Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN

Konsep Dasar Profesi Keguruan

Di susun
Oleh:

RAHMAWATI (1513040027)
PRAYULI PUSPA SARI (1513040019)
MARDIANTO RABANG (1413041005)
SITTI HAJAR NASUTION (1413042005)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016/2017

[PROFESI KEGURUAN] Hal 1


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk
sederhana.
Atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak maka makalah ini dapat
diselesaikan, oleh karena itu penulis patut menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sugiarti, M.Si. Selaku pembimbing mata kuliah Profesi Keguruan
yang telah memberikan kami kepercayaan untuk menyusun makalah ini.
2. Orang tua yang banyak memberikan motivasi dan bantuan baik moril mau
pun materi sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
3. Teman-teman Foton yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
terdapat berbagai kekurangan di dalamnya. Olehnya itu penulis memohon maaf
atas kekurangan tersebut dan pembaca memberikan masukan berupa saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, Februari 2017

Penulis

[PROFESI KEGURUAN] Hal 2


DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------i
Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------------ii

BAB I Pendahuluan ---------------------------------------------------------------------1


A. Latar Belakang ---------------------------------------------------------------------1
B. Rumusan Masalah -----------------------------------------------------------------1
C. Tujuan -------------------------------------------------------------------------------2
D. Manfaat -----------------------------------------------------------------------------2

BAB II Pembahasan -------------------------------------------------------------------3

A. Pengertian Profesi-------------------------------------------------------------------3

B. Syarat Profesi Keguruan-----------------------------------------------------------6

C. Sejarah Perkembangan Profesi Keguruan----------------------------------------12

BAB III Penutup ------------------------------------------------------------------------17


A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------17
B. Saran -------------------------------------------------------------------------------17

Daftar Pustaka --------------------------------------------------------------------------18

[PROFESI KEGURUAN] Hal 3


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi menunjuk kepada suatu pekerjaan oleh pelaku agar dasar suatu
janji publik dan sumpah bahwa mereka akan menjalankan tugas sebagaimana
mestinya. Seseorang dikatakan profesional jika orang tersebut dapat mengerjakan
suatu pekerjaan dengan baik dan dapat memuaskan orang lain, melakukan sesuatu
sebagai pekerjaan pokok bukan sekedar mengisi waktu luang dan pekerjaan
tersebut menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran dan kecakapan.
Suatu pekerjaan dikatakan sebagai profesi jika ia lakukan full time,
didasarkan panggilan hidup, terikat norma dan aturan memiliki derajat otonomi
tinggi, melakukan pengembangan diri secara terus menerus, dan memiliki kode
etik profesi. Tenaga pendidikan merupakan anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat menunjang penyelenggaraan pendidikan, selain itu
bertugas untuk melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan. Tenaga
kependidikan terdiri dari pendidik, pengelola suatu pendidikan, penitik/pengawas,
peneliti, dan pengembanagn dibidang pendidikan, pustakawan laboran, dan teknisi
sumber belajar.
Salah satu contoh pendidik dalah guru. Seorang dikatakan sebagai guru
karena ia berada di muka kelas dan berhubungan langsung dengan peserta didik
dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus memiliki
profesionalisme (merupakan sikap dari seorang professional). Sasaran dari sikap
professional yaitu peraturan perundang-undangan, organisasi profesi (PGRI),
teman sejawat, anak didik, tempat kerja, pemimpin, dan pekerjaan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah:
1. Apa pengertian profesi?
2. Apa syarat-syarat profesi keguruan ?

[PROFESI KEGURUAN] Hal 1


3. Bagaimana sejarah perkembangan profesi keguruan ?

C. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:
1. Mengetahui pengertian profesi keguruan.
2. Mengetahui syarat-syarat profesi keguruan.
3. Mengetahui sejarah perkembangan profesi keguruan.
D. Manfaat
Adapun manfaat yaitu sebagai sumber literatur dari konsep dasar profesi
keguruan.

