TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam
bahasa Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin
batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari campuran agregat
(kasar dan halus), semen, air dengan perbandingan tertentu dan dapat pula
ditambah dengan bahan campuran tertentu apabila dianggap perlu. Bahan air
dan semen disatukan akan membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai
bahan pengikat, sedangkan agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan
mempengaruhi kinerja dari beton yang dibuat. Kinerja dari beton tersebut
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh
karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes)
2. Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurna, sehingga selalu
dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat
merusak beton
4. Berat
5. Daya pantul suara yang besar
Beton segar merupakan suatu campuran antara air, semen, agregat dan
perawatan beton dapat mempengaruhi beton segar itu sendiri setelah mengeras.
Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk, diangkut,
(pemisahan kerikil dari adukan) maupun bleeding (pemisahan air dan semen
dari adukan). Hal ini karena segregasi maupun bleeding mengakibatkan beton
Tiga hal penting yang perlu diketahui dari sifat-sifat beton segar, yaitu:
Beton,2007)
Semakin banyak air yang dipakai makin mudah beton segar itu dikerjakan (
2. Kandungan semen.
adukan betonnya, karena pasti diikuti dengan penambahan air campuran untuk
Bila campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh
Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar maka diperlukan tingkat
kelecakan yang berbeda, sehingga diperlukan jumlah air yang lebih sedikit
corong baja yang berbentuk konus berlubang pada kedua ujungnya, yang
Variasi yang terjadi antara nilai slump adanya beberapa ukuran akibat
1. Penurunan umum dan seragam tanpa ada yang pecah, oleh karena itu dapat
tergelincir ke bawah pada bidang miring. Pengambilan nilai slump geser ini
ada dua yaitu dengan mengukur penurunan minimum dan penurunan rata-
dinamakan segregasi. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil, yang pada
dipadatkan
dinamakan bleeding. Air yang naik ini membawa semen dan butir-butir pasir
halus, yang pada saat beton mengeras akan membentuk selaput (laitence).
beton di dalam memikul beban pada struktur bangunan. Kinerja beton keras
yang baik ditunjukkan oleh kuat tekan beton yang tinggi, kuat tarik yang lebih
baik, perilaku yang lebih daktail, kekedapan air dan udara, ketahanan terhadap
Kuat tekan beton merupakan sifat yang paling penting dalam beton
keras. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan
= (2.1)
( )2
= 2.2
1
Nilai kuat beton beragam sesuai dengan umurnya dan biasanya nilai
kuat tekan beton ditentukan pada waktu beton mencapai umur 28 hari setelah
pengecoran. Bentuk kurva kuat tekan beton dengan waktu untuk mutu beton
Umumnya, pada 7 hari kuat tekan beton mencapai 70% dan pada umur
14 hari 85-90% dari kuat tekan beton umur 28 hari. Pada kondisi pembebanan
(creep).
