LAPORAN PENDAHULUAN
A. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal
yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya
lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.
Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan secara
ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan
psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke
industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular atau akibat penuaan (degeneratif).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa
ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.
ASUHAN KEPERAWATAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA
A. Pengertian
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur
(Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana
terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas,
pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit
sendi lainnya.
B. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada
beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini,
antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan
akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda
dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-
laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih
sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah
menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria.
Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan
ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang
menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis
yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat
faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang
sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko
osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan
timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih
padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima
oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih
mudah robek.
C. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi
(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering
ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang
tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ
di luar persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan
kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi biasanya
mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses
sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yang
mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya,
terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada
kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada
yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun
semuanya belum terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan
genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus
Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang
berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu-
satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan
sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran
(Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.
Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang
disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin
merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini
secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta
deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang
belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan
keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan
sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk
tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan
ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi
mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak
diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan
penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan
pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah
(hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal
monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini
menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout
akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan
kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok
asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga
bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-
obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah
obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang
tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang
meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat
juga ikut meninggi.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik
yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri
maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi,
tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah
mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral
dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan
atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan
belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping.
Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
D. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan
yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan
yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan
fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian
pasien yang umumnya tua (lansia).
E. Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,
atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.
Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif
gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari
sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
H. Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
o Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
o Catat bila ada krepitasi
o Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan
merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan
pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan
harga diri klien.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis
ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa
keperawatan yang sering muncul yaitu:
Tabel Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 Keluhan nyeri, Distensi jaringan akibat Nyeri Akut
ketidaknyamanan, akumulasi cairan/proses
kelelahan, berfokus inflamasi, destruksi
pada diri sendiri, sendi
Perilaku distraksi/
respons autonomic
2 Distensi jaringan deformitas skeletal, Gangguan mobilitas
akibat akumulasi nyeri, penurunan fisik berhubungan
cairan/proses kekuatan otot dengan.
inflamasi, destruksi
sendi
3 Perubahan fungsi deformitas skeletal, Gangguan Citra
dari bagian-bagian nyeri, penurunan Tubuh
yang sakit. kekuatan otot