[PROFESI KEGURUAN] Hal 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Keguruan

Kebanyakan kita mengatakan bahwa mengajar adalah suatu profesi. Apakah


yang dimaksud dengan profesi? Ornstein dan Levine (1984) dalam Soetjipto
(2009) menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan
pengertian profesi di bawah ini:

a Melayani masyarakat, merupakan karir yang akan dilaksanakan sepanjang


hayat (atau tidak berganti-ganti pekerjaan).

b Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak


ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya).

c Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru
dikembangkan dari hasil penelitian).

d Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.

e Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk


(untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada
persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).

f Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak
diatur oleh orang luar).

g Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja
yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung
bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke
atasan atau instansi yang lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja
yang baku.

[PROFESI KEGURUAN] Hal 3


h Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien; dengan penekanan terhadap
layanan yang akan diberikan.

iMenggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif bebas dari


supervisi dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk
mendata klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan
dokter sendiri).

jMempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.

k Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elit untuk mengetahui dan
mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan tugas dokter dievaluasi dan
dihargai oleh organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bukan oleh Departemen
Kesehatan).

lMempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau


menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.

m Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri
setiap anggotanya (anggota masyarakat selalu meyakini dokter lebih tahu
tentang penyakit pasien yang dilayaninya).

n Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan
jabatan lainnya).

Menurut Musriadi (2016) untuk membedakan profesi guru dengan profesi


yang lainnya, terlebih dahulu harus tahu apa itu profesi dan apa itu guru. profesi
berasal dari bahasa latin professio yang mempunyai dua pengertian yaitu
janji/ikrar dan pekerjaan. Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk membedakan profesi
guru dan profesi lainnya cukup sulit misalnnya polisi, tentara, perawat, atau
pramugari mungkin bisa cepat dikenali seragamnya. Namun guru tidak demikian

[PROFESI KEGURUAN] Hal 4


karena guru dilihat dari berbagai aspek misalnya (1) jabatan guru sebagai suatu
profesi (2) profesi sebagai keahlian khusus (3) guru sebagai profesi yang luhur,
dll.
Menurut Sagala Saiful (2011) profesi berasal dari bahasa Yunani
pbropbaino yang berarti menyatakan secara publik dan bahasa latin disebut
professio yang digunakan untuk menunjukkan pernyataan publik yang dibuat
seorang yang bermaksud menduduki suatu jabatan publik. Secara tradisional
profesi mengandung arti prestise, kehormatan, status sosial, dan otonomi lebih
besar yang diberikan masyarakat kepadanya.

Menurut Djaman Satori (2007) profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan
yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya Artinya, suatu profesi
tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Orang yang menjalankan suatu
profesi harus mempunyai keahlian khusus dan memiliki kemampuan yang dapat
dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut.

Menurut Dedi Supriadi, (1998) profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan
yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetian terhadap pekerjaan
tersebut. Hal ini, terwujud dalam kewenangan para anggota profesi dalam
mengatur diri mereka, menentukan standar mereka sendiri, mengatur bagaimana
dan apa syarat untuk bergabung di dalamnya dan mengatur standar perilaku para
anggotanya (Danumiharja, 2014).

Menurut Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI (2007) profesi terkait


erat dengan profesional. Profesi merupakan bidang keahlian, sedang profesional
berkenaan dengan tingkat kemampuan, kecakapan atau kompetisi dan kinerja
secara standar. Penguasaan hal tersebut merupakan perwujudan dari tanggung
jawab profesional dan etika profesi yang kuat.

Sehubung dengan kata profesi ada beberapa istilah yang berkaitan dengan
itu. Profesionalisme mengacu kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai

[PROFESI KEGURUAN] Hal 5


dengan profesinya. Profesionalitas mengacu kepada sikap apra anggota profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
dalam rangka melakukan pekerjaannya (Ramayulis,2013).
Setelah kita bahas profesionalisasi secara panjang lebar, mungkin dalam hati
anda timbul pertanyaan, untuk apa dibicarakan profesionalisasi dalam dunia
pendididkan? Kalau dipahami secara baik, kriteria jabatan profesional yang telah
dibicarakan di atas, maka jelaslah bahwa jabatan profesional sangat
memperhatikan layanan ini secara optimal, serta menjaga agar masyarakat jangan
sampai dirugikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tuntutan
jabatan profesional harus sangat tinggi. Profesi kependidikan, khususnya profesi
keguruan, tugas utamanya adalah melayani masyarakat dalam dunia pendidikan.
Sejalan dengan alasan tersebut jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang
keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka
pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada
masyarakat (Satori, 2007).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan
berdasarkan bisang keahlian yang khusus dan kemampuan yang mempunyai tugas
utama dalam melayani masyarakat.