Mekanisme Keruntuhan :
pelat tepi dibuat licin sehingga tidak ada gesekan), maka pola keruntuhan
adalah garis vertikal. Ini disebabkan karena beton terlebih dahulu hancur akibat
memanjang secara lateral dengan bebas, karena adanya gesekan antara silinder
dengan bebas, karena adanya gesekan antara silinder dengan pelat tepi. Akibat
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton, yaitu :
2. Metode perancangan
3. Perawatan
namun kenyataannya pada suatu nilai faktor air semen tertentu semakin rendah
nilai faktor air semen kuat tekan betonnya semakin rendah pula, hal ini karena
jika faktor air semen terlalu rendah adukan beton sulit dipadatkan. Dengan
demikian ada suatu nilai faktor air semen tertentu (optimum) yang
menghasilkan kuat tekan beton maksimum. Duff dan Abrams (1919) meneliti
hubungan antara faktor air semen dengan kekuatan beton pada umur 28 hari
dengan cara pemadatan dengan alat getar (vibrator) atau dengan memberi
Gambar 2.8 Hubungan antara faktor air semen dengan kekuatan beton
Biasanya nilai kuat tekan ditentukan pada waktu beton mencapai umur 28
hari. Kekuatan beton akan naik secara cepat (linear) sampai umur 28 hari,
Umumnya pada umur 7 hari kuat tekan mencapai 65% dan pada umur 14
Umur beton
3 7 14 21 28 90 365
(hari)
Gambar 2.9 Hubungan antara umur beton dan kuat tekan beton (Istimawan,
1999)
3. Jenis semen
Semen Portland yang dipakai untuk struktur harus mempunyai kualitas
tertentu yang telah ditetapkan agar dapat berfungsi secara efektif. Jenis
Portland semen yang digunakan ada 5 jenis yaitu : I, II, III, IV, V. Jenis-jenis
semen tersebut mempunyai laju kenaikan kekuatan yang berbeda sebagai mana
4. Jumlah semen
Jika faktor air semen sama (slump berubah), beton dengan jumlah
semen yang terlalu sedikit berarti jumlah air juga sedikit sehingga adukan
Namun jika jumlah semen berlebihan berarti jumlah air juga berlebihan
5. Sifat agregat
pada kerikil dan kasar pada batu pecah berpengaruh pada lekatan dan besar
tegangan saat retak retak beton mulai terbentuk. Oleh karena itu kekasaran
tekan dan terhadap kekuatan betonnya. Akan tetapi bila adukan beton nilai
slump nya sama besar, pengaruh tersebut tidak tampak karena agregat yang
permukaannya halus memerlukan air lebih sedikit, berarti fas nya rendah
pasta lebih sedikit, berarti pori-pori betonnya juga sedikit sehingga kuat
tekannya lebih tinggi. Tetapi daya lekat antara permukaan agregat dan
pastanya kurang kuat sehingga kuat tekan betonnya menjadi rendah. Oleh
karena itu pada beton kuat tekan tinggi dianjurkan memakai agregat dengan
lurus sumbu bahannya dan sering mengalami rekahan (splitting). Hal ini terjadi
karena daya dukung beton terhadap gaya lentur tergantung pada jarak dari
garis berat beton, makin jauh dari garis berat makin kecil daya dukungnya.
Kekuatan tarik relatif rendah untuk beton normal berkisar antara 9%-
15% dari kuat tekan. Penggujian kuat tarik beton dilakukan melalui pengujian
split cilinder. Nilai pendekatan yang diperoleh Dipohusodo (1994) dari hasil
pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50-0,60 kali fc, sehingga untuk
benda uji silinder beton berdiameter 150 mm dan panjang 300 mm, diletakkan
pada arah memanjang di atas alat penguji kemudian beban tekan diberikan
merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang silinder. Apabila kuat tarik
terlampaui, benda uji terbelah menjadi dua bagian dari ujung ke ujung.
Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai spilt
2
Fct ....................................... (2.3)
DL
D : Diameter (cm)
2.2.2.3 Absorbsi Beton
kecilnya penyerapan air oleh beton sangat dipengaruhi oleh pori atau rongga
yang terdapat pada beton. Semakin banyak pori-pori yang terkandung dalam
beton maka akan semakin besar pula penyerapan sehingga ketahanannya akan
berkurang.
Rongga (pori) yang terdapat pada beton terjadi karena kurang tepatnya
Absorbsi = ............................................(2.4)
2.2.2.4 Makrostruktur
adalah untuk mengetahui bentuk struktur makro dari suatu material, porositas
(ASTM B-276). Pada penelitian ini dilakukan uji makrostruktur untuk melihat
permukaan yang terjadi pada campuran beton dengan substitusi abu kulit
Adapun gambar alat uji foto makro dapat dilihat pada gambar 2.13.
