdasarkan Negara Tujuan Tertinggi Tahun
2014
4.2 Karakteristik realisasi ekspor Daerah Istimewa 24
Yogyakarta berdasarkan Komoditi Tahun 2014
4.3 Kesimpulan berdasarkan negara Jerman 43
4.4 Kesimpulan berdasarkan negara Jepang 44
4.5 Kesimpulan berdasarkan negara Amerika Serikat 45
4.6 Kesimpulan berdasarkan negara Italia 46

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bagan Struktur Organisasi


Lampiran 2 Data Realisasi Ekspor DIY Tahun 2014
Lampiran 3 Nilai Certainty dan Coverage Factors
Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai KP
Lampiran 5 Surat Keterangan Penerimaan KP di Instansi
Lampiran 6 Dokumentasi

x
ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan jaman, didalam era perdagangan bebas, persaingan dalam hal
perdagangan tidak hanya terjadi didalam negeri namun para pengusaha industri kreatif dituntut
untuk turut serta dalam aktifitas perdagangan luar negeri. Salah satunya yaitu kegiatan ekspor
yang merupakan salah satu kegiatan internasional yang cukup penting disetiap negara. Di provinsi
DIY dalam tahun 2014 tercatat terdapat 165 komoditi ekspor menuju ke-116 negara tujuan. Dalam
penelitian ini bertujuan untuk melihat aturan pengambilan keputusan pada realisasi ekspor DIY
menggunakan algoritma if then rules dengan metode Rough Set. Metode Rough Set adalah
pendekatan matematis baru untuk menganalisa pola data yang bersifat samar atau tak pasti.
Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kepastian terbesar dengan
peluang sebesarnya 16,84% ekspor akan dilakukan kenegara Italia, 16,13% akan dilakukan ke
negara Jerman, 10,19% akan dilakukan kenegara Amerika Serikat, dan 7,62% akan dilakukan
kenegara Jepang.

Kata kunci: Ekspor, DIY, Rough Set, Aturan Pengambilan Keputusan.

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah provinsi tertua kedua di
Indonesia setelah Jawa Timur, yang dibentuk oleh pemerintah negara bagian
Indonesia. Provinsi ini juga memiliki status istimewa atau otonomi khusus (Bahar,
Saafroedin., Sinaga, N. Hudawati., dan Kusuma, Ananda B, 1993). Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan luas daerah 3.185,80 km atau 0,17% dari luas
Indonesia (1.860.359.67 km) memiliki brand image yang dibawanya yaitu Jogja
Never Ending Asia dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa yang kaya akan
warisan budaya (Jogjaprov.go.id, 2010).

Warisan budaya ini terlihat dari bentuk bangunan, pakaian, hingga produk-
produk yang dihasilkan oleh pengusaha dan pengrajin seperti dalam bentuk
produk kerajinan (mebel, kayu, batu, dll) pada ukirannya, pakaian pada batiknya,
serta masih banyak kekhasan lainnya. Berdasarkan sumber dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan DIY tahun 2015 dalam laporan realisasi ekspor
impor s/d bulan Desember 2015 terhadap kegiatan ekspor, untuk 5 komoditi
unggulan antara lain komoditi pakaian jadi tekstil, mebel kayu, sarung tangan
kulit (STK), minyak atsiri, dan kerajinan tas. Sehingga dapat dilihat Yogyakarta
memiliki keunggulan dalam produk nonalam, yang diharapkan dapat menjadi
fokus pemerintah untuk dikembangkan agar dapat bersaing diera perdagangan
bebas ini.

Seiring dengan perkembangan jaman, globalisasi yang direflesikan dalam


hal industri, investasi, informasi, dan individualis telah mendorong munculnya
persaingan antar daerah serta antar negara untuk merebut pasar dunia. Dalam
kondisi yang penuh persaingan seperti itu, untuk dapat memenangkannya,
pemerintah perlu secara serius membangun posisi yang jelas, kekuatan yang
berbeda, dan membangun brand image yang unik, serta melakukan dan
meningkatkan berbagai kegiatan perdagangan dan kerjasama luar negeri
2

(internasional). Kegiatan yang dilakukan seperti perdagangan internasional berupa


kegiatan impor maupun ekspor.

Melakukan ekspor dan impor merupakan kegiatan yang cukup penting


disetiap negara. Tiada satu negara pun dunia ini yang tidak melakukan
perdagangan luar negeri. Walau bagaimanapun kepentingan sektor luar negeri
dalam suatu perekonomian berbeda dari satu negara ke negara lain. Di sebagian
negara, ekspor dan impor meliputi bagian yang cukup besar dalam pendapatan
nasional, sedangkan dibeberapa negara lain ia merupakan bagian yang kecil saja
dari pendapatan nasional. Namun, ada beberapa keuntungan dalam melakukan
perdagangan internasional seperti dapat memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi didalam negeri, memperoleh keuntungan dari spesialisasi, memperluas
pasar industri-industri dalam negeri, serta menggunakan teknologi modern dan
meningkatkan peroduktivitas. (Sukirno, 2006)

Dilihat dari keuntungan yang didapat, maka khususnya pada Daerah


Istimewa Yogyakarta yang memiliki banyak produk atau komoditi yang menjadi
unggulan untuk diekspor kenegara lain, terutama karena ciri khas terhadap produk
jadi yang dimiliki maupun kualitas yang baik terhadap produk setengah jadinya
serta komoditi lainnya ini membuatnya menjadi potensi untuk pengembangan.
Sampai dengan bulan Desember 2015 diketahui jumlah komoditi ekspor Daerah
Istimewa Yogyakarta mencapai 110 jenis komoditi (Disperindag, 2015). Sehingga
melihat dari banyaknya komoditi tersebut memiliki peluang besar menjadi produk
ekspor keberbagai negara lainnya.

Berdasarkan banyaknya ekspor komoditi Daerah Istimewa Yogyakarta ke


negara tujuan ekspor tersebut menarik untuk diketahui kecenderungan negara
yang akan menerimanya. Oleh karena itu digunakan metode rough set untuk
melihat apakah terdapat pola antara komoditi ekspor terhadap negara tujuan
ekspor.
3

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui karakteristik komoditi ekspor dan negara tujuan ekspor
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014.
2. Mengetahui aturan pengambilan keputusan berdasarkan data realisasi
ekspor di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014.

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Instansi
a. Penentuan aturan pengambilan keputusan ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengambil
keputusan dan penentuan target dalam usaha meningkatkan nilai
ekspor DIY dimasa yang akan datang.
2. Bagi Jurusan Statistika
a. Agar dapat dijadikan sebagai bahan studi kasus bagi pembaca dan
acuan bagi mahasiswa serta dapat memberikan bahan referensi bagi
pihak perpustakaan.
b. Sebagai bahan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
pembaca dalam hal ini mahasiswa yang lain.
3. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sumber ilmu pengetahuan untuk memperluas wawasan
tentang data mining dan rough set.
b. Dapat mengenali suatu metode data mining untuk dijadikan pedoman
dalam analisis data.
c. Membantu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama di
perkuliahan sehingga menunjang kesiapan untuk terjun ke dalam
dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN INSTITUSI

2.1 Sejarah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogayakara
ditetapkan berdasarkan pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 33 Peraturan Daerah
Istimewa Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kewenangan Dalam Urusan
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Istimewa tentang
Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta berkedudukan di Jl.
Kusumanegara No.9 Yogyakarta.
Landasan hukum yang mengatur struktur organisasi, tugas, dan fungsi
serta kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan SKPD meliputi :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950
Nomor 3), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Jo.
Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827);
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5339);
5

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-
Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 58);
6. Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun
2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015
Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 7);

Kegiatan Perdagangan merupakan penggerak utama pembangunan


perekonomian nasional yang memberikan daya dukung dalam meningkatkan
produksi, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan Ekspor dan devisa,
memeratakan pendapatan, serta memperkuat daya saing produk dalam negeri
demi kepentingan nasional. Perdagangan nasional Indonesia sebagai penggerak
utama perekonomian tidak hanya terbatas pada aktivitas perekonomian yang
berkaitan dengan transaksi barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh pelaku
usaha, baik di dalam negeri maupun melampaui batas wilayah negara, tetapi
aktivitas perekonomian yang harus dilaksanakan dengan mengutamakan
kepentingan nasional Indonesia yang diselaraskan dengan konsepsi pengaturan di
bidang Perdagangan sesuai dengan cita-cita pembentukan negara Indonesia, yaitu
masyarakat adil dan makmur sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Undang
Undang no 7 tahun 2014 tentang Perdagangan).
6

2.2 Struktur Organisasi


1. Unsur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, terdiri dari
a. Pimimpin : Kepala;
b. Pembantu Pimpinan : Sekretariat yang terdiri dari Subbagian-
subbagian;
c. Pelaksana : - Bidang-bidang yang terdiri dari Seksi-seksi;
- UPT; dan
- Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Organisasi Dinas Perindustria dan Perdagangan DIY, terdiri dari:
a. Kepala;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Umum;
2. Subbagian Keuangan; dan
3. Subbagian Program dan Informasi.
c. Bidang Industri Agro dan Kimia, terdiri dari :
1. Seksi Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau;
2. Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan; dan
3. Seksi Industri Kimia.
d. Bidang Industri Logam, Sandang, dan Aneka, terdiri dari :
1. Seksi Industri Logam dan Elektronika;
2. Seksi Industri Sandang dan Kulit; dan
3. Seksi Industri Aneka.
e. Bidang Perdagangan Dalam Negeri, terdiri dari :
1. Seksi Pengadaan dan Penyaluran;
2. Seksi Sarana dan Usaha Perdagangan; dan
3. Seksi Pengawasan Perdagangan.
f. Bidang Perdagangan Luar Negeri, terdiri dari :
1. Seksi Fasilitasi Ekspor dan Impor;
2. Seksi Pengembangan Ekspor; dan
3. Seksi Hubungan Perdagangan Luar Negeri.
g. UPT; dan
7

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

2.3 Tugas dan Fungsi


2.3.1 Institusi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY untuk melaksanakan ketentuan
dalam Pasal 94 ayat (1) Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta, maka ditetapkan Peraturan Gubernur tentang Rincian Tugas dan
Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan rincian sebagai berikut.
1. Tugas Institusi
Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY adalah untuk
melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang perindusrian dan
perdagangan serta kewenangan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang
diberikan oleh Pemerintah.
2. Fungsi Institusi
Sebagaimana untuk melaksanakan yang di maksud pada tugas, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan mempunyai fungsi :
a. menyusun program dan mengendalikan dibidang perindustrian dan
perdagangan;
b. merumuskan kebijakan teknis bidang perindustrian dan perdagangan;
c. melaksanakan kerjasama perindustrian dan perdagangan serta
mengembangkan ekspor DIY;
d. memberikan fasilitas, pembinaan, perlindungan, pemasaran, dan
mengembangkan perindustrian dan perdagangan;
e. melaksanakan pelayanan umum bidang perindustrian dan
perdagangan;
f. memberia fasilitas bidang perindustrian dan perdagangan
Kabupaten/Kota;
g. mengembangkan industri kreatif;
h. memberdayakan sumberdaya dan mitra kerja bidang perindustrian dan
perdagangan;
8

i. melaksanakan kegiatan ketatausahaan; dan


j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.3.2 Unit Kerja
1. Tugas Unit Kerja
Tugas Bidang Perdagangan Luar Negeri pada Seksi Pengembangan Ekspor
adalah melaksanakan pembinaan dan pengembangan ekspor.
2. Fungsi Unit Kerja
Sebagaimana untuk melaksanakan yang dimaksud pada tugas, bidang
Perdagangan Luar Negeri pada Seksi Pengembangan Ekspor mempunyai
fungsi sebagai berikut,
a. menyusun program kerja;
b. menyiapkan bahan kebijakan teknis pengembangan ekspor;
c. menyusun petunjuk teknis fasilitasi dan membina pelaksanaan
kegiatan pengembangan ekspor;
d. melaksanakan petunjuk teknis pengembangan eskpor;
e. menyusun dan mengelola data dan informasi ekspor-impor;
f. menganalisis perkembangan komoditas unggulan ekspor dan DIY
tujuan ekspor potensial;
g. membina dan memantau mutu barang ekspor;
h. memfasilitasi pameran produk berskala ekspor;
i. membina sumberdaya manusia eksportir dalam hal manajemen
perdagangan luar negeri;
j. memfasilitasi pengembangan promosi produk ekspor dan potensi
ekspor;
k. memfasilitasi pemasaran produk budaya khas DIY;
l. melaksanakan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan program
Seksi Pengembangan Ekspor; dan
m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
9

2.4 Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi


2.4.1 Visi
Keberhasilan pembangunan sektor industri dan perdagangan merupakan
perioritas yang utama dalam mempercepat pembangunan daerah. Untuk
menunjang keberhasilan pembangunan tersebut maka Dinas Perindustrian dan
Perdagangan DIY dengan perubahan kearah perbaikan sistem pembinaan dengan
menetapkan visi sebagai berikut:
Menjadi Akselator Terwujudnya Indagkop dan UKM sebagai Penggerah
Peningkatan Daya Saing untuk Menuju Kemandirian dan Kesejahteraan
Masyarakat

2.4.2 Misi
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan maka diperlukan misi
sehingga seluruh aparat dan stakholder dapat mengetahui peran Dinas
Perindustrian dan Perdagangan DIY dalam pembinaan dan pengembangan sektor
industri perdagangan pertambangan dan energi di Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan menetapkan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan peran koperasi dan pelaku usaha kecil Menengah dalam
mendukung perekonomian masyarakat.
2. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya saing perdagangan dalam
negeri dan luar negeri.
3. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya saing perdagangan dengan
mewujudkan tertib ukur.
4. Meningkatkan produktivitas dan daya saing UKM serta mengembangkan
industri kreatif untuk peningkatkan daya saing produk.
2.4.3 Tujuan
1. Meningkatkan peran koperasi dan pelaku usaha kecil menengah dalam
mendukung perekonomian masyarakat.
2. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, pedagangan dalam negeri melalui
peningkatan penggunaan produk lokal, kelancaran distribusi, perlindungan
konsumen dan pengamanan perdagangan, serta pengembangan pemasaran.
10

3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemasaran produk unggulan ke


pasar regional dan global (ekspor).
4. Meningkatkan produktivitas dan daya saing IKM serta mengembangkan
industri kreatif untuk meningkatkan daya saing produk.
2.5 Sumber Daya
Jumlah Pegawai (Per Januari 2016) saat ini ada sebanyak 220 (dua ratus
dua puluh) orang. Terdiri dari 102 (seratus dua) pegawai induk. Jika dibandingkan
dengan jumlah pegawai beberapa tahun sebelumnya ada sebanyak 244 (dua ratus
empat puluh empat) orang. Berkurangnya pegawai tersebut karena adanya
pegawai yang pensiun, pindah ke luar daerah, dan promosi ke SKPD lain. Adapun
hasil rekapitulasi jumlah pegawai induk di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat
Jumlah pegawai sekretariat secara keseluruhan berjumlah 38 (tiga puluh
delapan) orang yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sarjana S1 : 15 Orang
Diploma III (DIII) : 1 Orang
SLTA : 20 Orang
SD : 2 Orang
b. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Pembina Tk.I (IV/b) : 1 Orang
Penata Tk.I (III/d) : 4 Orang
Penata (III/c) : 6 Orang
Penata Muda Tk.I (III/b) : 14 Orang
Penata Muda (III/a) : 5 Orang
Pengatur Tk.I (II/d) : 2 Orang
Pengatur (II/c) : 1 Orang
Pengatur Muda Tk.I (II/b) : 3 Orang
Pengatur Muda (II/a) : 2 Orang
11

2. Bidang Perdagangan Dalam Negeri


Jumlah pegawai secara keseluruhan berjumlah 15 (lima belas) orang yang
dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sarjana S1 : 5 Orang
SLTA : 9 Orang
SLTP : 1 Orang
b. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Pembina (IV/a) : 1 Orang
Penata Tk.I (III/d) : 3 Orang
Penata (III/c) : 3 Orang
Penata Muda Tk.I (III/b) : 5 Orang
Penata Muda (III/a) : 1 Orang
Pengatur (II/c) : 1 Orang
Pengatur Muda Tk.I (II/b) : 1 Orang

3. Bidang Perdagangan Luar Negeri


Jumlah pegawai secara keseluruhan berjumlah 16 (enam belas) orang yang
dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sarjana S2 : 3 Orang
Sarjana S1 : 3 Orang
Diploma III (DIII) : 2 Orang
SLTA : 8 Orang
b. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Pembina Tk.I (IV/b) : 1 Orang
Pembina (IV/a) : 2 Orang
Penata Tk.I (III/d) : 2 Orang
Penata (III/c) : 3 Orang
12

Penata Muda Tk.I (III/b) : 6 Orang


Penata Muda (III/a) : 1 Orang
Pengatur Muda Tk.I (II/b) : 1 Orang

4. Bidang Industri Agro dan Kimia


Jumlah pegawai secara keseluruhan berjumlah 16 (enam belas) orang
yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sarjana S2 : 2 Orang
Sarjana S1 : 5 Orang
Diploma III (DIII) : 1 Orang
SLTA : 8 Orang
b. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Pembina (IV/a) : 2 Orang
Penata Tk.I (III/d) : 2 Orang
Penata : 4 Orang
Penata Muda Tk.I (III/b) : 7 Orang
Pengatur Muda (II/b) : 1 Orang

5. Bidang Industri Logam Sandang dan Aneka


Jumlah pegawai secara keselurahan berjumlah 17 (tujuh belas) orang
yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sarjana S2 : 2 Orang
Sarjana S1 : 3 Orang
Diploma III (DIII) : 1 Orang
SLTA : 11 Orang
b. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Pembina Tk.I (IV/b) : 1 Orang
Pembina (IV/a) : 1 Orang
13

Penata Tk.I (III/d) : 1 Orang


Penata (III/c) : 1 Orang
Penata Muda Tk.I (III/b) : 13 Orang

Selain itu, kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan memiliki dua


fasilitas, yaitu :
a. Fasilitas utama, seperti dua unit gedung dengan didukung oleh
perlengkapan lainnya.
b. Fasilitas penunjang, seperti kendaraan roda dua dan empat.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Ekspor
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006
pengertian ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
Sedangkan yang dimaksud daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia
yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-
tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya
berlaku Undang-Undang 2006 tentang Kepabeanan.