B. Syarat-Syarat Prfesi Keguruan


Dari penjelasan dia atas dikemukakan bahwa guru dianggap sebagai suatu
profesi bilamana ia memiliki pernyataan dasar, keterampilan teknik serta
didukung oleh sikap kepribadian yang mantap. Menurut Satori (2005), guru yang
prfesional harus memiliki kompetensi berikut ini.

1. Kompetensi prfesional, artinya ia memiliki pengetahuan yang luas serta


dalam dari subjek matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta
penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik,
mampu memilih metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai
metode dalam proses belajar mengajar. Guru pun harus memiliki

[PROFESI KEGURUAN] Hal 6


pengetahuan luas tentang landasan kependidikan dan pemahaman terhadap
subjek didik (murid).

2. Kompetensi personal, artinya memiliki sikap kepribadiaan yang mantap


sehingga mampu menjadi suber identifikasi bagi subjek. Dengan kata lain,
guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu
melaksanakan kepemimpinan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar
Dewantara, yaitu tut wuri handayani, ind madya magun karsodan ing
ngarso sung tulodo.

3. Kompetensi sosial, artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi


social, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru
dengan kepala seklah bhakan dengan masyarkat luas.

4. Kemmapuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang


berarti mengutamakan nilai kemanusian daripada nilai material. Apabila
serang guru telah memiliki kmpetensi tersebut di atas, mak guru tersebut
telah memiliki hak professional karena ia telah dengan nyata memenuhi
syarat-syarat berikut ini:

a. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas


wewenang keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi


edukatif dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam
proses pengembangan pendidikan setempat.

c. Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang


efektif dan efesian dalam rangka menjalakan tugas sehari-hari.

d. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap


usaha-usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang
pengabdiaannya.

e. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi


profesionalnya secara individual maupun secara institusional.

[PROFESI KEGURUAN] Hal 7


Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba
menyusun kriterianya. Misalnya National Education Association (NEA)
menyarankan kriteria berikut:
1. Jabatan yang Melibatkan Kegiatan Intelektual
Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar
melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual.
lebih lanjut dapat diamati bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan anggota
profesi ini adalah dasar bagi persiapan dari semua kegiatan professional lainnya.
Oleh sebab itu mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi (stinnett
dan Hugget,1963 dalam Soetjipto, 2009).
2. Jabatan yang Menggeluti batang tubuh Ilmu yang Khusus
Semua jabatan yang mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan
anggota mereka dari orang awam, dan memungkinkan mereka megadakan
pengawasan tentang jabatannya. anggota-anggota suatu profesi menguasai bidang
ilmu yang membangun keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari
penyalahgunaan, amatiran yang tidak terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin
mencari keuntungan (misalnya orang-orang yang tidak bertaanggung jawab yang
membuka praktek dokter). Namun belum ada kesepakatan tentang bidang ilmu
khusus yang melatari pendidikan (education) atau keguruan
(teaching) (Ornstein and Levine, 1984 dalam Soetjipto, 2009).
Terdapat berbagai pendapat apakah mengajar memenuhi persyaratan kedua
ini. Mereka yang bergerak dibidang pendidikan menyatakan bahwa mengajar
telah mengembangkan secra jelas bidang khusu yang sangat penting dalam
mempersiapkan guru yang berwenang. Sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa
mengajar belum mempunyai batang tubuh ilmu khusus yang dijabarkan secara
ilmiah. Kelompk pertama percaya bahwa mengajar adalahsuatu sains (science)
sementara kelompk kedua mengatakan bahwa mengajar adalah suatu kiat (art)
(Stinnett dan Huggtt,1963 dalam Soetjipto, 2009).
Untuk melangkah kepada jabatan professional, guru harus mempunyai
pengaruh yang cukup besar dalam membuat keputusan tentang jabatannya sendiri.
Organisasi guru harus mempunyai kekusaan dan kepemimpinan yang potensial