Benda uji yang biasa digunakan pada percobaan ini adalah batang besi,
aluminium, HCl, dan H2O. Namun pada saat ini akan dilakukan pengamatan
struktur makro pada suatu campuran beton. Percobaan ini menggunakan benda
2.3.1 Semen
2.3.1.1 Umum
Arti kata semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif maupun
kohesif, yaitu bahan perekat. Semen merupakan hasil industri yang sangat
non-hidraulis.
dengan air, tahan terhadap air (water resistance) dan stabil stabil didalam air
setelah mengeras. Contoh emen hidraulis anara lain kapur hidrolik, semen
pozzolan, semen portland terak tanur tingg, semen alumina dan semen
ekspansif. Contoh lainnya adalah semen portland putih, semen warna dan
(perekat) yang dapat mengeras tetapi tidak stabil dalam air. Contoh utama dari
dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik,
yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai
semen yang pesat maka dikenal berbagai jenis semen Portland antara lain:
konstruksi.
berhubungan dengan air kotor atau air tanah atau untuk pondasi yang
c. Tipe III, semen portland yang memerlukan kekuatan awal yang tinggi.
Kekuatan 28 hari umumnya dapat dicapai dalam 1 minggu. Semen jenis ini
umum dipakai ketika acuan harus dibongkar secepat mungkin atau ketika
jumlah panas yang timbul harus minimum. Misalnya pada bangunan seperti
dengan air tanah yang mengandung sulfat dalam persentase yang tinggi.
a. Kehalusan Butir
umum, semen berbutir halus meningkatkan kohesi pada beton segar dan
b. Waktu ikatan
Waktu ikatan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sutu tahap
dimana pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan. Waktu tersebut
waktu ikat awal, dan pada waktu sampai pastanya menjadi massa yang
keras disebut waktu ikat akhir. Pada semen portrland biasanya batasan
Waktu ikatan awal yang cukup awal diperlukan untuk pekerjaan beton,
c. Panas hidrasi
Silikat dan aluminat pada semen bereaksi dengan air menjadi media
CaCO3
Secara garis besar, ada 4 (empat) senyawa kimia utama yang menyusun
70% - 80% dari berat semen dan merupakan bagian yang paling dominan
hidrasi semen.
Trikalsium
silikat CaSiO5 3CaO.SiO2 C3 S 50
Dikalsium
Silikat CaSiO4 2CaO.SiO2 C2 S 25
Trikalsium
Aluminat Ca3Al2O6 3CaO.Al2O3 C3 A 12
Tetrakalsium 4CaO.Al2O3.
Aluminoferrit 2Ca2AlFeO5 Fe2O3 C4AF 8
Gypsum CaSO4.2H2O CH2 3,5
Sumber : Buku Teknologi Beton ( Paul nugraha dan Antoni, 2007)
Oksida Komposisi
Kapur (CaO ) 60 - 65 %
Silika ( SiO2 ) 17 - 25 %
Alumina ( Al2O3 ) 3-8%
Besi ( Fe2O3 ) 0,5 - 6 %
Megnesia ( MgO ) 0,5 - 4 %
Soda (K2O + Na2O ) 0,5 - 1 %
Sulfur ( SO3 ) 1-2%
yang disebut hidrasi akan berlangsung. Mekanisme hidrasi semen ada dua,
yaitu mekanisme larutan dan mekanisme padat. Pada mekanisme larutan, zat
yang direaksikan larut dan menghasilkan ion dalam larutan. Ion-ion ini
(flocculate). Karena daya larut senyawa yang ada pada semen kecil, maka
2.3.2.1 Umum
yang saling diikat oleh perekat semen. Kandungan agregat dalam campuran
beton biasanya sangat tinggi, yaitu berkisar 60%-70% dari volume beton.
langsung terhadap sifat-sifat beton. Dengan agregat yang baik, beton dapat
Kelecakan Pengikatan
Bentuk, tekstur, gradasi Beton cair
dan Pengerasan
Kekuatan. Kekerasan,
Sifat fisik, sifat kimia,
Beton keras ketahanan
mineral
(durability)
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat
alam atau agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum agregat dapat
Ukuran antara agregat halus dengan agregat kasar yaitu 4.80 mm (British
Standard) atau 4.75 mm (Standar ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang
ukuran butirnya lebih besar dari 4.80 mm (4.75 mm) dan agregat halus adalah
batuan yang lebih kecil dari 4.80 mm (4.75 mm). Agregat yang digunakan
Agregat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu agregat alam dan
agregat buatan (pecahan). Agregat alam dan pecahan inipun dapat dibedakan
permukaannya.