Selain itu, terdapat definis lain, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan


barang dari dalam daerah Indonesia atau dikenal juga dengan sebutan daerah
pabean ke luar daerah Indonesia atau keluar dari daerah pabean. Secara ekstrim
dapat dikatakan sebagai barang ekspor ketika barang telah dimuat ke sarana
pengangkut (kapal atau pesawat) yang telah dilengkapi dokumen ekspor (Berata, I
Komang Oko, 2014).

3.2 Eksportir dan Barang yang Diekspor


Berdasarkan ketentuan umum dibidang ekspor yang dikeluarkan oleh
Kementrian Perdagangan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 13/M-
DAG/PER/3/2012 diketahui bahwa:

1. Eksportir adalah orang perseorangan, lembaga atau badan usaha, baik


berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang melakukan
Ekspor.
2. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupu tidak diabiskan,
yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau
dimanfaatkan.
3. Barang Bebas Ekspor adalah Barang yang tidak termasuk dalam kelompok
Barang Dibatasi Ekspor dan Barang Dilarang Ekspor.
15

4. Barang Dibatasi Ekspor adalah Barang yang dibatasi Eksportir, jenis


dan/atau jumlah yang diekspor.
5. Barang Dilarang Ekspor adalah Barang yang tidak boleh diekspor.

3.3 Surat Keterangan Asal


Dalam rangka pelaksanaan ekspor diperlukan surat keterangan asal untuk
memenuhi ketentuan asal barang Indonesia. Surat keterangan asal ini harus
disertakan bersama dengan barang yang akan diekspor, dimana berdasarkan
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 77/M-
DAG/PER/10/2014 tentang ketentuan asal barang Indonesia bahwa Surat
Keterangan Asal (Certificate of Origin) adalah dokumen yang membuktikan
bahwa barang ekspor Indonesia telah memenuhi Ketentuan Asal Barang Indonesia
(Rules of Origin of Indonesia). Selanjutnya penerbitan SKA dilakukan oleh
instansi Penerbit SKA yaitu instansi/badan/lembaga yang ditetapkan oleh Menteri
dan diberi kewenangan untuk menerbitkan SKA. SKA yang diterbitkan ini yang
berikutnya menjadi data ekspor bagi instansi penerti SKA yaitu Dinas
Perindustrian dan Perdagangan.

3.4 Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif adalah metode-metode statistika yang digunakan untuk
menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Dimana tahapan staistika mengacu
pada menata, menyajikan, dan menganalisis data numerik (Manson, Robert D. dan
Lind, Douglas A. 1999). Atau dapat dikatakan bahwa statistika deskriptif hanya
menguraikan (to describe) mengenai sesuatu keadaan atau masalah (Rasyad,
Rasdihan, 2003).

3.5 Himpunan
Himpunan adalah suatu kumpulan objek yang berbeda. Objek ini mungkin
merupajan suatu kelompok bilangan-bilangan (berbeda). Ada dua cara lain untuk
menulis suatu himpunan, yaitu dengan menyebutkan satu per satu dan dengan
gambaran. Misalkan S mewakili himpunan dari tiga bilangan 2, 3, dan 4, maka
dapat dituliskan dengan menyebutkan satu persatu dari himpunan setiap elemen,
16

S {2,3,4}

Tetapi, jika l merupakan himpunan untuk seluruh bilangan bulat positif dapat
ditulis.
{ |

(Chiang, Alpha C. dan Wainwright, Kevin. 2005).

Beberapa notasi himpunan dalam matematika antara lain (Nugroho, Heru.,


2015):

{} atau : Himpunan kosong


: Operasi gabungan dua himpunan
: Operasi irisan dua himpunan
, , , : Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan
sejati
AC : Komplemen
P A : Himpunan kuasa

3.6 Peluang Bersyarat


Peluang terjadinya suatu kejadian B bila diketahui bahwa kejadian A telah
terjadi disebut peluang bersyarat dan dinyatakan dengan P( B | A) . Lambang
P( B | A) biasanya dibaca peluang B terjadi bila diketahui A terjadi atau
peluang B, bila A diketahui (Walpole, Roland E., dan Myers, Raymond H.
1995). Nilai peluang bersyarat dapat dicari menggunakan rumus berikut jika
P A 0 :

P A B
P( B | A) (1)
P A

P( A B) PBP A | B (2)

Berdasarkan rumus (2) bahwa probabilitas terjadinya A dan B sama


dengan probabilitas terjadinya B dikalikan dengan probabilitas terjadinya A
17

dengan syarat B telah terjadi (Spiegel, Murray R., Schiller, John J., dan
Srinivasan, Alu. R 2004).

3.7 Data Mining


Data mining merupakan proses semi otomatik yang menggunakan teknik
statistik, matematika, kecerdasan buatan, dan machine learning untuk
mengekstraksi dan mengidentifikasi informasi pengetahuan potensial dan berguna
yang bermanfaat yang tersimpan di dalam database besar. (Turban, Efraim.,
Aronson, Jay E., dan Liang Ting-Peng. 2005)

3.8 Rough Set


Teori Rough Set dikembangkan oleh Zdzislaw Pawlak pada tahun 1980-an
dan digunakan untuk analisis klasifikasi data dalam bentuk tabel. Teori Rough Set
adalah suatu pendekatan matematika untuk analisis data yang samar dan tidak
pasti (Pawlak, Zdzislaw, 2002). Tujuan dari analisis Rough Set adalah untuk
mendapatkan perkiraan rule yang singkat dari suatu data. Hasil dari analis Rough
Set dapat digunakan dalam proses data mining dan knowledge discovery. Teknik
ini merupakan teknik yang efisien untuk KDD (Knowledge Discovery in
Database) proses dan Data Mining.

Metode ini memiliki beberapa keuntungan penting (Pawlak, Zdzislaw,


2002):
1. Memberikan algoritma yang efisien untuk menemukan pola-pola
tersembunyi dalam data
2. Menemukan berkurang set data (reduksi data)
3. Mengevaluasi signifikansi data
4. Menghasilkan set minimal aturan keputusan dari data
5. Itu mudah dimengerti
6. Menawarkan penafsiran langsung dari hasil
7. Dapat digunakan untuk kedua analisis data kualitatif dan kuantitatif
8. Mengidentifikasi hubungan yang tidak akan ditemukan menggunakan
metode statistik
18

Berdasarkan jurnal yang disusun oleh Pawlak, ada beberapa istilah penting
dalam Rough Set, yaitu:

3.8.1 Aproksimasi
Aproksimasi adalah konsep dasar teori Rough Set dan digunakan untuk
menarik kesimpulan dari data. Mempertimbangan tabel yang terbentuk dari tabel
sistem informasi yang terdiri dari kondisi dan keputusan bahwa beberapa
keputusan tidak dapat dijelaskan dengan cara kondisi. Definisi informal dari
aproksimasi adalah sebagai berikut (Pawlak, Zdzislaw, 2002):
1. Lower approximation yaitu semua objek himpunan data yang pasti terjadi.
2. Upper approximation yaitu semua objek himpunan data yang mungkin
terjadi.
3. Boundary region adalah himpunan data yang membuat beda antara lower
approximationdan dan upper approximation.

3.8.2 Reduksi Data


Masalah penting lain dalam analisis data adalah reduksi data. Data yang
berlebihan dapat dihapus dari tabel data sementara masih memungkinkan
kesimpulan yang bisa ditarik dari tabel data. Mengurangi data tanpa
mempengaruhi informasi ini, untuk menjaga kekonsistensian data (Pawlak,
Zdzislaw, 2002).

3.8.3 Decision Rule


Decision rule atau aturan keputusan, juga dikenal sebagai aturan asosiasi
atau produksi aturan. Aturan keputusan merupakan implikasi dalam bentuk jika
kemudian , (dalam simbol-simbol ), di mana disebut " kondisi " dan
disebut" keputusan" dari aturan. dan adalah formula logis dibangun dari
atribut dan nilai atribut dan menjelaskan beberapa sifat dari fakta. Aturan
keputusan, di sisi lain mengungkapkan hubungan antara kondisi dan keputusan.
Setiap fakta dalam tabel data menentukan aturan keputusan (Pawlak, Zdzislaw,
2002).
19

3.8.4 Certainty dan Coverage Factors


Dengan setiap aturan keputusan , dikaitkan dua probabilitas
kondisional:
1) Certainty Factors

(|) =

2) Coverage Factors

(|) =

Certainty factors adalah frekuensi di , dan coverage factors adalah


frekuensi di . Jika aturan keputusan unik menentukan keputusan
dalam hal kondisi , yaitu, jika ( | ) = 1 , maka aturan ini disebut "pasti". Jika
aturan keputusan tidak menentukan keputusan unik dalam hal kondisi
yaitu, jika 0 < ( | ) < 1, maka aturan ini disebut "tidak pasti" (Pawlak,
Zdzislaw, 2002).
BAB IV
STUDI KASUS

4.1 Prosedur Pengumpulan Data


Pada penelitian ini, data yang digunakan merupakan data sekunder yang
didapatkan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Data tersebut merupakan realisasi data ekspor yang terjadi di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Data berasal dari rekapitulasi berdasarkan para ekportir
yang melampirkan SKA (Surat Keterangan Asli) dalam melakukan kegiatan
ekspor oleh Bidang Perdagangan Luar Negeri DISPERINDAG DIY yang terjadi
selama Tahun 2014.

4.2 Metode Analisis


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif untuk menggambarkan karakteristik kegiatan ekspor di Daerah
Istimewa Yogyakarta dan analisis teori Rough Set untuk melihat decision rules
serta kecenderungan ekspor di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyelesaian
penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel 2010.

4.3 Variabel Penelitian


Pada penelitian ini, himpunan data yang digunakan adalah kegiatan ekspor
komoditi di Daerah Istimewa Yogyakarta kenegara tujuan. Dimana variabel yang
digunakan antara lain:
1. Pelabuhan Muat
Pelabuhan muat diartikan sebagai tempat dimana barang di muat untuk
diekspor. Pelabuhan muat tersebut antara lain:
- Tanjung Emas - Cengkareng
- Soekarno Hatta - Juanda
- Tanjung Priok - Ngurah Rai
- Adisucipto - A Yani
- Tanjung Perak - Halim Perdanakusuma
21

2. Komoditi
Komoditi disini adalah barang sesuai dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia No: 13/M-DAG/PER/3/2012 yaitu setiap
benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak
bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat
untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan. Jenis
komoditi yang diekspor antara lain:
- Alas kaki - Kerajinan batu - Kerajinan tanah - Pjk kombinasi
- Alat kedokteran - Kerajinan besi liat tekstil
- Alat kesehatan - Kerajinan enceng - Kerajinan tas - Produk jadi kulit
- Alat musik gondok - Kerajinan (PJK)
tradisional - Kerajinan kaca tembaga - Produk pakaian
- Alkohol - Kerajinan kain - Kertas jadi
- Arang batok - Kerajinan kapas - Kulit disamak - Produk tekstil
- Arang briket - Kerajinan karet - Kulit domba lainnya
- Arang kayu - Kerajinan kayu - Lain-lain - Pupuk kompos
- Asesoris - Kerajinan keramik - Lukisan - Salak
- Batik painting - Kerajinan kertas - Mainan anak - Sarung tangan
- Batu - Kerajinan koral - Mebel kayu kulit (STK)
alam/pualam - Kerajinan kulit - Mebel plastik - Semen
- Belut - Kerajinan kulit - Mebel rotan - STK kombinasi
- Benang kayu - Minyak atsiri poliurethan
- Buah kelapa - Kerajinan - Minyak kenanga - STK sintetis
- Cerutu kuningan - Pakaian jadi kulit - Tas benang
- Daun jati kering - Kerajinan lain-lain - Pakaian jadi nylon
- Kaca - Kerajinan logam tekstil - Tas kulit
- Kambing - Kerajinan marmer - Papan kemas - Tas plastik
- Kerajinan gel - Kerajinan - Patung - Tas poliurethan
- Kerajinan mendong - Payung - Tas rias
alumunium - Kerajinan metal - Peralatan rumah - Tas travel
- Kerajinan - Kerajinan miniatur tangga - Teh hijau/hitam
22

anyaman - Kerajinan pandan - Perhiasan imitasi - Tekstil


- Kerajinan bambu - Kerajinan perak - Perhiasan manik- - Topi
- Kerajinan batik - Kerajinan rotan manik - Ubin
- Kerajinan batok - Kerajinan semen - Perlengkapan - Wigs (rambut
kelapa olahraga palsu)
3. Negara tujuan
Negara tujuan disini merupakan empat negara tujuan dengan nilai ekspor
terbesar. Negara tujuan tersebut antara lain:
- Jerman
- Jepang
- Amerika Serikat
- Italia

4.4 Hasil dan Pembahasan


Pada penelitian ini akan dibahas bagaimana pola decison rules yang
tersembunyi dalam data realisasi ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
berdasarkan negara tujuan dengan nilai tertinggi tahun 2014 menggunakan
metode Rough Set Theory. Dimana kegiatan ekspor merupakan salah satu bentuk
dari perdagangan internasional yang didukung oleh pemerintah DIY. Pemerintah
melalui instansi terkait melakukan penyusunan program kerja, perumusan
kebijakan teknis, melaksanakan kerja sama, hingga memberi fasilitas, pembinaan,
perlindungan, pemasaran, serta pengembangan terhadap para pelaku ekspor DIY.
Selain dalam rangka meningkatkan produk lokal, industri kreatif, dan daya saing
UKM DIY hingga ke mancanegara, juga kegiatan ekspor dapat mendukung
perekonomian masyarakat.

4.4.1 Karakteristik Realisasi Ekspor Menurut Nilai


Pada tahun 2014 nilai kegiatan ekspor DIY yang tercatat pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangann DIY mencapai 236.219.314,32 US$ dengan
volume 55.690.311,97 kg. Kegiatan ekspor ini tersebar ke 116 negara tujuan, 164
komoditi ekspor, dan 10 pelabuhan muat. Berdasarkan nilai ekpor maka dapat
dilihat beberapa komoditi dan negara tujuan tertinggi sampai dengan Desember.
23

Nilai Ekspor DIY Berdasarkan Negara


Tujuan Tertinggi Tahun 2014
35000000,000

30000000,000

25000000,000

20000000,000

15000000,000 Nilai

10000000,000

5000000,000

-
Jerman Jepang Amerika Serikat Italia

Gambar 4.1 Karakteristik realisasi ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta


berdasarkan Negara Tujuan Tertinggi Tahun 2014

Variabel keputusan yang digunakan adalah Negara Tujuan dengan nilai


ekspor tertinggi. Gambar 4.1 menunjukan empat negara tujuan ekspor tertinggi di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Negara tujuan ekspor tertinggi pertama adalah
negara Jerman dengan nilai 31.978.566,55 US$. Diikuti Jepang dan Amerika
Serikat yang dengan selisih 717.727,67 US$, kemudian negara ke empat adalah
Italia dengan nilai 18.761.360,56 US$.
24
25
26
27

Gambar 4.2 Karakteristik realisasi ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta


berdasarkan Komoditi Tahun 2014

Gambar 4.2 menunjukkan komoditi ekspor Daerah istimewa Yogyakarta.


Terdapat 165 jenis komoditi yang diekspor selama tahun 2014. Komoditi
unggulan merupakan komoditi dengan nilai 10 tertinggi, maka komoditi unggulan
pertama dengan nilai 50.301.566,42 US$ adalah Pakaian Jadi Tekstil. Komoditi
unggulan berikutnya adalah komoditi Mebel Kayu dengan nilai 37.448.578,48
US$, lalu diikuti Sarung Tangan Kulit (STK) dengan nilai 35.563.997,26 US$,
sedangkan dengan nilai 12.245.672,34 US$ adalah Kerajinan Kayu, kemudian
STK Sintetis, Minyak Atsiri, Kulit Disamak, Tekstik, Kerajinan Batu, dan
Alkohol dengan nilai 4.610.272,86 US$. Hingga pada komoditi terakhir adalah
amplop dengan nilai ekspor sebesar 80 US$.

Setelah mengetahui karakteristik kegiatan ekspor yang terjadi pada tahun


2014 maka instansi terkait di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat melakukan
analisis. Dimana hasil analisis tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan kebijakan atau tindakan lebih lanjut dalam menyusun program
maupun strategi dalam meningkatkan nilai ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam prakteknya instanti terkait telah melakukan analisis berupa analisis
deskriptif untuk mengetahui nilai tertinggi dan terendah maupun untuk
mengetahui komoditi unggulan maupun negara dengan nilai ekspor tertinggi.
Berdasarkan realisasi ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta ini dapat dilakukan
analisis yang dapat menangani pola ekspor kenegara tujuan yaitu analisis Rough
Set.
28

4.4.2 Analisis Rough Set


1. Sistem Informasi Data
Pada penelitian ini menggunakan data kegiatan ekspor Daerah Istimewa
Yogyakarta berdasarkan negara ekspor tertinggi tahun 2014, data yang
digunakan seperti tabel berikut.

