Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, kewajiban untuk menyusun dan menyampaikan laporan keuangan merupakan salah satu tugas dari: 1. Menteri Keuangan, dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, mempunyai tugas untuk menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN (Pasal 8 huruf g) 2. Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas menyusun laporan keuangan yang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya (Pasal 9 huruf g) 3. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, dalam rangka pengelolaan keuangan daerah mempunyai tugas untuk menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD (Pasal 10 butir 2 huruf e) 4. Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah mempunyai tugas menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya (Pasal 10 butir 3 huruf g) Berdasarkan Pasal 30 dan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 ditetapkan bahwa laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan APBN/APBD disampaikan berupa laporan keuangan yang setidak-tidaknya terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Laporan keuangan pemerintah pusat yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan harus disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan, demikian pula laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan harus disampaikan kepada DPRD selambat- lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan Kewajiban penyusunan laporan keuangan tersebut dilakukan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Selain itu, setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan. Berkenaan dengan pentingnya laporan keuangan untuk kepentingan akuntabilitas, manajemen, transparansi, keseimbangan antargenerasi, dan evaluasi kinerja pada makalah ini akan dibahas mengenai laporan keuangan pemerintahan.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana komponen dalam laporan keuangan pemerintahan yang terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran; 2. Laporan Operasional; 3. Neraca; 4. Laporan Arus Kas; 5. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL); 6. Laporan Perubahan Ekuitas; 7. Catatan atas Laporan Keuangan;
1.3 TUJUAN MAKALAH
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memahami komponen dalam laporan keuangan pemerintahan yang terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran; 2. Laporan Operasional; 3. Neraca; 4. Laporan Arus Kas; 5. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL); 6. Laporan Perubahan Ekuitas; 7. Catatan atas Laporan Keuangan;