1. Agregat normal
langsung diambil dari alam. Agregat ini biasanya memiliki berat jenis rata-
rata 2,5 sampai dengan 2,7. Beton yang dibuat dengan agregat normal
adalah beton yang memiliki berat isi 2.200-2.500 kg/3 . Beton yang
40 Mpa (SK.SNI.T-5-1990:1).
2. Agregat ringan
ringan ini berkisar antara 350-880 kg/3 untuk agregat kasar dan 750-.200
3. Agregat berat
Agregat berat memiliki berat jeni lebih besar dari 2.800 kg/3 . Agregat ini
dipengaruhi oleh proses geologi batuan yang terbentuk secara alamiah. Setelah
beton yang lebih baik bila dibandingkan dengan butiran yang pipih dan lebih
bentuknya adalah:
1. Agregat bulat
33%, sehingga rasio luas permukaannya kecil. Beton yang dihasilkan dari
agregat ini kurang cocok untuk struktur yang menekankan pada kekuatan,
Rongga udara pada agregat ini lebih tinggi, sekitar 35%-38%, sehingga
membutuhkan lebih banyak pasta semen agar mudah dikerjakan. Beton yang
dihasilkan dari agregat ini belum cukup baik untuk beton mutu tinggi, karena
3. Agregat bersudut
udara pada agregat ini sekitar 38% - 40%, sehingga membutuhkan lebih
banyak lagi pasta semen agar mudah dikerjakan. Beton yang dihasilkan dari
agregat ini cocok untuk struktur yang menekankan pada kekuatan karena
4. Agregat panjang
Agregat ini panjangnya jauh lebih besar dari pada lebarnya dan lebarnya
jauh lebih besar dari pada tebalnya. Agregat ini disebut panjang jika ukuran
terbesarnya lebih dari 9/5 dari ukuran rata-rata. Ukuran rata-rata ialah ukuran
ayakan yang meloloskan dan menahan butiran agregat. Sebagai contoh, agregat
ayakan 10 mm. Agregat ini dinamakan panjang jika ukuran terkecil butirannya
lebih kecil dari 27 mm (9/5 x 15 mm). Agregat jenis ini akan berpengaruh
buruk pada mutu beton yang akan dibuat. Kekuatan tekan beton yang
5. Agregat pipih
ukuran lebar dan tebalnya lebih kecil. Agregat pipih sama dengan agregat
panjang, tidak baik untuk campuran beton mutu tinggi. Dinamakan pipih jika
Pada agregat ini mempunyai panjang yang jauh lebih besar daripada
Agregat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu agregat alam dan
agregat buatan (pecahan). Agregat alam dan pecahan inipun dapat dibedakan
permukaannya.
1. Agregat Halus
Agregat halus (pasir) adalah mineral alami yang berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran beton yang memiliki ukuran butiran kurang dari 5 mm
atau lolos saringan no.4 dan tertahan pada saringan no.200. Agregat halus
(pasir) berasal dari hasil disintegrasi alami dari batuan alam atau pasir buatan
Agregat halus yang akan digunakan harus memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan oleh ASTM. Jika seluruh spesifikasi yang ada telah terpenuhi maka
tersebut adalah :
akan mengisi ruang-ruang kosong yang tidak dapat diisi oleh material lain
tersebut. Melalui analisa saringan maka akan diperoleh angka Fine Modulus.
Selain itu ada juga batasan gradasi untuk agregat halus, sesuai dengan
ASTM C 33 74 a. Batasan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.6 Batasan Gradasi untuk Agregat Halus
1.19 mm (No.16) 50 85
0.595 mm ( No.30 ) 25 60
0.300 mm (No.50) 10 30
0.150 mm (No.100) 2 10
b. Kadar Lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron (ayakan
d. Agregat halus harus bebas dari pengotoran zat organic yang akan
dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif
alkalinya tidak lebih dari 0,60% atau dengan penambahan yang bahannya
%.