Tabel 4.1 Sistem informasi dan keputusan data rekapitulasi ekspor DIY
Kondisi Konsekuensi
No.
Pelabuhan Muat Komoditi Negara Tujuan
1 A YANI KERAJINAN JERMAN
KORAL
2 ADISUCIPTO SARUNG TANGAN JEPANG
KULIT (STK)
3 ADISUCIPTO KERAJINAN KAIN JEPANG
4 ADISUCIPTO SARUNG TANGAN JEPANG
KULIT (STK)
5 ADISUCIPTO SARUNG TANGAN JEPANG
KULIT (STK)
6 ADISUCIPTO KERAJINAN KAYU JERMAN
7 ADISUCIPTO KERAJINAN BATIK JEPANG
... ... ... ...
847 TANJUNG PRIOK PAKAIAN JADI AMERIKA
TEKSTIL SERIKAT
848 TANJUNG PRIOK SARUNG TANGAN JEPANG
KULIT (STK)
849 TANJUNG PRIOK STK SINTETIS JEPANG

Variabel Pelabuhan Muat dan Komoditi disebut dengan atribut kondisi


(condition atributes) dan variabel Negara Tujuan disebut sebagai
konsekuensi atau atribu keputusan (decision attribute). Kemudian untuk
mengklasifikasikan dan reorder atribut negara tujuan komoditi ekspor ini,
29

maka himpunan data variabel tersebut dibuat sistem informasi data seperti
tabel berikut:

Tabel 4.2 Data rekapitulasi data ekspor DIY


Kondisi Konsekuensi
No N
Pelabuhan Muat Komoditi Negara Tujuan
1 A YANI KERAJINAN JERMAN 1
KORAL
2 ADISUCIPTO ASESORIS AMERIKA SERIKAT 2
3 ADISUCIPTO BATIK JEPANG 1
PAINTING
4 ADISUCIPTO BELUT JEPANG 1
5 ADISUCIPTO KERAJINAN JEPANG 1
ALUMINIUM
6 ADISUCIPTO KERAJINAN AMERIKA SERIKAT 1
ANYAMAN
7 ADISUCIPTO KERAJINAN JEPANG 1
BATIK
... ... ... ... ...
360 TANJUNG TEKSTIL AMERIKA SERIKAT 1
PRIOK
361 TANJUNG TEKSTIL JEPANG 1
PRIOK
362 TANJUNG TEKSTIL JERMAN 1
PRIOK

Berdasarkan tabel 4.2 terdapat 362 objek dengan jumlah ekspor


sebanyak 849 kegiatan ekspor. Kolom N adalah jumlah banyaknya kegiatan
ekspor yang terjadi. Informasi pada tabel diatas menggambarkan hubungan
antara komoditi ekspor yang diekspor melalui pelabuhan muat dengan
negara tujuan. Dari data tersebut dapat diketahui adanya data yang tidak
30

konsisten, salah satunya adalah data nomor 360, 361, dan 362. Dimana pada
objek nomor 360, 361, dan nomor 361 mempunyai kondisi yang sama,
tetapi konsekuensinya berbeda.

Tabel 4.2 dapat dijelaskan berdasarkan himpunan aturan pengambilan


keputusan untuk lima urutan teratas seperti berikut:

1) Jika pada pelabuhan muat A Yani dan komoditi yang diekspor


adalah Kerajinan Koral maka ekspor akan terjadi ke negara tujuan
ekspor Jerman.
2) Jika pada pelabuhan muat Adisucipto dan komoditi yang diekspor
adalah Asesoris maka ekspor akan terjadi ke negara tujuan ekspor
Amerika Serikat.
3) Jika pada pelabuhan muat Adisucipto dan komoditi yang diekspor
adalah Batik Painting maka ekspor akan terjadi ke negara tujuan
ekspor Jepang.
4) Jika pada pelabuhan muat Adisucipto dan komoditi yang diekspor
adalah Belut maka ekspor akan terjadi ke negara tujuan ekspor
Jepang.
5) Jika pada pelabuhan muat Adisucipto dan komoditi yang diekspor
adalah Kerajinan Alumunium maka ekspor akan terjadi ke negara
tujuan ekspor Jepang.

Pola ini berkelanjutan hingga kondisi terakhir yaitu jika pada pelabuhan
muat Tanjung Priok dan komoditi yang diekspor adalah Tekstil maka ekspor
akan terjadi ke negara tujuan ekspor Jerman.

2. Aproksimasi Himpunan
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk decision system yaitu
dengan menemukan seluruh himpunan subset menggunakan kelas yang
ekuivalen yaitu yang mempunyai nilai sama. Tetapi, setiap himpunan subset
yang ditemukan tidak selalu dapat mendefinisikan kondisi dengan tepat.
31

Menggunakan data pada tabel 4.2 ditemukan himpunan subsetnya seperti


berikut:
a. Jika dilihat berdasarkan negara tujuan Jerman, maka yang termasuk
dalam:
1) Himpunan lower approximation Jerman adalah himpunan objek
nomor {1, 9, 26, 32, 72, 74, 76, 87, 8, 105, 150, 201, 229, 272, 286,
298, 299, 300, 302, 324, 338, 357} dari himpunan objek dengan
nomor {1, 9, 13, 15, 18, 21, 25, 26, 31, 32, 35, 45, 55, 72, 74, 76,
82, 86, 87, 88, 93, 97, 99, 104, 105, 108, 112, 116, 118, 123, 126,
127, 129, 133, 137, 144, 147, 149, 150, 153, 157, 161, 167, 171,
173, 177, 180, 183, 185, 188, 192, 196, 200, 201, 204, 211, 223,
228, 229, 221, 213, 233, 243, 247, 250, 254, 257, 266, 271, 272,
276, 279, 281, 284, 286, 289, 293, 297, 298, 299, 300, 302, 313,
322, 324, 329, 338, 342, 347, 350, 356, 357, 362}
2) Himpunan Upper Approximation Jerman adalah himpunan objek
nomor {1, 9, 26, 32, 72, 74, 76, 87, 8, 105, 150, 201, 229, 272, 286,
298, 299, 300, 302, 324, 338, 357, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 20, 21, 24, 25, 29, 30, 31, 34, 35, 42, 43, 44, 45, 54, 55, 81, 82,
83, 84, 85, 86, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 98, 99, 101, 102, 103,
104, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118,
119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 128, 129, 132, 133, 135,
136, 137, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 151, 152, 153,
156, 157, 159, 160, 161, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172,
173, 174, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 182, 183, 184, 185, 187,
188, 189, 190, 191, 192, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199, 200,
202, 203, 204, 208, 209, 210, 211, 212, 213, 218, 219, 220, 221,
222, 223, 225, 226, 227, 228, 232, 233, 240, 241, 242, 243, 245,
246, 247, 248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 356, 255, 257, 264,
265, 266, 268, 270, 271, 274, 275, 276, 277, 278, 279, 280, 281,
282, 283, 284, 287, 288, 289, 290, 291, 292, 293, 294, 295, 296,
297, 311, 312, 313, 319, 320, 321, 322, 327, 328, 329, 339, 340,
32

341, 342, 345, 346, 347, 348, 349, 350, 353, 354, 355, 356, 360,
361, 362} dari himpunan objek dengan nomor {1, 9, 13, 15, 18, 21,
25, 26, 31, 32, 35, 45, 55, 72, 74, 76, 82, 86, 87, 88, 93, 97, 99,
104, 105, 108, 112, 116, 118, 123, 126, 127, 129, 133, 137, 144,
147, 149, 150, 153, 157, 161, 167, 171, 173, 177, 180, 183, 185,
188, 192, 196, 200, 201, 204, 211, 223, 228, 229, 221, 213, 233,
243, 247, 250, 254, 257, 266, 271, 272, 276, 279, 281, 284, 286,
289, 293, 297, 298, 299, 300, 302, 313, 322, 324, 329, 338, 342,
347, 350, 356, 357, 362}
3) Himpunan boundary region Jerman adalah himpunan objek nomor
{10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 24, 25, 29, 30, 31, 34,
35, 42, 43, 44, 45, 54, 55, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 90, 91, 92, 93, 95,
96, 97, 98, 99, 101, 102, 103, 104, 107, 108, 109, 110, 111, 112,
113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125,
126, 128, 129, 132, 133, 135, 136, 137, 142, 143, 144, 145, 146,
147, 148, 149, 151, 152, 153, 156, 157, 159, 160, 161, 165, 166,
167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 178, 179,
180, 182, 183, 184, 185, 187, 188, 189, 190, 191, 192, 193, 194,
195, 196, 197, 198, 199, 200, 202, 203, 204, 208, 209, 210, 211,
212, 213, 218, 219, 220, 221, 222, 223, 225, 226, 227, 228, 232,
233, 240, 241, 242, 243, 245, 246, 247, 248, 249, 250, 251, 252,
253, 254, 356, 255, 257, 264, 265, 266, 268, 270, 271, 274, 275,
276, 277, 278, 279, 280, 281, 282, 283, 284, 287, 288, 289, 290,
291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 311, 312, 313, 319, 320, 321,
322, 327, 328, 329, 339, 340, 341, 342, 345, 346, 347, 348, 349,
350, 353, 354, 355, 356, 360, 361, 362} dari himpunan objek
dengan nomor {1, 9, 13, 15, 18, 21, 25, 26, 31, 32, 35, 45, 55, 72,
74, 76, 82, 86, 87, 88, 93, 97, 99, 104, 105, 108, 112, 116, 118,
123, 126, 127, 129, 133, 137, 144, 147, 149, 150, 153, 157, 161,
167, 171, 173, 177, 180, 183, 185, 188, 192, 196, 200, 201, 204,
211, 223, 228, 229, 221, 213, 233, 243, 247, 250, 254, 257, 266,
33

271, 272, 276, 279, 281, 284, 286, 289, 293, 297, 298, 299, 300,
302, 313, 322, 324, 329, 338, 342, 347, 350, 356, 357, 362}
b. Jika dilihat berdasarkan negara tujuan Amerika Serikat, maka yang
termasuk dalam :
1) Himpunan Lower Approximation Amerika Serikat adalah
himpunan objek nomor {2, 6, 19, 23, 28, 46, 47, 53, 61, 70, 71, 75,
77, 80, 83, 100, 106, 154, 164, 181, 215, 216, 224, 237, 258, 259,
301, 303, 307, 314, 316, 317, 318, 323, 330, 337, 343} dari
himpunan objek dengan nomor {2, 6, 10, 14, 16, 19, 23, 24, 28, 37,
42, 46, 47, 49, 53, 54, 59, 61, 70, 71, 75, 77, 80, 81, 83, 90, 95, 98,
100, 101, 106, 109, 113, 119, 120, 130, 135, 140, 142, 145, 151,
154, 159, 162, 164, 165, 168, 172, 174, 178, 181, 182, 189, 193,
197, 202, 206, 208, 212, 215, 216, 218, 222, 224, 225, 234, 237,
238, 240, 244, 248, 257, 256, 258, 259, 262, 268, 274, 290, 294,
301, 303, 305, 307, 308, 311, 314, 316, 317, 318, 319, 323, 327,
330, 332, 335, 337, 339, 343, 345, 348, 351, 353, 358, 360}
2) Himpunan Upper Approximation Amerika Serikat adalah
himpunan objek nomor {2, 6, 19, 23, 28, 46, 47, 53, 61, 70, 71, 75,
77, 80, 83, 100, 106, 154, 164, 181, 215, 216, 224, 237, 258, 259,
301, 303, 307, 314, 316, 317, 318, 323, 330, 337, 343, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 24, 25, 37, 38, 42, 43, 44, 45, 49, 50, 54, 55,
59, 60, 81, 82, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 98, 99, 101, 102, 103,
104, 109, 110, 111, 112, 123, 130, 131, 135, 136, 137, 140, 141,
142, 143, 144, 145, 146, 147, 151, 152, 153, 159, 160, 161, 162,
163, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176,
177, 178, 179, 180, 182, 183, 189, 190, 191, 192, 193, 194, 195,
196, 197, 198, 199, 200, 202, 203, 204, 206, 207, 208, 209, 210,
211, 212, 213, 218, 219, 220, 221, 222, 223, 225, 226, 227, 228,
234, 235, 236, 238, 239, 240, 241, 242, 243, 244, 245, 246, 247,
248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 255, 256, 257, 262, 263, 264,
265, 266, 268, 269, 270, 271, 274, 275, 276, 290, 291, 292, 293,
34

294, 295, 296, 297, 305, 306, 308, 309, 311, 312, 313, 319, 320,
321, 322, 327, 378, 329, 332, 333, 335, 336, 339, 340, 341, 342,
345, 346, 347, 348, 349, 350, 351, 352, 353, 354, 355, 356, 358,
359, 360, 361, 362} dari himpunan objek dengan nomor {2, 6, 10,
14, 16, 19, 23, 24, 28, 37, 42, 46, 47, 49, 53, 54, 59, 61, 70, 71, 75,
77, 80, 81, 83, 90, 95, 98, 100, 101, 106, 109, 113, 119, 120, 130,
135, 140, 142, 145, 151, 154, 159, 162, 164, 165, 168, 172, 174,
178, 181, 182, 189, 193, 197, 202, 206, 208, 212, 215, 216, 218,
222, 224, 225, 234, 237, 238, 240, 244, 248, 257, 256, 258, 259,
262, 268, 274, 290, 294, 301, 303, 305, 307, 308, 311, 314, 316,
317, 318, 319, 323, 327, 330, 332, 335, 337, 339, 343, 345, 348,
351, 353, 358, 360}
3) Himpunan boundari region Amerika Serikat adalah himpunan
objek nomor {10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 24, 25, 37, 38, 42,
43, 44, 45, 49, 50, 54, 55, 59, 60, 81, 82, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97,
98, 99, 101, 102, 103, 104, 109, 110, 111, 112, 123, 130, 131, 135,
136, 137, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 151, 152, 153,
159, 160, 161, 162, 163, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172,
173, 174, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 182, 183, 189, 190, 191,
192, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199, 200, 202, 203, 204, 206,
207, 208, 209, 210, 211, 212, 213, 218, 219, 220, 221, 222, 223,
225, 226, 227, 228, 234, 235, 236, 238, 239, 240, 241, 242, 243,
244, 245, 246, 247, 248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 255, 256,
257, 262, 263, 264, 265, 266, 268, 269, 270, 271, 274, 275, 276,
290, 291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 305, 306, 308, 309, 311,
312, 313, 319, 320, 321, 322, 327, 378, 329, 332, 333, 335, 336,
339, 340, 341, 342, 345, 346, 347, 348, 349, 350, 351, 352, 353,
354, 355, 356, 358, 359, 360, 361, 362} dari himpunan objek
dengan nomor {2, 6, 10, 14, 16, 19, 23, 24, 28, 37, 42, 46, 47, 49,
53, 54, 59, 61, 70, 71, 75, 77, 80, 81, 83, 90, 95, 98, 100, 101, 106,
109, 113, 119, 120, 130, 135, 140, 142, 145, 151, 154, 159, 162,
35

164, 165, 168, 172, 174, 178, 181, 182, 189, 193, 197, 202, 206,
208, 212, 215, 216, 218, 222, 224, 225, 234, 237, 238, 240, 244,
248, 257, 256, 258, 259, 262, 268, 274, 290, 294, 301, 303, 305,
307, 308, 311, 314, 316, 317, 318, 319, 323, 327, 330, 332, 335,
337, 339, 343, 345, 348, 351, 353, 358, 360}
c. Jika dilihat berdasarkan negara tujuan Jepang, maka yang termasuk
dalam:
1) Himpunan Lower Approximation Jepang adalah himpunan objek
nomor {3, 4, 5, 7, 8, 22, 27, 36, 39, 40, 41, 51, 52, 56, 57, 58, 62,
66, 67, 68, 69, 79, 89, 138, 139, 155, 158, 205, 214, 217, 255, 260,
261, 267, 273, 285, 310, 315, 334, 344} dari himpunan objek
dengan nomor {3, 4, 5, 7, 8, 12, 17, 20, 22, 27, 30, 36, 38, 39, 40,
41, 44, 50, 51, 52, 56, 57, 58, 60, 62, 66, 67, 68, 69, 79, 85, 89, 92,
96, 103, 111, 115, 117, 122, 125, 128, 132, 136, 138, 139, 141,
143, 146, 148, 152, 155, 156, 158, 166, 170, 176, 179, 184, 187,
191, 195, 199, 203, 205, 210, 214, 217, 220, 227, 231, 232, 236,
242, 246, 253, 255, 260, 261, 267, 270, 273, 275, 278, 280, 283,
285, 288, 292, 296, 306, 309, 310, 315, 321, 334, 341, 344, 346,
349, 352, 355, 359, 361}
2) Himpunan Upper Approximation Jepang adalah himpunan objek
nomor {3, 4, 5, 7, 8, 22, 27, 36, 39, 40, 41, 51, 52, 56, 57, 58, 62,
66, 67, 68, 69, 79, 89, 138, 139, 155, 158, 205, 214, 217, 255, 260,
261, 267, 273, 285, 310, 315, 334, 344, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18,
20, 21, 29, 30, 31, 37, 38, 42, 43, 44, 45, 49, 50, 59, 60, 84, 85, 86,
90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 101, 102, 103, 104, 109, 110, 111, 112,
113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125,
126, 128, 129, 132, 133, 135, 136, 137, 140, 141, 142, 143, 144,
145, 146, 147, 148, 149, 151, 152, 153, 156, 157, 165, 166, 167,
168, 169, 170, 171, 174, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 184, 185,
187, 188, 189, 190, 191, 192, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199,
200, 202, 203, 204, 208, 209, 210, 211, 218, 219, 220, 221, 225,
36