4 Ketidakmampuan kerusakan Defisit perawatan
untuk mengatur musculoskeletal, diri
kegiatan sehari- penurunan kekuatan,
hari. daya tahan, nyeri pada
waktu bergerak, depresi
FORMAT PENGKAJIAN
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan:
: Laki-laki : Penderita
: meninggal : Menikah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Status Pekerjaan saat Ini : tidak bekerja
2. Pekerjaan Sebelumnya : tidak bekerja (IRT)
3. Sumber sumber : Anak Dari Ny.M bekerja swasta sehingga
kebutuhan sehari-harinya di dapatkan dari anak-anaknya.
4. Pendapatan dan Kecukupan
Terhadap sumber sumber : Pendapatan sekitar Rp. 500.000/bulan
Ny T mengatakan pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup.
I. OBAT OBATAN
1. Nama : Vit. B1, Na-Diklofenac, CTM
2. Bagaimana/ kapan menggunakannya :
Vit. B1 diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
Na-Diklofenac diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
CTM diminum malam hari satu jam setelah makan.
M. TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat Kesadaran : Compos Metis
3. Skala koma Glasgow : 456
4. Tanda tandaVital :
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20X/menit
1. Integumen :
1) Lesi /Luka : Ya Tidak
2) Pruritus : Ya Tidak
3) Perubahan Pigmentasi : Ya Tidak
4) Perubahan Tektur : Ya (keriput) Tidak
5) Sering Memar : Ya Tidak
6) Perubahan Rambut : Ya (uban) Tidak
7) Pemajanan Lama : Ya Tidak
Terhadap matahari
2. Hemopoetik :
Perdarahan / memar Abnormal : Ya Tidak
1) Pembengkakan kelenjar Limfa : Ya Tidak
2) Anemia : Ya Tidak
3. Kepala
1) Sakit Kepala : Ya Tidak
2) Trauma masa lalu : Ya Tidak
3) Pusing : Ya Tidak
4) Gatal pada kulit kepala : Ya Tidak
4. Mata
1) Perubahan Penglihatan : Ya Tidak
2) Kaca mata /Lensa kontak : Ya Tidak
3) Nyeri : Ya Tidak
4) Air mata Berlebihan : Ya Tidak
5) Pruritus : Ya Tidak
6) Bengkak sekitar mata : Ya Tidak
7) Kabur : Ya Tidak
10) Konjungtiva : Anemis Tidak anemis
11) Sklera Ya Tidak
5. Telinga
1) Perubahan Pendengaran : Ya Tidak
2) Tinitus : Ya Tidak
3) Vertigo : Ya Tidak
4) Riwayat Infeksi : Ya Tidak
6. Hidung dan Sinus
1) Rinorea : Ya Tidak
2) Epistaksis : Ya Tidak
3) Obstrusksi : Ya Tidak
4) Nyeri pada sinus : Ya Tidak
5) Riwayat Infeksi : Ya Tidak
7. Mulut dan Tenggorok
1) Sakit tenggorok : Ya Tidak
2) Lesi / ulkus : Ya Tidak
3) Kesulitan menelan : Ya Tidak
4) Perdarahan gusi : Ya Tidak
5) Karies : Ya Tidak
6) Riwayat Infeksi : Ya Tidak
7) Pola menggosok gigi : Ya Tidak
8. Leher
1) Kekakuan : Ya Tidak
2) Nyeri / nyeri tekan : Ya Tidak
3) Benjolan / Massa : Ya Tidak
4) Keterbatasa gerak : Ya Tidak
9. Pernapasan
1) Batuk : Ya Tidak
2) Sesak napas : Ya Tidak
3) Hemoptisis : Ya Tidak
4) Sputum : Ya Tidak
5) Asma / Alergi Pernapasan : Ya Tidak
6) Suara Napas : Vesikuler Bronkial Bronko
vesikuler
7) Suara nafas tambahan : ronkhi wheezing
10. Kardiovaskuler
1) Nyeri dada : Ya Tidak
2) Palpitasi : Ya Tidak
3) Sesak napas : Ya Tidak
11. Gastrointestinal
1) Nyeri Ulu Hati : Ya Tidak
2) Mual /muntah : Ya Tidak
3) Hematemesis : Ya Tidak
4) Perubahan nafsu makan : Ya Tidak
5) Benjoan /massa : Ya Tidak
6) Diare : Ya Tidak
7) Konstipasi : Ya Tidak
8) Melena : Ya Tidak
9) Hemoroid : Ya Tidak
10) Perdarahan Rektum : Ya Tidak
11) Pola defekasi biasanya : Ya Tidak
12. Perkemihan
1) Frekuensi : 3 4x/hari
2) Menetes : Ya Tidak
3) Hematuria : Ya Tidak
4) Poliuria : Ya Tidak
5) Nokturia : Ya Tidak
6) Inkontinensia : Ya Tidak
7) Nyeri Saat berkemih : Ya Tidak
8) Batu Infeksi : Ya Tidak
13. Muskuluskeletal
1) Nyeri Persendian : Ya (lutut kaki) Tidak
2) Kekakuan : Ya Tidak
3) Pembengkakan Sendi : Ya Tidak
4) Kram : Ya Tidak
5) Kelemahan Otot : Ya Tidak
6) Masalah cara berjalan : Ya Tidak
14. Sistem Syaraf Pusat
1) Sakit Kepala : Ya Tidak
2) Paralysis : Ya Tidak
3) Paresis : Ya Tidak
4) Masalah koordinasi : Ya Tidak
5) Tic/Tremor/spasme : Ya Tidak
6) Parastesia : Ya Tidak
7) Masalah memori : Ya Tidak
15. Sisten Endokrin
Goiter : Ya Tidak
Polifagia : Ya Tidak
Polidipsi : Ya Tidak
Poliuri : Ya Tidak
N. STATUS FUNGSIONAL
Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari)
:
Aktifitas Score
Makan
0 = Bantuan penuh
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, 5
modifikasi diet
10 = independent
Mandi
0 = Menbutuhkan bantuan 5
5 = independent (menggunakan shower)
Berdandan
0 = Perlu bantuan
5 = independent berbedak/menyisir/gosok 5
gigi/mencukur
Memasang Baju
0 = Dengan bantuan
10
5 = Dengan bantuan 50%
10 = independent (mengancing baju, restleting)
Ke Tolet
0 = Butuh Bantuan Penuh
5 = Butuh Bantuan 50% 10
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)
Berjalan di tangga
0 = Bantuan penuh
5
5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid)
10 = independent
TOTAL (0 - 100) 85
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5 Menginga 3 3 Minta klien untuk mengulangi
t ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap
poin nilai 1)
6 Bahasa 9 7 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata
berkut :
tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai satu poin.
tutup mata anda
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.
Total nilai 30 24
Interpretasi hasil :
24 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
P. STATUS FUNGSI SOSIAL
APGAR Keluarga :
Saya puas bisa kembali pada keluarga Selalu : 2
(teman) saya untuk membantu pada Kadang kadang : 1
waktu sesuatu menyusahkan saya Tidak Pernah : 0
(adaptasi)
Saya puas dengan cara keluarga Selalu : 2
( teman ) saya membicarakan seuatu Kadang kadang : 1
dan mengungkapkan masalah dengan Tidak Pernah : 0
saya ( hubungan )
ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Gangguan Nyeri akut pada
- Ny.M mengatakan saya sering aktivitas fisik lutut kaki
merasa sakit pada kaki (lutut)
- Ny.M mengatakan jika sakitnya
parah, susah berjalan.
- Ny.M mengatakan kalau ketika
saya berkerja tiba-tiba nyeri
lutut, langsung berhenti dulu
duduk mba sampai sakitnya
hilang
- Ny.M mengatakan biasanya
saya Cuma minum obat yang di
berikan di puskesmas aja mas,
dan sedikit di pijat-pijat saya
tidak tau cara lain untuk
mengurangi nyerinya
DO :
- Grimace (+), tampak
memegang lututnya yang sakit
- Skala nyeri 3
DS : Inefektif Kurang
- Ny.M mengatakan tidak tahu menejemen pengetahuan
apa itu Osteoartritis atau terapeutik tentang penyakit,
rematik, sebab dan diit dan
pengaturannya penanganan.
- Ny.M mengatakan taunya saya
Cuma bawaan penyakit sudah
tua
- Ny.M mengataka saya juga
jarang untuk olah raga apa lagi
jalan pagi
- Ny.M mengatakan saya sering
terasa linu-linu kalau habis
memakai air dingin untuk mandi
tau yg lainnya
DO :
- Grimace (+), tampak memegang
lututnya yang sakit
Skala nyeri 3
Terlihat pasien bingung ketika
di tanya tentang Osteoartritis
atau rematik.