2. Agregat Kasar
Agregat harus mempunyai gradasi yang baik, artinya harus tediri dari butiran yang
yang minimal.
38,10 95 100
19,10 35 70
9,52 10 30
4,75 0 5
2. Agregat kasar yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami
basah dan lembab terus menerus atau yang akan berhubungan dengan tanah
basah, tidak boleh mengandung bahan yang reaktif terhadap alkali dalam
berklebihan di dalam mortar atau beton. Agregat yang reaktif terhadap alkali
dapat dipakai untuk pembuatan beton dengan semen yang kadar alkalinya
tidak lebih dari 0,06% atau dengan penambahan bahan yang dapat mencegah
terjadinya pemuaian.
3. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpori
atau tidak akan pecah atau hancur oleh pengaruk cuaca seperti terik matahari
atau hujan.
4. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron (ayakan no.200),
7. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19,1 - 30 mm lebih dari 22% berat.
8. Kekerasan butiran agregat kasar jika diperiksa dengan mesin Los Angeles
permukaan yang kasar akan menghasilkan ikatan yang lebih baik jika dibandingkan
1. Kasar
Agregat ini dapat terdiri dari batuan berbutir halus atau kasar yang
2. Berbutir (granular)
pengikisan oleh air, atau akibat patahnya batuan (rocks) berbutir halus atau
4. Kristalin (cristalline)
Agregat jenis ini mengandung kristal-kristal tampak dengan jelas melalui
pemeriksaan visual.
Agregat ini tampak dengan jelas pori porinya dan rongga rongganya.
batuannya.
2.3.3 Air
Semen tidak bisa menjadi pasta tanpa air. Air harus selalu ada didalam
beton cair, tidak saja untuk hidrasi semen, tetapi juga untuk mengubahnya
mudah mengalir), dan kandungan air yang tinggi menyebabkan kekuatan beton
Air yang digunakan dapat berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga,
kolam, situ dan lainnya). Air yang digunakan sebagai campuran harus bersih,
tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya
sebagai berikut :
gram/liter.
menyebabkan :
Untuk air perawatan, dapat dipakai juga air yang dipakai untuk
pengadukan, tetapi harus yang tidak menimbulkan noda atau endapan yang
merusak warna permukaan beton. Besi dan zat organis dalam air umumnya
Sumber air pada penelitian ini adalah jaringan PDAM Tirtanadi yang terdapat
2.3.4.1 Umum
dalam campuran beton pada saat atau selama percampuran berlangsung. Fungsi
dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih
SP-19) adalah sebagai material selain air, agregat dan semen hidrolik yang
dicampurkan dalam beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama
dan karakteristik dari beton misalnya untuk dapat dengan mudah dikerjakan,
dan harus dengan pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang justru
agregat dan jenis semen yang sama dengan bahan yang akan dipakai di
lapangan. Dalam hal ini bahan yang dipakai sebagai bahan tambah harus
memenuhi ketentuan yang diberikan oleh SNI. Untuk bahan tambah yang
merupakan bahan tambah kimia harus memenuhi syarat yang diberikan dalam
2. Chemical admixture (ASTM C 494), yaitu bahan tambah cairan kimia yang
daya serap air dalam beton. Beberapa bahan tambah mineral ini adalah
tidak termasuk dalam ketiga kategori diatas seperti bahan tambah jenis
polimer (polypropylene, fiber mash, serat bambu, serat kelapa dan lainnya),
agent).
a. Pozzolan
alumina dan alumina yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan
tetapi dalam bentuknya yang halus dengan adanya air maka senyawa-senyawa
rnembentuk senyawa senyawa kalsium silikat hidrat dan kalsium yang bersifal
1. Pozzolan alam
abu atau lava gunung berapi mengandung silika aktif yang bila
Sifat pozzolan alam terhadap beton pada dasarnya mirip dengan pola
dalam beton, membuat beton tahan terhadap air laut dan sulfat.