226, 227, 228, 230, 231, 232, 233, 234, 235, 236, 240, 241, 242,
243, 245, 246, 247, 251, 252, 253, 254, 268, 269, 270, 271, 274,
275, 276, 277, 278, 279, 280, 281, 282, 283, 284, 287, 288, 289,
290, 291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 305, 306, 308, 309, 319,
320, 321, 322, 329, 330, 331, 332, 333, 334, 335, 336, 337, 338,
339, 340, 341, 342, 345, 346, 347, 348, 349, 350, 351, 352, 353,
354, 355, 356, 358, 359, 360, 362, 362} dari himpunan objek
dengan nomor {3, 4, 5, 7, 8, 12, 17, 20, 22, 27, 30, 36, 38, 39, 40,
41, 44, 50, 51, 52, 56, 57, 58, 60, 62, 66, 67, 68, 69, 79, 85, 89, 92,
96, 103, 111, 115, 117, 122, 125, 128, 132, 136, 138, 139, 141,
143, 146, 148, 152, 155, 156, 158, 166, 170, 176, 179, 184, 187,
191, 195, 199, 203, 205, 210, 214, 217, 220, 227, 231, 232, 236,
242, 246, 253, 255, 260, 261, 267, 270, 273, 275, 278, 280, 283,
285, 288, 292, 296, 306, 309, 310, 315, 321, 334, 341, 344, 346,
349, 352, 355, 359, 361}
3) Himpunan boundari region Jepang adalah himpunan objek nomor
{10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 29, 30, 31, 37, 38, 42, 43, 44,
45, 49, 50, 59, 60, 84, 85, 86, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 101, 102,
103, 104, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119,
120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 128, 129, 132, 133, 135, 136,
137, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 151, 152,
153, 156, 157, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 174, 175, 176,
177, 178, 179, 180, 184, 185, 187, 188, 189, 190, 191, 192, 193,
194, 195, 196, 197, 198, 199, 200, 202, 203, 204, 208, 209, 210,
211, 218, 219, 220, 221, 225, 226, 227, 228, 230, 231, 232, 233,
234, 235, 236, 240, 241, 242, 243, 245, 246, 247, 251, 252, 253,
254, 268, 269, 270, 271, 274, 275, 276, 277, 278, 279, 280, 281,
282, 283, 284, 287, 288, 289, 290, 291, 292, 293, 294, 295, 296,
297, 305, 306, 308, 309, 319, 320, 321, 322, 329, 330, 331, 332,
333, 334, 335, 336, 337, 338, 339, 340, 341, 342, 345, 346, 347,
348, 349, 350, 351, 352, 353, 354, 355, 356, 358, 359, 360, 362,
37

362} dari himpunan objek dengan nomor {3, 4, 5, 7, 8, 12, 17, 20,
22, 27, 30, 36, 38, 39, 40, 41, 44, 50, 51, 52, 56, 57, 58, 60, 62, 66,
67, 68, 69, 79, 85, 89, 92, 96, 103, 111, 115, 117, 122, 125, 128,
132, 136, 138, 139, 141, 143, 146, 148, 152, 155, 156, 158, 166,
170, 176, 179, 184, 187, 191, 195, 199, 203, 205, 210, 214, 217,
220, 227, 231, 232, 236, 242, 246, 253, 255, 260, 261, 267, 270,
273, 275, 278, 280, 283, 285, 288, 292, 296, 306, 309, 310, 315,
321, 334, 341, 344, 346, 349, 352, 355, 359, 361}
d. Jika dilihat berdasarkan negara tujuan Italia, maka yang termasuk
dalam:
1) Himpunan Lower Approximation Italia adalah himpunan objek
nomor {33, 48, 63, 64, 65, 73, 78, 94, 134, 186, 304, 325, 326,
331} dari himpunan objek dengan nomor {11, 29, 33, 34, 43, 48,
63, 64, 65, 73, 78, 84, 91, 94, 102, 107, 110, 114, 121, 124, 131,
134, 160, 163, 169, 175, 186, 190, 194, 198, 207, 209, 219, 226,
230, 235, 239, 241, 245, 249, 252, 263, 265, 269, 277, 282, 287,
291, 295, 304, 312, 320, 325, 326, 328, 331, 333, 336, 340, 354}
2) Himpunan Upper Approximation Italia adalah himpunan objek
nomor {33, 48, 63, 64, 65, 73, 78, 94, 134, 186, 304, 325, 326, 331,
10, 11, 12, 13, 29, 30, 31, 34, 35, 42, 43, 44, 45, 46, 84, 85, 86, 90,
91, 92, 93, 101, 102, 103, 104, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113,
114, 115, 116, 120, 121 122, 123, 124, 125, 126, 130, 131, 159,
160, 161, 168, 169, 170, 171, 174, 175, 176, 177, 189, 190, 191,
192, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199, 200, 206, 207, 208, 209,
210, 211, 218, 219, 220, 221, 225, 226, 227, 228, 230, 231, 231,
234, 235, 236, 238, 239, 240, 241, 242, 243, 244, 245, 246, 247,
248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 262, 263, 264, 265, 266, 268,
269, 270, 271, 277, 278, 279, 282, 283, 284, 287, 288, 289, 290,
291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 311, 312, 313, 319, 320, 321,
322, 327, 328, 329, 332, 333, 335, 336, 339, 340, 341, 342, 353
354, 355, 356} dari himpunan objek dengan nomor {11, 29, 33, 34,
38

43, 48, 63, 64, 65, 73, 78, 84, 91, 94, 102, 107, 110, 114, 121, 124,
131, 134, 160, 163, 169, 175, 186, 190, 194, 198, 207, 209, 219,
226, 230, 235, 239, 241, 245, 249, 252, 263, 265, 269, 277, 282,
287, 291, 295, 304, 312, 320, 325, 326, 328, 331, 333, 336, 340,
354}
3) Himpunan boundari region Italia adalah himpunan objek nomor
{10, 11, 12, 13, 29, 30, 31, 34, 35, 42, 43, 44, 45, 46, 84, 85, 86,
90, 91, 92, 93, 101, 102, 103, 104, 107, 108, 109, 110, 111, 112,
113, 114, 115, 116, 120, 121 122, 123, 124, 125, 126, 130, 131,
159, 160, 161, 168, 169, 170, 171, 174, 175, 176, 177, 189, 190,
191, 192, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199, 200, 206, 207, 208,
209, 210, 211, 218, 219, 220, 221, 225, 226, 227, 228, 230, 231,
231, 234, 235, 236, 238, 239, 240, 241, 242, 243, 244, 245, 246,
247, 248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 262, 263, 264, 265, 266,
268, 269, 270, 271, 277, 278, 279, 282, 283, 284, 287, 288, 289,
290, 291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 311, 312, 313, 319, 320,
321, 322, 327, 328, 329, 332, 333, 335, 336, 339, 340, 341, 342,
353 354, 355, 356} dari himpunan objek dengan nomor {11, 29,
33, 34, 43, 48, 63, 64, 65, 73, 78, 84, 91, 94, 102, 107, 110, 114,
121, 124, 131, 134, 160, 163, 169, 175, 186, 190, 194, 198, 207,
209, 219, 226, 230, 235, 239, 241, 245, 249, 252, 263, 265, 269,
277, 282, 287, 291, 295, 304, 312, 320, 325, 326, 328, 331, 333,
336, 340, 354}

3. Reduksi Data
Sangat penting melakukan reduksi data dalam analisis rough set. Data
yang berlebihan dapat disederhanakan dari tabel tanpa menghilangkan
ataupun mengurangi informasi yang sudah ada. Data yang berlebihan dapat
dipindahkan dari data tabel agar dapat menyederhanakan decision rule
menggunakan tabel data yang telah direduksi. Dalam mereduksi data harus
tetap menjaga konsistensi data, tanpa mengubah data dari tabel.
39

Data ada tabel 4.3 direduksi berdasarkan atribut kondisi satu persatu.
Dalam hal ini data tidak dilakukan reduksi. Sehingga untuk variabel kondisi
yang tidak tereduksi disebut Precious (berharga) dan untuk variabel
keputusan (decision attribute) yang telah ditentukan tidak akan direduksi.

Tabel 4.3 Sistem informasi decision baru


Kondisi Konsekuensi
No
Pelabuhan Muat Komoditi Negara Tujuan
1 A YANI KERAJINAN KORAL JERMAN
2 ADISUCIPTO ASESORIS AMERIKA
SERIKAT
3 ADISUCIPTO BATIK PAINTING JEPANG
4 ADISUCIPTO BELUT JEPANG
5 ADISUCIPTO KERAJINAN JEPANG
ALUMINIUM
6 ADISUCIPTO KERAJINAN AMERIKA
ANYAMAN SERIKAT
7 ADISUCIPTO KERAJINAN BATIK JEPANG
... ... ... ...
360 TANJUNG PRIOK TEKSTIL AMERIKA
SERIKAT
361 TANJUNG PRIOK TEKSTIL JEPANG
362 TANJUNG PRIOK TEKSTIL JERMAN

Berdasarkan data yang telah direduksi dapat diperoleh aturan


pengambilan keputusan tidak berubah seperti tabel 4.3. Tidak dilakukan
reduksi terhadap tabel 4.2 variabel telah sederhana dan tidak berlebihan.

4. Certainty dan Coverage Factors


Sebuah decision rules mengimplikasikan dalam bentuk if then
. Di mana merupakan atribut kondisi dan merupakan atribut
40

keputusan. . Merupakan formula logika yang dibangun dari atribut


atribut dan nilai atribut dan mendeskripsikan beberapa objek. Decision
rules mempunyai probabilita yang menarik, himpunan decision rules
menyatukan dua probabilitas bersyarat (Pawlak, Zdzislaw, 2002).

Jika aturan pengambilan keputusan menentukan keputusan


dalam hal kondisi jika , maka aturan tersebut disebut
certain/pasti. Jika sebuah aturan pengambilan keputusan tidak
dapat menentukan pengambilan keputusan dalam hal kondisi-kondisi jika
, kemudian aturan terebut disebut uncertain/tidak pasti
(Pawlak, Zdzislaw, 2002).

Berikut adalah hasil perhitungan certainty dan coverage dengan


menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010. Rumus yang digunakan dalam
menghitung certainty dan coverage (Pawlak, Zdzislaw, 2002).

1) Certainty Factors

(|) =

2) Coverage Factors

(| ) =

Menggunakan data dengan decision baru pada tabel 4.3, maka


didapatkan perhitungan nilai certainty dan coverage untuk setiap data
berdasarkan tiap-tiap kondisi.

Tabel 4.4 Nilai Certainty dan Coverage Factors


No. Rule Certainty Coverage Negara Tujuan
1 1.00 0.004608 JERMAN
2 1.00 0.006369 AMERIKA SERIKAT
3 1.00 0.004484 JEPANG
4 1.00 0.004484 JEPANG
41

5 1.00 0.004484 JEPANG


6 1.00 0.003185 AMERIKA SERIKAT
7 1.00 0.004484 JEPANG
... ... ... ...
360 0.33 0.003185 AMERIKA SERIKAT
361 0.33 0.004484 JEPANG
362 0.33 0.004608 JERMAN

5. Decision Rules
Berdasarkan algoritma pengambilan keputusan dan nilai certainty
factors pada tabel 4.4, maka dapat digambarkan seperti berikut:
1) Jika pada pelabuhan muat A Yani dan komoditi yang diekspor
adalah Kerajinan Koral maka kemungkinan ekspor akan terjadi ke
negara tujuan ekspor Jerman di 100% kondisi yang sama.
2) Jika pada pelabuhan muat Adisucipto dan komoditi yang diekspor
adalah Asesoris maka kemungkinan ekspor akan terjadi ke negara
tujuan ekspor Amerika Serikat di 100% kondisi yang sama.
3) Jika pada pelabuhan muat Adisucipto dan komoditi yang diekspor
adalah Batik Painting maka kemungkinan ekspor akan terjadi ke
negara tujuan ekspor Jepang di 100% kondisi yang sama.
4) Jika pada pelabuhan muat Adisucipto dan komoditi yang diekspor
adalah Belut maka kemungkinan ekspor akan terjadi ke negara
tujuan ekspor Jepang di 100% kondisi yang sama.
5) Jika pada pelabuhan muat Adisucipto dan komoditi yang diekspor
adalah Kerajinan Alumunium maka kemungkinan ekspor akan
terjadi ke negara tujuan ekspor Jepang di 100% kondisi yang sama.

Pola ini berkelanjutan hingga kondisi terakhir yaitu Jika pada pelabuhan
muat Tanjung Priok dan komoditi yang diekspor adalah Tekstil maka
kemungkinan ekspor akan terjadi ke negara tujuan ekspor Jerman di 33%
kondisi yang sama.
42

Berdasarkan algoritma pengambilan keputusan dan nilai coverage


factors pada tabel 4.4, maka dapat digambarkan seperti berikut:
1) 0,46% dari ekspor ke negara tujuan ekspor Jerman dimuat melalui
pelabuhan muat A Yani dengan komoditi yang diekspor adalah
Kerajinan Koral.
2) 0,64% dari ekspor ke negara tujuan ekspor Amerika Serikat dimuat
melalui pelabuhan muat Adisucipto dengan komoditi yang diekspor
adalah Asesoris.
3) 0,45% dari ekspor ke negara tujuan ekspor Jepang dimuat melalui
pelabuhan muat Adisucipto dengan komoditi yang diekspor adalah
Batik Painting.
4) 0,45% dari ekspor ke negara tujuan ekspor Jepang dimuat melalui
pelabuhan muat Adisucipto dengan komoditi yang diekspor adlaah
Belut.
5) 0,45% dari ekspor ke negara tujuan ekspor Jepang dimuat melalui
pelabuhan muat Adisucipto dengan komoditi yang diekspor adalah
Kerajinan Aluminium.

Pola ini berkelanjutan hingga kondisi terakhir yaitu 0,46% dari ekspor
ke negara tujuan ekspor Jerman dimuat melalui pelabuhan muat Tanjung
Priok dengan komoditi yang diekspor adalah Tekstil.

Berdasarkan aturan pengambilan keputusan dan nilai certainty factors


pada tabel 4.4, mengarah kepada kesimpulan sebagai berikut:
43

Gambar 4.3 Kesimpulan berdasarkan negara Jerman


44

Gambar 4.4 Kesimpulan berdasarkan negara Jepang


45

Gambar 4.5 Kesimpulan berdasarkan negara Amerika Serikat


46

Gambar 4.6 Kesimpulan berdasarkan negara Italia

Berdasarkan aturan pengambilan keputusan dan nilai coverage factors


pada tabel 4.4, mengarah kepada kesimpulan sebagai berikut:
1) Faktor kepastian terbesar ekspor ke negara tujuan ekspor Italia
adalah dimuat melalui pelabuhan muat Tanjung Emas dengan
Mebel Kayu sebagai komoditi yang diekspor.
2) Faktor kepastian terbesar ekspor ke negara tujuan ekspor Jerman
adalah dimuat melalui pelabuhan muat Tanjung Emas dengan
Mebel Kayu sebagai komoditi yang diekspor.
47

3) Faktor kepastian terbesar ekspor ke negara tujuan ekspor Amerika


Serikat adalah dimuat melalui pelabuhan muat Tanjung Emas
dengan Mebel Kayu sebagai komoditi yang diekspor.
4) Faktor kepastian terbesar ekspor ke negara tujuan ekspor Jepang
adalah dimuat melalui pelabuhan muat Tanjung Emas dengan
Mebel Kayu sebagai komoditi yang diekspor.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan negara tujuan tertinggi, nilai ekspor tertinggi pertama adalah
negara Jerman dengan nilai 31.978.566,55 US$. Diikuti Jepang dan
Amerika Serikat kemudian negara ke empat adalah Italia. Sedangkan
berdasarkan komoditi unggulan ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta dari
165 komoditi, komoditi unggulan pertama dengan nilai 50.301.566,42 US$
adalah Pakaian Jadi Tekstil. Komoditi unggulan berikutnya adalah
komoditi Mebel Kayu dengan nilai 37.448.578,48 US$, lalu diikuti Sarung
Tangan Kulit (STK), Kerajinan Kayu, kemudian STK Sintetis, Minyak
Atsiri, Kulit Disamak, Tekstik, Kerajinan Batu, dan Alkohol dengan nilai
4.610.272,86 US$.
2. Berdasarkan analisis Rough Set, untuk memaksimalkan komoditi ekspor
melalui pelabuhan muat tertentu, hendaknya mempertimbangkan
pelabuhan muat melalui Tanjung Emas dengan komoditi yang diekspor
adalah Mebel Kayu. Dimana kepastian terbesar dengan peluang
sebesarnya 16,84% ekspor akan dilakukan kenegara Italia, 16,13% akan
dilakukan ke negara Jerman, 10,19% akan dilakukan kenegara Amerika
Serikat, dan akan dilakukan 7,62% kenegara Jepang.

5.2 Saran
Dari hasil analisis maka terdapat beberapa saran yang dapat digunakan
untuk penyempurnaan dan pengembangan penelitian berikutnya. Saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut.
1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti mempertimbangkan
banyaknya kategorik untuk variabel komoditi, serta negara tujuan yang
dijadikan sebagai variabel kondisi.
49

2. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan para eksportir terutama


dengan jenis barang ekspor Mebel Kayu agar mempertimbangkan tujuan
ekpor ke negara Italia, Jerman, Amerika Serikat, dan negara Jepang.
3. Diharapkan untuk instansi terkait mempertimbangkan untuk melakukan
fasilitasi untuk pengembangan ekspor selanjutnya untuk negara tujuan
dengan tuan rumah pameran adalah Jerman, Jepang, Italia, dan Amerika
Serikat untuk melakukan pameran, perjanjian, atau kegiatan lainnya
dengan memuat mebel kayu sebagai unggulan. Selain itu dapat menjadi
pertimbangan agar mengambil pelajaran untuk peningkatan mutu dan
kualitas pelabuhan muat di DIY agar dapat melakukan ekspor lebih banyak
melalui pelabuhan muat di DIY.
50

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Luas Wilayah. http://www.jogjaprov.go.id/pemerintahan/kalender-


kegiatan/view/luas-wilayah. Diakses pada 02 Mei 2016

Bahar, Saafroedin., Sinaga, N. Hudawati., dan Kusuma, Ananda B. 1993. Risalah


Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 29 Mei
1945 19 Agustus 1945. Edisi II. Cetakan 4. Jakarta: Sekretariat Negara RI.

Berata, I Komang Oke. 2014. Panduan Praktis Ekspor Impor. Jakarta : Raih Asa
Sukses (Penebar Swadaya Grup).

