Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang
memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi
pemerintah yang telah diterima secara umum.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, kewajiban
untuk menyusun dan menyampaikan laporan keuangan merupakan salah satu tugas dari:
1. Menteri Keuangan, dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal,
mempunyai tugas untuk menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN (Pasal 8 huruf g)
2. Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas menyusun laporan keuangan yang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya (Pasal 9 huruf g)
3. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, dalam rangka pengelolaan keuangan daerah
mempunyai tugas untuk menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD (Pasal 10 butir 2 huruf e)
4. Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah
mempunyai tugas menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat
daerah yang dipimpinnya (Pasal 10 butir 3 huruf g)
Berdasarkan Pasal 30 dan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 ditetapkan
bahwa laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan APBN/APBD disampaikan berupa laporan
keuangan yang setidak-tidaknya terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah.
Laporan keuangan pemerintah pusat yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan harus
disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran yang bersangkutan, demikian pula laporan keuangan pemerintah daerah yang telah
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan harus disampaikan kepada DPRD selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan
Kewajiban penyusunan laporan keuangan tersebut dilakukan untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan. Selain itu, setiap entitas pelaporan mempunyai
kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan.
Berkenaan dengan pentingnya laporan keuangan untuk kepentingan akuntabilitas,
manajemen, transparansi, keseimbangan antargenerasi, dan evaluasi kinerja pada makalah ini
akan dibahas mengenai laporan keuangan pemerintahan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana komponen dalam laporan keuangan pemerintahan yang terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Laporan Operasional;
3. Neraca;
4. Laporan Arus Kas;
5. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL);
6. Laporan Perubahan Ekuitas;
7. Catatan atas Laporan Keuangan;

1.3 TUJUAN MAKALAH


Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memahami komponen dalam laporan keuangan
pemerintahan yang terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Laporan Operasional;
3. Neraca;
4. Laporan Arus Kas;
5. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL);
6. Laporan Perubahan Ekuitas;
7. Catatan atas Laporan Keuangan;

Anda mungkin juga menyukai