[PROFESI KEGURUAN] Hal 8


untuk bekerja sama dan bukan didikte dengan kelompok yang berkepntingan,
misalnya oleh lembaga pendidikan guru atau kantor wilayah pendidikan dan
kebudayaan beserta jajarannya (Soejipto,2009).
3. Jabatan yang Memerlukan Persiapan Latihan yang Lama
Penyelesaian pendidikan melalui kurikulum merupakan aturan
universitas/institute atau melalui pengalaman praktik dan pemagangan atau
campuran pemagangan dan kuliah. Pendidikan melalui perguruan tinggi
disediakan untuk jabatan professional, sedangkan pendidikan melalui pengalaman
praktik dana pemagangan atau campuran pemagangan dan kuliah diperuntukkaan
bagi jabatan yang non professional (Ornstein and Levine, 1984 dalam
Soejipto,2009).
Anggota kelompok guru dan yang berwenang di departemen pendidikan
dan kebudayaan berpendapat bahwa persiapan professional yang cukup lama amat
perlu untuk mendidik guru yang berwenang. Konsep ini menjelaskan keharusan
memiliki kurikulum perguuran tinggi, yang terdiri dari pendidikan umum,
professional dan khusus,sekurang-kurangnya empat tahun lagi guru pemula (S1 di
LPTK), atau pendidikan persiapan professional di LPTK paling kurang selama
setahun setelah mendapat gelar akademik S1 di perguruan tinggi non-LPTK.
Namun, sampai sekarang di Indonesia, ternyata masih banyak guru yang lama
pendidikan mereka sangat singkat, malahan masih ada yang hanya seminggu,
sehingga tentu saja kualitasnya masih sangat jauh untuk dapat memenuhi
persyaratan yang kita harapkan (Soejipto,2009).
4. Jabatan yang Memerlukan Latihan dalam Jabatan yang Sinambung
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebgaai jabaan
prfesional, sebab hampir setiap tahun guru melakukan berbagai latihan prfesional,
baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit (Danumiharja,
2014). Malahn pada saat sekarang bermacam-macam pendidikan professional
tambahan diikuti guru-guru dalam menyetrakan dirinya dengan kualifikasi yang
telah ditetapkan. (Ingat penyetaraan D-II untuk guru-guru SD dan penyetaraan D-
III untuk guru-guru SLTP, baik melalui tatap muka di LPTK tertentu maupun

[PROFESI KEGURUAN] Hal 9


lewat pendidikan jarak jauh yang dikoordinasikan Universitas Terbuka)
(Soejipto,2009).
5. Jabatan yang Menjanjikan Karier Hidup dan Keanggotaan yang Permanen
Di luar negeri barangkali syarat jabatan guru sebgai karier permanen
merupakan titik yang palng lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah
jabatan professional. Banyak guru baru yang hanyabertahan selama satu atau dua
tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu mereka pindah kerja ke bidang lain,
yang lebih banyak menjanjikan bayaran yang lebih tinggi. Untunglah di Indonesia
kelihatannya tidak begitu banyak guru yang pindah ke bidang lain, yang lebih
banyak menjanjikan bayaran yang lebih tinggi. Untunglah di Indonesia
kelihatannya tidak begitu banyak guru yang pindah ke bidang lain, walaupun buka
berarti pula bahwa jabatan guru di Indonesia mempunyai pendapatan yang tinggi.
Alasannya mungkin karena lapangan kerja dan sistem pindah jabatan yang agak
sulit. Dengan demikian criteria ini dapat dipenuhi oleh jabatan guru di
Indonesia (Soejipto,2009).
6. Jabatan yang Menentukan Bakunya Sendiri
Karena jabatan guru menyangkt hajat orang banyak, maka baku untuk
jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri, terutama di
Negara kita. Baku jabatan guru masih sangat banyak diatur oleh pihak pemerintah
atau pihak lain yang menggunakan tenaga guru tersebut seperti yayasan
pendidikan swasta. Sementara kebanyakan jabatan mempunyai patokan dan
persyaratan yang seragam untuk meyakinkan kemampuan minimum yang
diharuskan , dengan demikian halnya dengan jabatan guru. Dari pengalaman
bebrapa tahun terakhir penerimaan caln mahasiswa LPTK didapat kesan yang
sangat kuat bahwa skor nilai calon mahasiswa yang masuk ke lembaga pendidikan
guru jauh lebih rendah dibandingkan dengan skor caln yang masuk ke bidang
lainnya. Permasalahan ini mempunyai akibat juga dalam hasil pendidikan guru
nantinya, karena bagaimanapun juga mutu lulusan akan sangat dipengaruhi oleh
mutu masukan atau bahan bakunya, dalam hal ini mutu calon mahasiswa lembaga
pendidikan guru (Soejipto,2009).
7. Jabatan yang Mementingkan layanan di Atas keuntungan Pribadi

