Enterobius vermikularis
TUGAS 1
Editor :
G1C015028
D4 ANALIS KESEHATAN
SEMARANG
2016
1
Cacing kremi ini adalah salah satu jenis hewan yang biasa menjadi
parasit bagi manusia. Dan yang paling sering di jangkiti oleh hewan parasit ini.
Cacing kremi ini bentuknya bulat halus seperti benang dengan warna keputihan
Cacing kremi betina berukuran 8-13 mm x 0,44 mm dengan ekor panjang dan
runcing sedangkan cacing kremi jantan berukuran 2-5 mm dengan ekor
melingkar (Bayangkan saja seperti parutan kelapa). Cacing ini biasa hidup
didalam usus dan paling sering ditemukan pada pangkal usus bagian bawah
(anus).
2
Transmisi cacing ini seperti halnya cacing perut masuk langsung melalui
mulut baik dengan perantara makanan maupun dimasukan secara tidak sengaja
oleh penderita yang habis menggaruk lubang anusnya yang gatal. Sehingga pada
anak anak sering terjadi reinfeksi akibat tindakan itu.
Gejala umum terjangkiti oleh cacing kremi biasanya pada bagian dubur
terasa gatal, berat badan penderita menurun, terkadang juga mengalami diare.
Apabila gejala gejala tersebut sudah nampak jangan menggaruk dubur yang
gatal dengan jari karena bila lecet dapat mengakibatkan infeksi. Hindari
makan-makanan berlemak, kemudian olesi pada sekitar dubur dengan minyak
zaitun atau air garam.
Gejalanya, selain rasa gatal, juga adanya lendir keruh dan kental
berwarna sedikit kekuningan seperti susu, terkadang berbusa. Keputihan ini
biasanya juga diderita anak-anak perempuan (balita sampai anak besar).
Terjadi akibat spora yang menempel pada makanan atau barang lain yang
terkontaminasi. Sebab itu kalau ada anak perempuan mengeluh di daerah
vagina terasa gatal dan mengeluarkan lendir kekuningan, segeralah periksakan
ke dokter. Mungkin penyebabnya cacing kremi .
Daur hidup cacing ini bekisar antara 2 minggu sampai 2 bulan. Cacing
dewasa dari usus halus pergi ke usus besar kemudian ke anus karena telur telur
cacing itu hanya menetas kalau ada OKSIGEN, sehingga diberi nama Oxyuris OK.
Di malam hari cacing kremi yang mendekam di usus penderita, biasanya turun
ke kawasan dubur untuk bertelur.
Penyebaran cacing kremi lebih luas dari cacing lain. Penularan dapat
terjadi pada suatu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup dalam satu
lingkungan yang sama seperti asrama, rumah piatu. Telur cacing dapat diisolasi
dari debu di ruangan sekolah atau kafetaria sekolah dan mungkin ini menjadi
sumber infeksi bagi anak-anak sekolah. Di berbagai rumah tangga dengan
beberapa anggota keluarga yang mengandung cacing kremi, telur cacing dapat
ditemuka. (92%) di lantai, meja, kursi, bufet, tempat duduk kakus (toilet
seats), bak mandi, alas kasur, pakaian. Hasil penelitian menunjukkan angka
prevalensi pada berbagai golongan manusia 3-80%. Penelitian di daerah Jakarta
Timur melaporkan bahwa kelompok usia terbanyak yang menderita entrobiasis
adalah kelompok usia antara 5-9 tahun yaitu terdapat 46 anak (54,1%) dari 85
anak yang diperiksa.
Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum usus besar dan diusu
halus yang berdekatan dengan rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus.
Cacing betina yang gravid mengandung 11.000 15.000 butir telur, bermigrasi
kedaerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya.
Telur-telur jarang dikeluarkan diusus, sehingga jarang ditemukan di dalam
tinja. Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan,
pada suhu badan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam
keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari.
6
Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari hingga penderita
terganggu tidurnya dan menjadi lemah. Kadang-kadang cacign dewasa muda
dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esofagus
dan hidung sehingga menyebabkan gangguan didaerah tersebut. Cacing betina
gravid mengembara dan dapat bersarang di vagina dan di tuba falopi sehingga
menyebabkan radang disaluran telur. Cacing sering ditemukan diapendiks
tetapi jarang menyebabkan appendisitis.