2. Pozzolan buatan
proses pembakaran seperti abu terbang (fly ash), abu sekam (rice husk
bara, yang dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa semburan
asap, yang telah digunakan sebagai bahan campuran pada beton. Fly-ash atau
abu terbang di kenal di Inggris sebagai serbuk abu pembakaran. Abu terbang
dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus, oksida silika yang
dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan kalsium
hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat
daripada family cardiidae yang merupakan salah satu komoditi perikanan yang
dan dapat dipanen setelah berumur 6 7 bulan. Hasil panen kerang per hektar
per tahun dapat mencapai 200 300 ton kerang utuh atau sekitar 60 100 ton
daging kerang. Ada dua jenis kerang yang sangat dikenal yaitu kerang dagu
dan kerang bulu. Perbedaan nyata dari kedua jenis ini adalah dari lapisan
kulitnya. Pada jenis kerang bulu lapisan terluar kulitnya masih terdapat rambut,
di luar. Kekerasan kulit kerang tidak bergantung dari usia kerang tersebut,
artinya kerang yang masih muda maupun yang sudah tua mempunyai
Abu kulit kerang merupakan abu yang berasal dari pengolahan limbah
yaitu mengandung zat kapur (CaO), alumina dan senyawa silika sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pengganti semen. Penambahan abu kulit kerang
yang homogen akan menjadikan campuran beton yang lebih reaktif. Dampak
tahap awal yang diharapkan dari penggunaan abu kulit kerang ini adalah
beton tersebut.
CaO 55,1038
SiO2 0,924
Fe2O3 0,0017
MgO 0,9475
Al2O3 1,2283
Teknik Sipil 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau,
Pekanbaru 28293.
Sampel
Parameter
500C 700C
% 0,04 0,06
Al2O3
% 0,37 0,46
Fe2O3
% 54,43 55,10
CaO
% 0,85 0,10
MgO
% 0,00 0,10
Na2O
K2O % 0,01 0,01
semen dicampur dengan air maka akan terjadi proses hidrasi. Secara fisika
proses tersebut akan tampak ditandai dengan adanya pasta semen yang plastis
dan dapat dibentuk, dan beberapa waktu kemudian pada pasta tersebut mulai
terjadi pengerasan dan tidak dapat dibentuk lagi, sehingga pasta yang telah
proses hidrasi semen terdiri dari beberapa reaksi kimia yang berjalan secara
bersama-sama yaitu :
yaitu silika (SiO2) yang ada di dalam semen. SiO2 akan mengeliminir Ca(OH)2
dan bereaksi membentuk CSH pada proses hidrasi semen, sehingga pada
akhirnya akan meningkatkan kuat tekan semen. Hal ini disebabkan Ca(OH)2 di
dalam mortar / beton akan bersifat merugikan dan menurunkan kuat tekan
(Calsium Silikat Hidrat), CAH (Calsium Alumina Hidrat) dan CAF ( Calsium
yang bersifat basa. Dengan adanya FeO dan SiO2 pada abu kulit kerang maka
kapur yang timbul akan bereaksi membentuk CSH, CAH dan CFH yang
Pada proses hidrasi yang terjadi antara semen Portland dengan semen yang
(Nugraha, 2007):
Semen Portland
C3S + H C S H + CH
Pozzolan + CH + H CSH
d. Kapur
digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain
untuk bahan bangunan, batu bangunan bahan penstabil jalan raya, pengapuran
untuk pertanian dll. Batu kapur dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu
umumnya kapur yang ada di Indonesia adalah kapur yang mengeras di udara,
yang berasal dari pegunungan batu kapur, kulit-kulit kerang, karang dan lain-
lainnya. Batu kapur yang dalam bahasa Inggrisnya disebut line stone, dan
bagian terbesar dari batu-batuan ini terdapat dalam bentuk senyawa kalsium
CaO 34,6476
SiO2 0,564
Fe2O3 0,0242
MgO 0,1865
Al2O3 7,7558