[PROFESI KEGURUAN] Hal 10


Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai social yang tinggi,
tidak perlu diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam
mempengaruhi yang lebih baik bagi warga Negara masa depan. Jabatan guru telah
terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang anggotanya termtivasi oleh
keinginan utnuk membantu orang lain, bukan disebabkan leh keuntungan ekonomi
atau keuangan. Kebanyakan guru memilih jabatan ini berdasarkan apa yang
dianggap baik oleh mereka yakni mendapatkan kepuasan rohaniah ketimbang
kepuasan ekonomi atau lahiriah. Namun, ini tidak berarti bahwa guru harus
dibayar lebih rendah tetapi juga jangan mengharapkan akan cepat kaya bila
memilih jabatan guru. Oleh sebab itu, tidak perlu diragukan lagi bahwa
persyaratan ketujuh ini dapat dipenuhi dengan baik (Soejipto,2009).
8. Jabatan yang mempunyai Organisasi professional yang Kuat dan Terjalin
Rapat
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesioanl yang kuat
untuk mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Dalam beberapa hal,
jabatan guru telah memenuhi kriteria ini dan dalam hal lain belum dapat dicapai.
Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah
seluruh guru mulai dari guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan
atas dan adapula Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) yang mewadahi
seluruh sarjana pendidikan (Soejipto,2009).
Abuddin Nata (dalam Ramayulis,2013), secara garis besar menjelaskan
ada tiga syarat khusus untuk profesi seorang pendidik, yaitu:
1. Seorang guru yang professional harus mengetahui bidang ilmu
pengetahuan yang akan diajarkan dengan baik. Ia benar-benar seorang ahli
dalam bidang ilmu yang diajarkan.
2. Seorang guru yang professional harus memilki kemampuan
menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya (transfer of
knowledge) kepada murid-muridnya secara efektif dan efesien.
3. Seorang guru yang professional harus berpegang teguh kepda kode etik
profesi. Kode etik ini lebih dikhususkan lagi tekanannya pada perlunya
memiliki akhlak mulia.

[PROFESI KEGURUAN] Hal 11


Sehubung dengan itu menurut Ramayulis (2013), untuk menjadi guru ada
beberapa persyaratan yang harus dimiliki yaitu:
1. Syarat fisik, antara lain berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang
mungkin menggannggu pekerjaanya, tidak memilki gejala penyakit
menular sebab akan membahayakan peserta didiknya dan membawa akibat
yang tidak baik dalam tugasnya sebagai guru.
2. Syarat psikis, yaitu sehat rohani, dewasa dalam berpikir dan bertindak,
mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa
kepemimpinan konsekuen dan berani berbuat, berani menanggung resik,
berani berkorban dan memilki jiwa pengabdian.
3. Sayarat keagamaan, seorang pendidik harus yang beragama dan
mengamalkan ajaran agamanya. Disamping itu ia agama dan
mengamalkan ajaran agamanya. Disamping itu ia menjadi figure
identifikasi (uswatun al-hasaizah) dalam segala aspek kepribadiannya.
4. Syarat teknis, seorang pendidik harus memilki ijazah tersebut harus
disesuaikan dengan tingkatan lembaga pendidikan , jurusan, program
studi, tempat ia mengajar dan mata pelajaran yang diajarkan.
5. Syarat pedagogis, seorang pendidik harus menguasai metode mengajar,
menguasai materi yang akan diajarkan dan ilmu-ilmu lain yang ada
hubungannya dengan ilmu yang ia ajarkan. Ia juga harus mengetahui
psikologi terutama psikologi perkembangan, psikologi pendidikan,
psikologi agama bagi guru agama agar ia dapat menempatkan diri dalam
kehidupan peserta didik dan memeberikan bimbingan sesuai dengan
perkembangan peserta didik.
6. Syarat administratif, seorang pendidik harus diangkat oleh pemerintah,
yayasan atau lembaga lain yang berwenang mengangkat guru sehingga ia
diberi tugas untuk mendidik dan mengajar.
7. Syarat umur, seorang pendidik haruslah seorang dewasa. Dalam islam
kedewasaan itu disebut akil balig atau mukallaf.