Chiang, Alpha C. dan Wainwright, Kevin. 2005. Dasar-dasar Matematika


Ekonomi, Jilid 1, Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Nugroho, Heru. 2015. Matematika Diskrit dan Implementasinya dalam Dunia


Teknologi Informasi. Yogyakarta: Deepublish.

Manson, Robert D. dan Lind, Douglas A. 1999. Teknik Statistika untuk Bisnins &
Ekonomi, Jilid 1, Edisi Kesembilan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Pawlak, Zdzislaw. 2002. A Primer On Rough Sets: A New Appoach to Drawing


Conclusions From Data. Vol. 22:1407.

Pawlak, Zdzislaw. 2002. A New Approach To Drawing Conclusion From Data A


Rough Set Prespective. Institute for Theoritical and Applied Informatics.

Rasyad, Rasdihan. 2003. Metode Statistik Deskriptif untuk Umum. Jakarta : PT.
Grasindo.

Republik Indonesia. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun


2006 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 Tentang
Kepabeanan. Jakarta: Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No.
93.
51

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia


No. 13/M-DAG/PER/3/2012 Tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor.
Jakarta: Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia


No. 77/M-DAG/PER/10/2014 Tentang Ketentuan Asal Barang Indonesia.
Jakarta: Kementrian Perdagangan Republik IndonesiaSpiegel, Murray R.,
Schiller, John J., dan Srinivasan, Alu R. 2004. Probabilitas dan Statistik
Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi : Teori Pengantar. 3th ed. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.

Sutedi, Adrian. 2014. Hukum Ekspor Impor. Jakarta : Raih Asa Sukses (Penebar
Swadaya Grup)

Turban, Efraim., Aronson, Jay E., dan Liang Ting-Peng. 2005. Decision Support
Systems and Intelligent Systems 7th. Ed. New Jersey : Pearson Education.

Walpole, Roland E. dan Myers, Raymond H. 1995. Ilmu Peluang dan Statistika
untuk Insinyur dan Ilmuan. Bandung : Penerbit ITB.

.
ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA REALISASI EKSPOR DI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 MENGGUNAKAN
ALGORITMA IF-THEN RULES PADA METODE ROUGH SET

Al Hujjah Asianingrum

Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. alhujjah09@gmail.com

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan jaman, didalam era perdagangan bebas, persaingan dalam hal perdagangan
tidak hanya terjadi didalam negeri namun para pengusaha industri kreatif dituntut untuk turut serta dalam
aktifitas perdagangan luar negeri. Salah satunya yaitu kegiatan ekspor yang merupakan salah satu kegiatan
internasional yang cukup penting disetiap negara. Di provinsi DIY dalam tahun 2014 tercatat terdapat 165
komoditi ekspor menuju ke-116 negara tujuan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat aturan
pengambilan keputusan pada realisasi ekspor DIY menggunakan algoritma if then rules dengan metode
Rough Set. Metode Rough Set adalah pendekatan matematis baru untuk menganalisa pola data yang
bersifat samar atau tak pasti. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
kepastian terbesar dengan peluang sebesarnya 16,84% ekspor akan dilakukan kenegara Italia, 16,13% akan
dilakukan ke negara Jerman, 10,19% akan dilakukan kenegara Amerika Serikat, dan 7,62% akan dilakukan
kenegara Jepang.

Kata kunci: Ekspor, DIY, Rough Set, Aturan Pengambilan Keputusan.

1. Pendahuluan kegiatan perdagangan dan kerjasama luar


Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) negeri (internasional). Kegiatan yang
adalah provinsi tertua kedua di Indonesia dilakukan seperti perdagangan internasional
[1]. DIY memiliki brand image yang berupa kegiatan impor maupun ekspor.
dibawanya yaitu Jogja Never Ending Asia Dilihat dari keuntungan yang didapat, maka
dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa khususnya pada Daerah Istimewa Yogyakarta
yang kaya akan warisan budaya [2]. yang memiliki banyak produk atau komoditi
Warisan budaya ini terlihat dari bentuk yang menjadi unggulan untuk diekspor
bangunan, pakaian, hingga produk-produk kenegara lain, terutama karena ciri khas
yang dihasilkan oleh pengusaha dan terhadap produk jadi yang dimiliki maupun
kualitas yang baik terhadap produk setengah
pengrajin seperti dalam bentuk produk jadinya serta komoditi lainnya ini membuatnya
kerajinan (mebel, kayu, batu, dll) pada menjadi potensi untuk pengembangan. Sampai
ukirannya, pakaian pada batiknya, serta dengan bulan Desember 2015 berdasarkan data
masih banyak kekhasan lainnya. realisasi ekspor tahun 2015 diketahui jumlah
Seiring perkembangan jaman, dalam komoditi ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta
kondisi yang penuh persaingan seperti itu, mencapai 110 jenis komoditi. Sehingga melihat
untuk dapat memenangkannya, pemerintah dari banyaknya komoditi tersebut memiliki
perlu secara serius membangun posisi yang peluang besar menjadi produk ekspor
jelas, kekuatan yang berbeda, dan keberbagai negara lainnya.
membangun brand image yang unik, serta Berdasarkan banyaknya ekspor komoditi
melakukan dan meningkatkan berbagai Daerah Istimewa Yogyakarta ke negara tujuan
ekspor tersebut menarik untuk diketahui

52
kecenderungan negara yang akan menerimanya. Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan
Oleh karena itu digunakan metode rough set program Microsoft Excel 2010
untuk melihat apakah terdapat pola antara 3.4 Kajian Teori
komoditi ekspor terhadap negara tujuan ekspor. 3.4.1 Ekspor
Berdasarkan Undang-Undang Republik
2. Tujuan Penelitian Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 pengertian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang
berikut. dari daerah pabean. Sedangkan yang dimaksud
1. Mengetahui karakteristik komoditi ekspor daerah pabean adalah wilayah Republik
dan negara tujuan ekspor Daerah Istimewa Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan
Yogyakarta tahun 2014. dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat
2. Mengetahui aturan pengambilan keputusan tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas
berdasarkan data realisasi ekspor di Daerah kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-
Istimewa Yogyakarta tahun 2014. Undang 2006 tentang Kepabeanan [3].
3.4.2 Statistik Deskriptif
3. Metode Penelitian Statistik deskriptif adalah metode-
3.1 Prosedur Pengumpulan Data metode statistika yang digunakan untuk
Pada penelitian ini, data yang menggambarkan data yang telah dikumpulkan
digunakan merupakan data sekunder yang [4].
didapatkan dari Dinas Perindustrian dan
3.4.3 Himpunan
Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Himpunan adalah suatu kumpulan
Data tersebut merupakan realisasi data ekspor objek yang berbeda. Objek ini mungkin
yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta merupajan suatu kelompok bilangan-bilangan
selama tahun 2014. (berbeda) [5].
3.2 Variabel Penelitian 3.4.4 Peluang Bersyarat
Penelitian ini menggunakan beberapa Peluang terjadinya suatu kejadian B bila
variabel, antaralain: diketahui bahwa kejadian A telah terjadi disebut
1. Pelabuhan Muat peluang bersyarat dan dinyatakan dengan
Pelabuhan muat diartikan sebagai tempat
P( B | A) [6]. Dinyatakan dengan rumus jika
dimana barang di muat untuk diekspor.
Terdiri dari 10 pelabuhan, antara lain P( A) 0 :
Tanjung Emas, Soekarno Hatta, Tanjung P A B
P( B | A)
Priok, Adisucipto, Tanjung Perak, P A
Cengkareng, Juanda, Ngurah Rai, A yani,
3.4.5 Rough Set
dan Halim Perdanakusuma.
Teori Rough Set adalah suatu
2. Komoditi
pendekatan matematika untuk analisis data
Komoditi disini yaitu setiap benda baik
yang samar dan tidak pasti [7].
berwujud maupun tidak berwujud, baik
Berdasarkan jurnal yang disusun oleh
bergerak maupun tidak bergerak, dapat
Pawlak, ada beberapa istilah penting dalam
dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan,
Rough Set, yaitu:
yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai,
1. Aproksimasi
dipergunakan, atau dimanfaatkan. Jenis
Aproksimasi adalah konsep dasar teori
komoditi yang diekspor terdiri dari 165
Rough Set dan digunakan untuk menarik
jenis.
kesimpulan dari data. Definisi informal
3. Negara Tujuan
perkiraan adalah sebagai berikut [8]:
Negara tujuan disini merupakan empat
a. Lower approximation yaitu semua
negara tujuan dengan nilai ekspor terbesar.
objek himpunan data yang pasti terjadi.
Negara tujuan tersebut antara lain Jerman,
b. Upper approximation yaitu semua
Jepang, Amerika Serikat, dan Italia.
objek himpunan data yang mungkin
3.3 Metode Analisis
terjadi.
Metode analisis yang digunakan dalam
c. Boundary region adalah himpunan data
penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk
yang membuat beda antara lower
menggambarkan karakteristik kegiatan ekspor
approximationdan dan upper
dan analisis teori Rough Set untuk melihat
approximation.
decision rules serta kecenderungan ekspor di

53
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah data yang berlebihan
dapat dihapus dari tabel data sementara
masih memungkinkan kesimpulan yang bisa
ditarik dari tabel data. Mengurangi data
tanpa mempengaruhi informasi ini, untuk
menjaga kekonsistensian data [8].
3. Decision Rule
Aturan keputusan merupakan implikasi
dalam bentuk jika kemudian , (dalam
simbol-simbol ), di mana disebut
" kondisi " dan disebut" keputusan" dari Gambar 4.2 Karakteristik realisasi ekspor Daerah
aturan. Aturan keputusan, di sisi lain, Istimewa Yogyakarta berdasarkan Komoditi Tahun
mengungkapkan hubungan antara kondisi 2014
dan keputusan [8].
4. Certainty dan Coverage Factors Terdapat 165 jenis komoditi yang
Dengan setiap aturan keputusan , diekspor selama tahun 2014. Komoditi
dikaitkan dua probabilitas kondisional [8]: unggulan merupakan komoditi dengan nilai 10
a. Certainty Factors tertinggi, maka komoditi unggulan pertama
(|) = dengan nilai 50.301.566,42 US$ adalah Pakaian
Jadi Tekstil. Komoditi unggulan berikutnya
b. Coverage Factors
adalah komoditi Mebel Kayu dengan nilai
(|) =
37.448.578,48 US$, lalu diikuti Sarung Tangan
Kulit (STK) dengan nilai 35.563.997,26 US$,
4. Pembahasan
sedangkan dengan nilai 12.245.672,34 US$
4.1 Karakteristik Realisasi Ekspor Menurut
adalah Kerajinan Kayu, kemudian STK Sintetis,
Nilai
Minyak Atsiri, Kulit Disamak, Tekstik,
Kerajinan Batu, dan Alkohol dengan nilai
4.610.272,86 US$.
4.2 Analisis Rough Set
1. Sistem Informasi Data
Pada penelitian ini digunakan data seperti
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data rekapitulasi ekspor DIY
Kondisi Konsekuensi
No. N
Pelabuhan Muat Komoditi Negara Tujuan
KERAJINAN
1 A YANI JERMAN 1
KORAL
SARUNG
Gambar 4.1 Karakteristik realisasi ekspor Daerah 2 ADISUCIPTO TANGAN JEPANG 2
Istimewa Yogyakarta berdasarkan Negara Tujuan KULIT (STK)
KERAJINAN
Tertinggi Tahun 2014 3 ADISUCIPTO
KAIN
JEPANG 1
SARUNG
Negara tujuan ekspor tertinggi pertama 4 ADISUCIPTO TANGAN JEPANG 1
KULIT (STK)
adalah negara Jerman dengan nilai SARUNG
31.978.566,55 US$. Diikuti Jepang dan 5 ADISUCIPTO TANGAN
KULIT (STK)
JEPANG 1

Amerika Serikat yang dengan selisih 6 ADISUCIPTO


KERAJINAN
JERMAN 1
KAYU
717.727,67 US$, kemudian negara ke empat KERAJINAN
7 ADISUCIPTO JEPANG 1
adalah Italia dengan nilai 18.761.360,56 US$. BATIK
... ... ... ... ...
PAKAIAN
TANJUNG AMERIKA
847 JADI 1
PRIOK SERIKAT
TEKSTIL
SARUNG
TANJUNG
848 TANGAN JEPANG 1
PRIOK
KULIT (STK)
TANJUNG STK
849 JEPANG 1
PRIOK SINTETIS

Kolom N adalah jumlah banyaknya


kegiatan ekspor yang terjadi. Informasi pada

54
tabel diatas menggambarkan hubungan 82, 83, 84, 85, 86, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 98,
99, 101, 102, 103, 104, 107, 108, 109, 110, 111,
antara komoditi ekspor yang diekspor 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121,
melalui pelabuhan muat dengan negara 122, 123, 124, 125, 126, 128, 129, 132, 133, 135,
tujuan. Dari data tersebut dapat diketahui 136, 137, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149,
151, 152, 153, 156, 157, 159, 160, 161, 165, 166,
adanya data yang tidak konsisten, salah 167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176,
satunya adalah data nomor 360, 361, dan 177, 178, 179, 180, 182, 183, 184, 185, 187, 188,
189, 190, 191, 192, 193, 194, 195, 196, 197, 198,
362. Dimana pada objek nomor 360, 361, 199, 200, 202, 203, 204, 208, 209, 210, 211, 212,
dan nomor 361 mempunyai kondisi yang 213, 218, 219, 220, 221, 222, 223, 225, 226, 227,
sama, tetapi konsekuensinya berbeda. 228, 232, 233, 240, 241, 242, 243, 245, 246, 247,
248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 356, 255, 257,
Tabel 4.1 dapat dijelaskan 264, 265, 266, 268, 270, 271, 274, 275, 276, 277,
berdasarkan himpunan aturan pengambilan 278, 279, 280, 281, 282, 283, 284, 287, 288, 289,
keputusan untuk lima urutan teratas seperti 290, 291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 311, 312,
313, 319, 320, 321, 322, 327, 328, 329, 339, 340,
berikut: 341, 342, 345, 346, 347, 348, 349, 350, 353, 354,
a. Jika pada pelabuhan muat A Yani dan 355, 356, 360, 361, 362}
komoditi yang diekspor adalah 3) Himpunan boundary region Jerman
Kerajinan Koral maka ekspor akan adalah himpunan objek nomor {10,
terjadi ke negara tujuan ekspor Jerman. 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 24, 25, 29,
30, 31, 34, 35, 42, 43, 44, 45, 54, 55, 81, 82, 83,
b. Jika pada pelabuhan muat Adisucipto 84, 85, 86, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 98, 99, 101,
dan komoditi yang diekspor adalah 102, 103, 104, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113,
Asesoris maka ekspor akan terjadi ke 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123,
124, 125, 126, 128, 129, 132, 133, 135, 136, 137,
negara tujuan ekspor Amerika Serikat. 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 151, 152,
c. Jika pada pelabuhan muat Adisucipto 153, 156, 157, 159, 160, 161, 165, 166, 167, 168,
dan komoditi yang diekspor adalah 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 178,
179, 180, 182, 183, 184, 185, 187, 188, 189, 190,
Batik Painting maka ekspor akan terjadi 191, 192, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199, 200,
ke negara tujuan ekspor Jepang. 202, 203, 204, 208, 209, 210, 211, 212, 213, 218,
219, 220, 221, 222, 223, 225, 226, 227, 228, 232,
d. Jika pada pelabuhan muat Adisucipto 233, 240, 241, 242, 243, 245, 246, 247, 248, 249,
dan komoditi yang diekspor adalah 250, 251, 252, 253, 254, 356, 255, 257, 264, 265,
Belut maka ekspor akan terjadi ke 266, 268, 270, 271, 274, 275, 276, 277, 278, 279,
280, 281, 282, 283, 284, 287, 288, 289, 290, 291,
negara tujuan ekspor Jepang. 292, 293, 294, 295, 296, 297, 311, 312, 313, 319,
e. Jika pada pelabuhan muat Adisucipto 320, 321, 322, 327, 328, 329, 339, 340, 341, 342,
dan komoditi yang diekspor adalah 345, 346, 347, 348, 349, 350, 353, 354, 355, 356,
360, 361, 362}
Kerajinan Alumunium maka ekspor
akan terjadi ke negara tujuan ekspor b. Jika dilihat berdasarkan negara tujuan
Jepang. Amerika Serikat, maka yang termasuk
Pola ini berkelanjutan hingga kondisi dalam :
terakhir yaitu jika pada pelabuhan muat 1) Himpunan Lower Approximation
Tanjung Priok dan komoditi yang diekspor Amerika Serikat adalah himpunan
adalah Tekstil maka ekspor akan terjadi ke objek nomor {2, 6, 19, 23, 28, 46, 47, 53,
61, 70, 71, 75, 77, 80, 83, 100, 106, 154, 164, 181,
negara tujuan ekspor Jerman. 215, 216, 224, 237, 258, 259, 301, 303, 307, 314,
2. Aproksimasi Himpunan 316, 317, 318, 323, 330, 337, 343}
Menggunakan data pada tabel 4.2 2) Himpunan Upper Approximation
ditemukan himpunan subsetnya seperti Amerika Serikat adalah himpunan
berikut: objek nomor {2, 6, 19, 23, 28, 46, 47, 53,
a. Jika dilihat berdasarkan negara tujuan 61, 70, 71, 75, 77, 80, 83, 100, 106, 154, 164, 181,
215, 216, 224, 237, 258, 259, 301, 303, 307, 314,
Jerman, maka yang termasuk dalam: 316, 317, 318, 323, 330, 337, 343, 10, 11, 12, 13,
1) Himpunan lower approximation 14, 15, 16, 17, 18, 24, 25, 37, 38, 42, 43, 44, 45,
Jerman adalah himpunan objek 49, 50, 54, 55, 59, 60, 81, 82, 90, 91, 92, 93, 95,
96, 97, 98, 99, 101, 102, 103, 104, 109, 110, 111,
nomor {1, 9, 26, 32, 72, 74, 76, 87, 8, 105, 150, 112, 123, 130, 131, 135, 136, 137, 140, 141, 142,
201, 229, 272, 286, 298, 299, 300, 302, 324, 338, 143, 144, 145, 146, 147, 151, 152, 153, 159, 160,
357} 161, 162, 163, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171,
2) Himpunan Upper Approximation 172, 173, 174, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 182,
183, 189, 190, 191, 192, 193, 194, 195, 196, 197,
Jerman adalah himpunan objek 198, 199, 200, 202, 203, 204, 206, 207, 208, 209,
nomor {1, 9, 26, 32, 72, 74, 76, 87, 8, 105, 150, 210, 211, 212, 213, 218, 219, 220, 221, 222, 223,
201, 229, 272, 286, 298, 299, 300, 302, 324, 338, 225, 226, 227, 228, 234, 235, 236, 238, 239, 240,
357, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 24, 241, 242, 243, 244, 245, 246, 247, 248, 249, 250,
25, 29, 30, 31, 34, 35, 42, 43, 44, 45, 54, 55, 81, 251, 252, 253, 254, 255, 256, 257, 262, 263, 264,