Gejala umum terjangkiti oleh cacing kremi biasanya pada bagian dubur
terasa gatal, berat badan penderita menurun, terkadang juga mengalami diare.
Apabila gejala gejala tersebut sudah nampak jangan menggaruk dubur yang
gatal dengan jari karena bila lecet dapat mengakibatkan infeksi. Hindari
makanmakanan berlemak, kemudian olesi pada sekitar dubur dengan minyak
zaitun atau air garam.
Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita,
terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidu pada malam hari. Cacing
kremi berwarna putih dan setipis rambut, mereka aktif bergerak.
Infeksi cacing sering diduga pada anak yang menunjukkan rasa gatal di
sekitar anus pada waktu malam hari. Diagnosis dibuat dengan menemukan telur
dan cacing dewasa. Telur cacing dapat diambil dengan mudah dengan alat anal
swab yang ditempelkan di sekitar anus pada waktu pagi hari sebelum anak
buang air besar dan mencuci pantat (cebok).
Anal swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada
ujungnya dilekatkan Scotch adhesive tape. Bila adhesive tape ini ditempelkan
di daerah sekitar anus, telur cacing akan menempel pada perekatnya.
Kemudian adhesive tape diratakan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit toluol
untuk pemeriksaan mikroskopik. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan 3 hari
berturut-turut.
10
Sebagian besar jenis cacing parasit termasuk cacing kremi merupakan soil
transmited infection yang penularannya harus diperantarai oleh tanah. Telur
cacing parasit baru akan menjadi bentuk infektif (bisa menginfeksi) jika sudah
berada di tanah, kemudian masuk lewat saluran pencernaan.
Penularan cacing harus melalui tanah, terutama tanah liat. Bahkan tinja
sekalipun kalau langsung dijilat tidak akan menularkan cacing. Telur cacing
yang terbang ke udara juga hanya akan menular jika hinggap di makanan, jadi
tidak menular lewat pernapasan
Penyakit ini sama seperti penyakit kulit yang bisa menular. Penularan
cacing kremi terjadi autoinfeksi . karena telurnya bisa nempel dimana aja, di
pakaian, sprei or debu , sehingga akibat tidak hygienisnya tangan / kuku
sehingga bersama makanan masuk ke mulut dari tangannya yang penuh
telur/debu. Penyakit kremian ini sering pula disebut penyakit enterobiasis
/oksiuriasis penyakit yang sangat sering ditemukan terutama pada anak-anak.
Penularan cacing kremi dapat terjadi pada satu keluarga atau kelompok-
kelompok yang hidup di lingkungan yang sama, seperti asrama, rumah piatu,
dll. Proses penularannya dapat terjadi melalui :
Anjing dan kucing bukan mengandung cacing kremi tetapi dapat menjadi
sumber infeksi oleh karena telur dapat menempel pada bulunya. Frekuensi di
Indonesia tinggi, terutama pada anak dan lebih banyak ditemukan pada
golongan ekonomi lemah. Frekuensi pada orang kulit putih lebih tinggi darpada
orang negro. Kebersihan perorangan penting untuk pencegahan. Kuku
hendaknya selain dipotong pendek, tangan dicuci sebelum makan. Anak yang
mengandung cacing kremi sebaiknya memakai celana panjang jika hendak tidur
supaya alat kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak menggaruk daerah
perianal. Makanan hendaknya dihindarkan dari debu dan tangan yang
mengandung parasit. Pakaian dan als kasur hendaknya dicuci bersih dan diganti
setiap hari.
12
Infeksi keremi ringan atau mereka yang tanpa gejala tidak membutuhkan
pengobatan. Jika seseorang memiliki gejala, perlu obat anti-parasit. Untuk
gejala infeksi, obat-obatan hampir selalu efektif dalam menghilangkan parasit.
Karena anak-anak begitu mudah menyebar cacing kremi kepada keluarga
mereka, dokter akan meresepkan obat untuk seluruh anggota keluarga
mencegah agar terhindar dari infeksi dan reinfeksi.
Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke
daerah sekitar anus sebanyak 2-3 kali/hari.
Meskipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih
hidup terus dibuang ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan.
Pakaian, seprei dan mainan anak sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan
telur cacing yang tersisa.
BIODATA
Nama : Nia Amalia Isnawati
Hormat Kami,
SUMBER RUJUKAN
https://gkreatifity.wordpress.com/2012/01/18/materi-makalah-cacing-kremi-
m-kul-epid-lingkungan/