C. Sejarah Perkembangan Profesi Keguruan


1. Sejarah Profesi Kependidikan

[PROFESI KEGURUAN] Hal 12


Perkembangan Profesi Keguruan kita ikuti perkembangan profesi
keguruan Indonesia, jelas bahwa pada mulanya guru-guru Indonesia diangkat
dan orang-orang yang tidak berpendidikan khusus untuk memangku jabatan
guru. Nasution (1987) mengekukakan perkembangan guru diIndonesia pada
mulanya guru diangkat dari orang-orang yang tidak memiliki pendidikan
khusus yang ditambah dengan orang-orang yang lulus dan sekolah guru
(kweekschool) yang pertama kali didirikan di Solo tahun 1852. Karena
mendesaknya keperluan guru maka Pemerintah Hindia Belanda mengangkat
lima guru,yaitu:
1. Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang
penuh.
2. Guru yang bukan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk
menjadi guru.
3. Guru bantu,yakni yang lulus ujian guru bantu.
4. Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior,yang merupakan
calon guru.
5. Guru yang diangkat karena keadaan yang sangat mendesak yang berasal
dan warga yang pernah mengecap pendidikan.
Walaupun jabatan guru tidak harus disebut sebagai jabatan professional
penuh, status mulai membaik. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru
Republik Indonesia(PGRI) yang mewadahi persatuan guru dan juga
mempunyai perwakilan di DPR/MPR. Dalam sejarah pendidikan guru
Indonesia, guru pernah mempunyai status yang sangat tinggi di masyarakat,
mempunyai wibawah yang sangat tinggi dan dianggap sebagai orang yang
serbatahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan kelas,
mendidik masyarakat, tempat masyarakat untuk bertanya, baik untuk
memecahkan masalah pribadi maupun sosial. Namun, wibawa guru mulai
memudar sejalan dengan kemajuan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan keperluan guru yang meningkat tentang imbalan atau balas
jasa. Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan Jepang dan awal
perang kemerdekaan. Secara perlahan namun pasti, pendidikan guru

[PROFESI KEGURUAN] Hal 13


meningkatkan jenjang kualifikasi dan mutunya saat ini lembaga tunggal untuk
pendidikan guru, yakni Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Pada penghujung tahun 2005,pemerintah telah mengundangkan profesi guru
dan dosen yang merupakan suatu pengakuan yuridis formal bahwa profesi
guru dan dosen adalah suatu jabatan profesi, yang selama ini hanya disandang
oleh Dokter, Insinyur,dan sejenisnya. Undang-undang sistem pendidikan
Nasional yang telah diundangkan belum begitu kuat untuk memberikan
pengakuan jabatan guru dan Dosen sebagai suatu profesi. Sehingga banyak
orang memandang jabatan guru dan Dosen sama sebagai pekerjaan kasar
sebagaimana yang dilakukan oleh buruh.
Kelemahan jabatan guru dan Dosen selama ini adalah karena pekerjaan
ini tidak dapat memberikan jaminan hukum, jaminan sosial, dan jaminan
hidup. Jaminan hukum artinya guru dan Dosen dapat diperlakukan oleh
semenamena oleh siswa, orang tua siswa, dan masyarakat, seperti
mengancam, memukul, dan sejenisnya. Sementara jaminan social dalam
kehidupan sehari-hari guru masih dianggap sebagai masyarakat kelas bawah
dan segi jaminan hidup, jabatan guru dan dosen tidak dapat memberikan
pendapatan dan penghasilan yang layak, karena itu mereka harus melakukan
kegiatan yang lain untuk menambah penghasilan dan jaminan masa depan.