55
265, 266, 268, 269, 270, 271, 274, 275, 276, 290, 135, 136, 137, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146,
291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 305, 306, 308, 147, 148, 149, 151, 152, 153, 156, 157, 165, 166,
309, 311, 312, 313, 319, 320, 321, 322, 327, 378, 167, 168, 169, 170, 171, 174, 175, 176, 177, 178,
329, 332, 333, 335, 336, 339, 340, 341, 342, 345, 179, 180, 184, 185, 187, 188, 189, 190, 191, 192,
346, 347, 348, 349, 350, 351, 352, 353, 354, 355, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199, 200, 202, 203,
356, 358, 359, 360, 361, 362} 204, 208, 209, 210, 211, 218, 219, 220, 221, 225,
226, 227, 228, 230, 231, 232, 233, 234, 235, 236,
3) Himpunan boundari region Amerika 240, 241, 242, 243, 245, 246, 247, 251, 252, 253,
Serikat adalah himpunan objek 254, 268, 269, 270, 271, 274, 275, 276, 277, 278,
nomor {10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 24, 279, 280, 281, 282, 283, 284, 287, 288, 289, 290,
291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 305, 306, 308,
25, 37, 38, 42, 43, 44, 45, 49, 50, 54, 55, 59, 60,
309, 319, 320, 321, 322, 329, 330, 331, 332, 333,
81, 82, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 98, 99, 101, 102,
334, 335, 336, 337, 338, 339, 340, 341, 342, 345,
103, 104, 109, 110, 111, 112, 123, 130, 131, 135,
346, 347, 348, 349, 350, 351, 352, 353, 354, 355,
136, 137, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147,
151, 152, 153, 159, 160, 161, 162, 163, 165, 166, 356, 358, 359, 360, 362, 362}
167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176, d. Jika dilihat berdasarkan negara tujuan
177, 178, 179, 180, 182, 183, 189, 190, 191, 192,
193, 194, 195, 196, 197, 198, 199, 200, 202, 203,
Italia, maka yang termasuk dalam:
204, 206, 207, 208, 209, 210, 211, 212, 213, 218, 1) Himpunan Lower Approximation
219, 220, 221, 222, 223, 225, 226, 227, 228, 234, Italia adalah himpunan objek nomor
235, 236, 238, 239, 240, 241, 242, 243, 244, 245,
246, 247, 248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 255, {33, 48, 63, 64, 65, 73, 78, 94, 134, 186, 304,
256, 257, 262, 263, 264, 265, 266, 268, 269, 270, 325, 326, 331}
271, 274, 275, 276, 290, 291, 292, 293, 294, 295, 2) Himpunan Upper Approximation
296, 297, 305, 306, 308, 309, 311, 312, 313, 319,
320, 321, 322, 327, 378, 329, 332, 333, 335, 336, Italia adalah himpunan objek nomor
339, 340, 341, 342, 345, 346, 347, 348, 349, 350, {33, 48, 63, 64, 65, 73, 78, 94, 134, 186, 304,
351, 352, 353, 354, 355, 356, 358, 359, 360, 361, 325, 326, 331, 10, 11, 12, 13, 29, 30, 31, 34, 35,
362} 42, 43, 44, 45, 46, 84, 85, 86, 90, 91, 92, 93, 101,
c. Jika dilihat berdasarkan negara tujuan 102, 103, 104, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113,
114, 115, 116, 120, 121 122, 123, 124, 125, 126,
Jepang, maka yang termasuk dalam: 130, 131, 159, 160, 161, 168, 169, 170, 171, 174,
1) Himpunan Lower Approximation 175, 176, 177, 189, 190, 191, 192, 193, 194, 195,
196, 197, 198, 199, 200, 206, 207, 208, 209, 210,
Jepang adalah himpunan objek 211, 218, 219, 220, 221, 225, 226, 227, 228, 230,
nomor {3, 4, 5, 7, 8, 22, 27, 36, 39, 40, 41, 51, 231, 231, 234, 235, 236, 238, 239, 240, 241, 242,
52, 56, 57, 58, 62, 66, 67, 68, 69, 79, 89, 138, 139, 243, 244, 245, 246, 247, 248, 249, 250, 251, 252,
155, 158, 205, 214, 217, 255, 260, 261, 267, 273, 253, 254, 262, 263, 264, 265, 266, 268, 269, 270,
285, 310, 315, 334, 344} 271, 277, 278, 279, 282, 283, 284, 287, 288, 289,
290, 291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 311, 312,
2) Himpunan Upper Approximation 313, 319, 320, 321, 322, 327, 328, 329, 332, 333,
Jepang adalah himpunan objek 335, 336, 339, 340, 341, 342, 353 354, 355, 356}
nomor {3, 4, 5, 7, 8, 22, 27, 36, 39, 40, 41, 51, 3) Himpunan boundari region Italia
52, 56, 57, 58, 62, 66, 67, 68, 69, 79, 89, 138, 139,
155, 158, 205, 214, 217, 255, 260, 261, 267, 273,
adalah himpunan objek nomor {10,
285, 310, 315, 334, 344, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 11, 12, 13, 29, 30, 31, 34, 35, 42, 43, 44, 45, 46,
20, 21, 29, 30, 31, 37, 38, 42, 43, 44, 45, 49, 50, 84, 85, 86, 90, 91, 92, 93, 101, 102, 103, 104, 107,
59, 60, 84, 85, 86, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 101, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 120,
102, 103, 104, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 121 122, 123, 124, 125, 126, 130, 131, 159, 160,
116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 161, 168, 169, 170, 171, 174, 175, 176, 177, 189,
126, 128, 129, 132, 133, 135, 136, 137, 140, 141, 190, 191, 192, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199,
142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 151, 152, 200, 206, 207, 208, 209, 210, 211, 218, 219, 220,
153, 156, 157, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 221, 225, 226, 227, 228, 230, 231, 231, 234, 235,
174, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 184, 185, 187, 236, 238, 239, 240, 241, 242, 243, 244, 245, 246,
188, 189, 190, 191, 192, 193, 194, 195, 196, 197, 247, 248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 262, 263,
198, 199, 200, 202, 203, 204, 208, 209, 210, 211, 264, 265, 266, 268, 269, 270, 271, 277, 278, 279,
218, 219, 220, 221, 225, 226, 227, 228, 230, 231, 282, 283, 284, 287, 288, 289, 290, 291, 292, 293,
232, 233, 234, 235, 236, 240, 241, 242, 243, 245, 294, 295, 296, 297, 311, 312, 313, 319, 320, 321,
246, 247, 251, 252, 253, 254, 268, 269, 270, 271, 322, 327, 328, 329, 332, 333, 335, 336, 339, 340,
274, 275, 276, 277, 278, 279, 280, 281, 282, 283, 341, 342, 353 354, 355, 356}
284, 287, 288, 289, 290, 291, 292, 293, 294, 295, 3. Reduksi Data
296, 297, 305, 306, 308, 309, 319, 320, 321, 322,
329, 330, 331, 332, 333, 334, 335, 336, 337, 338, Data ada tabel 4.1 direduksi
339, 340, 341, 342, 345, 346, 347, 348, 349, 350, berdasarkan atribut kondisi satu persatu.
351, 352, 353, 354, 355, 356, 358, 359, 360, 362, Dalam hal ini data tidak dilakukan reduksi.
362}
Sehingga untuk variabel kondisi yang tidak
3) Himpunan boundari region Jepang tereduksi disebut Precious (berharga) dan
adalah himpunan objek nomor {10, untuk variabel keputusan (decision
11, 12, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 29, 30, 31, 37, 38,
42, 43, 44, 45, 49, 50, 59, 60, 84, 85, 86, 90, 91, attribute) yang telah ditentukan tidak akan
92, 93, 95, 96, 97, 101, 102, 103, 104, 109, 110, direduksi.
111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120,
121, 122, 123, 124, 125, 126, 128, 129, 132, 133,

56
4. Certainty dan Coverage Factors adalah Tekstil maka kemungkinan ekspor
Menggunakan data dengan decision akan terjadi ke negara tujuan ekspor Jerman
baru pada tabel 4.1, maka didapatkan di 33% kondisi yang sama.
perhitungan nilai certainty dan coverage Berdasarkan algoritma pengambilan
untuk setiap data berdasarkan tiap-tiap keputusan dan nilai coverage factors pada
kondisi. tabel 4.2, maka dapat digambarkan seperti
Tabel 4.2 Nilai Certainty dan Coverage Factors berikut:
No.
Rule
Certainty Coverage Negara Tujuan a. 0,46% dari ekspor ke negara tujuan
1 1.00 0.004608 JERMAN ekspor Jerman dimuat melalui
AMERIKA
2 1.00 0.006369
SERIKAT pelabuhan muat A Yani dengan
3 1.00 0.004484 JEPANG komoditi yang diekspor adalah
4 1.00 0.004484 JEPANG
5 1.00 0.004484 JEPANG Kerajinan Koral.
6 1.00 0.003185
AMERIKA
SERIKAT
b. 0,64% dari ekspor ke negara tujuan
7 1.00 0.004484 JEPANG ekspor Amerika Serikat dimuat melalui
... ... ... ...
AMERIKA
pelabuhan muat Adisucipto dengan
360 0.33 0.003185
SERIKAT komoditi yang diekspor adalah
361 0.33 0.004484 JEPANG
362 0.33 0.004608 JERMAN Asesoris.
5. Decision Rules c. 0,45% dari ekspor ke negara tujuan
Berdasarkan algoritma pengambilan ekspor Jepang dimuat melalui
keputusan dan nilai certainty factors pada pelabuhan muat Adisucipto dengan
tabel 4.2, maka dapat digambarkan seperti komoditi yang diekspor adalah Batik
berikut: Painting.
a. Jika pada pelabuhan muat A Yani dan d. 0,45% dari ekspor ke negara tujuan
komoditi yang diekspor adalah ekspor Jepang dimuat melalui
Kerajinan Koral maka kemungkinan pelabuhan muat Adisucipto dengan
ekspor akan terjadi ke negara tujuan komoditi yang diekspor adlaah Belut.
ekspor Jerman di 100% kondisi yang e. 0,45% dari ekspor ke negara tujuan
sama. ekspor Jepang dimuat melalui
b. Jika pada pelabuhan muat Adisucipto pelabuhan muat Adisucipto dengan
dan komoditi yang diekspor adalah komoditi yang diekspor adalah
Asesoris maka kemungkinan ekspor Kerajinan Aluminium.
akan terjadi ke negara tujuan ekspor
Amerika Serikat di 100% kondisi yang Pola ini berkelanjutan hingga kondisi
sama. terakhir yaitu 0,46% dari ekspor ke negara
c. Jika pada pelabuhan muat Adisucipto tujuan ekspor Jerman dimuat melalui pelabuhan
dan komoditi yang diekspor adalah muat Tanjung Priok dengan komoditi yang
Batik Painting maka kemungkinan diekspor adalah Tekstil.
ekspor akan terjadi ke negara tujuan Berdasarkan aturan pengambilan
ekspor Jepang di 100% kondisi yang keputusan dan nilai certainty factors pada tabel
sama. 4.2, mengarah kepada kesimpulan sebagai
d. Jika pada pelabuhan muat Adisucipto berikut:
dan komoditi yang diekspor adalah
Belut maka kemungkinan ekspor akan
terjadi ke negara tujuan ekspor Jepang
di 100% kondisi yang sama.
e. Jika pada pelabuhan muat Adisucipto
dan komoditi yang diekspor adalah
Kerajinan Alumunium maka
kemungkinan ekspor akan terjadi ke
negara tujuan ekspor Jepang di 100%
kondisi yang sama.

Pola ini berkelanjutan hingga kondisi


terakhir yaitu Jika pada pelabuhan muat
Tanjung Priok dan komoditi yang diekspor

57
Gambar 4.3 Kesimpulan berdasarkan negara
Jerman

Gambar 4.5 Kesimpulan berdasarkan negara


Amerika Serikat

Gambar 4.6 Kesimpulan berdasarkan negara Italia

Berdasarkan aturan pengambilan


Gambar 4.4 Kesimpulan berdasarkan negara Jepang keputusan dan nilai coverage factors pada
tabel 4.2, mengarah kepada kesimpulan
sebagai berikut:

58
a. Faktor kepastian terbesar ekspor ke [2] Admin. 2010. Luas Wilayah. http://www.
negara tujuan ekspor Italia adalah jogjaprov.go.id/pemerintahan/kalender-k
dimuat melalui pelabuhan muat egiatan/view/luas-wilayah. Diakses pada
Tanjung Emas dengan Mebel Kayu 02 Mei 2016
sebagai komoditi yang diekspor. [3] Republik Indonesia. 2006. Undang-Undang
b. Faktor kepastian terbesar ekspor ke No. 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan
negara tujuan ekspor Jerman adalah Undang-Undang No. 10 Tahun 1995
dimuat melalui pelabuhan muat Tentang Kepabeanan. Jakarta: Lembar
Tanjung Emas dengan Mebel Kayu Negara Republik Indonesia Tahun 2006
sebagai komoditi yang diekspor. No. 93.
c. Faktor kepastian terbesar ekspor ke [4] Manson, Robert D. dan Lind, Douglas A.
negara tujuan ekspor Amerika Serikat 1999. Teknik Statistika untuk Bisnins &
adalah dimuat melalui pelabuhan muat Ekonomi, Jilid 1, Edisi Kesembilan.
Tanjung Emas dengan Mebel Kayu Jakarta : Penerbit Erlangga.
sebagai komoditi yang diekspor. [5] Chiang, Alpha C. dan Wainwright, Kevin.
d. Faktor kepastian terbesar ekspor ke 2005. Dasar-dasar Matematika Ekonomi,
negara tujuan ekspor Jepang adalah Jilid 1, Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit
dimuat melalui pelabuhan muat Erlangga.
Tanjung Emas dengan Mebel Kayu [6] Walpole, Roland E. dan Myers, Raymond
sebagai komoditi yang diekspor. H. 1995. Ilmu Peluang dan Statistika
untuk Insinyur dan Ilmuan. Bandung :
5. Kesimpulan Penerbit ITB.
Metode analisis rough set merupakan [7] Pawlak, Zdzislaw. 2002. A Primer On
salah satu metode baru yang dapat digunakan Rough Sets: A New Appoach to Drawing
utuk mengambil sebuah keputusan. Conclusions From Data. Vol. 22:1407.
Berdasarkan negara tujuan tertinggi, nilai [8] Pawlak, Zdzislaw. 2002. A New Approach
ekspor tertinggi pertama adalah negara Jerman To Drawing Conclusion From Data A
dengan nilai 31.978.566,55 US$. Diikuti Jepang Rough Set Prespective. Institute for
dan Amerika Serikat kemudian negara ke empat Theoritical and Applied Informatics.
adalah Italia. Sedangkan berdasarkan komoditi
unggulan ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta
dari 165 komoditi, komoditi unggulan pertama
dengan nilai 50.301.566,42 US$ adalah Pakaian
Jadi Tekstil. Kemudian Mebel Kayu, dan
Sarung Tangan untuk nilai tertinggi kedua dan
ketiga. Selain itu, berdasarkan data realisasi
ekspor yang terjadi di Daerah Istimewa
Yogyakarta dapat diambil kesimpulan bahwa
kepastian terbesar dengan peluang sebesarnya
16,84% ekspor akan dilakukan kenegara Italia,
16,13% akan dilakukan ke negara Jerman,
10,19% akan dilakukan kenegara Amerika
Serikat, dan akan dilakukan 7,62% kenegara
Jepang

Dafar Pustaka
[1] Bahar, Saafroedin., Sinaga, N. Hudawati.,
dan Kusuma, Ananda B. 1993. Risalah
Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 29 Mei
1945 19 Agustus 1945. Edisi II.
Cetakan 4. Jakarta: Sekretariat Negara
RI.