2. Sejarah Lembaga Kependidikan


a. Masa Belanda
Pada awalnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman
Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia
Belanda (PG1-IB).Organisasi ini bersifa tunitaristik yang anggotanya terdiri
dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.
Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di
Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Tidak mudah bagi PGHB
memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status social
dan latarbelakang pendidikan yang berbeda. Sejalan dengan keadaan itu maka
di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru antara lain

[PROFESI KEGURUAN] Hal 14


Persatuan Guru Bantu (PGB), Perscrikatan Guru Desa (PGD), Persatuan
Guru Ambachts school (PGAS), Perserikatan Normal school (PNS), Hagere
Kweek school Bond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak
keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christeljke Onderwijs
Vereneging (COV) Katolieke Oriderwijs bond(KOB), Vereneging Van
Muloleerkrachten (WM), dan Nederlandsbidische Onderwijs Genootschap
(NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan
agama.
b. Masa Kemerdekaan
Kesadaran kebangaandan semangat perjuangan yang sejak lama
tumbuh, mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan
posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang
dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ketangan orang
Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada
kesadaran dan cita-cita kemerdekaan.Perjuangan guru tidak lagi perjuangan
perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan
Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak
merdeka. Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda(PGHB)
diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini
mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata Indonesia yang mencerminkan
semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata
Indonesia ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah
ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres
Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Melalui
kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas
perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama
dan suku,sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar,
pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik
Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan

[PROFESI KEGURUAN] Hal 15


Republik Indonesia. Didalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945
- seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia - Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik merdeka yang bertalu-talu,di tengah bau
mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka
serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan:
1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
2. Mempertnggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-
dasar kerakyatan.
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya. Sejak
Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya
bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

[PROFESI KEGURUAN] Hal 16


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah di atas kami menarik sebuah kesimpulan
dari pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan berdasarkan bisang keahlian
yang khusus dan kemampuan yang mempunyai tugas utama dalam
melayani masyarakat.
2. Syarat-syarat dari profesi keguruan yaitu sebagai berikut ini:
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
d. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang
permanent.
e. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
f. Jabatan yang lebih mementingkan layanan d iatas keuntungan pribadi.
g. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin
erat.
3. Perkembangan Profesi Keguruan kita ikuti perkembangan profesi
keguruan Indonesia, jelas bahwa pada mulanya guru-guru Indonesia
diangkat dan orang-orang yang tidak berpendidikan khusus untuk
memangku jabatan guru. Nasution (1987) mengekukakan perkembangan
guru diIndonesia pada mulanya guru diangkat dari orang-orang yang tidak
memiliki pendidikan khusus yang ditambah dengan orang-orang yang
lulus dan sekolah guru (kweekschool) yang pertama kali didirikan di Solo
tahun 1852.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk mencari lebih banyak literature yang
lebih relevan sehingga memperoleh data atau informasi yang lebih akurat
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dibidang pendidikan
yang terus maju seiring perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA

[PROFESI KEGURUAN] Hal 17


Danumiharja, Mintarsih. 2014. Profesi Tenaga Kependidikan. Yogyakarta: CV
Budi Utama.
Musriadi,2016. Profesi Kependidikan Secara Teoritis dan Aplikatif. Yogyakarta:
CV Budi Utama.
Ramayulis, 2013.Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia
Satori,Djaman, dkk. 2005. Profesi Keguruan: Universitas Terbuka
Setjipto,Raflis Kosasi. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Yogyakarta: PT. Imperial Bhakti Utama.
situs web:
http://cintakamiakdarbanafsaj.blogspot.co.id/2012/02/konsep-dasar-profesi-
keguruan.html. Diakses pada tanggal 11 Februari 2017.

[PROFESI KEGURUAN] Hal 18

Anda mungkin juga menyukai