59
LAMPIRAN
61

Lampiran 1 : Bagan Stuktur Organisasi


62

Lampiran 2 : Data Realisasi Ekspor DIY Tahun 2014

No. Pelabuhan Muat Komoditi Negara Tujuan


1 A YANI KERAJINAN KORAL JERMAN
2 ADISUCIPTO SARUNG TANGAN KULIT (STK) JEPANG
3 ADISUCIPTO KERAJINAN KAIN JEPANG
4 ADISUCIPTO SARUNG TANGAN KULIT (STK) JEPANG
... ... ... ...
55 ADISUCIPTO STK SINTETIS JEPANG
56 ADISUCIPTO PAKAIAN JADI KULIT JEPANG
57 ADISUCIPTO TEKSTIL JEPANG
58 CENGKARENG KERAJINAN KULIT AMERIKA SERIKAT
59 CENGKARENG PJK KOMBINASI TEKSTIL JEPANG
60 CENGKARENG PAKAIAN JADI TEKSTIL JEPANG
61 CENGKARENG PAKAIAN JADI TEKSTIL AMERIKA SERIKAT
62 CENGKARENG CERUTU AMERIKA SERIKAT
63 CENGKARENG KERAJINAN PERAK ITALIA
64 CENGKARENG SARUNG TANGAN KULIT (STK) JEPANG
65 HALIM PERDANAKUSUMA SARUNG TANGAN KULIT (STK) JERMAN
66 HALIM PERDANAKUSUMA SARUNG TANGAN KULIT (STK) AMERIKA SERIKAT
67 HALIM PERDANAKUSUMA PAKAIAN JADI TEKSTIL AMERIKA SERIKAT
68 JUANDA SARUNG TANGAN KULIT (STK) AMERIKA SERIKAT
69 JUANDA KULIT DISAMAK JEPANG
70 JUANDA SARUNG TANGAN KULIT (STK) JEPANG
71 JUANDA KERAJINAN MARMER JEPANG
72 JUANDA TAS KULIT JEPANG
73 JUANDA KERAJINAN TAS JEPANG
74 JUANDA SARUNG TANGAN KULIT (STK) AMERIKA SERIKAT
75 JUANDA STK SINTETIS AMERIKA SERIKAT
76 NGURAH RAI TEKSTIL ITALIA
77 NGURAH RAI PAKAIAN JADI TEKSTIL ITALIA
78 NGURAH RAI PRODUK TEKSTIL LAINNYA ITALIA
79 SOEKARNO-HATTA SARUNG TANGAN KULIT (STK) JEPANG
80 SOEKARNO-HATTA STK SINTETIS JEPANG
... ... ... ...
227 SOEKARNO-HATTA SARUNG TANGAN KULIT (STK) JEPANG
228 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERAMIK AMERIKA SERIKAT
229 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERAMIK ITALIA
... ... ... ...
725 TANJUNG EMAS KACA JERMAN
726 TANJUNG EMAS KERAJINAN ANYAMAN JEPANG
727 TANJUNG EMAS KERAJINAN BATU JERMAN
728 TANJUNG PERAK TAS KULIT JEPANG
63

729 TANJUNG PERAK KERAJINAN BAMBU JERMAN


... ... ... ...
749 TANJUNG PERAK KERAJINAN KAYU AMERIKA SERIKAT
750 TANJUNG PERAK PAKAIAN JADI TEKSTIL ITALIA
751 TANJUNG PRIOK SARUNG TANGAN KULIT (STK) JEPANG
752 TANJUNG PRIOK STK SINTETIS JEPANG
... ... ... ...
846 TANJUNG PRIOK SARUNG TANGAN KULIT (STK) JEPANG
847 TANJUNG PRIOK STK SINTETIS JEPANG
64

Lampiran 3 : Nilai Certainty dan Coverage Factors

No Pelabuhan Muat Komoditi Certainty Coverage Negara Tujuan


1 A YANI KERAJINAN KORAL 1,00 0,004608 JERMAN
2 ADISUCIPTO ASESORIS 1,00 0,006369 AMERIKA SERIKAT
3 ADISUCIPTO BATIK PAINTING 1,00 0,004484 JEPANG
4 ADISUCIPTO BELUT 1,00 0,004484 JEPANG
5 ADISUCIPTO KERAJINAN ALUMINIUM 1,00 0,004484 JEPANG
6 ADISUCIPTO KERAJINAN ANYAMAN 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
7 ADISUCIPTO KERAJINAN BATIK 1,00 0,004484 JEPANG
8 ADISUCIPTO KERAJINAN KAIN 1,00 0,004484 JEPANG
9 ADISUCIPTO KERAJINAN KAYU 1,00 0,004608 JERMAN
10 ADISUCIPTO KERAJINAN KERTAS 0,40 0,006369 AMERIKA SERIKAT
11 ADISUCIPTO KERAJINAN KERTAS 0,20 0,010526 ITALIA
12 ADISUCIPTO KERAJINAN KERTAS 0,20 0,004484 JEPANG
13 ADISUCIPTO KERAJINAN KERTAS 0,20 0,004608 JERMAN
14 ADISUCIPTO KERAJINAN LAIN-LAIN 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT
15 ADISUCIPTO KERAJINAN LAIN-LAIN 0,50 0,004608 JERMAN
16 ADISUCIPTO KERAJINAN PERAK 0,17 0,003185 AMERIKA SERIKAT
17 ADISUCIPTO KERAJINAN PERAK 0,50 0,013453 JEPANG
18 ADISUCIPTO KERAJINAN PERAK 0,33 0,009217 JERMAN
19 ADISUCIPTO KERTAS 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
20 ADISUCIPTO KULIT DISAMAK 0,50 0,004484 JEPANG
21 ADISUCIPTO KULIT DISAMAK 0,50 0,004608 JERMAN
22 ADISUCIPTO LUKISAN 1,00 0,004484 JEPANG
23 ADISUCIPTO MAINAN ANAK 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
24 ADISUCIPTO MEBEL KAYU 0,67 0,006369 AMERIKA SERIKAT
25 ADISUCIPTO MEBEL KAYU 0,33 0,004608 JERMAN
26 ADISUCIPTO MEBEL PLASTIK 1,00 0,004608 JERMAN
27 ADISUCIPTO PAKAIAN JADI KULIT 1,00 0,004484 JEPANG
28 ADISUCIPTO PAKAIAN JADI TEKSTIL 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
29 ADISUCIPTO PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,33 0,010526 ITALIA
30 ADISUCIPTO PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,33 0,004484 JEPANG
31 ADISUCIPTO PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,33 0,004608 JERMAN
32 ADISUCIPTO PAPAN KEMAS 1,00 0,004608 JERMAN
33 ADISUCIPTO PRODUK PAKAIAN JADI 1,00 0,010526 ITALIA
34 ADISUCIPTO PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,50 0,010526 ITALIA
35 ADISUCIPTO PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,50 0,004608 JERMAN
36 ADISUCIPTO SALAK 1,00 0,004484 JEPANG
SARUNG TANGAN KULIT
37 ADISUCIPTO 0,17 0,003185 AMERIKA SERIKAT
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
38 ADISUCIPTO 0,83 0,052632 JEPANG
(STK)
39 ADISUCIPTO STK SINTETIS 1,00 0,004484 JEPANG
65

40 ADISUCIPTO TAS KULIT 1,00 0,013453 JEPANG


41 ADISUCIPTO TEKSTIL 1,00 0,004484 JEPANG
42 ADISUCIPTO TOPI 0,25 0,003185 AMERIKA SERIKAT
43 ADISUCIPTO TOPI 0,25 0,010526 ITALIA
44 ADISUCIPTO TOPI 0,25 0,004484 JEPANG
45 ADISUCIPTO TOPI 0,25 0,004608 JERMAN
46 CENGKARENG CERUTU 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
47 CENGKARENG KERAJINAN KULIT 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
48 CENGKARENG KERAJINAN PERAK 1,00 0,010526 ITALIA
49 CENGKARENG PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT
50 CENGKARENG PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,50 0,004484 JEPANG
51 CENGKARENG PJK KOMBINASI TEKSTIL 1,00 0,004484 JEPANG
SARUNG TANGAN KULIT
52 CENGKARENG 1,00 0,004484 JEPANG
(STK)
HALIM
53 PAKAIAN JADI TEKSTIL 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
PERDANAKUSUMA
HALIM SARUNG TANGAN KULIT
54 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT
PERDANAKUSUMA (STK)
HALIM SARUNG TANGAN KULIT
55 0,50 0,004608 JERMAN
PERDANAKUSUMA (STK)
56 JUANDA KERAJINAN MARMER 1,00 0,004484 JEPANG
57 JUANDA KERAJINAN TAS 1,00 0,004484 JEPANG
58 JUANDA KULIT DISAMAK 1,00 0,004484 JEPANG
SARUNG TANGAN KULIT
59 JUANDA 0,67 0,006369 AMERIKA SERIKAT
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
60 JUANDA 0,33 0,004484 JEPANG
(STK)
61 JUANDA STK SINTETIS 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
62 JUANDA TAS KULIT 1,00 0,004484 JEPANG
63 NGURAH RAI PAKAIAN JADI TEKSTIL 1,00 0,010526 ITALIA
64 NGURAH RAI PRODUK TEKSTIL LAINNYA 1,00 0,010526 ITALIA
65 NGURAH RAI TEKSTIL 1,00 0,010526 ITALIA
66 SOEKARNO-HATTA ALAS KAKI 1,00 0,004484 JEPANG
67 SOEKARNO-HATTA ALAT KESEHATAN 1,00 0,004484 JEPANG
68 SOEKARNO-HATTA ALAT MUSIK TRADISIONAL 1,00 0,008969 JEPANG
69 SOEKARNO-HATTA ALKOHOL 1,00 0,004484 JEPANG
70 SOEKARNO-HATTA ARANG BRIKET 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
71 SOEKARNO-HATTA CERUTU 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
72 SOEKARNO-HATTA KAMBING 1,00 0,004608 JERMAN
73 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN ALUMINIUM 1,00 0,010526 ITALIA
74 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN BAMBU 1,00 0,004608 JERMAN
75 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN BESI 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
76 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN KAIN 1,00 0,004608 JERMAN
77 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN KAYU 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
78 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN KERAMIK 1,00 0,010526 ITALIA
79 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN KULIT 1,00 0,013453 JEPANG
80 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN KUNINGAN 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
66

81 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN LAIN-LAIN 0,67 0,006369 AMERIKA SERIKAT


82 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN LAIN-LAIN 0,33 0,004608 JERMAN
83 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN MENDONG 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
84 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN PERAK 0,43 0,031579 ITALIA
85 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN PERAK 0,14 0,004484 JEPANG
86 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN PERAK 0,43 0,013825 JERMAN
87 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN ROTAN 1,00 0,004608 JERMAN
88 SOEKARNO-HATTA KERAJINAN TAS 1,00 0,009217 JERMAN
89 SOEKARNO-HATTA KERTAS 1,00 0,004484 JEPANG
90 SOEKARNO-HATTA KULIT DISAMAK 0,13 0,003185 AMERIKA SERIKAT
91 SOEKARNO-HATTA KULIT DISAMAK 0,13 0,010526 ITALIA
92 SOEKARNO-HATTA KULIT DISAMAK 0,63 0,022422 JEPANG
93 SOEKARNO-HATTA KULIT DISAMAK 0,13 0,004608 JERMAN
94 SOEKARNO-HATTA KULIT DOMBA 1,00 0,010526 ITALIA
95 SOEKARNO-HATTA LUKISAN 0,33 0,003185 AMERIKA SERIKAT
96 SOEKARNO-HATTA LUKISAN 0,33 0,004484 JEPANG
97 SOEKARNO-HATTA LUKISAN 0,33 0,004608 JERMAN
98 SOEKARNO-HATTA MEBEL KAYU 0,75 0,009554 AMERIKA SERIKAT
99 SOEKARNO-HATTA MEBEL KAYU 0,25 0,004608 JERMAN
100 SOEKARNO-HATTA PAKAIAN JADI KULIT 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
101 SOEKARNO-HATTA PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,27 0,009554 AMERIKA SERIKAT
102 SOEKARNO-HATTA PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,09 0,010526 ITALIA
103 SOEKARNO-HATTA PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,27 0,013453 JEPANG
104 SOEKARNO-HATTA PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,36 0,018433 JERMAN
105 SOEKARNO-HATTA PERHIASAN IMITASI 1,00 0,004608 JERMAN
106 SOEKARNO-HATTA PJK KOMBINASI TEKSTIL 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
107 SOEKARNO-HATTA PRODUK PAKAIAN JADI 0,50 0,010526 ITALIA
108 SOEKARNO-HATTA PRODUK PAKAIAN JADI 0,50 0,004608 JERMAN
109 SOEKARNO-HATTA PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,25 0,003185 AMERIKA SERIKAT
110 SOEKARNO-HATTA PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,25 0,010526 ITALIA
111 SOEKARNO-HATTA PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,50 0,008969 JEPANG
112 SOEKARNO-HATTA PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,25 0,004608 JERMAN
SARUNG TANGAN KULIT
113 SOEKARNO-HATTA 0,37 0,044586 AMERIKA SERIKAT
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
114 SOEKARNO-HATTA 0,11 0,042105 ITALIA
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
115 SOEKARNO-HATTA 0,34 0,058296 JEPANG
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
116 SOEKARNO-HATTA 0,18 0,032258 JERMAN
(STK)
STK KOMBINASI
117 SOEKARNO-HATTA 0,20 0,004484 JEPANG
POLIURETHAN
STK KOMBINASI
118 SOEKARNO-HATTA 0,20 0,004608 JERMAN
POLIURETHAN
STK KOMBINASI
119 SOEKARNO-HATTA 0,60 0,009554 AMERIKA SERIKAT
POLIURETHAN
120 SOEKARNO-HATTA STK SINTETIS 0,29 0,012739 AMERIKA SERIKAT
121 SOEKARNO-HATTA STK SINTETIS 0,07 0,010526 ITALIA
67

122 SOEKARNO-HATTA STK SINTETIS 0,57 0,035874 JEPANG


123 SOEKARNO-HATTA STK SINTETIS 0,07 0,004608 JERMAN
124 SOEKARNO-HATTA TAS KULIT 0,11 0,010526 ITALIA
125 SOEKARNO-HATTA TAS KULIT 0,44 0,017937 JEPANG
126 SOEKARNO-HATTA TAS KULIT 0,44 0,018433 JERMAN
127 SOEKARNO-HATTA TAS PLASTIK 1,00 0,004608 JERMAN
128 SOEKARNO-HATTA TAS TRAVEL 0,50 0,008969 JEPANG
129 SOEKARNO-HATTA TAS TRAVEL 0,50 0,009217 JERMAN
130 SOEKARNO-HATTA TEKSTIL 0,67 0,006369 AMERIKA SERIKAT
131 SOEKARNO-HATTA TEKSTIL 0,33 0,010526 ITALIA
132 SOEKARNO-HATTA TEKSTIL 0,25 0,004484 JEPANG
133 SOEKARNO-HATTA TEKSTIL 0,75 0,013825 JERMAN
134 SOEKARNO-HATTA WIGS (RAMBUT PALSU) 1,00 0,010526 ITALIA
135 TANJUNG EMAS ALAS KAKI 0,25 0,003185 AMERIKA SERIKAT
136 TANJUNG EMAS ALAS KAKI 0,50 0,008969 JEPANG
137 TANJUNG EMAS ALAS KAKI 0,25 0,004608 JERMAN
138 TANJUNG EMAS ALAT KEDOKTERAN 1,00 0,008969 JEPANG
139 TANJUNG EMAS ALAT KESEHATAN 1,00 0,004484 JEPANG
140 TANJUNG EMAS ARANG BATOK 0,33 0,003185 AMERIKA SERIKAT
141 TANJUNG EMAS ARANG BATOK 0,67 0,008969 JEPANG
142 TANJUNG EMAS ARANG BRIKET 0,50 0,009554 AMERIKA SERIKAT
143 TANJUNG EMAS ARANG BRIKET 0,17 0,004484 JEPANG
144 TANJUNG EMAS ARANG BRIKET 0,33 0,009217 JERMAN
145 TANJUNG EMAS ARANG KAYU 0,20 0,003185 AMERIKA SERIKAT
146 TANJUNG EMAS ARANG KAYU 0,40 0,008969 JEPANG
147 TANJUNG EMAS ARANG KAYU 0,40 0,009217 JERMAN
148 TANJUNG EMAS ASESORIS 0,33 0,004484 JEPANG
149 TANJUNG EMAS ASESORIS 0,67 0,009217 JERMAN
150 TANJUNG EMAS BATIK PAINTING 1,00 0,004608 JERMAN
151 TANJUNG EMAS BATU ALAM/PUALAM 0,17 0,003185 AMERIKA SERIKAT
152 TANJUNG EMAS BATU ALAM/PUALAM 0,33 0,008969 JEPANG
153 TANJUNG EMAS BATU ALAM/PUALAM 0,50 0,013825 JERMAN
154 TANJUNG EMAS BENANG 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
155 TANJUNG EMAS BUAH KELAPA 1,00 0,004484 JEPANG
156 TANJUNG EMAS CERUTU 0,50 0,004484 JEPANG
157 TANJUNG EMAS CERUTU 0,50 0,004608 JERMAN
158 TANJUNG EMAS DAUN JATI KERING 1,00 0,004484 JEPANG
159 TANJUNG EMAS KACA 0,25 0,003185 AMERIKA SERIKAT
160 TANJUNG EMAS KACA 0,25 0,010526 ITALIA
161 TANJUNG EMAS KACA 0,50 0,009217 JERMAN
162 TANJUNG EMAS KERAJINAN AGEL 0,67 0,006369 AMERIKA SERIKAT
163 TANJUNG EMAS KERAJINAN AGEL 0,33 0,010526 ITALIA
68

164 TANJUNG EMAS KERAJINAN ALUMINIUM 1,00 0,009554 AMERIKA SERIKAT


165 TANJUNG EMAS KERAJINAN ANYAMAN 0,75 0,019108 AMERIKA SERIKAT
166 TANJUNG EMAS KERAJINAN ANYAMAN 0,13 0,004484 JEPANG
167 TANJUNG EMAS KERAJINAN ANYAMAN 0,13 0,004608 JERMAN
168 TANJUNG EMAS KERAJINAN BAMBU 0,39 0,028662 AMERIKA SERIKAT
169 TANJUNG EMAS KERAJINAN BAMBU 0,04 0,010526 ITALIA
170 TANJUNG EMAS KERAJINAN BAMBU 0,26 0,026906 JEPANG
171 TANJUNG EMAS KERAJINAN BAMBU 0,30 0,032258 JERMAN
172 TANJUNG EMAS KERAJINAN BATOK KELAPA 0,67 0,006369 AMERIKA SERIKAT
173 TANJUNG EMAS KERAJINAN BATOK KELAPA 0,33 0,004608 JERMAN
174 TANJUNG EMAS KERAJINAN BATU 0,32 0,025478 AMERIKA SERIKAT
175 TANJUNG EMAS KERAJINAN BATU 0,08 0,021053 ITALIA
176 TANJUNG EMAS KERAJINAN BATU 0,08 0,008969 JEPANG
177 TANJUNG EMAS KERAJINAN BATU 0,52 0,059908 JERMAN
178 TANJUNG EMAS KERAJINAN BESI 0,25 0,003185 AMERIKA SERIKAT
179 TANJUNG EMAS KERAJINAN BESI 0,25 0,004484 JEPANG
180 TANJUNG EMAS KERAJINAN BESI 0,50 0,009217 JERMAN
KERAJINAN ENCENG
181 TANJUNG EMAS 1,00 0,012739 AMERIKA SERIKAT
GONDOK
182 TANJUNG EMAS KERAJINAN KACA 0,67 0,006369 AMERIKA SERIKAT
183 TANJUNG EMAS KERAJINAN KACA 0,33 0,004608 JERMAN
184 TANJUNG EMAS KERAJINAN KAIN 0,50 0,004484 JEPANG
185 TANJUNG EMAS KERAJINAN KAIN 0,50 0,004608 JERMAN
186 TANJUNG EMAS KERAJINAN KAPAS 1,00 0,010526 ITALIA
187 TANJUNG EMAS KERAJINAN KARET 0,50 0,004484 JEPANG
188 TANJUNG EMAS KERAJINAN KARET 0,50 0,004608 JERMAN
189 TANJUNG EMAS KERAJINAN KAYU 0,45 0,101911 AMERIKA SERIKAT
190 TANJUNG EMAS KERAJINAN KAYU 0,10 0,073684 ITALIA
191 TANJUNG EMAS KERAJINAN KAYU 0,17 0,053812 JEPANG
192 TANJUNG EMAS KERAJINAN KAYU 0,28 0,092166 JERMAN
193 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERAMIK 0,38 0,009554 AMERIKA SERIKAT
194 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERAMIK 0,13 0,010526 ITALIA
195 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERAMIK 0,13 0,004484 JEPANG
196 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERAMIK 0,38 0,013825 JERMAN
197 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERTAS 0,33 0,006369 AMERIKA SERIKAT
198 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERTAS 0,17 0,010526 ITALIA
199 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERTAS 0,17 0,004484 JEPANG
200 TANJUNG EMAS KERAJINAN KERTAS 0,33 0,009217 JERMAN
201 TANJUNG EMAS KERAJINAN KORAL 1,00 0,004608 JERMAN
202 TANJUNG EMAS KERAJINAN KULIT 0,43 0,009554 AMERIKA SERIKAT
203 TANJUNG EMAS KERAJINAN KULIT 0,14 0,004484 JEPANG
204 TANJUNG EMAS KERAJINAN KULIT 0,43 0,013825 JERMAN
205 TANJUNG EMAS KERAJINAN KULIT KAYU 1,00 0,008969 JEPANG
69

206 TANJUNG EMAS KERAJINAN KUNINGAN 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT


207 TANJUNG EMAS KERAJINAN KUNINGAN 0,50 0,010526 ITALIA
208 TANJUNG EMAS KERAJINAN LAIN-LAIN 0,33 0,012739 AMERIKA SERIKAT
209 TANJUNG EMAS KERAJINAN LAIN-LAIN 0,17 0,021053 ITALIA
210 TANJUNG EMAS KERAJINAN LAIN-LAIN 0,25 0,013453 JEPANG
211 TANJUNG EMAS KERAJINAN LAIN-LAIN 0,25 0,013825 JERMAN
212 TANJUNG EMAS KERAJINAN LOGAM 0,71 0,015924 AMERIKA SERIKAT
213 TANJUNG EMAS KERAJINAN LOGAM 0,29 0,009217 JERMAN
214 TANJUNG EMAS KERAJINAN MARMER 1,00 0,004484 JEPANG
215 TANJUNG EMAS KERAJINAN MENDONG 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
216 TANJUNG EMAS KERAJINAN METAL 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
217 TANJUNG EMAS KERAJINAN PANDAN 1,00 0,004484 JEPANG
218 TANJUNG EMAS KERAJINAN ROTAN 0,58 0,044586 AMERIKA SERIKAT
219 TANJUNG EMAS KERAJINAN ROTAN 0,13 0,031579 ITALIA
220 TANJUNG EMAS KERAJINAN ROTAN 0,21 0,022422 JEPANG
221 TANJUNG EMAS KERAJINAN ROTAN 0,08 0,009217 JERMAN
222 TANJUNG EMAS KERAJINAN SEMEN 0,20 0,003185 AMERIKA SERIKAT
223 TANJUNG EMAS KERAJINAN SEMEN 0,80 0,018433 JERMAN
224 TANJUNG EMAS KERAJINAN TANAH LIAT 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
225 TANJUNG EMAS KERAJINAN TAS 0,29 0,006369 AMERIKA SERIKAT
226 TANJUNG EMAS KERAJINAN TAS 0,14 0,010526 ITALIA
227 TANJUNG EMAS KERAJINAN TAS 0,29 0,008969 JEPANG
228 TANJUNG EMAS KERAJINAN TAS 0,29 0,009217 JERMAN
229 TANJUNG EMAS KERAJINAN TEMBAGA 1,00 0,004608 JERMAN
230 TANJUNG EMAS KERTAS 0,50 0,010526 ITALIA
231 TANJUNG EMAS KERTAS 0,50 0,004484 JEPANG
232 TANJUNG EMAS KULIT DISAMAK 0,67 0,008969 JEPANG
233 TANJUNG EMAS KULIT DISAMAK 0,33 0,004608 JERMAN
234 TANJUNG EMAS LAIN-LAIN 0,33 0,003185 AMERIKA SERIKAT
235 TANJUNG EMAS LAIN-LAIN 0,33 0,010526 ITALIA
236 TANJUNG EMAS LAIN-LAIN 0,33 0,004484 JEPANG
237 TANJUNG EMAS LUKISAN 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
238 TANJUNG EMAS MAINAN ANAK 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT
239 TANJUNG EMAS MAINAN ANAK 0,50 0,010526 ITALIA
240 TANJUNG EMAS MEBEL KAYU 0,36 0,121019 AMERIKA SERIKAT
241 TANJUNG EMAS MEBEL KAYU 0,15 0,168421 ITALIA
242 TANJUNG EMAS MEBEL KAYU 0,16 0,076233 JEPANG
243 TANJUNG EMAS MEBEL KAYU 0,33 0,161290 JERMAN
244 TANJUNG EMAS MEBEL ROTAN 0,50 0,012739 AMERIKA SERIKAT
245 TANJUNG EMAS MEBEL ROTAN 0,13 0,010526 ITALIA
246 TANJUNG EMAS MEBEL ROTAN 0,25 0,008969 JEPANG
247 TANJUNG EMAS MEBEL ROTAN 0,13 0,004608 JERMAN
70

248 TANJUNG EMAS MINYAK ATSIRI 0,33 0,003185 AMERIKA SERIKAT


249 TANJUNG EMAS MINYAK ATSIRI 0,33 0,010526 ITALIA
250 TANJUNG EMAS MINYAK ATSIRI 0,33 0,004608 JERMAN
251 TANJUNG EMAS PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,57 0,012739 AMERIKA SERIKAT
252 TANJUNG EMAS PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,29 0,021053 ITALIA
253 TANJUNG EMAS PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,14 0,004484 JEPANG
254 TANJUNG EMAS PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,57 0,018433 JERMAN
255 TANJUNG EMAS PAPAN KEMAS 1,00 0,008969 JEPANG
256 TANJUNG EMAS PATUNG 0,67 0,019108 AMERIKA SERIKAT
257 TANJUNG EMAS PATUNG 0,22 0,009217 JERMAN
258 TANJUNG EMAS PAYUNG 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
259 TANJUNG EMAS PERHIASAN MANIK-MANIK 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
260 TANJUNG EMAS PERLENGKAPAN OLAHRAGA 1,00 0,004484 JEPANG
261 TANJUNG EMAS PRODUK JADI KULIT (PJK) 1,00 0,004484 JEPANG
262 TANJUNG EMAS PRODUK PAKAIAN JADI 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT
263 TANJUNG EMAS PRODUK PAKAIAN JADI 0,50 0,010526 ITALIA
264 TANJUNG EMAS PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,38 0,009554 AMERIKA SERIKAT
265 TANJUNG EMAS PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,38 0,031579 ITALIA
266 TANJUNG EMAS PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,25 0,009217 JERMAN
267 TANJUNG EMAS PUPUK KOMPOS 1,00 0,022422 JEPANG
SARUNG TANGAN KULIT
268 TANJUNG EMAS 0,33 0,015924 AMERIKA SERIKAT
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
269 TANJUNG EMAS 0,07 0,010526 ITALIA
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
270 TANJUNG EMAS 0,47 0,031390 JEPANG
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
271 TANJUNG EMAS 0,13 0,009217 JERMAN
(STK)
272 TANJUNG EMAS SEMEN 1,00 0,004608 JERMAN
STK KOMBINASI
273 TANJUNG EMAS 1,00 0,008969 JEPANG
POLIURETHAN
274 TANJUNG EMAS STK SINTETIS 0,40 0,006369 AMERIKA SERIKAT
275 TANJUNG EMAS STK SINTETIS 0,40 0,008969 JEPANG
276 TANJUNG EMAS STK SINTETIS 0,20 0,004608 JERMAN
277 TANJUNG EMAS TAS BENANG NYLON 0,33 0,010526 ITALIA
278 TANJUNG EMAS TAS BENANG NYLON 0,33 0,004484 JEPANG
279 TANJUNG EMAS TAS BENANG NYLON 0,33 0,004608 JERMAN
280 TANJUNG EMAS TAS KULIT 0,60 0,013453 JEPANG
281 TANJUNG EMAS TAS KULIT 0,40 0,009217 JERMAN
282 TANJUNG EMAS TAS PLASTIK 0,50 0,031579 ITALIA
283 TANJUNG EMAS TAS PLASTIK 0,17 0,004484 JEPANG
284 TANJUNG EMAS TAS PLASTIK 0,33 0,009217 JERMAN
285 TANJUNG EMAS TAS POLIURETHAN 1,00 0,004484 JEPANG
286 TANJUNG EMAS TAS RIAS 1,00 0,009217 JERMAN
287 TANJUNG EMAS TAS TRAVEL 0,25 0,010526 ITALIA
288 TANJUNG EMAS TAS TRAVEL 0,25 0,004484 JEPANG
71

289 TANJUNG EMAS TAS TRAVEL 0,50 0,009217 JERMAN


290 TANJUNG EMAS TEKSTIL 0,40 0,006369 AMERIKA SERIKAT
291 TANJUNG EMAS TEKSTIL 0,20 0,010526 ITALIA
292 TANJUNG EMAS TEKSTIL 0,20 0,004484 JEPANG
293 TANJUNG EMAS TEKSTIL 0,20 0,004608 JERMAN
294 TANJUNG EMAS TOPI 0,40 0,006369 AMERIKA SERIKAT
295 TANJUNG EMAS TOPI 0,20 0,010526 ITALIA
296 TANJUNG EMAS TOPI 0,20 0,004484 JEPANG
297 TANJUNG EMAS TOPI 0,20 0,004608 JERMAN
298 TANJUNG EMAS UBIN 1,00 0,004608 JERMAN
299 TANJUNG PERAK KERAJINAN BAMBU 1,00 0,004608 JERMAN
300 TANJUNG PERAK KERAJINAN BATU 1,00 0,004608 JERMAN
301 TANJUNG PERAK KERAJINAN KAYU 1,00 0,006369 AMERIKA SERIKAT
302 TANJUNG PERAK KERAJINAN KORAL 1,00 0,004608 JERMAN
303 TANJUNG PERAK MEBEL KAYU 1,00 0,009554 AMERIKA SERIKAT
304 TANJUNG PERAK PAKAIAN JADI TEKSTIL 1,00 0,010526 ITALIA
SARUNG TANGAN KULIT
305 TANJUNG PERAK 0,67 0,012739 AMERIKA SERIKAT
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
306 TANJUNG PERAK 0,33 0,008969 JEPANG
(STK)
STK KOMBINASI
307 TANJUNG PERAK 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
POLIURETHAN
308 TANJUNG PERAK STK SINTETIS 0,67 0,012739 AMERIKA SERIKAT
309 TANJUNG PERAK STK SINTETIS 0,33 0,008969 JEPANG
310 TANJUNG PERAK TAS KULIT 1,00 0,004484 JEPANG
311 TANJUNG PRIOK ALKOHOL 0,33 0,003185 AMERIKA SERIKAT
312 TANJUNG PRIOK ALKOHOL 0,33 0,010526 ITALIA
313 TANJUNG PRIOK ALKOHOL 0,33 0,004608 JERMAN
314 TANJUNG PRIOK KERAJINAN ANYAMAN 1,00 0,009554 AMERIKA SERIKAT
315 TANJUNG PRIOK KERAJINAN BAMBU 1,00 0,004484 JEPANG
316 TANJUNG PRIOK KERAJINAN BATIK 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
317 TANJUNG PRIOK KERAJINAN BATU 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
318 TANJUNG PRIOK KERAJINAN KAIN 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
319 TANJUNG PRIOK KERAJINAN KAYU 0,60 0,019108 AMERIKA SERIKAT
320 TANJUNG PRIOK KERAJINAN KAYU 0,10 0,010526 ITALIA
321 TANJUNG PRIOK KERAJINAN KAYU 0,20 0,008969 JEPANG
322 TANJUNG PRIOK KERAJINAN KAYU 0,10 0,004608 JERMAN
323 TANJUNG PRIOK KERAJINAN KERTAS 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
324 TANJUNG PRIOK KERAJINAN KERTAS 1,00 0,004608 JERMAN
325 TANJUNG PRIOK KERAJINAN LAIN-LAIN 1,00 0,010526 ITALIA
326 TANJUNG PRIOK KERAJINAN MINIATUR 1,00 0,010526 ITALIA
327 TANJUNG PRIOK KERAJINAN ROTAN 0,40 0,006369 AMERIKA SERIKAT
328 TANJUNG PRIOK KERAJINAN ROTAN 0,20 0,010526 ITALIA
329 TANJUNG PRIOK KERAJINAN ROTAN 0,40 0,009217 JERMAN
330 TANJUNG PRIOK KULIT DISAMAK 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
72

331 TANJUNG PRIOK LAIN-LAIN 1,00 0,010526 ITALIA


332 TANJUNG PRIOK MEBEL KAYU 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT
333 TANJUNG PRIOK MEBEL KAYU 0,50 0,010526 ITALIA
334 TANJUNG PRIOK MEBEL ROTAN 1,00 0,004484 JEPANG
335 TANJUNG PRIOK MINYAK ATSIRI 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT
336 TANJUNG PRIOK MINYAK ATSIRI 0,50 0,010526 ITALIA
337 TANJUNG PRIOK MINYAK KENANGA 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
338 TANJUNG PRIOK PAKAIAN JADI KULIT 1,00 0,004608 JERMAN
339 TANJUNG PRIOK PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,44 0,012739 AMERIKA SERIKAT
340 TANJUNG PRIOK PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,11 0,010526 ITALIA
341 TANJUNG PRIOK PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,22 0,008969 JEPANG
342 TANJUNG PRIOK PAKAIAN JADI TEKSTIL 0,22 0,009217 JERMAN
PERALATAN RUMAH
343 TANJUNG PRIOK 1,00 0,003185 AMERIKA SERIKAT
TANGGA
344 TANJUNG PRIOK PJK KOMBINASI TEKSTIL 1,00 0,004484 JEPANG
345 TANJUNG PRIOK PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,33 0,003185 AMERIKA SERIKAT
346 TANJUNG PRIOK PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,33 0,004484 JEPANG
347 TANJUNG PRIOK PRODUK TEKSTIL LAINNYA 0,33 0,004608 JERMAN
SARUNG TANGAN KULIT
348 TANJUNG PRIOK 0,55 0,038217 AMERIKA SERIKAT
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
349 TANJUNG PRIOK 0,32 0,031390 JEPANG
(STK)
SARUNG TANGAN KULIT
350 TANJUNG PRIOK 0,14 0,013825 JERMAN
(STK)
STK KOMBINASI
351 TANJUNG PRIOK 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT
POLIURETHAN
STK KOMBINASI
352 TANJUNG PRIOK 0,50 0,004484 JEPANG
POLIURETHAN
353 TANJUNG PRIOK STK SINTETIS 0,40 0,019108 AMERIKA SERIKAT
354 TANJUNG PRIOK STK SINTETIS 0,07 0,010526 ITALIA
355 TANJUNG PRIOK STK SINTETIS 0,47 0,031390 JEPANG
356 TANJUNG PRIOK STK SINTETIS 0,07 0,004608 JERMAN
357 TANJUNG PRIOK TAS RIAS 1,00 0,004608 JERMAN
358 TANJUNG PRIOK TEH HIJAU/HITAM 0,50 0,003185 AMERIKA SERIKAT
359 TANJUNG PRIOK TEH HIJAU/HITAM 0,50 0,004484 JEPANG
360 TANJUNG PRIOK TEKSTIL 0,33 0,003185 AMERIKA SERIKAT
361 TANJUNG PRIOK TEKSTIL 0,33 0,004484 JEPANG
362 TANJUNG PRIOK TEKSTIL 0,33 0,004608 JERMAN
73

Lampiran 4 : Surat Keterangan Selesai KP


74

Lampiran 5 : Surat Keterangan Penerimaan KP di Instansi


75

Lampiran 6 : Dokumentasi

Foto bersama Kepala Bidang Perdaganga Luar Negeri Dan Kepala Seksi
Pengembangan Ekspor

Foto bersama pegawai dibidang Perdagangan Luar Negeri

Anda mungkin juga menyukai